“Ivory Esmeralda, apakah kau sedang mencoba untuk menguji kesabaranku sekarang? Bukankah sejak awal kau sudah menyetujui semua perjanjiannya?”
“Apa maksudnya Ivory Esmeralda? Namaku jelas-jelas Ivory Asteria, lalu kenapa … Sial, jangan katakan kalau dugaanku benar-benar menjadi kenyataan. Aku memasuki dunia lain?”
“Ingatlah, pernikahan ini hanya akan berlangsung selama 6 bulan lamanya. Jangan berharap aku akan memperlakukanmu sebagai seorang istri karena kau tahu sendiri bahwa aku telah memiliki seorang kekasih yang sangat aku cintai.”
Kalimat yang sama, ekspresi raut wajah dan nada bicara yang sama seperti yang di gambarkan oleh penulis dari novel yang berjudul ‘Kematian Tragis Permaisuri Raja Vampir’ yang Ivory baca sebagian sebelum dia terjatuh dari tangga begitu mendengar kabar tentang kecelakaan kedua orang tuanya.
“Benarkah aku memasuki dunia novel? Pengangguran menjadi Ratu, apakah mungkin? Bahkan Ratu Vampir, bagaimana jadinya nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Bertemu Karakter Tak Terduga
Suara bariton seorang pria membuat Ivory segera membalikan tubuhnya, dimana pandangannya langsung tertuju pada seorang pria yang mengenakan jubah hitam tengah berdiri tidak jauh dari tempatnya. Jangan lupakan senjata pembunuh vampire yang berada di tangannya, hingga Ivory bisa memastikan bahwa pria itu berniat membunuhnya di tengah keramaian.
“Apalagi ini? Apakah dia menggunakan sihir pembatas agar orang lain tidak mendengar ataupun menyadari keberadaan kami di sini? Jika itu benar, apakah dia pengguna sihir hitam seperti yang Denzel berikan? Ataukah dia seorang manusia yang memang ditugaskan untuk membunuhku dengan bayaran yang sangat mahal?” Dalam hatinya Ivory mulai bertanya-tanya dan menebak identitas pria di depannya saat ini.
“Sepertinya kau mulai ketakutan, Yang Mulia! Aku pikir kekuatanmu sangat hebat, hingga banyak vampire pembunuh yang organisasi kami kirimkan tidak ada yang kembali dengan selamat. Namun, melihatmu secara langsung hari ini, sepertinya kekuatanmu tidak sebesar itu,” ujar pria itu mencoba memprovokasi Ivory.
“Sial! Apakah aku akan berakhir di sini?” umpat Ivory dalam hatinya.
Ctezz ….
Hanya dengan jentikan tangan pria itu, keduanya langsung ber teleportasi ke tempat lain. Entah berada dimana Ivory sekarang, dia pun tidak tahu. Namun, dapat Ivory pastikan bahwa dia berada di wilayah terbengkalai melihat banyaknya bangunan yang tidak terawat dan bahkan sebagian hampir roboh.
“Mereka memintaku untuk membunuhmu tanpa ditemukan jasadnya. Bukankah ini tempat yang sangat bagus dan sesuai untuk pemakamanmu, Yang Mulia Ratu?” Pria itu menyeringai puas, mengira tugasnya bisa dia selesaikan dengan cepat.
“Mengapa kau bisa berpikir bahwa tempat ini menjadi tempat pemakamanku? Apakah kau tidak berpikir untuk menjadi tempat pemakamanmu saja? Padahal sudah sangat jelas tempat ini lebih sesuai untuk orang sepertimu dibandingkan denganku,” ujar Ivory yang tidak akan membiarkannya terbunuh dengan mudahnya.
“Hahaha … Kau memang Ratu yang sangat menarik, padahal ratu sebelumnya selalu berlutut memohon ampun untuk dibiarkan tetap hidup. Sementara kau bahkan terlihat tak kenal takut sedikitpun,” balas pria itu tertawa meremehkan.
“Baiklah, aku akan bersenang-senang dulu denganmu sebelum aku mengirim mu ke neraka.” Sambungnya.
“Cih, percaya diri sekali! Aku potong burungmu baru tahu rasa.” Bukan Ivory namanya kalau tidak membalas perkataan orang yang telah berani meremehkannya.
Jelas perkataan Ivory memancing kemarahan pria tersebut. Tanpa buang waktu lagi pria itu mulai menyerang, begitu juga Ivory yang tidak mungkin diam saja membiarkan dirinya terbunuh. Gerakan keduanya sangat cepat, sebisa mungkin Ivory menghindari senjata pembunuh vampire yang terus mengincar jantungnya dan melakukan serangan balik.
Hanya berbekal adegan pertarungan dalam novel yang dia baca dan film yang dia lihat, Ivory berusaha tetap bertahan sembari menunggu Ragnar dan Denzel menyelamatkannya. Lebih tepatnya, berharap Ragnar dan Denzel mau berbaik hati membiarkan dia tetap hidup dengan datang tepat waktu.
Dan benar saja, Ragnar dan Denzel langsung menyadari menghilangnya Ivory tepat sebelum vampire pembunuh itu ber teleportasi dengan menggunakan sihir hitamnya. Ya, mereka berdua langsung menyadari adanya sihir hitam di dekat mereka bersamaan menghilangnya Ivory.
