Agnes menjalani kehidupan yang amat menyiksa batinnya sejak kelas tiga SD. Hal itu terus berlanjut. Lingkungannya selalu membuat Agnes babak belur baik secara Fisik maupun Psikis. Namun dia tetap kuat. Dia punya Tuhan di sisinya. Tapi seolah belum cukup, hidupnya terus ditimpa badai.
"Bagaimana bisa..? Kenapa Kau masih dapat tersenyum setelah semua hal yang mengacaukan Fisik dan Psikis Mu ?" Michael Leclair
"Apa yang telah Dia kehendaki, akan terjadi. Ku telan pahit-pahit fakta ini saat Dia mengambil seseorang yang menjadi kekuatanku. Juga, Aku tetap percaya bahwa Tuhan punya rencana yang lebih baik untukku, Michael." Agnes Roosevelt
Rencana Tuhan seperti apa yang malah membuat Nya terbaring di rumah sakit ? Agnes Roosevelt, ending seperti apa yang ditetapkan Tuhan untuk Mu ?
Penasaran ? Silakan langsung di baca~ Only di Noveltoon dengan judul "Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ATPM_Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Bibir Charles semakin mendekat, tinggal sejengkal saja dan Dia berhasil untuk menyatukan bibirnya dengan bibir Agnes yang sudah Dia damba sejak sebulan yang lalu.
“Charles ?” Panggil Agnes membuka kelopak mata. “Apa yang Kau lakukan ?”
Charles menyipitkan mata pelan dan bersuara, “Apa Kau sungguh tidak mengerti situasi seperti ini ?”
Tidak seperti biasanya Charles langsung mundur dan mengeluarkan alasan konyol. Kali ini keberaniannya menduduki angka tertinggi.
“Aku tidak bisa melakukannya, Charles.” Kata Agnes sambil menjauhkan tubuh Charles dari hadapannya. Dia menengok kebelakang dan nampak kosong.
“Kau sudah mengantar Laras terlebih dahulu ?”
Charles mengangguk dan kembali bersuara “Agnes, tersisa dua bulan lagi sebelum Kita resmi menjadi Suami Istri. Apa Aku bahkan tidak boleh mencium Mu ?” Tuntasnya dan kembali mendekatkan tubuh.
Lagi, Atensi Mereka beradu dalam jarak satu jengkal.
“Ya!” Tutur Agnes penuh keyakinan tanpa harus berpikir satu detik pun.
“Alasan. Aku butuh alasan!” Desak Charles dan semakin menipiskan jarak di antara keduanya.
“Aku hanya akan melakukan hal itu saat hubungan Kita sudah di berkati Tuhan dan sah di mata hukum.” Tutur Agnes tegas dan menahan tubuh Charles agar tidak semakin mendekat. Bisa-bisa hidung mancung keduanya akan segera bertemu.
“Kau tidak keberatan Aku melampiaskan has*rat ini pada wanita lain ?” Kata Charles yang ingin melihat respon Agnes. Apa Dia akan merasa tersakiti ? Apa dia sedikit saja ada rasa menginginkan Charles ?
Tidak ada jeda waktu yang lama. Hanya berselang satu detik dan Agnes kembali bersuara “Ya, Aku tidak keberatan!”
“Tapi Agnes—“
“Kau tau Charles ?” Potong Agnes yang kini memajukan badannya. Jarak hidung mancung mereka hanya setipis selembar tisu. “Alasan adanya wanita yang siap menerima has*rat kalian para lelaki adalah karena uang. Keluarkan uang Mu yang banyak dan lampiaskan hasrat Mu pada Mereka. Semakin banyak uang yang Kau keluarkan, semakin Top pula pelayanan yang Kau dapatkan...”
Agnes menepuk pundak Charles beberapa kali dan lanjut bersuara “...Tenang saja. Pikiranku tidak se kolot itu untuk marah atau cemburu pada Mu karena hal ini.”
