kisah seorang wanita yang berjuang hidup setelah kehilangan kedua orang tuanya, kemudian bertemu seorang laki-laki yang begitu mencintainya terbuai dalam kemesraan, hingga buah hati tumbuh tanpa pernikahan.
sungguh takdir hidup tak ada yang tahu kebahagiaan tak berjalan sesuai keinginan, cinta mereka Anita dan seno harus terpisah karena status sosial dan perjodohan dari kedua orang tua seno.
bertahun-tahun Seno menjalani kehidupan tanpa cinta, takdir tak terduga dan kini mereka di pertemuan kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERKENCAN
Setelah keluar dari ruang sidang, Seno mengambil akta cerainya, dengan tersenyum Ia trus melihat akta cerai itu.
"Akhirnya Aku bercerai juga"
Ucapnya dalam hati berkata dengan rasa lega dan bahagia.
Bu Riana mendekati putranya mengatakan,
"Walau Kalian resmi bercerai Tania akan selalu jadi bagian dari keluarga Kita, dan Fathia Kamu jangan pernah melepaskan tanggung jawab Kamu"
"Mamah tenang saja, Aku bukan anak kecil lagi Mah, dan sekarang waktunya untuk Aku memilih pilihanku"
Bu Riana langsung pergi meninggalkan Seno dan kembali ke rumahnya, sedangkan Tania mendekati Seno dan berkata,
"Terimakasih untuk lima tahunnya Seno, Aku gak pernah menyangka Kita akan berpisah seperti ini, terimakasih sudah menjadi ayah yang baik untuk Fathia"
Seno tersenyum kemudian mengatakan,
"Aku sayang Fathia tulus, Dia hanya seorang anak kecil yang butuh sosok ayah"
Seno pun kini teringat dengan Sena, anak yang Ia tinggalkan.
"Aku pamit ya Tania, Aku masih banyak kerjaan"
Saat berjalan menuju parkiran, Seno tak sengaja melihat Anita berada di depan gerbang, untuk memastikan apakah penglihatannya benar, Seno berlari menghampiri Anita.
Saat tahu Seno mendekat ke arahnya, Anita langsung berbalik badan namun Seno mengenali perawakan Anita dari ujung rambut hingga kakinya.
"Anita"
Panggil Seno, Anita memejamkan matanya merasa tertangkap basah datang di persidangan Seno, sedangkan Seno hanya tersenyum melihat Anita datang kesini.
"Gak perlu malu, Aku tahu itu Kamu, Aku bisa mengenali Kamu, ternyata Kamu datang juga ya kesini"
Mendengar ucapan Seno Anita pun membalikkan badannya dan menjawab,
"Aku hanya kebetulan lewat di sekitar sini"
Seno pun menengok ke kanan dan ke kiri, lalu berkata,
"Oh ya, ada urusan apa Kamu di sekitar sini, rumah Kamu jauh loh sama gedung ini, terus tempat kerja Kamu juga berlawanan arah"
Seno bicara sambil tersenyum-senyum, merasa kini tertangkap basah akhirnya Anita mengatakan yang sebenarnya.
"Oke.. Iya Aku memang sengaja kesini"
Seno pun mendekati Anita, lalu memperlihatkan akta cerainya.
"Ini.. Lihat, Aku sudah bebas, Aku sudah bukan suami orang, Aku bisa mengambil tindakan, dan Aku akan buktikan sama Kamu kalau Aku layak untuk Kamu maafkan"
Mendengar ucapan Seno, mata Anita kini menatap Seno dengan penuh banyak makna, lalu Seno berkata lagi.
"Tolong maafkan kesalahanku waktu dulu, Aku akan menebus semua kesalahan itu"
Anita yang memang masih sangat mencintai Seno, terharu dan luluh sesaat dengan kata-katanya.
"Aku maafkan Kamu Seno"
Sungguh kata-kata yang begitu ingin Seno dengar dari kemarin.
