Mertua Dan Ipar Dari Surga

Semua nya telah berkumpul untuk mendengarkan pengumuman akhir. Lomba kali ini, benar-benar berkesan bagi Hanin yang seumur hidupnya memang belum pernah mengikuti lomba.

Hanin tidak peduli jika ia menang atau kalah. Yang penting, ia sudah tahu bagaimana rasa nya ikut lomba.

Sejak kecil, Hanin ingin sekali mengikuti lomba yang diadakan di sekolah atau desa nya. Namun, Cantika tidak suka jika Hanin ikut.

Alhasil, Cantika yang selalu mendapatkan hadiah yang banyak karena selalu menang perlombaan. Jika Hanin ikut, Cantika takut ia tidak akan menang nanti nya.

"Apa kalian semua sudah siap untuk mengetahui siapa pemenang nya?" Ucap si pembawa acara.

Tidak ada yang menjawab. Karena mereka semua tidak bersemangat lagi. Mereka yakin jika mereka tidak akan menang.

Waktu yang diberikan oleh panitia benar-benar sangatlah singkat. Dan juga, bahan-bahan makanan letak nya tidak beraturan. Mereka kebingungan untuk mencari semua itu.

Beda dengan Hanin yang dengan santai menemukan semua itu karena sudah hafal bentuk nya.

Dan juga, Hanin mencari dalam keadaan santai dan tidak terburu-buru. Ia bisa lebih fokus karena santai dalam melakukan pekerjaan nya.

"Pemenang lomba memasak di Acara Sister Chef tahun ini adalah...."

Semua nya terdiam. Mereka yang ada di sana begitu penasaran dengan hasil akhir.

"Sup Ayam pelangi dari Grace."

"Yeeeee.. Aku menang lagi." Ucap Grace kegirangan.

Grace pun langsung menerima piala dan juga sertifikat penghargaan untuk yang ke sekian kali nya. Ia yakin jika ia akan menang lagi kali ini.

"Kok bisa dia yang menang? Bukan nya juri nya suka makanan Hanin? Ikan bakar nya sampai habis tak bersisa." Ucap Oma tidak terima.

"Benar itu. Dari bau nya saja sudah tercium jika ikan bakar Hanin sangat lah enak." Ucap Ibu Ambar yang juga tidak terima menantu nya kalah.

"Sudahlah. Nama nya juga perlombaan. Pasti ada menang dan kalah nya. Hanin aja masih bisa tersenyum itu,, lihat lah. Dia sama sekali tidak marah-marah." Ucap Opa mencoba untuk menenangkan seluruh keluarga.

Semua peserta akan kembali ke keluarga masing-masing. Namun tiba-tiba saja, si pembawa acara ingin memberitahukan sesuatu.

" Kepada seluruh peserta, jangan bubar dulu, ya. Karena akan kami umumkan sesuatu. Kali ini, berbeda dengan yang sebelum nya. Para juri telah menyiapkan satu hadiah lagi. Mau tahu apa?"

"Mauuuuu!" Ucap para penonton yang sedang duduk di kursi.

Semuanya penasaran dengan apa yang akan terjadi. Karena lomba tahun ini, berbeda dengan tahun sebelumnya.

Biasanya, hanya satu pemenang yang di umumkan. Hanya juara satu dan tidak ada juara lainnya. Tapi kali ini, Juri membuat pengecualian.

"Baiklah, untuk pemenang selanjutnya adalah, makanan yang bisa memukau para juri. Makanan favorit para juri. Adapun menu yang di pilih adalah, Ikan Bakar Rahasia."

"Horeeee." Teriak seluruh keluarga Hanin.

"Pemenang favorit kali ini, menu nya akan di pakai oleh para chef untuk restauran milik mereka. Dan setiap keuntungan, akan di bagi bersama. Selamat, kepada saudari Hanin." Ucap si pembawa acara.

Hanin pun menerima piala dan juga mahkota chef terfavorit. Ia juga mendapatkan hadiah yang lebih banyak dari Grace. Sertifikat juga tidak lupa di sandingkan dengan hadiah yang lain.

Grace merasa kesal kali ini. Mengapa Hanin yang menang jadi juara terfavorit par juri. Dan lagi, menu buatan Hanin akan di pakai dan di promosikan oleh para Chef nanti nya.

"Selamat ya Hanin. Hanin jadi juara terfavorit." Ucap Bu Ambar memberi selamat pada menantu nya itu.

Dan yang lain pun ikut memberi selamat pada Hanin saat itu. Mereka bergantian memeluk Hanin.

"Bang Abi nggak peluk Hanin?" Tanya Hanin saat melihat Abian hanya diam saja. Sebenarnya Abian bingung harus ngapain.

"Abi, kamu nggak memberi selamat pada istri mu? Ayo lah, peluk dan cium Hanin." Ucap kakak nya Abian.

"Iya, Kak. Hmmm,,"

"Kamu malu? Ngapain juga malu. Kan kalian udah sah jadi suami istri."

Abian pun mencoba mendekat ke arah Hanin. Dan tanpa menunggu lagi, Hanin langsung memeluk Abian terlebih dahulu. Tidak lupa Hanin mencium pipi suami nya itu.

"Terima kasih Bang Abi. Karena udah mengizinkan Hanin ikut lomba. Ini, hadiah nya untuk Bang Abi." Ucap Hanin sambil memberi amplop.

Jantung Abian sudah tidak bisa di kondisi kan. Hanya Hanin yang bisa membuat jantung nya tidak baik-baik saja. Apalagi saat Hanin memeluk nya dengan kuat. Ada sesuatu yang bangun padahal tidak izinkan untuk bangun saat itu.

Hanya Hanin yang bisa melakukan semua itu. Dan Grace, ia menatap kesal dan marah pada Hanin yang memeluk dan mencium Abian.

Bahkan dirinya saja tidak seberani itu dulu. Grace harus berhati-hati jika ingin menyentuh Abian. Karena jika salah sedikit saja, Abian akan marah dan mengabaikan nya.

"Loh, untuk apa hadiah yang nya diberikan pada suami mu? Suami mu kan uang nya udah banyak Hanin." Ucap Ibu mertuanya.

"Tapi kan Hanin juga pengen ngasih hadiah untuk suami nya Hanin."

"Emang nya Hanin mau ngasih hadiah apa?"

"Pendingin ruangan." Ucap Hanin yang membuat semua orang yang ada di sana heran.

"Untuk apa pendingin ruangan. Kan dikamar kalian udah ada." Ucap kakak nya Abian lagi.

"Mau Hanin letakkan di kamar mandi. Soal nya Bang Abi selalu berkeringat kalau berada di kamar mandi. Kan kasihan suami Hanin harus mandi terus semalaman karena kepanasan di sana.."

"Apa?"

Semua orang tidak ada yang tidak terkejut dengan kejutan Hanin. Jangan tanya seperti apa wajah Abian.