Cinta yang ngga mungkin bersatu. Malik Arkana Artha Mahendra sudah berusaha melupakan cinta terlarangnya pada Liliana Aldrin. Tapi kabar gadis itu masih hidup membuat cintanya bangkit lagi
Semoga suka, ya❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhir Dante?
"Dia Liliana?" Deva ngga bisa menyembunyikan kekagetannya melihat fakta fakta yang terungkap lewat kertas kertas itu.
Malik masih menatap serius kertas kertas yang menginformasikan kalo Cassie memang melakukan operasi plastik.
Bener, kan. Tapi kenapa gadis itu berbohong?
Dia juga sudah membaca data lupa ingatan gadis itu.
Malik teringat obat yang sudah dia berikan pada oma Khanza untuk diselidiki.
Obat yang bisa merusak saraf dan organ vitalnya.
Gila....! Opa omanya sampai meracuninya agar Liliana tidak mengingat apa pun tentangnya?
Rahang Malik mengeras.
Dia marah pada kakek nenek yang sudah meninggal dunia itu. Tega teganya meracuni satu satunya cucu mereka!
Ziyan menatap wajah Malik yang sama sekali tidak terkejut seakan sudah tau. Tapi dia menangkap kemarahan yang tertahan di sana.
"Sejak kapan kamu tau Cassie itu Liliana?" tanya Ziyan dengan tatap penuh selidik.
"Tadi malam," jawab Malik jujur.
Setelah aku ci um, lanjutnya dalam hati.
"Pantas kamu move on nya ke sana terus," kekeh Deva.
"Sudah ketebak. Pasti ngga bakalan bisa move on," kekeh Ziyan juga.
"Tapi syukurlah, gadis itu masih hidup," sambungnya setelah tawanya mereda.
Dia menatap Malik dengan tatapan lega
"Iya, tapi sekarang gadis itu lupa ingatan," tambah Deva juga ikutan lega.
"Ngga apa, yang penting gadis itu selamat dan baik baik aja. Lupa ingatannya ngga permanen, pasti ngga lama lagi dia bakal ingat dengan kamu, laki laki yang dia selamatkan," sambung Ziyan dengan senyum penuh ledekan di akhir ucapannya.
Malik mengabaikannya.
"Tapi kenapa dia harus dibuat lupa ingatan, ya?" Deva menatap Malik.
"Hanya biar ngga ingat kamu?" sambungnya lagi sambil menyeringai, mengejek Malik.
"Hemm....," respon Malik datar.
"Sudah jelaskan. Opa omanya mau bawa Liliana jauh sampai ke timur Jawa, biar ngga ketemu Malik," decak Ziyan.
"Mungkin buat ngubur masa allu keluarga mereka juga," tambah Ziyan bercocoklogi.
"Kasian juga Liliana. Terus terusan mengkonsumsi obat. Apa engga bahaya tuh," kesal Deva, kemudian menghembuskan nafas.
Bahaya banget, rutuk Malik menjawab dalan hati.
"By the way, daddy Fazza sama mami Vanda ngga apa apa, kan, kalo tau dia Liliana?" tanya Deva agak hati hati.
Semua anggota keluarga besar mereka sudah tau kejahatan keluarga Liliana. Terutama mamanya yang bukan perempuan baik baik. Papanya bahkan mafia.
Tapi bagi keluarga besar mereka yang paling mengganggu adalah masa lalu mama Liliana.
"Kalo mereka bisa menerima Hera yang punya bad moral, masa mereka ngga bisa nerima Liliana, yang sudah pernah menyelamatkan nyawa Malik dan punya good attitude," pungkas Ziyan.
Hening sejenak
"Ya, om Fazza pasti sekarang sedang mengawasi kamu, Malik. Pasti sudah direstuilah," duga Deva sangat yakin.
"Iya ya...." Ziyan manggut manggut.
Malik juga berpikiran sama. Apalagi tadi ada beberapa pengawal yang membantu.
Pasti dari daddynya, tebak Malik membatin.
"Malik, tugasmu cukup berat. Kamu harus lebih bersabar menunggu ingatan Liliana kembali," nasihat Ziyan.
'Ngga apa apa, ya. Yang penting Liliana masih hidup dan baik baik saja," tukas Ziyan menyahut.
Ya, tentu aku akan sabar, batin Malik. Menyadari gadis itu Liliana saja sudah menambah semangat hidupnya.
Sean, kamu telat tau info ini, batin Deva seakan mengejek sahabatnya yang sedang bersama istri istri mereka.
*
*
*
Dante makin terpincang pincang saat berlari menyelamatkan diri ke arah jalan.
Pengawalnya sudah menunggunya di pinggir jalan di depannya.
Dia sempat mengirimkan kode darurat pada pengawalnya, sehingga kini menjemputnya.
"Sial! Sial! Siialan!" Kata kata makian terus saja keluar dari mulutnya sejak masuk ke dalam mobil.
"Kita kemana tuan?" tanya supirnya.
"Ke vila."
"Siap, tuan."
