Zeline terlahir kedunia ini hasil perbuatan bejat laki laki yang tidak bertanggung jawab,
Tumbuh besar dikeluarga Ayah kandungnya hanya penderitaan dan kesedihan yang Zeline rasakan, dengan caranya sendiri Zeline membalas sakit hatinya yang selalu dihina oleh keluarga ayah kandung nya
***
"kamu harus mengikuti apa yang papa perintahkan Zeline, jangan jadi anak pembangkang!"
Zeline hanya memandang kearah laki laki yang dia sebut Ayah.
"kenapa harus aku!"
"karena kamu tidak punya pilihan"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 04
Mendengar apa yang dikatakan oleh tuan Arkan membuat Hanum marah dan kesal, dia menyangka kalau majikan nya itu akan menyusul kekamarnya saat ini.
"Jangan mempersulit mbok Mar dengan sikap anda itu tuan Arkan, terima kasih anda sudah mau bertanggung jawab dengan bayi yang ada dalam kandungan saya ini"
"Tapi saya menolak bantuan anda itu tuan, saya bisa menghidupi anak saya sendiri, selagi saya masih hidup saya akan merawat dan menjaga anak saya ini"
"silahkan anda keluar dari kamar saya tuan Arkan, karena saya mau membereskan barang saya dan segera pergi dari sini" jelas Hanum
"Hanum tolong jangan menolak bantuan dari saya, saya akan sangat merasa bersalah karena telah membuat kamu menderita seperti ini" ucap Arkan
"Simpanlah rasa bersalah anda itu seumur hidup tuan Arkan, rasa bersalah itu akan menghantui sepanjang hidup anda, mungkin kalau dengan wanita lain anda bisa melepas tanggung jawab dengan memberikan sejumlah uang pada mereka"
"Tapi tidak dengan saya tuan Arkan, saya tidak akan menerima sepersen uang dari anda, nikmatilah rasa bersalah itu tuan Arkan, dan ingat kata kata saya tadi tuan Arkan" jelas Hanum
Arkan terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Hanum selama ini dia memang bermain diluar sana tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya, dirumah Arkan menjelma menjadi anak yang patuh sama mamanya dan suami yang penyayang pada istri nya.
"Mbok Mar, saya berangkat dulu jaga diri mbok Mar baik baik ya, kalau ada umur nanti kita akan bertemu lagi mbok, maafkan kalau saya ada salah selama bekerja bersama dengan mbok Mar" ucap Hanum setelah tuan Arkan keluar dari kamar kecil nya itu.
"Iya nak Hanum, sama sama mbok juga minta maaf kalau ada salah kata dan perbuatan" balas mbok Mar dengan mata yang sudah basah karena air mata.
"Jangan menangis mbok Mar, ini memang sudah jalan hidup saya, saya harus menjalani nya dengan ikhlas" jelas Hanum.
Setelah itu mbok Mar memberikan sedikit uang simpanan nya pada Hanum, agar bisa jadi pegangan dan membantu Hanum untuk memenuhi kebutuhan hidup nya.
Hanum segera membawa tas keluar dari kamar nya dan pergi dari kediaman tuan Arkan diam diam tanpa pamit pada siapa pun.
Arkan menatap kepergian Hanum dengan perasaan campur aduk dihatinya, dia memang tidak mencintai Hanum tapi hatinya merasa sedih melihat Hanum pergi dalam keadaan seperti ini, karena perbuatan nya yang sampai membuat Hanum hamil.
Arkan selama ini hidupnya dibawah kendali mama dan istrinya, dia tidak bisa melawan kedua wanita itu, mamanya sangat dominan dalam hidupnya, semenjak dia lahir sampai menikah semua harus sesuai keinginan mamanya itu, Arkan tidak diberi ruang untuk mengatur hidup nya sendiri.
Besok pagi, terjadi keributan dimeja makan saat sarapan pagi ini, karena Dania sudah mengadu pada nyonya Lucy masalah yang terjadi dengan Hanum tadi.
"Kamu keterlaluan Arkan, bisa bisanya kamu menghamili wanita murahan itu, kenapa kamu bisa tergoda oleh rayuan wanita rendah itu, mama tidak habis pikir melihat kelakuan kamu"
"Untung Dania masih bisa memaafkan kesalahan kamu itu, Dania sangat baik denganmu, cantik dan dari keluarga baik baik dan terpandang bisa bisanya kamu berbuat seperti ini terhadap Dania" ucap nyonya Lucy pada Arkan putranya itu,
Arkan yang dimarahi mamanya hanya diam, dia tidak mau menjawab apa yang dikatakan mamanya barusan, bisa panjang dan lama berdebatnya, mending diam dan mengalah, selama sikap diam dan mengalah yang dilakukan oleh Arkan, untuk menghindari
kemarahan mamanya.
