NovelToon NovelToon
AKU BUKAN WANITA PEMBAWA SIAL

AKU BUKAN WANITA PEMBAWA SIAL

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:1.8M
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“DASAR WANITA PEMBAWA SIAL KAU, DHIEN! Karena mu, putraku meninggal! Malang betul hidupnya menikahi wanita penyakitan macam Mamak kau tu, yang hanya bisa menyusahkan saja!”

Sejatinya seorang nenek pasti menyayangi cucunya, tetapi tidak dengan neneknya Dhien, dia begitu membenci darah daging anaknya sendiri.

Bahkan hendak menjodohkan wanita malang itu dengan Pria pemabuk, Penjudi, dan Pemburu selangkangan.

"Bila suatu hari nanti sukses telah tergenggam, orang pertama yang akan ku tendang adalah kalian! Sampai Tersungkur, Terjungkal dan bahkan Terguling-guling pun tak kan pernah ku merasa kasihan!" Janji Dhien pada mereka si pemberi luka.

Mampukah seseorang yang hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama itu meraih sukses nya?

Berhasilkah dia membalas rasa sakit hatinya?

Sequel dari ~ AKU YANG KALIAN CAMPAKKAN.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DHIEN ~ Bab 04

Dhien ~ Wanita tangguh dengan hati teguh.

......................

Nek Blet seketika pingsan, dia tidak bisa menerima kabar duka ini.

Emak Inong melangkah gamang, seperti orang linglung kehilangan arah, air matanya sudah membasahi pipi.

Peti mati berwarna kayu itu digotong memasuki ruang tamu, tangisan Ayie terdengar histeris.

Kentongan dibunyikan, berita duka seketika tersiar di wilayah yang masih sepi bangunan rumah, dikarenakan masih awal pembukaan lahan.

“Emak!” Zulham yang belum mengerti, berlari ke arah ibunya.

Emak Inong menggendong Zulham, lalu masuk ke ruang tamu yang sudah ada beberapa orang, telinganya seolah berdenging, sama sekali tidak bisa mendengarkan percakapan sekitarnya, jiwanya seakan ikut tercabut bersama kepergian kekasih hatinya.

“Abang! Kau pergi berpamitan dengan badan segar bugar, lalu mengapa pulang hanya tinggal raga tanpa nyawa?!” Emak Inong tergugu memeluk peti mati suaminya, yang tidak diperbolehkan untuk dibuka lantaran kondisi almarhum Syamsul yang begitu memprihatinkan.

“Jangan sentuh anakku! Pergi kau pembawa sial!” Nek Blet yang sudah sadar menarik bahu menantunya, sampai Emak Inong terjengkang.

Zulham bertambah menangis kencang, kala melihat ibunya terlentang akibat dorongan sang nenek, dia membantu ibunya untuk bangun.

“Buk, dia suamiku! Tolong jangan halangi diri ini mengucapkan kalimat perpisahan!” pintanya memelas.

“Tak akan! Tahu begini, ku tentang mati-matian sewaktu dulu kalian hendak menikah! Dasar pembunuh kau Inong!” Nek Blet menuding wajah sembab wanita yang tengah hamil besar.

“Cukup! Tak elok bertengkar di depan orang yang sudah tiada!” Bapaknya Syamsul, menengahi.

“Duduk dengan saya saja!” Seorang ibu-ibu pelayat menarik tangan Emak Inong.

Setelah di sholati, jenazah Syamsul hendak dimakamkan.

Meskipun harus menjaga jarak, Emak Inong ikut mengantarkan ke peristirahatan terakhir, dia berjalan tanpa alas kaki sambil menggandeng tangan Zulham.

Tidak berselang lama, prosesi pemakaman singkat itu pun selesai, para pelayat kembali pulang ke rumah masing-masing, begitu juga dengan Nek Blet dan lainnya, baru setelahnya Emak Inong mendekati kuburan yang tanahnya masih basah.

"Assalamualaikum Bang! Semoga_” Emak Inong tidak dapat melanjutkan kata-katanya, dia menangis histeris seraya mengusap patok seadanya.

“Emak … Tak boyeh angis!” Zulham memeluk sisi samping sang ibu, berdua mereka sama-sama menangis.

‘Saya pulang dulu ya Bang! Ya Rabb, hamba mohon, tolong berikan tempat terindah bagi suami hamba, lapangkan lah kuburnya, sejatinya ia pria yang Sholeh dan penuh tanggung jawab.’