Rahang Charles nampak jelas tengah mengeras. Keningnya saja sudah berkerut karena amarah yang naik keatas kepala.
“Keterlaluan! Apa sesulit itu untuk memberikan sedikit cinta Mu ?”
“Charles, apa yang Kau harapkan dari hubungan yang di atur oleh Orang tua ?”
“Aku saja bisa mencintaimu. Kau saja yang tidak ingin membalasnya—“
“Hentikan omong kosong ini Charles!” Lagi, Agnes memotong perkataan Pria pemilik Gold eyes yang saat ini tengah menahan emosinya.
“Cinta Mu itu sesuatu yang tidak bisa ku balas! Alasan ? Kau butuh alasan ? Karena Cinta Mu itu tertaut erat dan menjalin kasih dengan Ha*wa na*fsu. Na*fsu beringas yang Kau bungkus rapi dengan kata cinta. Dan itu bukan Cinta yang Ku inginkan. Aku ingin Cinta yang tidak melukai, Cinta yang membuatku merasa aman saat bersama. Dan sampai saat ini, Aku belum merasakannya dari Mu. Dari orang yang mengeluarkan Statement bahwa Kau Mencintaiku!”
“Kau!!” Cetus Charles dengan nada tinggi dan urat tangan yang sudah tercetak jelas.
Agnes membiarkan tangannya bergerak sesuai insting dan mencengkram kerah baju Charles. Tatapannya tak kalah tajam dan tak tersirat rasa takut sedikitpun. Atensi Mereka beradu pada ketinggian yang sama, dan Agnes pun berucap “Tidak perlu meninggikan suara, Tuan Charles Eklet. Aku tidak tuli! Amarahmu tersulut karena fakta yang Ku ucapkan ? Lebih baik gunakan waktu Mu untuk belajar mengendalikan Emosi. Jika tidak, akan berujung pada kekerasan dalam rumah tangga dimasa mendatang. Jangan berpacu untuk meningkatkan sikap negatif di dalam diri!”
Sambil melepaskan sabuk pengaman, Agnes lanjut bersuara.
“Terimakasih atas tumpangan yang Anda berikan, Tuan Charles Eklet. Selamat malam.”
Klek...
...Tahk!
Agnes sudah membuka gerbang rumah dan terus memacu langkah nya tanpa berbalik sedikitpun. Fakta ini semakin membuat Charles emosi sampai memukul Setir mobil.
“Arrggh, F*ck!” Umpatnya sambil menggaruk kepala yang tak gatal dan melajukan mobil dengan kecepatan tinggi ke arah sebuah hotel. Hotel yang sudah di reservasi atas nama nya beberapa saat yang lalu.
...***...
Charles sudah tiba di hotel. Pun sudah mendapat akses untuk masuk ke kamar VVIP yang sudah Dia pesan.
Di atas tempat tidur, sudah duduk dengan posisi sek*si, seorang wanita dengan Lingerie berbahan kain tipis, transparan juga pendek. Menonjolkan Dua gunung besar di dada yang tersaji montok dan berisi, beserta lekukan tubuh yang membuat kepunyaan Charles langsung mengeras.
Wanita ini sudah berhubungan dengan Charles sebulan penuh. Ini bukan kali pertama Mereka bertemu di hotel ataupun bercumbu di tempat umum namun sepi pengunjung.
“Selamat malam, Sayang~” Ucap wanita itu dengan nada menggoda dan sudah berdiri sehingga membuat dua gunungnya itu bergoyang.
Tanpa menunggu waktu sedetik pun, Charles langsung memotong jarak antara keduanya dan melumat habis bibir empuk wanita itu. Satu tangan kekar Charles bertengger di salah satu gunung berisi di dada, dan satu lainnya bertengger di bo*kong. Sambil berkelana dengan lidah di dalam mulut, kedua tangan Charles sudah meremas yang terasa kenyal. Meremas sampai menciptakan des*ahan-des*ahan keenakan dari Si wanita.
