Demi menutupi skandal adik dan tunangannya, Haira terpaksa menerima pertukaran pengantin. Dia menikah dengan pria yang akan dijodohkan dengan adiknya, yaitu Aiden yang merupakan orang biasa.
Bagaimana jika Haira mengetahui bahwa Aiden adalah CEO Alexan Group yang terkenal tajir melintir?
Dan apa yang melatarbelakangi penyamaran Aiden menjadi orang biasa?
Yuk kita simak kisahnya.
Follow instagram @yenitawati24 untuk mendapatkan informasi terupdate.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekilas
Beberapa hari kemudian, Wanita gila sedang melamun, di kepalanya terlintas sebuah bayangan kejadian masa lalunya.
Flashback
Di sebuah gudang bekas di sudut kota yang jauh dari perumahan.
"Aku tidak mau bekerja denganmu lagi. Aku tidak mau menyakiti keluarga tuan William lebih jauh lagi!" Henri melotot kepada seseorang yang sedang berdiri di hadapannya.
"Oh, jadi kau ingin menentangku, ha? Apa tidak cukup saat aku membunuh adikmu di kolam buaya? Apa kini kau juga mau menyusulnya?"
Henri teringat akan adiknya yang pernah di ceburkan ke kolam penuh buaya beberapa tahun silam karena dia tidak mau menjalankan tugas untuk memata-matai William. Semua menganggap anak yang berusia 10 tahun itu sudah tak bersisa karena dimakan buaya, namun ternyata sang adik masih hidup karena para buaya hanya melukai bagian wajahnya saja. Adiknya di operasi untuk memperbaiki wajahnya. Alhasil, wajahnya berubah 180 derajat dan tidak ada yang mengenalinya.
Henri menyembunyikannya di sebuah panti asuhan agar dia tidak kenapa-kenapa. Dia juga mengganti nama adiknya tersebut menjadi Sarah.
Hingga saat William memberikan donasi ke panti asuhan tersebut, dia bertemu dengan Sarah. Sarah yang memiliki kepribadian yang pendiam dan tertutup bahkan terkadang tampak ketakutan saat berbicara membuat William merasa iba, dan memutuskan untuk mengunjunginya setiap dua minggu sekali. Dia ingin sekali mengangkat sarah menjadi adiknya namun, ibunya melarangnya karena keluarga mereka cukup terpandang.
Kembali ke Henri.
"Aku sudah bosan menjadi orang jahat. Aku tidak akan membiarkan kau melukainya. Aku akan menjaga keluarganya dari orang licik seperti mu!" Henri mengepal erat tangannya. Matanya menyorot tajam ke arah orang itu.
"Hahaha, sekarang kau berlagak seperti pahlawan rupanya," ucap orang itu.
"Baiklah, jika kau mau mengabdi padanya, aku akan membiarkan mu melakukannya." Tersenyum. 'Aku beri kau waktu satu hari untuk mengabdi padanya, setelah itu kau akan ikut ke neraka bersamanya' Batinnya.
"Benarkah? Kau membebaskanku?" tanya Henri nyaris tak percaya.
"Kau tau? Kau jadi mengingatkanku pada bawahanku yang sangat setia. Karena itu, aku akan melepaskanmu. Tapi ingat, jika ini bocor, maka aku tidak akan mengampunimu!" Orang itu melotot tajam.
"Baiklah, aku berjanji tidak akan memberi tahunya. Terima kasih," ucap Henri dengan mata berkaca-kaca. Supir polos itu tidak tau bahaya yang akan menghampiri nya setelah ini.
Henri pun pergi dari rumah itu. Dia pergi ke panti asuhan dan menemui Sarah. Sarah kini berusia lima belas tahun. "Sarah, mereka berkata tidak akan mengincar keluarga William lagi," ucap Henri dengan girang.
Sarah hanya tersenyum dan mengangguk. Dia tau kakaknya ini sangat polos, mudah terpengaruh, dan gampang percaya pada orang lain.
Sepeninggal Henri, Sarah pergi dengan alasan ingin membeli minuman dingin. Namun, dia tidak benar-benar membelinya. Dia pergi ke markas orang tersebut. Dia masih hapal letak markas dimana dia dibawa secara paksa ke markas tersebut dan dimasukkan ke kolam penuh buaya.
Dengan hati-hati dia menyelinap masuk. Sarah memang berbeda dengan Henri. Dia jauh lebih cerdas dan cepat tanggap. Itulah yang membuatnya selamat dari kolam buaya dulu.
Sarah berhasil menguping pembicaraan mereka.
"Dengar, besok mereka akan pergi ke proyek terbaru mereka dan membawa anak mereka. Saat mereka melintas di jln. Kenangan, kita serang mereka," ucap orang itu.
"Tapi mereka dikawal banyak penjaga, bos," ucap bawahannya.
"Kau tenang saja, aku sudah mengaturnya." Tersenyum menyeringai.
Sarah tidak melihat wajah orang tersebut, namun dia melihat tanda lahir dibelakang telinga orang itu. Dia juga melihat bekas luka permanen di pergelangan tangan sebelah kanan dan sedikit bekas luka jahitan di belakang lehernya.