"Apa kurang nya Dania dimata kamu Arkan, cantik berpendidikan, mencintai kamu , keluarga terpandang, ayo jawab apa yang kurang dari istri kamu ini Arkan" bentak nyonya Lucy
"Tidak ada yang kurang ma, Arkan salah maafkan Arkan ma" sahut Arkan
"Jangan minta maaf sama mama Arkan, kamu harus minta maaf sama istri kamu yang sedang hamil saat ini, kamu nggak takut anak kalian akan terganggu perkembangan nya didalam kandungan Dania haah" jelas nyonya Lucy berapi api
Tuan Wiratama hanya diam mendengarkan istrinya yang memarahi Arkan putra mereka, dia terus saja memakan sarapan nya, tuan Wiratama sudah tau tabiat istrinya ini yang selalu memanjakan Arkan sekaligus memaksakan keinginannya pada Arkan, sehingga Arkan menjadi laki laki yang tidak mandiri dan tidak punya pendirian.
"Sudah ma, Arkan sudah minta maaf pada Dania" sahut Arkan dengan wajah datar, Arkan seolah dia tidak punya kuasa terhadap dirinya sendiri.
"Awas kalau kamu ulangi lagi perbuatan seperti ini, untung Dania sudah mengusir wanita rendahan itu dari kediaman ini, mama yakin pasti kamu digoda sama wanita itu,
memang dari awal mama kurang suka saat dia mau bekerja jadi art di kediaman kita ini" ucap nyonya Lucy
Tuan Wiratama berdiri dari duduk nya, karena dia sudah selesai sarapan paginya dan mau berangkat kekantor.
"papa sudah selesai sarapannya pa? kenapa dari tadi papa diam saja tidak menegur kelakuan Arkan yang sudah membuat Dania kecewa dan marah" tegur nyonya Lucy
"Kan mama sudah memarahi Arkan, papa rasa sudah cukup dan lagian Arkan sudah dewasa ma, bukan anak kecil lagi biarkan dia mengatur hidupnya sendiri ma, mau sampai kapan mama mengatur hidup Arkan"
"Dan kamu Arkan belajarlah untuk menjadi laki laki sesungguhnya, jangan jadi laki laki pengecut seperti ini, apa yang telah kamu lakukan semua salah, kamu salah pada Dania dan kamu juga salah sama Hanum, kamu yang merusak masa depan Hanum dan sekarang kamu diam saja saat dia pergi dari rumah ini"
"Bagaimanapun sekarang Hanum sedang hamil mengandung anak kamu, dia juga cucu papa kenyataan ini tidak bisa disangkal, bagaimana pun kamu harus bertanggung jawab, kamu pikir saja sendiri apa yang harus kamu lakukan"
"Jangan selalu mengikuti kemauan mama kamu, belajarlah untuk bersikap jangan diam saja utarakan apa yang kamu inginkan, bukan hanya diam menuruti semua keinginan orang lain, tapi dibelakang kamu berlaku tidak sepatutnya, kamu paham apa yang papa ucap kan ini" nasehat tuan Wiratama.
"Iya pa, maafkan Arkan pa" sahut Arkan sambil menundukkan kepalanya
"Punya putra satu satunya tapi tidak punya sikap dalam hidupnya, mama terlalu memanjakan anak, jadinya begini tumbuh menjadi pria yang tidak punya rasa bersalah sedikitpun dalam hidupnya dan tidak tau apa arti tanggung jawab" gerutu tuan Wiratama
"Kok jadi nyalahin mama, mama hanya memberitahu Arkan apa yang baik untuk hidupnya" sahut nyonya Lucy dia tidak terima disalahkan oleh suaminya itu.
"Pergi kemana Hanum, apa kamu tau kalau dia sudah tidak punya siapa siapa didunia ini Arkan" tanya tuan Wiratama dengan suara yang sedikit keras
"Arka tidak tau pa" sahut Arkan tidak berani memandang wajah tuan Wiratama yang terlihat merah sekali saat ini, dia sangat marah dengan sikap Arkan .
mungkin jg anak yg di lahirkan dania meninggal jd arkan bw clara