Wanita tegar dan nampak kuat itu ternyata memiliki luka dan beban yang luar biasa, kehidupan nya yang indah dan bahagia tak lagi ada setelah ia kehilangan Ayah nya akibat kecelakaan 10 tahun lalu dan Ibunya yang mengidap Demensia sekitar 7 tahun lalu. Luci dipaksa harus bertahan hidup seorang diri dari kejinya kehidupan hingga pada suatu hari ia bertemu seorang pria yang usianya hampir seusia Ayahnya. maka kehidupan Luci yang baru segera dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahayu Dewi Astuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Negosiasi
Seorang Pria dengan tubuh kekar berjalan lebih dulu dari empat orang pria lain yang berjalan dibelakangnya memasuki sebuha kamar rawat VIP tanpa izin.
"Siapa kalian, beraninya masuk tanpa izin." ucap seorang bodyguard Mr. Lim yang nampak marah melihat 5 orang pria tak dikenal masuk begitu saja.
"apa kondisi anda sudah membaik Mr. Lim?" tanya Simon dengan tenang.
"Apa tujuan kalian datang? siapa kalian?" tanya Mr. Lim dengan penasaran.
"Anda tidak perlu tau siapa saya, saya hanya perlu kesepakatan jika kejadian kemarin malam tidak akan diperpanjang lagi."
Mr.Lim dan anak buah nya tertawa kencang. "Apa kau utusan germo wanita itu? atau kau pria yang menyelamatkan tikus betina itu hah?"
tanpa banyak bicara pria itu membuka sebuah koper yang berisi uang pecahan 100 ribu. otomatis Mr. Lim dan anak buah nya menjadi diam, saling pandang karena uang yang begitu menyala didepan mereka.
"Kau bisa mengambil semua uang ini dan tinggalkan kota ini malam ini juga, jika saja kau berani mengganggu wanita itu maka kehancuran akan menghampirimu." peringatan keras dilayangkan oleh pria utusan William.
nampak tidak main-main, Mr. Lim cukup merasa gusar sepertinya lawan ia kali ini bukan orang sembarangan terlihat dari pakaian mereka yang rapi tapi memiliki tubuh atletis yang artinya mereka pandai dalam bela diri.
"Aku tak bisa meninggalkan kota ini nanti malam, masih banyak pekerjaan yang perlu aku kerjakan!" Mr. Lim tak menolak, tetapi membutuhkan waktu sedikit lebih lama.
tiba-tiba saja, dua orang pria maju mendekati Mr. Lim dan dua orang asistennya sembari menyodorkan senjata api. suasana menjadi sangay tegang. untung saja ini bangsal VIP maka perawat dan dokter tidak akan masuk begiti saja.
"Tinggalkan kota ini, atau kau dan 2 orang anak buahmu hanya akan menjadi mayat tanpa identitas."
"Ba..baik, ka..ka...kami akan pergi nanti malam." Ucap Mr. Lim ketakutan.
"Jika begitu jam 7 malam kami akan menjemput kalian disini. jika satu diantara kalian melarikan diri, kami pastikan kalian hanya akan menjadi daging cincang untuk santapan anjing-anjing lapar."
"Ba..baik Tuan."
kelima pria misterius itu segera pergi meninggalkan rumah sakit, sedangkan dengan tubuh yang masih bergetar dan jantung yang berdegup kencang Mr.Lim segera menghitung nominal uang yang terdapat dalam koper itu.
250 juta, bukan angka yang kecil mereka merasa bahagia asal harus meninggalkan kota ini nanti malam dibandingkan menjadi makanan anjing. Dengan otak liciknya juga Mr. Lim telah menerima konpensasi dari Madam Elsa sejumlah uang untuk ganti rugi atas kekacauan yang telah terjadi kemarin malam.
Didalam Mobil pria itu segera menelpon William dan mengatakan jika negosiasi mereka telah selesai, tugas terakhir hanya nanti malam mengantarkan mereka kepelabuhan untuk mengembalikan mereka kenegara asal.
Sedangkan kini Luci didalam rumah hanya duduk menyaksikan 7 orang pria yang sedang merapikan sebuah ruangan yang katanya itu akan menjadi kamar untuk dirinya, beberapa furnitur juga sudah datang dan itu sangat bagus. ruangan yang akan menjadi kamarnya sekitar 3x luas dari tempat tinggal yang ia sewa sekarang.
"Nona, apa kau memiliki keinginan khusus dimana kami akan meletakan furnitur ini?" tanya seorang mandor.
"Ah tidak, lakukan saja." perintah Luci malu.
"Baiklah, kami akan segera berbenah."
melihat pekerja bekerja dengam begitu cepat, Luci berinisiatif membuatkan mereka minuman dingin, ia juga akan bertanggung jawan jika saja nanti William marah padanya karena bahan minuman miliknya telah habis.
