Krystal Berliana Zourist, si badgirl bermasalah dengan sejuta kejutan dalam hidupnya yang ia sebut dengan istilah kesialan. Salah satu kesialan yang paling mengejutkan dalam hidupnya adalah terpaksa menikah di usia 18 tahun dengan laki-laki yang sama sekali belum pernah ia temui sebelumnya.
Kesialan dalam hidupnya berlanjut ketika ia juga harus di tendang masuk ke Cakrawala High School - sekolah dengan asrama di dalamnya. Dan di tempat itu lah, kisah Krystal yang sesungguhnya baru di mulai.
Bersama cowok tampan berwajah triplek, si kulkas berjalan, si ketua osis menyebalkan. Namun dengan sejuta pesona yang memikat. Dan yang lucunya adalah suami sah Krystal. Devano Sebastian Harvey, putra tunggal dari seorang mafia blasteran Italia.
Wah, bagaimana kisah selanjutnya antara Krystal dan Devano.
Yuk ikuti kisahnya.
Jangan lupa Like, Komen, Subscribe, Vote, dan Hadiah biar Author tambah semangat.
Salam dari Author. 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icut Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 4 : BOLOS & SIRKUIT
Pelajaran apa yang paling membosankan menurut kalian saat di sekolah? Matematika? Biologi? Kimia? Fisika? Atau sejarah? Atau mungkin seluruh mata pelajaran membosankan? Bagi Krystal, tidak ada satupun mata pelajaran yang menyenangkan, semuanya membosankan. Entah karena memang otaknya yang minimalis atau memang karena dirinya memiliki sifat pemalas yang sudah stadium akhir? Sudah sulit disembuhkan.
Untuk Krystal sekolah itu hanya sebagai label saja bahwa di usia nya yang ke 18 tahun ini ia adalah seorang pelajar. Ya, hanya itu, nyatanya di sekolah Krystal sama sekali tidak belajar, menghabiskan waktu sepanjang hari dengan tidur di kelas.
Hanya sesekali mengangkat kepala, menatap guru yang menjelaskan, namun entah apa yang dijelaskan guru di depan ia sama sekali tidak tahu. Hanya sekedar mendengar dengan malas, sesekali menguap, lalu kembali merebahkan kepala di meja.
Jika guru mulai muak melihatnya, ia akan di usir keluar kelas. Datang terlambat, masuk kelas, ambil absen, tidur, bangun, tidur lagi, guru muak, diusir, nongkrong di kantin atau bolos. Begitu terus siklus hidupnya selama 3 tahun menempuh pendidikan sekolah menengah atas, nah anehnya, Krystal tetap naik kelas.
Padahal tak jarang raport yang diterimanya hanya berupa lembaran kosong dengan catatan besar dari guru wali kelas.
'**TINGKATKAN PRESTASIMU**'
Cih, prestasi apa yang mau ditingkatkan? Punya prestasi saja tidak. Lucu memang.
"Ini si Bu Ruk, ngoceh nya masih lama nggak, sih? Laper gue ngedengerin nya." Ujar Krystal malas, sembari menyandarkan kepalanya ke jendela kelas.
"Hm, masih 3 jam lagi." Sahut Carletta setelah melirik jam dinding yang ada di kelas.
Erangan frustasi langsung saja lolos dari mulut Krystal. Lalu merebahkan kepalanya di atas meja. Mulai melenguh sangat bosan.
"Angkat kepala lo! Ntar Bu Ruk sadar, pantat bahenol lo kena pukul penggaris panjang maut punya dia lagi." Tegur Carletta.
Namanya Buk Rukmini, guru sejarah umur 50 tahun. Selain karena pelajaran sejarah adalah satu diantara banyaknya mata pelajaran yang membosankan menurut Krystal, karena penuh dengan hafalan ini dan itu.
Masalah lain yang harus di hadapi Krystal terkait pelajaran satu ini adalah guru yang mengajarnya. Selain tua, Bu Ruk itu galak, senjata andalannya adalah penggaris kayu sepanjang dua meter yang siap menghantam pantat kalian jika ketahuan bermalas-malasan saat jam pelajarannya.
Apa Krystal sudah pernah kena? Ck! Jangan ditanya lagi, penggaris itu sudah sangat hafal dengan rasa pantat Krystal.
"Ck! Kenapa sih harus ada pelajaran sejarah?" Keluh Krystal, dengan malas-malasan menegakkan tubuhnya.
"Karena negara kita merdeka. Lagian cuma sekali seminggu." Bukan Carletta, melainkan Sasa yang duduk di belakang mereka lah yang menyahut.
