Anaya Devaloka (21), seorang gadis muda yang terpaksa menjadi ibu susu bayi bernama Elnan Kavindra demi melunasi hutang ayah tirinya dan membiayai pengobatan mamanya.
Richard Kavindra (29), seorang CEO muda nan tampan dan terkenal playboy. Ia menyukai gadis seksi yang bertubuh langsing. Namun, ketika ia melihat Naya, semua tipe gadis idealnya seakan tak berlaku sama sekali. Ia terjebak pada pesona ibu susu baby Elnan anaknya.
Akankah Richard mampu meluluhkan hati Naya? dan bisakah Naya tetap teguh pada hatinya tanpa tergoda oleh Richard?
Follow Ig : @yoyotaa_
Dilarang keras untuk menjadikan cerita saya jadi konten!!!!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoyota, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - ASI Tidak Keluar
Keesokan harinya, Richard masih kesal karena Naya telah berbohong padanya. Meskipun begitu, Richard tetap meminta Naya untuk tetap menyiapkan pakaian untuknya bekerja juga menemaninya sarapan. Hanya saja sifat Richard yang berubah, tidak lagi menggoda atau banyak bicara seperti biasanya.
"Papa kerja dulu sayang," pamit Richard sambil mencium pipi Elnan. Lalu pergi menuju mobilnya.
Naya heran tingkah laku majikannya yang berubah dalam hitungan hari.
"Kenapa aku jadi merasa kehilangan? Rasanya berbeda. Seperti ada yang kosong. Tapi apa?" Naya bertanya pada dirinya setelah melihat mobil Richard keluar dari gerbang rumah.
"Oek ... oek ... oek ...."
Suara tangisan Elnan, seolah menyadarkannya dari kekosongan yang dialaminya.
"Kenapa sayang? Haus ya?"
Naya langsung mencari ruangan tertutup untuk menyusui Elnan. Namun, entah kenapa Elnan menangis tanpa henti. Naya pun tersadar, ASI nya tiba-tiba tidak keluar. Naya segera menutup kembali dadanya yang sudah terbuka. Ia mulai panik dan tak tahu apa yang harus dilakukan. Untungnya, Naya melihat Nani sedang berjalan melewati ruang keluarga. Ia langsung memanggil Nani untuk membantunya.
"Kak, sini!" pinta Naya.
"Ada apa Nay? Kenapa Elnan terus menangis? Segera kasih ASI Nay!" Nani bertanya sekaligus meminta Naya memberikan ASI nya pada Elnan.
"Nah, itu dia masalahnya kak, ASI ku tidak mau keluar. Bagaimana ini?" Naya masih kebingungan. Raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam pada Elnan.
"Ah, iya. Kau kan pernah melakukan pumping pada ASI mu. Sepertinya masih tersedia beberapa di dalam kulkas. Biar aku hangatkan dulu. Jangan panik Nay!"
Akhirnya Naya merasa lega, Nani datang di waktu yang tepat saat ia benar-benar membutuhkannya.
Elnan masih menangis kencang, Naya berusaha untuk menggendong Elnan sambil menepuk-nepuk b*kong bayi kecil itu supaya berhenti menangis.
"Semoga nanti siang ASI ku sudah keluar lagi. Kasian Elnan jika harus minum susunya dari dot."
Tangis Elnan tak kunjung berhenti, Naya pun membawa Elnan berjalan-jalan. Setelah 15 menit barulah tangis Elnan berhenti. Tentunya karena ia sudah diberi ASI Naya yang sudah dihangatkan.
"Nay, ASI yang ada di dalam kulkas sisa 8 botol. Semoga ASI mu cepat keluar. Jika masih belum keluar juga, lebih baik kau ke dokter untuk mengecek sebenarnya apa yang terjadi sampai ASI mu tidak mau keluar. Karena setahuku ada beberapa hal yang menyebabkan tersumbatnya ASI."
"Baik kak, akan aku ingat saran darimu. Nanti jika memang tidak keluar juga. Secepatnya aku akan ke rumah sakit."
"Tapi, sebelum itu, lebih baik kau cerita pada Tuan Richard. Karena kau masih dalam tanggung jawabnya sampai Elnan berhenti menyusui."
Di hati kecil Naya, ia tidak mau menceritakan hal ini pada Richard. Namun, yang diucapkan Nani memang ada benarnya juga. Ini semua demi Elnan. Pasti Richard pun akan melakukan apa saja supaya nutrisi Elnan terjaga dengan baik.
***
Di sebuah club malam, Richard, Alex dan Ethan sedang duduk sambil menikmati minuman yang memabukkan. Tak hanya itu, mereka di temani oleh beberapa wanita seksi yang belahan dadanya terekspos dengan gamblangnya.
Salah satu di antara wanita itu, tengah duduk di pangkuan Alex. Ia mendekatkan dadanya ke kepala Alex agar laki-laki itu tergoda.