7 gelas lemon honey sudah siap, ia menyimpannya diatas meja dekat dengan tempat para tukang bekerja, begitu melihat minuman yang nampak segar satu persatu pegawai mulai mengambilnya dan meminumnya hingga habis.
Tok..tok..tok.
"Oh My God!! mengapa ruangan ini begitu berdebu.. iuh.." Seorang wanita berambut ice blue tiba-tiba saja masuk tanpa permisi.
"Maaf anda siapa?" tanya Luci sedikit khawatir.
"I'M Zee, You Luci? or Loser?" ucapnya dengan wajah menyebalkan, namun tiba-tiba saja ia tertawa terbahak-bahak seakan-akan ucapannya barusan lucu. "I'm sorry, Luci aku hanya becanda. karena kau terlihat jauh muda dariku."
"Apa tujuanmu kemari? keluarlah, jika tidak majikanku akan marah karena kau sudah menerobos masuk tanpa izin." Luci mulai kesal.
"o..oh wait! aku datang kemari atas perintah Mr. William. dia mengatakan jika aku perlu membantumu. maka dari itu aku datang untuk membawakan segal hal yang kau butuhkan."
Zee manarik Luci keluar, dan benar saja ia melihat beberapa box berukuran sedang tersusun tepat didepan lift.
"Apa itu?" tanya Luci penasaran.
"Nanti kau akan tau, bagaimana jika kita meminta beberapa orang untuk memasukan box ini kedalam rumah."
"hmmm baiklah." dengan nafas berat Luci meminta 3 orang pekerja untuk membantu dirinya dan wanita aneh itu membawakan beberapa box dari luar untuk dibawa masuk.
Entah apa isi dari box itu karena begitu selesai dimasukan semua Zee tidak segera membukanya ia malah kesana kemari melihat seisi rumah yang mebuat ia terkagum berkali-kali. Hingga akhirnya seluruh pegawai pergi dan telah menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu lima jam saja.
"Apa kau juga tidak akan pergi, Zee?" layangan pertanyaan sarkas dari mulut Luci membuat wanita jangkung itu hanya tertawa kecil sembari duduk didekat Luci.
ia membuka satu box secara random, kemudian ia mengeluarkan sepasang bikini yang sexy serta pakaian dalam lainnya tepat didepan wajah Luci. meskipun sesama wanita tapi tetap saja Luci merasa sangat malu.
"Apa yang kau lakukan Zee?? mengapa kamu membawa pakaian dalam kesini?" Luci nampak bingung.
"Yups.. apa aku perlu mengeluarkan hal semacam ini didepan para pekerja laki-laki nona cantik?? seperti yang sudah aku sampaikan diawal bahwa aku datang membawakan semua kebutuhanmu.salah satunya ini." ucap Zee sembari tereus mengeluarkan pakaian dalam yang tergolong banyak.
"Apa kau perlu membawa sebanyak ini? lagi pula aku tak mau memakainya ini terlalu mencolok dengan warna yang terang dan model yang terlalu sexi." ujar Luci.
Zee mengerutkan dahinya sambil mencerna ucapan Luci barusan, ia juga tak habis pikir dari mana seorang William menemukan gadis selugu dia, tentu saja ini sangat bertolak belakang dengan selera wanita yang pernah ia kencani sebelumnya.
"Tidak ada penolakan! karena ini selera Mr.William, okay?"
mereka terus membuka satu persatu box yang ada sembari mengeluarkan isi didalamnya. mulai dari pakaian sehari-hari, dress dan setelan yang bagus untuk pergi atau pesta, pakaian yang cantik untuk pergi berjalan-jalan, pakaian tidur yang sexy dan juga tipis serta piyama, skin care, alat mandi, alat kecantikan hingga pembalut semua ada.
ada sebuah gaun tidur berwana merah yang terus saja Luci tatap, itu nampak sexi tapi Luci menyukainya. Hal itupun disadari oleh Zee.
"Kau menyukai baju ini? pergilah mandi dan pakai baju ini." ujar Zee.
"Apa kamu gila, tidak mungkin aku menggunakan pakain itu disini. memalukan sekali jika tuan melihatnya."
"William akan menyukainya, percaya padaku." Zee memegang kedua pundak Luci untuk meyakinkan.
"Ah.. tidak, aku hanya seorang baby sitter. lancang sekali berpakaian seperti itu." Luci kembali melipat pakaian lain yang sekiranya bisa ia kenakan disini.
Zee yang mendengar jika Luci adalah seorang baby sitter tak kuasa menahan tawa namu ia coba menahannya, ia juga langsung berpikir kotor jika William cukup memiliki trik yang bagus untuk memikat wanita-wanita muda.
"Luci, bagaimana jika faktanya William ingin menjadikanmu wanitanya?!"
"Apa maksudmu, Zee?!"