"Sekali seminggu tapi langsung di ulti 4 jam tahu nggak lo!" Kesal Krystal.
Sasa terkekeh pelan. Krystal melirik ke belakang, lantas mendengus, gadis polkadot itu sedang sibuk menscroll ponsel di tangannya. Sesekali tersenyum-senyum tidak jelas. Jelas saja Sasa leluasa memainkan ponsel, posisi duduknya sangat strategis di belakang dengan punggung Krystal sebagai penghalang.
"Cabut, yuk!" Ajak Krystal berbisik setelah melirik sekilas pada Bu Ruk yang masih menjelaskan pelajaran di depan.
"Sekarang?" Carletta menoleh.
Krystal mengangguk.
"Udah nggak betah gue sumpah. Sejak pagi ni kuping gue udah panas dengerin ceramah Pak Hasan, bentar lagi beneran resign kalau harus dengerin sejarah sampai 4 jam."
"Ayo-ayo. Gue juga bosan, nih." Sahut Sasa semangat.
Sementara Carletta mengendikkan bahunya acuh.
"Gue ngikut aja."
Setelahnya Krystal mengeluarkan smirk andalannya, sembari menaik turunkan alisnya. Ia lalu mengeluarkan korek api yang selalu dibawanya dari saku rok. Lantas memberikannya pada Sasa.
Kenapa Sasa? Karena diantara mereka bertiga hanya Sasa yang masih dipercaya guru, meski sedikit. Sementara Krystal dan Carletta sudah sering ketahuan belangnya soalnya. Mengedipkan sebelah matanya, Sasa lalu berjalan mendekat ke arah meja guru.
"Buk, Sasa mau izin ke toilet."
Bu Ruk sempat meneliti Sasa dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan curiga. Lalu bergantian melirik ke arah meja Carletta dan Krystal yang langsung pura-pura tidak melihat. Sebelum akhirnya Bu Ruk menghela nafas panjang dan mengangguk.
Tuh kan! Coba kalau tadi itu Krystal, sudah dipastikan tidak akan mendapatkan izin keluar. Padahal dulu pernah ia kebelet pipis banget, malah tidak di kasih izin, alhasil ia menahan pipis 4 jam, untung saja tidak kencing batu.
Itulah kenapa ada pepatah mengatakan. Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tidak akan percaya. Sekali bohong, meski sudah berkata benar pun, orang tetap tidak akan percaya lagi.
Setelah mendapatkan izin. Sasa bergegas melangkah keluar. Sasa tidak berbohong, ia benar-benar pergi ke toilet tapi bukan untuk buang air. Melainkan untuk melakukan misi rahasia agar rencana bolos mereka berjalan lancar tanpa ketahuan.
Sasa memanjat dan berpijak di atas tutup closet duduk tersebut. Tidak lupa dengan kertas ditangannya yang ujungnya sudah ia bakar. Lantas mengarahkan ujung kertas tersebut pada detektor kebakaran yang tepat tertempel di atas atap toilet tersebut.
Satu
Dua
Tiga
KRINGGGG!
Alaram kebakaran berbunyi nyaring.
"KEBAKARAN!!!"
Dalam sekejap SMA Panca Dharma kacau. Semua murid berlarian panik keluar kelas, tidak terkecuali kelas XII IPA 4 dimana dalang dari kebakaran KW itu berada. Krystal dan Carletta menahan tawa, lalu berhighfive sebelum ikut keluar dengan santai sembari menyandang ransel. Tidak lupa membawa serta milik Sasa.
Kondisi koridor benar-benar dipenuhi siswa-siswi yang berari panik, sehingga memudahkan Krystal, Carletta dan Sasa keluar dari sekolah tanpa takut ketahuan lagi. Karena kondisi benar-benar kacau dan heboh sekarang, guru-guru bahkan juga ikut berlarian panik. Jadi tidak ada yang melihat mereka keluar dari sekolah.
Untungnya lagi, Krystal dan Carletta itu punya kebiasaan yang sama yaitu memarkir motor di gedung belakang sekolah, sehingga jika sewaktu-waktu mereka bolos, kendaraan mereka tidak bisa di sandera oleh pihak sekolah.
Kedua motor sport itu melintasi depan gerbang sekolah Setelahnya suara teriakannya menggelegar Pak Hasan terdengar.
"KRYSTALLLL!! KEMBALI KAMUUU!!!"
Krystal tertawa dan semakin menaikkan kecepatan motornya. Meninggalkan kepulan asap di sana yang membuat Pak Hasan semakin mengeluarkan sumpah serapahnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Ih kalian mau balapan, ya?"
"Ck! Kan tadi udah gue bilang lo pulang aja. Ngeyel banget pengen ikut."