Mobil pun melaju membelah keramaian jalan.
Tapi saat mereka mulai melewati jalan yang jauh dari keramaian yang menuju ke arah vila yang pinggirnya jurang dan ditumbuhi pohon pohon tinggi, Dante baru sadar kalo mobil mereka diikuti.
Dia kembali mengumpat dalam hati.
Bodoh! umpatnya lagi dalam hati.
Dia ceroboh sekali. Tidak ada anak buah yang diminta menyusulnya.
Dante yakin, dua orang pengawalnya tadi sudah tertangkap.
Di belakang ada beberapa mobil SUV hitam yang berkecepatan tinggi mulai mendekat.
Dante jadi teringat skema penyerangannya pada mobil oma opa Liliana dulu.
Mereka akan membuat mobil ini masuk ke jurang? Dia menatap pinggiran jalan di sampingnya.
Jurang yang cukup dalam dan terjal.
Tenggorokannya agak tercekat juga.
BRUG BRUG BRAK BRAK
Belum sempat dia berpikir mobil sudah bergoyang hebat karena ditubruk dari samping dan belakang.
"Tuan ngga apa apa?!" seru supirnya panik.
Dia berusaha menstabilkan mobil yang dia stir. Tapi belum sempat melakukannya, mobilnya dihantam lagi hingga kini memepet ke pinggir jurang.
BRUG BRUG BRAK BRAK
"Tuan, kita akan jatuh!" seru supirnya agak panik.
Kembali Dante menyumpah. Saat dia akan mengambil pistol di saku jasnya, terjadi lagi tubrukan yang membuat mobilnya yang sudah berada di pinggir jurang makin mendekat.
Bahkan ban depan sebelah kanannya sudah menggantung di pinggiran jurang.
TUK
Apes! Pistol Dante terlepas dari pegangannya.
"Damn it!!!"
Bersamaan dengan makian Dante, mobil kembali dihantam dengan lebih keras.
"Kita jatuh, tuaaannn!" seru supirnya tapi masih berusaha keras mengendalikan stirnya.
Tapi mobil itu meluncur cepat dam tak terkendali lagi ke dalam jurang, menerabas semak belukar dan terus meluncur ke bawah hingga hingga menabrak pohon besar yang ada di sana.
Bagian depan mobilnya rusak cukup parah dan mengeluarkan banyak asap.
Dante dan supirnya pingsan dengan kening berdarah akibat tubrukan dan terkena pecahan kaca depan mobil.
*
*
*
Fazza mengangkat telponnya. Dia masih berada di restoran bersama Jeff dan Devin.
Jeff dan Devin menatap Fazza, mereka memang sedang menunggu kabar.
"Bos, mobilnya sudah masuk ke dalam jurang. Kami perlu periksa keadaan orang orang itu?" tanya kepala pengawalnya yang diberikan misi untuk mencelakakan Dante.
"Tidak perlu. Kalo dia masih hidup, itu akan menjadi peringatan buatnya. Kalian pergilah. Bonus kalian akan ditransfer."
"Siap bos. Terimakasih banyak. Oh ya, sudah saya kirimkan video dan beberapa foto."
"Oke."
Ngga lama kemudian ada sebuah video dan beberapa foto yang dikirimkan kepala pengawalnya di layar ponselnya.
"Misi selesai?" senyum Jeff. Dia percaya kalo Fazza yang melakukannya.
Sekali itu saja mereka kecolongan.
"Ya."
Devin dan Jeff pun menatap video dan foto foto yang difoward Fazza dari ponselnya.
"Hemm.... Mungkin dia pingsan atau sudah mati," tukas Devin saat melihat keadaan mobil itu yang cukup parah kerusakannya.
"Mungkin."
"Kenapa ngga diamankan saja sekalian ke kantor polisi?"
"Dia pasti akan bisa lebih cepat dibebaskan. Biarkan saja. Pengawalnya di negara ini juga sudah ditangkap. Asetnya juga sudah disita. Dia ngga punya apa apa, lagi di sini," jawab Fazza enteng.
"Aku juga sudah meretas sebagian besar aset asetnya di Roma. Cukup sulit juga, karena jaringan mafia di sana sangat kuat."
Setidaknya beberapa hari ini meraka akan tenang, jauh dari gangguan Dante.
"Kamu sudah mengurusnya, ya," kekeh Jeff.
Devin tersenyum.
Betul kata papinya, dia harus banyak belajar dari Fazza.
Semoga ingatan Lili segera pulih
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
Liliana adalah Cassie,, Cassie adalah Liliana..
hayu ingat Cassie sayang., ❤
berdarah , pingsan, setelah sadar ingatan nya kembali.
Hera dpt karma atas perbuatan nya
maka jadi perempuan jgn murahan
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
kok Hendra di paksa ele... masak sih.... secara diumur beda jauh kan...
akibat Hera gatal sih maka nya Dy di gituin cowok
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
udah jelas² circle nya Malik Cs gak ada respect sama loe.. gak usah cari perhatian dech... bikin malu mommy Maona dan papi Bara aja
😖😖