Emak Inong kembali berjalan pulang bersama dengan Zulham, mereka saling bergandengan tangan, begitu sampai di pagar bambu setinggi pinggang orang dewasa pekarangan rumah mertuanya, ia dikejutkan dengan teriakan menggelegar.

“Berhenti kau! Jangan pernah lagi menginjakkan kaki di rumah ini! Kau dan anak dalam kandunganmu tu betul-betul pembawa sial! Karena kalian, aku jadi kehilangan seorang Putra!” Nek Blet berkacak pinggang di teras rumah.

BUGH.

Ayie menjatuhkan satu kantong plastik besar yang berisi pakaian Emak Inong. “Pulang sana ke rumah mu! Kau bukan lagi seorang menantu, hanya Janda pembawa sial!”

Idris suami dari Ayie berusaha mengambil paksa Zulham.

“Emak!” Zulham meronta-ronta kala tangannya ditarik paksa sang paman.

Emak Inong berusaha tetap mempertahankan sang putra, tetapi dia kalah tenaga.

“Buk, tolong jangan pisahkan saya dengan Zulham!” Emak Inong berlutut di batas pekarangan, dia memohon, meminta kembali sang anak.

“Anggap saja si Zulham pengganti anakku yang kau bunuh!” ucap Nek Blet, lalu masuk ke dalam rumah dan membanting pintu.

Emak Inong tidak mengindahkan larangan tadi, dia berjalan dan menggedor-gedor pintu rumah ibu mertuanya. Suara tangis Zulham masih terdengar memekakkan gendang telinga.

Hari sudah semakin beranjak sore, tetapi Emak Inong tetap keukeuh berdiri sambil mengetuk pintu rumah. “Buk, kembalikan Zulham!”

Sekuat apapun dia berteriak sampai suaranya serak, tetap saja pintu terkunci itu tidak dibukakan.

Tetangga Nek Blet tidak sampai hati melihat sosok Emak Inong yang begitu memprihatinkan, perut besar, baju kumal, wajah sembab. Dia datang memberikan bantuan dengan mengantarkan Emak Inong pulang ke rumahnya di desa Jamur Luobok.

***

Di sinilah sosok wanita hamil tua itu, hidup sebatang kara di rumah peninggalan sang suami yang masih belum layak huni, lantai tanah, dinding papan, serta jendela karung beras bulog.

“Assalamualaikum ….”

"Walaikumsalam!” jawab Emak Inong sambil membuka pintu.

“Boleh kami masuk?” tanya dua sosok wanita yang sama-sama tengah mengandung.

“Mari masuk ... Nyak Zainab, Mak Syam!”

Tetangga Emak Inong datang dengan membawa barang terbungkus kardus mie instan.

“Maaf sebelumnya, bukan maksud kami hendak menyinggung perasaan Emak Inong, hanya saja ingin saling tolong-menolong sesama tetangga,” ucap Nyak Zainab.

“Ini ada pakaian serta perlengkapan bayi, untuk si Adek. Mohon diterima ya, Emak Inong!” sambung Mak Syam.

“Masya Allah. Terima kasih banyak, jujur saya belum punya baju bayi barang sebiji pun!” Emak Inong nyaris bersimpuh hendak mengucapkan beribu terima kasih.

“Tak boleh macam ni!” Nyak Zainab menggenggam tangan tetangganya.

Hari pun terlewati dengan begitu berat bagi Emak Inong, dipisahkan dari sang putra, ditinggal untuk selamanya oleh suami tercinta, kini dia berjuang bertaruh nyawa demi melahirkan anak kedua.

Dengan dibantu oleh dukun bayi, Emak Inong berhasil melahirkan seorang bayi perempuan nan cantik.

“Nak … Emak namai engkau ‘Dhien’, sesuai keinginan Ayah mu bila memiliki seorang anak perempuan!” ucap lirih Emak Inong seraya mengecup pipi kemerahan bayinya.

‘Sayang ... bila nanti anak kita perempuan, Abang ingin menamai nya ‘Dhien’, yang artinya Wanita tangguh berhati teguh.’

Sedari bayi, Dhien sudah diajak berjuang bersama ibunya, di gendong belakang kala sang ibu mencangkul tanah keras, diletakkan dalam kardus besar tanpa tutup sewaktu Emak Inong menjadi buruh cuci dan bersih-bersih di rumah Nyak Zainab.

KILAS BALIK SELESAI.

.

.

“Betulkan kalau Dhien tu wanita penurut? Cocok bila dijadikan pembantu gratisan?” tanya Ramlah calon ibu mertua Dhien.

