Alvaro dan Liona telah menikah selama 4 tahun,Alvaro mempunyai kekurangan yaitu mengalami sperma encer.Liona selalu mencoba bertahan hidup bersama Alvaro karena suaminya itu memperlakukannya bagaikan ratu,Liona juga mempunyai toko butik yang telah dia buka selama 2 tahun,dan Liona adalah seorang perancang busana,Liona juga mempunyai sahabat bernama Sara,dan Alvaro suami Liona mempunyai seorang adik perempuan yang sangat cantik namanya Elvira dan telah menikah dengan seorang pria bernama candra.hubungan Elvira dan Liona sangat baik,bagaikan saudara kandung. suatu ketika Liona bertemu dengan teman masa lalunya yang bernama Cakra,dan Cakra ini adalah teman dekat Liona semasa kuliah dulu yang menyukai Liona,namun Cakra tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Liona sampai mereka lulus kuliah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANGGUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Cakra Ungkapkan Perasaannya Kepada Liona
Liona,yang telah berada di toko butiknya sedang mengatur beberapa barang jualannya yang di bantu oleh kedua karyawannya. Liona,juga mendapat orderan dari pelanggannya lewat online dan akan mengirimnya sore nanti.
"Titi,coba kamu letakkan dress ini di etalase ujung". Liona,menyerahkan 3 lembar dress rancangannya kepada Titi.
"Mira,tolong kamu letakkan kemeja panjang ini di etalase depan". Liona,memberikan beberapa kemeja panjang model wanita kepada karyawannya yang lain bernama Mira.
"Baik mbak" Mira mengambil kemeja panjang itu dari tangan Liona,lalu melakukan sesuai dengan perintah Liona. Saat Liona sedang sibuk mengatur barang jualannya,Sara tiba tiba muncul dihadapannya.
"Hai...rajinnya sahabatku mencari nafkah". Sara tersenyum kepada Liona
"Tolong...jangan mengganggu,aku sedang sibuk mengatur orderan". Liona,sama sekali tidak menatap kearah Sara,namun tangan Liona sibuk megatur dan memisahkan orderan pelanggannya.
"Siapa yang mengganggumu?aku juga pelangganmu loh" tangan Sara mulai memilih beberapa pakaian rancangan Liona yang tergantung diruangan itu.
"Kalau kamu tidak berniat belanja,jangan disentuh rancanganku" canda Liona.
"Kamu kok galak sih sama pembeli?" Sara kembali melihat beberapa rancangan Liona yang terpajang,termasuk rancangan Liona yang baru selesai dirancangnya.
"Liona,ini rancangan kamu yang kemarin kan?" tanya Sara yang mulai serius melihat rancangan terbaru Liona.
"Iya,aku baru saja menyelesaikannya...kenapa?" Liona,menatap kearah Sara dengan penuh tanda tanya,karena setahu Liona,minggu lalu Sara baru membeli beberapa lembar gaun milik Liona.
"Aku mau beli rancanganmu yang ini" Sara mengambil gaun yang terpajang itu dari lemari kaca,lalu menunjukkannya pada Liona.
"Bukannya minggu lalu kamu baru membeli beberapa lembar gaun milikku?" Liona,mencoba mengingatkan Sara kembali,dan Liona berpikir siapa tahu Sara lupa. Namun Sara meyakinkan Liona jika memang dirinya akan membeli gaun rancangan Liona yang baru itu. Sara,memang agak boros dibanding Liona, gaun ataupun pakaian yang dibelinya biasanya hanya dipakai beberapa kali,jika Sara bosan maka pakaian atau barang kepunyaannya akan di sumbangkan dan Sara juga mempunyai usaha salon yang telah di rintisnya selama 4 tahun.
"Aku,ingin pakai model yang baru lagi" ujar Sara.
"Memangnya...kamu mau kepesta?" tanya Liona dengan heran.
"Iya...aku mau kepesta,dan kamu juga akan ikut" Sara menatap Liona dengan senyum lebar,Liona mengerutkan alisnya menatap Sara dengan berbagai pertanyaan di pikirannya.
"Jangan membuatku penasaran Sara,pesta siapa?dan acara apa?" Liona meminta Sara menjelaskan secara rinci maksud ucapannya.
Sara,lalu mengatakan bahwa besok malam akan ada acara reunian teman seangkatan kampus mereka,dan lokasinya di sebuah hotel.
"Kamu tahu darimana?" tanya Liona dengan penasaran. Lalu,Sara mengatakan jika Cakra yang memberitahunya,karena kebetulan Cakra masih terhubung dengan beberapa teman kampus yang lain.