“Ugh, Charles.. Kau.. Hahh... Sangat terburu-buru malam ini.” Ucap si wanita itu yang terus di banjiri rasa nikmat.
Tangan yang berotot itu berkelana di area intim milik si wanita dan Charles pun bersuara, “Kau tidak suka ?” Sambil memasukkan dua jari ke dalam lubang yang nampak sudah sangat basah.
“Ahh..” Wanita itu meringis nikmat.
“Hem ? Kau belum menjawab. Kau tidak menyukai hal ini, Laras ?”
Charles mulai berkelana di leher putih Laras dan meninggalkan jejak-jejak kemerahan di sana.
Laras menikmati setiap sentuhan Michael, dan usai mengumpulkan tenaga, Dia pun menjawab “Ya.. Ahh.. Aku.. Aku menyukainya...”
Charles terkekeh dan melempar tubuh Laras di atas tempat tidur empuk. Penampilannya yang berantakan itu semakin membuat Michael bersemangat. Dia menanggalkan Kemeja dan celananya dengan cepat, dan nampak lah kepunyaannya yang sudah berdiri tegak nan perkasa.
“Huuhhh..” Nafas Laras berantakan. Hanya melihat Batang berisi yang berdiri kokoh itu sudah membuat lubang di bawahnya berair. Charles tidak perlu melakukan pemanasan yang lama untuk membuka jalan bagi kepunyaannya. Lantaran kepunyaan Laras sudah banjir air dan akan sangat gampang bagi Charles untuk memasukinya.
“Laras...” Panggil Charles dengan suara berat penuh naf*su “...Katakan yang Kau inginkan.”
Laras memperbaiki posisi. Membuka kedua kaki nya dengan lebar, dan bersuara “Masukkan ke dalam sini, Charles. Penuhi diri Ku dengan milikmu—"
“Ah!” De*sah nya saat batang besar dan panjang itu sudah masuk dalam sekali dorongan dan menyentuh sampai kebagian terdalam dirinya.
Charles langsung menggerakkan pinggang nya dengan cepat, meremas dan mencicipi dua gunung empuk yang tersaji di depan dan berulang kali menghentakkan miliknya dengan kasar.
Laraswati Odinma, yang menjabat sebagai Sahabat Agnes, kini berada di bawah Charles dengan des*ahan-des*ahan menggoda yang keluar dari mulutnya. Menikmati permainan kasar namun terasa nikmat ini dengan seluruh kesadaran penuh.
Baru berlalu lima menit, Mereka berdua sudah menemui kli*maks pertama. Tidak menunggu jeda, Charles langsung membalikkan tubuh Laras dan kembali memasukkan kepunyaannya lalu menghentak nya dengan keras dan kasar. Laras meringis nikmat karena jujur teknik permainan Charles tidak pernah mengecewakan. Selalu ada kenikmatan di setiap gerakan nya.
Tatapan Charles tertuju pada Laras yang saat ini tengah bereaksi dengan sangat ero*tis. Nafas nya yang tidak teratur benar-benar membuat Laras kegatalan dan mencumbu nya. Michael membalas ciuman itu dengan mood yang semakin membaik.
“Agnes... Kau yang bilang sendiri bukan ? Jangan salahkan Aku melampiaskannya pada wanita lain yang memiliki postur tubuh seperti Dirimu, dan berfantasi liar sambil membayangkan bahwa Dirimu lah yang tengah mende*sah nikmat di bawah Ku saat ini.” Ujar nya di dalam batin penuh kemenangan dan langsung bergerak semakin cepat karena hampir mendekati Kli*maks kedua.
...***...
Gimana ? Hem ? Gimana yang kalian rasakan Guys ? Kesel ? Silahkan torehkan di kolom komentar. Jangan lupa like juga ya. Sampai jumpa besok di bab terbaru Darling~♡.