Bagimana jika dimasa lalu kalian dikhianatin sahabat kalian sendiri? Akankah kalian memaafkan orang tersebut? Atau kalian akan membalaskan dendam kalian?
Lalu bagaimana dengan hidup Calista yang di khianati oleh Elvina sahabatnya sendiri. Lalu kemudian ada seseorang laki-laki yang mengejar Calista, namun disatu sisi lain laki-laki itu disukai oleh Elvina.
Bagimana menurut kalian? Akankah Calista memanfaatkan moment ini untuk balas dendam di masa lalu? Atau bahkan Calista akan mendukung hubungan mereka?
Calista tersenyum remeh, lalu memperhatikan penampilan Elvina dari atas sampai bawah. "Pacarnya ya? Pantes, kalian cocok! Sama-sama baj**ngan!" Kata Calista tanpa beban, ia mengacungkan jari tengahnya sebelum ia pergi.
Kepo? Yuk simak cerita kelanjutannya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Njniken, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. tamu spesial
Tiba di gedung W. Seperti ucapannya tadi bahwa Calista masih ada kelas yang harus dia ikuti.
Barra pun semakin di buat penasaran dengan Calista. Untuk apa gadis itu berada di gedung W?
Barra pun melihat gedung itu dari atas sampai bawah. Gedung yang mewah bertulisan w di depannya itu dengan gambar koki disampingnya.
"Lo mau kelas apaan disini?" Tanya Barra jika di lihat-lihat ini adalah restoran.
"Menurut Lo!" Sahut Calista langsung turun dari motor sport Barra.
"Lo kerja disini?" Tanta Barra lagi membuat Calista jengah sendiri.
"Lo sangking nggak pernah sekolahnya tolol ya. Kan gue udah bilang gue ada kelas. Masak gue kerja? Udah Lo pulang Sono nggak usah jemput gue. Makasih tumpangannya!" Ucap Calista lalu kemudian hendak pergi namun tangannya di tahan oleh Barra.
Calista menggeram kesal. "Apa lagi!"
"Lo harus tetap pulang sama gue! Lo nggak akan bisa pulang pokoknya!"
"Terserah loh!" Kata Calista tak peduli lalu kemudian segera masuk ke dalam gedung w tersebut. Calista memang suka masak-masak. Sebab itulah dia ke gedung ini untuk kelas memasak.
****
Disaat yang sama, kini Elvina kesal sendiri. Bagaimana bisa si Barra itu malah tertarik dengan Calista? Bukankah dirinya jauh lebih menarik? Dia jauh lebih sexy dan bohay jika di bandingkan dengan Calista.
"Apa sih keunggulan si Calista? Figo aja ninggalin dia! Yaiyalah gue sexy dan menggoda banget!" Gumam Elvina bangga dengan dirinya sendiri.
Tentu ia tau bagaimana kesukaan Barra. Barra menyukai wanita yang sexy. Dan untuk mendapatkan Barra Elvina rela merubah dandannya menjadi yang sexy juga, meskipun di sekolah. Hingga ia memperketat semua seragam sekolahnya itu.
Elvina melakukan hal itu seolah buta. Dia lupa jika dia ini masih anak remaja. Apalagi itu disekolah. Seharusnya tidak boleh memakai pakaian yang ketat. Bahkan Elvina juga buta bahwa tidak semua orang menyukai hal yang sexy. Jika dia berpakaian seperti itu di sekolah, tentu teman-temannya ada yang memandangnya senang tapi juga jijik karena seperti wanita murahan di luar sana.
Tapi Elvina masa bodo, yang penting Barra meliriknya. Selama ini Elvina merasa Barra sudah semakin menyukainya. Karena Barra sering mengajaknya keluar rumah di malam hari. Apalagi untuk menemani Barra di balap liar.
Tapi mengapa sekarang Barra mengabaikannya lagi? Bahkan lebih memilih Calista?
Tidak, Barra tidak pernah tertarik dengan Elvina. Barra hanya memanfaatkan kehadiran Elvina. Namun Elvina tidak mengetahui hal itu.
Klunting!
Ponsel Elvina berbunyi. Elvina pun langsung melihat siapa yang mengirim pesan padanya.
Ia melebarkan matanya ketika membaca pesan itu.
Figo
El, kamu nggak jengukin aku? Aku sakit di rumah sakit. Kalau enggak juga nggak papa, tapi aku cuma mau ngabarin kalau aku sakit.
Dulu waktu aku sakit kamu selalu jengukin aku
Membaca pesan itu mendadak jadi sedih. Ia tidak tega melihat Figo yang sakit. Biar bagaimanapun sejujurnya hubungan Figo dan Elvina baik-baik saja. Namun karena Danita yang tidak setuju, Elvina terpaksa meninggalkan Figo demi Barra.
Elvina pun pergi ke minimarket untuk membeli roti dan buah-buahan.
Elvina
Share lock, kamu di rumah sakit mana?
Figo
Link (jl. 06 xxx)
Serius kamu mau kesini?
Elvina
Iya!
Setelah membeli buah-buahan dan roti, Elvina keluar dari minimarket tersebut laku kemudian menghentikan taxi di depannya.
Ia naik ke taxi itu untuk menuju ke rumah sakit Umum.