"Kamu serius memaafkan Aku"
Anita menganggukkan kepalanya dengan terus menatap wajah Seno, sontak saja Seno langsung memeluk Anita, membuat Anita terkejut dan kemudian tersenyum perlahan.
Pemandangan itu pun terlihat oleh Tania, Ia kini merasa semakin membenci Anita, karena pertemuannya dengan Seno lah yang mengakibatkan perceraian rumah tangganya.
"Anita, Kamu sudah berurusan dengan Aku"
Ucap Tania dengan suara yang begitu tajam.
Malu akan dilihat banyak orang, Anita kini melepaskan pelukan itu.
"Seno lepas, malu dilihat banyak orang"
Seno tak dapat berkata lagi, hanya senyum bahagia yang terpancar dalam wajahnya.
"Aku senang sekali Anita, Kamu sudah memaafkan Aku, artinya Kamu mau kan kembali lagi sama Aku"
Mendengar hal itu Anita berfikir terlebih dahulu, lalu menjawab,
"Seno lebih baik Kita berteman dulu sekarang, Aku belum memikirkan hal itu saat ini"
Baru saja Seno ingin bicara, handphone Anita berbunyi panggilan masuk dari Aldi.
"Iya.. Aku kesana sekarang"
"Siapa...?"
Tanya Seno yang sedang penasaran.
"Kan kemarin Aku sudah bilang Aku ada janji sama seseorang, Aku pergi dulu ya"
Tanpa mendengar jawaban Seno, Anita segera pergi dari hadapan Seno, dalam hati Seno selalu bertanya-tanya dengan siapakah Anita punya janji temu, karena urusan kantor sudah beres, Seno memutuskan untuk menemui Sena di rumah sakit.
Sesampainya disana, Seno langsung memasuki kamar rawat Sena.
"Halo Sena"
Sena yang masih berbaring merasa riang bahagia melihat kedatangan Seno.
"Eh om Seno, sama Mamah ya kesini"
"Em.. Gak sayang, om kesini sendiri, Tante Risma bagaimana keadaan Sena saat ini"
"Alhamdulillah Sena sudah sehat kok kelihatannya, hanya saja luka di kepalanya belum kering"
"Sena, banyak makan ya biar cepat sembuh, ini om bawa buah-buahan untuk Sena, sama satu lagi"
"Apa om"
Jawab Sena dengan tersenyum bersemangat.
"Tara.... Boneka Barbie untuk Sena yang cantik"
Sena tertawa bahagia mendapat hadiah dari teman ibunya, kehilangan sosok ayah dari kecil, membuat Sena menjadi menganggap Seno sebagai ayahnya.
"Om Seno, boleh gak kalau Aku panggil Om Papah"
Seno tersenyum sambil melirikkan matanya ke wajah Tante Risma.
"Boleh dong sayang, Kamu mau panggil Om Papah, atau papah, ayah apa saja boleh kok"
Seno merasa sedih mendengar permintaan Sena, Seno pun memeluk erat Sena dengan mata terpejam dan Ia berkata dalam hatinya tidak akan pernah lagi akan meninggalkan putri dan wanita yang Ia cintai, Sena sangat bahagia mendapat perlakuan kasih sayang dari Seno
Masih penasaran dengan siapa Anita punya janji temu, Seno pun menanyakan hal itu pada Tante Risma.
"Oh...Dia ketemuan sama Aldi katanya"
"Aldi teman ku? Aldi pria yang suka ke bar itu Tante"
"Iya Dia, tapi Tante agak khawatir sih Anita nekat banget mau kencan sama Dia"
Seno terkejut mendengar Anita berkencan dengan Aldi, Seno menjadi semakin penasaran mengapa Tante Risma bicara seolah-olah Aldi berbahaya bagi Anita.
"Memangnya kenapa Tante"
"Dia itu sering kurang ajar sama Anita, dulu saja pertama kali Anita bekerja di bar, Dia orang pertama yang sering mengganggunya, suka mencolek lah, bicara jorok, bahkan pernah memaksa mau mencium Anita"
Seno merasa marah mendengar pernyataan Tante Risma tentang Aldi, Dia yang teman dekatnya saja tidak pernah tahu jika selama ini Anita selalu di ganggu nya, yang Seno pikir Aldi tak sebejat itu.
