Di dalam hening dan gelapnya malam, akhirnya Shima mengetahui sebuah rahasia yang akan mengubah seluruh hidupnya bersama Kim
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaLibra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Masih Mencintaimu
Saat berada di kota B, Kim sempat mengantar Andre ke rumah sakit karena mendadak mantan teman Cello tersebut mengeluh pusing dan mual setelah memakan sate cumi. Kim yang waktu itu bermaksud untuk ke kantin rumah sakit, siapa sangka, disana ia melihat kekasih hatinya sedang duduk berdua dengan seorang pria.
Penampilan Shima yang dua kali lipat lebih cantik dari saat ia antarkan ke kampung dulu. Dengan rambut diikat ekor kuda, memakai dress warna peach, begitu kontras dengan kulit putih Shima. Tapi, siapakah laki - laki yang berada di depan Shima? Suaminya kah? Tak mungkin pengunjung lain ikut duduk semeja dengannya bukan? Mengingat banyak bangku yang masih kosong di kantin rumah sakit tersebut.
Dadanya mendadak sesak karena melihat orang yang di rindukannya, yang dicarinya beberapa bulan ini, sedang duduk berdua dengan orang lain. Kim harus mencari tahu. Ketika hendak berbalik, Kim malah menabrak Umi hingga Umi terpental dan menyenggol beberapa botol saos yang tersusun di meja.
Bruuuk
"Eeh maaf Mas gak sengaja" Ucap Umi dengan cepat.
"Seharusnya saya yang minta maaf Mbak. Saya kurang hati - hati." Kim membantu merapikan kembali botol saos yang berjatuhan. "Mbak gak papa kan? Maaf saya buru - buru. Saya permisi"
Kim segera meninggalkan kantin menuju ke ruangan Andre kembali. Umi yang sempat terpukau dengan paras Kim, hanya mampu menggaruk kepalanya yang terbungkus hijab.
Shima yang melihat kegaduhan yang terjadi antara seorang pria dan sahabatnya, bergegas ia menghampiri Umi.
"Kamu gak papa Mi? " Tanya Shima memastikan.
"Gak papa Shi. Masnya tadi gak sengaja"
Shima kembali duduk dan disusul Umi.
"Kamu gak papa Um? " Kini giliran Andi yang bertanya.
"Gak papa kak" Jawab Umi seraya tersenyum.
Mereka melanjutkan makan. Hingga tiba tiba Umi tersenyum senyum sendiri.
"Kesambet kamu Mi? " tanya Shima.
"Kamu tahu gak Shi. Mas yang tadi ganteng banget tahu. Kayanya aku suka deh sama Mas yang tadi"
Shima segera meraup bibir Umi.
"Nyebut Ibuuuuuk.. Kenal juga enggak. Baru pertama kali ketemu juga. Kalau udah punya istri gimana? "
Umi mengangguk. Benar juga kata Shima. Apa ia harus mengubur kembali, impiannya untuk memiliki calon suami.
Andi yang sedari tadi menatap Umi, merasa kenyang seketika.
"Aku duluan ya Um. Biar kakak saja yang bayar makanan kalian. "
Andi beranjak dari tempat duduknya dengan wajah yang memerah.
"Calon kakak iparmu kenapa Mi? "
Umi hanya mengedikkan bahunya saja. Umi diam dan kembali mengingat pertemuannya dengan Kim tadi.
Setelah sesi makan usai, Shima segera kembali ke ruang inap Zayn karena sudah terlalu lama ia menitikan anaknya kepada perawat.
*
*
Zayn masih terbaring lemah dengan selang infus yang menancap di lengan kirinya. Bibirnya nampak pucat. Shima perlahan mendekati Zayn dan mengusap rambutnya.
"Anak Ibu yang kuat ya. Ibu sayang sama Zayn"
Shima berbaring di sebelah Zayn dan mengecup kening putra kesayangannya. Sedangkan Umi memilih duduk di sofa dan men_scroll akun sosmednya. Ia juga melihat grup chat keluarganya yang mendadak ramai tanpa membalas satupun pesan dari mereka yang kompak menandainya.
*
*
Andre sudah lebih baik dari pada saat pertama kali kedatangannya di rumah sakit. Kim menghampiri sahabatnya tersebut.
"Ndre, aku ketemu Shima"
Andre yang semula terpejam mendadak membuka matanya.
"Lu ngi_go apa gimana? "
"Beneran. Tadi di kantin"
"Terus? "
"Dia lagi makan sama laki - laki. Apa suaminya ya? " Kim menghembuskan nafasnya kasar.
"Gak lu samperin? "
"Gak. Aku takut ganggu"
"Alah. Lu dulu aja gak ada sungkan - sungkannya sama suaminya. Sekarang dia janda lu bilang takut ganggu? " Andre merotasi bola matanya.