Tak butuh waktu lama, hanya sekitar 10 menit mobil taxi berhenti di depan rumah sakit umum J itu.
Elvina memberikan uang pada sopir tersebut laku kemudian keluar dari mobil itu dan segera masuk ke dalam rumah sakit itu.
Disisi lain, Barra sedang menikmati kesendiriannya di cafe good mood. Tepat sekali dia duduk di tempat outdoor dan melihat Elvina keluar dari mobil taxi.
Ya, cafe good mood itu berhadapan langsung dengan rumah sakit.
"Ngapain tuh cewek ke sana?" Gumam Barra melihat Elvina masuk ke dalam rumah sakit itu. Sejujurnya dia tidak peduli, namun ia juga curiga untuk apa Elvina ke rumah sakit?
Apa dia mau menjenguk orang? Atau dia hamil? Pikiran Barra tentu ke cewek murahan itu yang aneh-aneh.
Penasaran, Barra pun beranjak dari duduknya untuk mengikuti Elvina. Dari jarak jauh Barra masih bisa melihat Elvina yang berjalan di koridor. Hingga Elvina masuk ke dalam kamar nomor 12.
Barra pun mengintip dari jendela, sudut bibirnya terangkat ketika melihat Elvina menjenguk Figo.
"Bagus, kayak gitu terus lo! Ini sesuatu yang menguntungkan buat gue!" Ucap Barra. Lalu kemudian ia pergi dari rumah sakit tersebut.
Ia melihat jam, jam menunjukkan pukul 15.55 sore. Barra memutuskan untuk menjemput Calista ke gedung W tadi.
Sampai di gedung W, dari situ ia melihat Calista yang hampir saja masuk ke dalam mobil taxi. Barra pun berlari dan menghentikan Calista.
"Kan gue bilang pulang sama gue!" Ucap Barra memegang tangan Calista. Calista heran dengan Barra. Cowok itu niat sekali untuk menganggunya.
"Maaf ya pak nggak jadi." Ucap Barra pada sopir tersebut. Taxi pun melaju meninggalkan Calista.
"Lo sebenernya mau ngapain sih! Lo mau ajakin gue kemana? Lo tuh niat banget gangguin gue. Lo benar-benar nggak tau kalau gue se sibuk ini?" Ucap Calista geram sendiri.
Tapi Barra tidak peduli akan perasaan Calista. "Ya itu hukuman buat Lo! Gue akan selalu ganggu orang-orang yang gangguin gue!" Ucap Barra.
Calista ingin sekali memukul cowok ini. Namun beruntung karena kini mereka berada di tempat umum. Kalau orang lain lihat kan bisa malu!
"Naik!" Titah Barra. Calista pun menurut. Entah mau di bawa kemana dirinya. Jika memang mau di bawa ke tempat yang sepi maka Calista akan siap-siap memukuli cowok sinting ini.
Sampai di rumah yang terlihat sangat mewah itu. Barra pun menyuruh Calista untuk turun.
Calista sendiri menatap rumah itu ngeri. Pasalnya rumah itu terlihat sangat mewah.
"Ini rumah siapa?" Tanya Calista
"Menurut Lo?" Tanya Balik Barra. Lalu kemudian satpam membukakan gerbang rumah itu.
"Silahkan den, loh ada tamu toh den? Silahkan masuk mbak?" Ucap mang Jojo. Satpam di rumah Barra. Calista pun tersenyum ramah.
"Ayo masuk!" Ajak Barra. Calista pun berjalan di belakang Barra.
Barra membuka pintu lalu kemudian masuk ke dalam rumahnya. Lalu memanggil mamanya.
"Ma... Maa...." Teriak Barra membuat Calista meliriknya sinis. Nggak sopan Barra!
Mama Elina yang berada di kamar pun langsung keluar ketika anaknya memangil.
"Ada apa Bar?" Sahut mama Elina menemui Barra.
"Nih, tamu spesial mama udah datang." Ucap Barra membuat Calista menatap Barra bingung. Tamu spesial? Dirinya?
"Siapa eh---" ucap mama Elina tertahan ketika melihat Calista datang ke rumahnya. Calista pun tersenyum malu dan menyalimi tangan mama Elina.
"Sore tante!"
"Sore juga. Ayo duduk dulu. Kamu mau minum apa?" Ucap mama Elina. Dia sendiri juga bingung mengapa Barra membawa Calista ke rumah? Tapi, mama Elina senang! Calista terlihat jauh lebih cantik daripada di foto.
"Apa aja Tante!"
Barra tersenyum kecil melihat hal itu. "Nah, udah ada temen kan. Barra keluar ya. Nanti Barra pulang lagi. Selamat bersenang-senang!" Ucap Barra langsung keluar dari rumah.
Tentu Calista menatapnya galak. "Elo mau kemana?" Ucap Calista. Ekspresi itu membuat Barra gemas.
"Gue mau main. Elo disini aja. Ntar gue anterin pulang kok!" Ucap Barra dengan entengnya.
Calista benar-benar di uji disini. Bagaimana bisa ia di tinggalkan oleh Barra di rumah pemiliknya sedangkan pemiliknya keluar.
"Barra... Awas Lo!" Kata Calista dalam hati.