Ethan heran, bukannya Alex menyukai Naya? Lalu kenapa ia kembali ke habitat aslinya lagi?
"Alex sudah menyerah."
Richard mulai membuka suara, seolah mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh Ethan.
"Wah, selamat! Akhirnya saingan mu yang hanya satu-satunya itu berkurang."
Richard tersenyum tipis membalasnya. Meskipun saingannya berkurang, tetap saja tidak mudah menaklukan hati Naya. Gadis itu tidak seperti gadis yang ia temui yang gampang luluh dan tergoda dengan uang ataupun belaiannya.
"Rich, bukannya tante sedang berada di luar negeri? Kenapa kau nekat sekali keluar malam sih? Apa kau tidak kasihan Naya mengurus anakmu sepanjang hari? Sedangkan kau malah asyik-asyikan bermain wanita disini. Dimana letak kebapaanmu?" cecar Ethan yang membuat Richard sedikit kesal.
"Bisa tidak jangan bawa-bawa orang rumah jika kita sedang berada disini? Aku sedang tidak mood membahasnya."
Mendengar jawaban Richard, Ethan langsung mengerti ada yang tidak beres dengan Richard. Alasannya kenapa, Ethan akan mencari tahunya sendiri.
Tak hanya Alex saja yang asyik bermain wanita, Ethan pun meraih tangan wanita yang duduk di sebelahnya untuk duduk di pangkuannya. Ia membelai wajah wanita itu. Lalu tangannya berhenti di bibir sang wanita. Alex langsung mendaratkan bibirnya di landasan pacunya. Saat bibirnya bergerak, tangannya pun tak ingin hanya diam saja. Ia meraba dada kembar milik wanita itu kemudian mer*masnya hingga si wanita mend*sah keenakan.
Rupanya, suara d*sahan itu bersahut-sahutan antara Alex dan wanitanya dengan Ethan dan wanitanya. Richard hanya menjadi penonton disana. Ia sedang tak bern*fsu untuk bermain wanita. Rasa-rasanya ia seperti sudah jijik dengan wanita yang ada disana.
Permainan Alex dan Ethan masih terus berlanjut, sementara Richard sudah tak tahan melihatnya. Mereka seolah akan melakukan hal lebih jauh lagi. Richard pun pergi meninggalkan kedua sahabatnya dengan kedua wanita malam tersebut dengan keadaan sadar karena ia tidak minum sampai mabuk.
Langit malam yang dipenuhi bintang-bintang terlihat begitu indah di matanya. Richard mengingat momen kala itu saat dirinya memeluk Naya dari belakang dan seenaknya mencium bibir Naya. Ia ingin melakukannya lagi malam ini.
Mobil Richard melesat jauh dari club malam dengan kecepatan tinggi. Kurang dari 30 menit, ia sudah sampai di halaman rumahnya. Keadaan rumah sudah gelap, itu artinya penghuni yang ada di dalam rumahnya sudah terlelap dalam tidurnya.
Richard memasuki rumah, ia melihat lampu kamar Elnan yang masih menyala. Kemungkinan besar Naya belum tidur. Satu kesempatan bagus untuknya.
Ketika sudah sampai di depan kamar Elnan, Richard hendak mengetuk pintu tersebut, hanya saja pintu terlanjur terbuka dan memperlihatkan Naya dengan baju tidur yang berbahan sedikit menerawang. Richard menelan saliva nya. Ia mengontrol g*irah yang ada dalam tubuhnya agar tidak langsung menerkam Naya.
"Eh, Anda mau melihat Elnan, Tuan?" tanya Naya yang sedikit canggung. Karena sejak pulang dari supermarket kemarin Richard terus mendiamkannya.
"Iya, apa dia sudah tidur?" tanya Richard.
"Belum Tuan, dia kalau di waktu-waktu seperti ini suka terbangun. Jadi saya harus begadang menemaninya," jawab Naya kemudian langsung berjalan ingin menuruni tangga.
"Kau mau kemana?" tanya Richard lagi.
"Mengambil ASI di kulkas lalu memanaskannya Tuan. Saya takut Elnan akan menangis nantinya."
Richard masih belum bisa mencerna apa yang dikatakan Naya.
Bukankah Naya sudah memiliki ASI di dadanya? Kenapa harus memanaskan ASI yang berada di kulkas? Harusnya memberikan Elnan susu langsung dari pabriknya kan?
***
Hai semuanya,
Salam hangat dariku ya.
Terima kasih sudah membaca ceritaku sampai di bab ini. Semoga kalian menyukainya.
Jangan lupa berikan like dan vote nya teman-teman.
Kalian bisa juga memberikan dukungan untuk yoyo dengan menonton iklan yang ada di kolom pemberian hadiah.
jangan lupa mampir juga di karyaku ya,🙏🏻
icad icad..