"Tapi...maaf Liona,aku terpaksa memberikan nomor ponsel barumu kepada Cakra" ujar Sara,sambil menatap wajah Liona dengan cemas,karena takut jika nanti sahabatnya itu marah terhadapnya karena sudah memberikan nomor ponsel Liona tanpa seijin sahabatnya itu.
Liona hanya terdiam,sambil terus mengatur barang jualannya untuk packing.
"Liona,apa kamu marah?" Sara yang melihat Liona hanya diam,mencoba bertanya sekali lagi.
"Aku tidak marah...kamu kan sudah terlanjur memberikan,jadi jangan di pikirkan lagi,Cakra juga teman aku kan?" ujar Liona,sambil menatap sahabatnya itu,Sara tersenyum kepada Liona.
"Baiklah,aku ambil langsung saja gaun ini ya?dan sekarang juga aku akan transfer". Sara lalu mengambil ponselnya dari dalam tasnya,lalu membuka aplikasi pembayaran dan segera mentransfer sejumlah uang ke rekening Liona.
"Nah...coba kamu cek rekeningmu Liona,aku sudah transfer" ujar Sara. Liona,lalu mengambil ponselnya yang terletak diatas meja kerjanya,dan membuka serta melihat aplikasi pembayarannya.
"Iya...sudah masuk nih,terima kasih Sara" ujar Liona dengan senang,Liona lalu memanggil Riri dan menyuruhnya membungkus gaun yang telah di beli oleh Sara,maka Riri segera melakukan perintah Liona.
"Aku pulang dulu ya,dan jangan lupa datang besok malam jam 7.00,nanti aku akan kirim lokasinya ke wa kamu" ujar Sara.
"Iya,terima kasih dan hati hati di jalan" Liona tersenyum kepada Sara,sambil memberikan gaun yang telah di bungkus oleh Riri.
"Mira...tolong hubungi kurir yang biasa antar paket kita,karena beberapa sudah aku packing". Liona,mengatur barang jualannya yang telah di packing dengan rapi,dan Mira menghubungi kurir yang memang biasa mengantar barang jualan Liona.
"Aku sudah menghubungi kurir kita mbak,dan katanya 30 menit lagi akan tiba" ujar Mira. Dan Liona hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Riri,Titi, aku keluar dulu untuk mengambil beberapa kain yang telah aku pesan,kalian jaga toko dulu ya?" pesan Liona.
"Baik mbak,dan hati hati" jawab Riri dan Mira.
Setelah Liona berpesan kepada kedua karyawannya,maka Liona segera keluar dari toko butiknya untuk mengambil kain pesanannya.Liona naik ke mobilnya dan melaju dengan kecepatan sedang menuju ke tempat toko kain langganannya. Saat dalam perjalanan,Liona melihat Cakra yang sedang berdiri di samping mobilnya sambil sedang memegang ponselnya.Liona,kemudian memberhentikan mobilnya dan keluar dari mobilnya lalu menghampiri Cakra.
"Kamu kenapa Cakra?kok berdiri di tengah jalan?"tanya Liona dengan heran. Lalu,Cakra mengatakan kepada Liona bahwa mobilnya mogok,dan sudah menelpon bengkel langganannya untuk datang. Karena kasihan melihat Cakra yang sedang kepanasan oleh terik matahari,Liona menawari Cakra untuk masuk ke dalam mobilnya dan berniat mengantar Cakra, tawaran Liona membuat Cakra sangat senang,karena bisa semobil dengan Liona,wanita pujaannya sejak lama.
"Terima kasih Liona" ujar Cakra yang menatap Liona di dalam mobil. Cakra sedikit gugup duduk di samping Liona.
"Di mana alamat kantor mu?biar aku mengantarmu kesana" Cakra,lalu memberitahukan alamat kantornya kepada Liona. Di dalam mobil,Cakra terus menatap Liona yang sedang menyetir,Liona yang sadar ditatap oleh Cakra merasa heran.
"Ada apa?kok kamu menatapku seperti itu?" Liona yang penasaran mencoba mencari jawaban dari Cakra.
"Liona...sejak duduk di bangku kuliah,kamu adalah wanita idamanku" ujar Cakra.
"Maksud kamu?" Liona mencoba bertanya lagi,dengan maksud ucapan Cakra yang agak lain dipikiran Liona.
"Aku mencintaimu sejak lama Liona,dan sampai sekarang aku tidak bisa membuka hati terhadap wanita lain" sahut Cakra dengan nada bicara yang cukup lancar. Liona,yang mendengarnya seketika kaget dan segera menginjak rem mobilnya,lalu berhenti di pinggir jalan raya.
"Cakra,kamu tahu kan kalau aku sudah menikah?"jawab Liona,sambil menoleh kearah Cakra yang sedang menatapnya.
***