Syakira Aurelia Devi seorang wanita yang berhubungan dengan pria beristri, tak tahu jika kekasihnya memiliki seorang istri. Membuatnya harus berurusan dengan seorang pria kejam dan dingin yang sangat menyayangi adik perempuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TPG : Bab 10
Adrian pergi ke perusahaan seperti biasa, ia berjalan masuk dan sudah di sambut oleh puluhan pasang mata wanita yang dengan senang menyambut kedatangannya. Ia langsung masuk ke ruangan kerjanya, dan seperti biasa mengerjakan beberapa pekerjaan yang belum selesai.
Terdengar suara ketukan di pintu ruangan, Adrian pun menyuruh untuk langsung masuk. Wanita cantik dengan rok span pendek di atas lutut tersenyum ke arah Adrian, "Pak Adrian, ini dokumen yang anda minta." Ucap Selena dengan senyuman tipis, ia menjadi sekertaris Adrian setelah pria itu kembali ke Jakarta.
Adrian menganggukkan kepalanya dengan pelan, ia lalu memeriksa dokumen yang ia minta, namun matanya menyipit saat melihat sebuah kata yang salah penulisan serta isi dokumen yang terkesan asal-asalan.
"Siapa yang menulis ini?" Tanya Adrian.
Selena tersenyum tipis, "Saya pak." Jawab Selena dengan penuh semangat.
Adrian menatap serius wanita di depannya, ia langsung melemparkan dokumen yang tadi di berikan selena ke wanita itu. Selena terkejut saat Adrian melakukan hal itu, "Apa kau tidak becus bekerja?" Maki Adrian dengan tatapan tajam.
Selena terkejut tiba-tiba Adrian memakinya, "Kenapa pak, apa ada yang salah?" Tanya Selena dengan wajah yang panik dan takut.
Mendengar pertanyaan Selena membuat Adrian ingin tertawa, ia jelas-jelas melemparkan dokumen itu dan Selena dengan bodohnya masih bertanya seperti itu.
"Keluar dari perusahaan ku." Ucap Adrian dengan tatapan dingin, Selena yang mendengar hal itu terkejut. Ia tidak mengerti apa maksud dari kata keluar yang di lontarkan oleh Adrian.
"Baik pak, saya akan membenarkan kembali dokumen itu." Ucap Selena seraya merapihkan dokumen yang berserakan di atas lantai.
Mata Adrian langsung menyipit, "Apa kau tidak paham bahasa manusia?" Tanya Adrian dengan nada rendah, namun membuat tubuh Selena bergetar ketakutan.
"Aku bilang kau keluar dari perusahaan ku, bukan dari ruangan ku. Kau paham maksud ku bukan?" Tanya Adrian dengan mata yang menatap tajam ke arah Selena.
Kedua mata Selena langsung berkaca-kaca, ini adalah hari pertamanya bekerja dan dia sudah di pecat langsung oleh bos nya sendiri. Selena yang kesal langsung segera keluar dari ruangan Adrian, pria itu nampak kesal dan marah dengan karyawan yang bekerja tidak becus seperti itu.
Selena yang keluar dari ruangan Adrian dalam keadaan menangis pun menjadi bahan perbincangan di seluruh perusahaan, semua karyawan saling berbisik dan bertanya-tanya kenapa Selena bisa keluar dengan keadaan menangis seperti itu.
Adrian yang masih mengerjakan beberapa dokumen itu, menatap sosok yang masuk ke dalam ruangannya tanpa mengetuk pintu.
"Pak Adrian selamat siang." Sapa Pak John.
Adrian menyipitkan matanya, ia melirik pria di depannya dari atas sampai bawah.
"Emm... Ada apa?" Tanya Adrian dengan tatapan mata yang serius, tapi kemudian ia memilih mengabaikan dan kembali fokus ke pekerjaannya.
"Pak Adrian anda memang CEO di perusahaan ini, tapi anda baru masuk ke perusahaan ini." Jelas Pak John.
Mendengar perkataan pria paruh baya di depannya itu membuat John mengerutkan keningnya, ia kini menatap John dengan tatapan serius.
"Lantas, memangnya kenapa?" Tanya Adrian dengan mata yang menatap tajam pria di depannya.
"Saya Direktur di sini yang sudah sangat tergolong senior, dan dengan sikap anda yang memecat karyawan seenaknya itu adalah tindakan yang salah." Jelas John dengan tatapan mata yang serius.
"Jadi kau direktur yang sudah lama bekerja di sini, dan kau dulu bekerja dengan ayah ku?" Tanya Adrian dengan senyuman di wajahnya.
"Iya, dan saya harap anda mempertimbangkan lagi keputusan anda untuk memecat Selena. Dia adalah anak yang rajin dan genit, anak seperti itu tidak boleh di sia-siakan bakat nya." Jelas John.
Adrian tertawa ringan saat mendengar perkataan John, kini Adrian tahu arah tujuan dari pembicaraan pria itu.
"Apa yang orang yang memasukkan wanita yang tidak bisa bekerja itu ke perusahaan ku, bahkan dengan beraninya menyimpan wanita yang tidak berkompeten seperti itu sebagai sekertaris ku?" Tanya Adrian yang kini menatap John dengan tatapan tajam, John nampak terkejut saat melihat perubahan sikap Adrian kepadanya saat ini.
"Saya memang yang memasukkannya ke dalam perusahaan, tapi hal itu demi untuk perusahaan juga. Selena adalah anak yang cerdas, dia bahkan mendapatkan IPK 3.9. Anak secerdas Selena tidak bisa kita abaikan begitu saja, perusahaan butuh anak cerdas seperti Selena. Tapi anda malah memecatnya begitu saja." Jelas John yang kini menyalahkan sikap Adrian kepada Selena.
"Kau tahu ada beberapa hal yang bisa membuat ku marah... Pertama, aku tidak suka dengan karyawan yang tidak kompeten, kedua aku tidak suka dengan karyawan yang masuk dengan jalur orang dalam dan ketiga aku tidak suka dengan karyawan yang membangkang perintah. Dan kau telah memenuhi dua syarat yang membuat ku tidak menyukai mu.." Jelas Adrian seraya bersandar di kursi kebesarannya.
Kini John terdiam saat mendengar hal itu, "Perusahaan memiliki aturannya sendiri, dan aku adalah orang yang mengatur perusahaan. Mau seberapa lama kau bekerja di sini, kau hanyalah anak buah ku dan kau tidak memiliki wewenang dalam menentang perintah ku. Jadi jika kau merasa dirimu hebat, kau boleh urus surat pengunduran dirimu sendiri.." Jelas Adrian dengan tatapan serius.
Kini John langsung berkeringat dingin, ia tadinya ingin menggertak Adrian namun siapa sangka pria itu malah berniat untuk memecatnya.
"Maaf Pak Adrian, saya sungguh tidak bermaksud seperti itu. Tolong jangan pecat saya, saya berjanji tidak akan membuat kesalahan apapun lagi." Jelas John dengan tangan yang gemetar.
Mendengar hal itu Adrian terdiam, "Aku menghargai mu sebagai karyawan lama, jadi sebaiknya kau segera kembali bekerja. Sebelum aku berubah pikiran.." Jelas Adrian dengan tatapan dingin.
John yang mendengar hal itu, langsung segera pergi meninggalkan Adrian di ruangannya. Setelah kepergian John, Adrian memijat pelipisnya yang terasa sakit.