“Energi ini?” ujar Denzel dan Ragnar serentak.
“Dimana Ratu sekarang?” Tanya Ragnar yang langsung mencari keberadaan Ivory di sekitarnya.
“Jangan-jangan energi itu ….”
“Denzel, kita berpencar! Segera cari keberadaan Ivory apapun yang terjadi dan hubungi Theron serta yang lainnya untuk ikut mencarinya,” sela Ragnar yang tida ingin membuang banyak waktu untuk berpikir.
“Baik, Yang Mulia!” jawab Denzel.
Ragnar dan Denzel pun segera berpencar untuk menemukan keberadaan Ivory. Ragnar terus melesat kesana kemari mengelilingi setiap sudut pasar berharap bisa menemukan keberadaan Ratunya, tapi rupanya tidak ada tanda keberadaan Ivory di area pasar itu. Denzel pun melakukan hal yang sama setelah menghubungi Theron, Dorian dan Elias untuk membantu pencarian.
...****************...
Beralih kembali pada pertarungan Ivory dan vampire pembunuh itu, dimana tenaga Ivory semakin berkurang drastic karena memaksakan kekuatannya. Berbeda dengan vampire pembunuh itu yang masih terlihat memiliki banyak tenaga hanya untuk membunuhnya.
Buagh … Duagh … Blarr
Tubuh Ivory terus dipukul, ditendang dan dilemparkan pada salah satu bangunan kosong hingga bangunan tersebut tak berbentuk lagi. Jangan tanyakan keadaan Ivory, sebab sudah jelas dia terluka cukup parah hingga memuntahkan darah segar.
Siapa sangka kekuatan pengendali pikirannya hanya berpengaruh beberapa menit pada vampire pembunuh kali ini. Mungkin karena sebelumnya, Ivory sudah memaksakan kekuatannya sehingga kekuatannya semakin melemah.
“Uhuuk … Uhuukk ….”
Untuk kesekian kalinya Ivory kembali memuntahkan darah segar, tubuhnya terasa sangat sakit karena membentur bangunan yang kini hanya menyisakan serpihannya saja. Pria itu kembali tersenyum puas, melihat Ivory yang sudah tak berdaya dan bisa kapan saja dia lenyapkan.
“Benarkah kau ratu dalam ramalan itu? Sungguh, jujur saja aku sangat terkejut dengan kekuatan pengendali pikiran yang kau miliki. Aku hampir saja mati, jika kekuatanmu itu terbangkitkan sepenuhnya,” ujar Pria itu sembari menginjak dan menekan kaki kanan Ivory cukup kuat.
“Argh …” Ivory jelas berteriak kesakitan, “Dasar bajingan pengecut, beraninya hanya menargetkan wanita lemah—”
“Lemah katamu? Jika aku membiarkanmu tetap hidup dan membangkitkan kekuatanmu itu, maka bangsa kami yang akan musnah di tanganmu. Jadi, mari kita akhir nasib buruk yang diramalkan itu sampai di sini saja … Dengan kematianmu, Yang Mulia Ratu!”
Pria itu bersiap menghunuskan senjata vampirnya untuk memotong leher Ivory detik itu juga. Sementara Ivory hanya bisa memejamkan matanya, menerima nasibnya yang ternyata tidak bisa menepati janji untuk menjadikan Ivory Esmeralda sebagai Ratu Vampir terhebat sepanjang sejarah.
Duagg … Brughh ….
Tapi siapa sangka seseorang datang sebagai penyelamatnya, seorang pria tampan dengan bulu di lengan dan dadanya yang tiba-tiba datang menendang vampire itu menjauh dari tubuh Ivory, hingga terlempar membentur bangunan kosong sampai hancur. Ciri-ciri pria itu bisa Ivory pastikan berasal dari kaum werewolf.
“Anda baik-baik saja, Nona?” tanya pria itu sembari membantu Ivory dan memastikan keadaannya.
“Tidak terlalu buruk, terima kasih sudah membantuku,” ucap Ivory, “Tunggu! Pria yang memiliki mata biru emerald dan emas dari bangsa werewolf. Bukankah dia … Rend Damien Xandrio, pemimpin Werewolf terkuat dengan status Enigma. Musuh utama Ragnar jika terjadi perang antar mahluk abadi, apakah aku seberuntung itu bisa bertemu dengannya?”
Ivory langsung mengenali identitas penyelamatnya itu, karena dalam novel hanya dia satu-satu werewolf yang memiliki warna mata berbeda
“Aish … Sialan! Sejak kapan bangsa werewolf bisa sesuka hatinya memasuki wilayah bangsa vampire, Hah?” umpat vampire pembunuh itu, karena aksinya berhasil di gagalkan.
“Aah … Maaf, sebenarnya aku tidak berniat untuk ikut campur dalam permasalahan kalian. Tapi sebagai pria sejati, aku tidak bisa membiarkan seorang wanita yang sudah tak berdaya terbunuh begitu saja di depan mataku.”
Bersambung ….
mampir absen mo ikut ngehaluin ivory yachhh😁😁
Ragnar apa yang kau pikirkan lagi cari tahu benar atau tidaknya.
Rend Damien Xandrio ternyata adalah orang yang sudah menolong Ivory.