Nek Blet dan Ayie saling pandang, lalu Nek Blet yang menjawab. “Tentulah, mana mungkin dia melawan! Sebab, ibunya sering sakit-sakitan, pasti nya tak mau menambah beban pikiran Inong!”

Ramlah manggut-manggut, lalu tersenyum culas. “Baguslah, tak payah ku upah orang lagi kalau macam ni ceritanya.”

Berakhir kesepakatan itu diterima oleh kedua belah pihak. Ramlah memberikan dua ekor Kambing jantan, sedangkan Nek Blet menjual sang cucu tidak di anggapnya, Dhien.

***

“Macam mana pulak bisa macam ni, baru sepuluh langkah sudah lupa lagi! Ini pasti gara-gara Mamak yang ngasih air tajin, bukannya susu!”

Dhien yang sedang mencabut rumput halaman rumahnya, mengernyitkan dahi kala mendengar suara cempreng, lalu dia berdiri.

“HEI KELENG!!”

Anak laki-laki berumur 8 tahun itu melongok kan kepalanya, dikarenakan rumah Dhien berada di bawah bukit tidak begitu menanjak. “Sedang apa Kakak disitu? Berak kah?”

Dhien berkacak pinggang, menatap nyalang. “Kalau tak mau parang ni melayang, sini kau, Ayek!!”

.

.

"Cukup segini 'kan, Dhien? Bila tak, biar ku petik lebih banyak lagi! Semoga saja langsung beda alam nya nanti!"

.

.

Bersambung.

Siapa yang sudah tak sabar ketemu salah satu anggota Trio Cebol?😆

Sebelum masuk ke inti, kita sedikit senang-senang dulu, biar nggak spaneng menghadapi keluarga titisan Fir'aun 🤣

Bila berkenan, tolong klik permintaan updatenya ya Kak🙏🥰

1
Iftitah Ifti
sangat bagus Dan memuaskan /Heart/
Irma Luthfah
novel nya keren Luar biasa
Ari Sawitri
aiiihhhh Ikhram kau membuat aku berbunga bunga 😍🤭🥰
Irma Luthfah
kalo waras mah kan alhamdulillah demen betul liat nya ini, eh bacanya maksud nyah
Irma Luthfah
ya Allah aku baca sambil ketawa ngik ngik loh ini
Cublik: 😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
Ari Sawitri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Mawar Hitam
Kapan ya kak Cublik bikin karya lagi. rindi sama trio cebol, si banh talzan, intan dan dua kembar usil dan Siron yang bijak.
Cublik: Awal bulan nanti ada karya baru Kak 💪🥰
total 1 replies
Ari Sawitri
aku kok yg deg deg an😄😄😍
duh Abang Agam bikin diriku malu🤭
Cublik: Hehehe 😁
total 1 replies
Farida P
Gmn kabar,Thor...
Kumenanti BONCHAP nya
Sehat selalu thor
Cublik: Alhamdulillah baik Kak, tapi lagi sibuk buat pesanan makanan 😊

Awal bulan rencana rilis karya baru ❤️
total 1 replies
Lina Suwanti
akhirnya Dhien berjodoh dgn Dzikri.....di tunggu kisah selanjutnya kak
Cublik: Terima kasih banyak ya Kak 🙏❤️

Awal bulan nanti Kak
total 1 replies
Lina Suwanti
ceritanya bagus kak,,saya bacanya berasa ada dlm cerita.....jg jd tau bagaimana kisah kehidupan para transmigran
bunda DF 💞
bagus bangeet ceritanya
Aira Azzahra Humaira
ah endingnya bagus sekali
terimakasih Thor cerita nya mantull
klu boleh kasih boncap dong Thor blm rela tamat
Cublik: Terima kasih kembali Kak 🙏❤️
total 1 replies
Aira Azzahra Humaira
mangka nya jadi orang jgn plin plan nyesel kan skrg kau yudi
Aira Azzahra Humaira
ah bang zie manis sekali
Ari Sawitri
mainan ku jaman SD 😄🤭jd bernostalgia ya😆😍
Lay
seperti biasa sangat bagus
Zainab Ddi
rasain Yudi Dhien Uda mau malah masih sama susan
Zainab Ddi
wah akhirnya gool ya Dhien malam pertama yg indah
Lina Suwanti
oooh....gara² petasan meriam punya Ayek trio cebol sampai harus kehilangan alis dll,,kirain jd percobaan rias Dhien😅maafkan ya Dhien dah suudhon😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!