"Kalian akan mulai operasi itu pukul 08.00 wib. Jurang dijalan itu akan sangat membantu pekerjaan kalian." Menyeringai.
Sarah terkejut, 'Aku akan menberitahukan ini pada tuan William. Kakak tidak akan percaya padaku' Gumam Sarah.
Dengan susah payah akhirnya dia keluar dari markas itu. Ternyata saat keluar hari sudah malam. 'Aku harus memberitahunya malam ini. Aku tidak bisa meneleponnya karena nomor telepon umum tidak dia kenal dan jika aku menelepon pengawalnya, aku hanya akan dianggap orang gila' Batin Sarah.
Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke rumah William. Namun, hal buruk terjadi. Saat dia sedang bejalan menuju rumah William, dia di serempet mobil dan membuat kakinya terluka. Bukannya bertanggung jawab, mobil tersebut malah lari karena takut. Dengan tertatih dia terus berjalan menyusuri jalanan sepi. Malam yang sudah larut membuatnya tidak menemukan angkutan umum atau taxi. Bahkan setelah mobil tadi, tidak ada kendaraan yang lewat.
Karena sudah tidak tahan, akhirnya dia beristirahat di sebuah emperan toko dengan alas kardus. Dia hanya ingin beristirahat sebentar, namun rasa lelahnya membuat nya terlelap hingga pagi hari.
Byurrrrr. Sarah merasakan guyuran air yang sangat banyak membasahi tubuhnya. Ternyata sang pemilik ruko menyiramnya agar dia pergi. Sarah beranjak dan melihat jam dinding di toko tersebut sudah menunjukkan pukul 07.45 wib.
"Tidak!!" Sarah langsung menyetop angkutan umum dan menuju ke lokasi tersebut. Namun, sang supir menolak untuk kesana karena jalanan itu bukan jalur angkutan umum.
Sarah pun turun di jalan yang berjarak beberapa ratus meter dari lokasi yang dia tuju. Dengan susah payah, dia menuju jalanan itu. Namun naas, saat sudah sampai di lokasi, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri saat mobil William jatuh ke jurang karena ada mobil lain yang hendak bertabrakan dengan mereka dari arah berlawanan. Diduga kakaknya terkejut dan membanting stir ke arah kanan.
Sarah berteriak histeris. "Tidaaaaaak, tuan Williaaaaaaaaaam!!!" Dia berteriak histeris dan menjambak rambutnya sendiri. Dia memukul-mukul tubuhnya karena merasa gagal menyelamatkan William.
Kembali ke masa sekarang.
"Aaaaaaaaaaaa, tidaaaaaaaaaak. Tuan Williaaaam. Jangan pergiiii!!!!"
Dean dan Wina segera datang setelah mendengar teriakan dari si wanita itu.
"Nyonya, kau kenapa?" tanya Dean sambil berusaha menenangkannya.
"Aku....Aku... Sarah. Aku sarah!!! Aku telah membunuh tuan William!! Aku gagal menyelamatkannya!!" Berteriak kembali.
"Sarah?" Dean melihat ke arah Wina.
"Mereka membunuhnya!!! Aku berusaha menyelamatkannya namun aku terlambat. Mobil itu hendak berlaga dengan mobil tuan William hingga kakak membanting stir ke arah jurang!!" Sarah masih berteriak tidak karuan.
"Nyonya tenanglah. Kau tidak bersalah. Kau bukan pembunuh. Tuan William orang yang baik, dia pasti sudah memaafkanmu," ucap Dean.
Sarah kembali terdiam. Dia kembali meringkuk di atas ranjang dan menangis terisak. Wina membelai rambutnya dan mengatakan hal manis padanya.
Sementara itu...
"Ini tidak bisa dibiarkan! Aku sudah sembuh tapi kenapa belum boleh pulang!" Teriak Haira sangking kesalnya.
"Haira tenanglah. Baiklah, aku akan meminta dokter mengizinkan mu pulang. Teriakan mu ini sudah membuktikan bawah kau benar-benar sudah sehat," ucap Aiden.
"Sekarang tarik nafas lalu keluarkan perlahan," ucap Aiden.
Haira pun melakukannya terus menerus hingga emosi nya meredam.
Aiden pun keluar dan menemui dokter. "Dok, sepertinya istri saya sudah bisa pulang. Dia sudah pulih. Berteriak pun sudah lancar. Hanya tinggal menghancurkan benda sekitar saja yang belum," ucap Aiden.
"Saya mengerti tuan. Beliau akan pulang satu jam lagi setelah surat rumah sakit keluar. Harap bersabar ya. Dan kalau boleh tolong barang-barang dalam ruangan jangan di hancurkan dulu," sahut sang dokter.
"Terima kasih dokter." Aiden pun kembali ke ruangan Haira dan memberitahukan perihal kepulangannya satu jam lagi. Haira bersorak kegirangan hingga tanpa sadar memeluk Aiden dan mencium pipinya.
Keduanya bersitatap setelah adegan itu. Haira tampak canggung setelah menyadari apa yang dia lakukan. Sedangkan Aiden, mungkin saat ini jiwanya sedang terbang ke langit.