"Sekian lama aku cari dia. Gak nemu informasi apa - apa. Kenapa aku ketemunya malah di rumah sakit ini.? Sama laki - laki pula. "
"Siapa yang sakit ya? Apa jangan - jangan, anaknya Shima?. "
Kim terdiam. Benar juga yang dikatakan Andre. Rasa cemburu sempat membutakan fikirannya. Ia segera bergegas menuju resepsionis.
Andre geleng- geleng kepala melihat kawannya yang mendadak bo_doh karena urusan cinta.
Kim berjalan tergesa menuju resepsionis. Sampai di lorong yang berbelok, ia bertabrakan dengan seorang wanita. Baru jam segini ia sudah bertabrakan dua kali.
"Maaf... " Kalimat Kim menggantung di udara. Kim mematung beberapa saat dan seketika membulatkan matanya. Kim segera berhambur memeluk wanita tersebut. Ia menangis tersedu. Air matanya tidak bisa ia sembunyikan. Ia peluk erat raga yang ia rindukan tiap malam. Sedangkan wanita yang dipeluk hanya diam, masih mencerna semua keadaan karena semuanya terjadi dengan begitu cepat.
Shima meronta meminta dilepaskan pelukannya. Bingung pada orang yang bertopi hitam di depannya yang asal peluk dirinya saja. Setelah ia amati beberapa saat, ia baru tahu ternyata ialah Kim. Laki - laki yang pernah menolongnya. Laki - laki yang mencarikan kedondong saat ia tengah mengidam. Laki - laki yang memberinya susu hamil. Mungkin jika disebutkan semuanya, kebaikan Kim tidak akan cukup di halaman ini.
"M_mas K_kim? "
Kim mengusap air matanya dan mengangguk.
Jadilah kini mereka berada di ruang Zayn. Kim melihat kondisi Zayn yang sangat memprihatinkan. Balita sekecil itu, harus merasakan sakit sedemikian rupa.
"Sudah berapa lama anakmu sakit? " Tanya Kim.
"3 hari demam hingga hari ini aku membawanya ke rumah sakit."
"Dimana kalian tinggal? "
"Aku tinggal di sebuah kontrakan. "
"Mulai sekarang, kamu harus pindah. "
"Pindah? Kemana? "
"Lingkunganmu kurang memadai untuk anak kita. Akan aku belikan rumah mewah untukmu. "
"Hey.. Hey.." Sela Shima dan ia menjentikkan jarinya di depan muka Kim. "Itu anakku saja ya. Kenapa jadi anak kita? "
"Hehe.. Kan nantinya juga bakal jadi anakku" Kim tertawa.
Umi yang terbangun dari tidurnya karena berisiknya suara mereka berdua, melongo menatap wajah Kim sepersekian detik. Kantuk yang tadi sempat menderanya, hilang tak bersisa. Kim yang mendapati kehidupan makhluk lain di ruangan tersebut, menatap Umi.
"Loh.. Mas kok ada disini? Aku gak apa - apa mas. Mas gak usah khawatir sama aku" Pipi Umi bersemu merah.
Kim menatap Shima meminta penjelasan tapi Shima hanya menggeleng pelan.
"Maksud Mbak apa ya? " Tanya Kim.
"Bukannya Mas nyari aku ya? "
"Tidak. Saya kemari menjenguk anakku"
Shima dengan senang hati menggeplak tangan Kim.
"Ahh.. Sakit banget tahu. Istriku kalau marah sadis ya" Kim mengusap lengannya yang panas.
"Mas Kim jangan bikin gosip baru. Aku mau hidup tenang" Ucap Shima memperingatkan.
"Aku mencari kamu berbulan - bulan. Aku juga ke kampung bertemu Mas Devan. Aku kaget saat aku tahu, kamu pergi dalam kondisi hamil. Mas Devan sekarang lagi sakit. Kanker prostat. Ia juga berpesan padaku jika aku harus mencarimu karena hanya anakmu keturunan selanjutnya dari keluarga suamimu. Mas Devan sampai kapan pun tidak akan punya anak" Papar Kim panjang lebar.
Shima terkejut mendapati fakta terbaru dari mantan kakak iparnya. Ia turut prihatin pada Devan dan bagaimana sekarang nasib Santi. Akankah nanti ia juga akan pergi dari keluarga Baskara seperti Shima? Jika Shima pergi karena Cello tak menginginkannya, beda dengan Santi yang nanti akan pergi karena kepergian suaminya.
"Jadi kalau Kak Devan tidak memintamu mencariku, kamu tak akan mencariku kan? " Tebak Shima.
Kim terkekeh.
"Memang kamu pikir apa yang membuat aku mencarimu sampai ke rumah kakak iparmu."
Detik berikutnya Kim menatap Shima dan menegaskan "Aku masih mencintaimu SHIMA KINARA AISYAH."
Shima tertunduk malu. Berbeda dengan Umi yang meluruhkan bahunya. Hilang sudah kesempatannya untuk memiliki calon suami saat ini.