"Ish, biarin. Lagian gue tu bosen di rumah sendirian. Mam Papa kan lagi di London."
"Tapi lo juga nggak biasa sama dunia malam. Secara lo kan princess, apa-apa disuguhi, dimanjain, dilayani."
"Udah deh, nggak usah bawel."
"Awas ya lo rewel minta pulang."
"Iya-iya."
Setelah berhasil bolos dari sekolah tadi. Tiga gadis itu, Krystal, Carletta dan Sasa memang menghabiskan waktu dengan hangout di Mall seharian penuh. Pastinya setelah mengganti seragam mereka dengan pakaian kasual yang dibeli di Mall itu juga.
Tidak mungkin mereka berkeliaran di Mall memakai seragam sekolah sementara jam sekolah masih berlangsung. Sekarang sudah pukul 22.00 malam. Dan petualangan bolos mereka berakhir disini.
Sirkuit balapan.
Hal baru untuk Sasa yang notabene nya adalah baik-baik, yang tidak pernah keluar malam. Gadis polkadot itu memang sangat diprotek oleh kedua orangtuanya. Namun juga tdak jarang kesepian jika kedua orangtuanya sedang dinas keluar negeri seperti malam ini. Alhasil mau tidak mau mengekori Krystal dan Carletta adalah jalan ninjanya.
Tapi dunia malam bukan lagi hal baru bagi Krystal dan Carletta setiap hari, keduanya selalu menghabiskan malam di luar rumah. Kalian ingat hobi Krystal jika malam kan? Kalau nggak dugem ya balapan liar. Tapi berhubung malam ini Krystal ada misi rahasia, jadilah Krystal berakhir di sirkuit balapan resmi ini.
Di sirkuit balapan ini biasanya yang datang akan berombongan-rombongan atau bisa dikatakan per geng. Meski tida tergabung dalam geng motor manapun, Krystal sangat terkenal di kumpulan ini. Bagaimana tidak, nama dan wajah sering seliweran di sini.
Membiarkan Carletta terus berdebat dengan Sasa. Mata Krystal justru memandang sekitarnya yang dipenuhi oleh motor-motor sport mahal yang diparkir serampangan. Hingga bingar suara mesin motor juga memekakkan.
Banyak orang-orang yang berlalu lalang, berkelompok berdasarkan geng motor masing-masing yang dibedakan dengan warna jaket dan motif yang mereka kenakan.
"Hai, Krys." Daniel, nama laki-laki yang baru saja menyapa Krystal ini. Pengurus dari sirkuit balapan ini.
"Wah udah lama ya lo nggak ke sini. Apa kabar?" Ujar Daniel sembari ber-highfive dengan Krystal.
Lalu bergantian bergantian dengan Carletta.
"Apa kabar, Carl?"
"Fine, lo?" Balas Carletta seadanya dan balik bertanya.
Daniel tersenyum, sesekali mematanya melirik pada gadis yang berdiri di belakang tubuh Krystal.
"Tadinya sih nggak baik-baik aja, ya. Tapi setelah ngeliat Nona manis satu ini, gue jadi lebih semangat ngabisin malam. So, si manis ini teman kalian?"
"Don't touch!" Ujar Krystal dengan nada dingin yang mengintimidasi. Serta mampu menghentikan pergerakan tangan Daniel di udara yang hendak meraih tangan Sasa tadi.
Daniel mundur, lalu menyeringai dan mengedipkan sebelah matanya genit ke arah Sasa yang semakin merapatkan diri pada Krystal.
"Ital, mau pulang. Takut." Ujar Sasa menyerupai bisikan. Sungguh laki-laki bertato di hadapannya ini menyeramkan.
Krystal mendengus.
"Jangan ganggu dia. Kalau nggak mau mati." Ujarnya lagi-lagi dengan nada dingin mengintimidasi.
"Ya elah sensi amat lo. Gue bercanda. Ya kali gue macam-macam sama teman suhu. Gue cuma mau ngajak Nona manis ini kenalan aja kok." Daniel seketika tertawa.
"Dia nggak mau kenalan sama lo." Kali ini Carletta yang bersuara.
"Jagain nih bocah. Gue mau balapan dulu." Carletta mengangguk sebagai balasan.
"Siapin motor gue!" Krystal melangkah melewati Daniel begitu saja.
Daniel langsung meminta anak buahnya untuk melaksanakan perintah Krystal. Sebagai pembalap VIP di sini. Krystal harus mendapatkan service terbaik mereka. Menghindari mood gadis itu rusak yang nanti akan berubah menjadi malapetaka untuk sirkuit ini.