"Tapi Tante, kenapa Anita mau kencan sama Dia kalau Dia itu gak sopan dengan Anita"
Lalu Tante Risma menceritakan tentang pemberian nomor ponsel Seno.
"Apa.. jadi karena nomor ponsel Aku, ya Allah Anita"
"Iya jadi Anita terpaksa, karena Aldi gak mau memberikan nomor Kamu cuma-cuma"
Mendengar semua kebenaran itu, tak pikir panjang Seno segera menghubungi Anita.
"Halo Anita kamu dimana sekarang?"
"Aku ada di resto kala lapar, di samping hotel horison"
Mendengar lokasi Anita kini semakin membuat Seno takut Aldi akan melakukan hal yang tidak-tidak pada Anita.
"Aku kesana sekarang"
"Eh tunggu tapi..."
Seno langsung mengakhiri panggilan itu, terlihat Aldi sedang duduk menunggu Anita mendekati Aldi.
"Hey.. Kamu datang juga akhirnya"
"Aku tepati janji kan, jadi Kamu gak perlu khawatir"
"Oke, Kita pindah tempat ya sekarang"
"Kemana?"
Anita mulai khawatir Aldi akan berbuat macam-macam padanya.
"Ke hotel samping sebentar"
"Apa... Hotel, Aldi Kita mau ngapain kesana, Kamu bilang Kita kencan, cuma makan saja"
Aldi pun tersenyum jahat, lalu Ia menjawab,
"Perjanjiannya bagaimana, Kamu kan bilang mau menuruti apa saja permintaan Aku, begitu kan?"
"Iya tapi... kenapa harus ke hotel"
"Sebentar saja, ayo"
Ajak Aldi menggandengnya tangan Anita dengan paksa, Aldi tersenyum-senyum sepanjang jalan, sedangkan Anita kini merasa resah dengan gelagat Aldi.
Untungnya Seno datang tepat waktu, saat berjalan menuju restoran kala lapar, Seno melihat Anita sedang berjalan ke arah hotel horison bersama Aldi.
"Itu kan Anita"
Ujarnya berkata dalam hati, Seno pun berlari mengejar Anita dan Aldi.
"Aldi, apa gak sebaiknya Kita makan saja ya di restoran tadi"
Ucap kegelisahan Anita bicara pada Aldi.
"Di kamar hotel juga bisa kok Kita makan, bahkan Aku sudah siapkan makanan hangat untuk Kita"
Ucap Aldi dengan pandangan genit kepada Anita, sontak saja membuat Anita melepaskan tangan Aldi yang menggandeng lengan nya.
"Sebenarnya Kita mau apa sih ke hotel, Kamu jangan aneh-aneh ya"
Ucap Anita dengan suara ketakutan.
"Anita, Anita, Aku tuh sudah lama menunggu kencan bersama Kamu, kencan artinya ya tidur bersama bukan kah begitu"
Mendengar kata-kata itu terucap dari bibir Aldi, tak segan-segan Anita menampar wajah Aldi, lalu Ia berkata,
"Aku mau kencan sama Kamu, bukan berarti mau tidur sama Kamu"
Anita merasa sudah tidak beres dengan situasi ini, Anita pun hendak melangkah pergi namun tangan Aldi meraih tangan Anita.
"Mau kemana Kamu, Kamu sudah janji sama Aku untuk kencan satu hari"
"Lepaskan Saya... Aldi tolong.."
Anita terus berusaha melepaskan genggaman tangan Aldi, dan tibalah kini Mereka di depan pintu kamar hotel yang sudah Aldi pesan.
Anita sungguh takut, Ia harus bagaimana sekarang, siapa yang akan menolongnya, baru saja pintu kamar di buka, Seno menemukan Anita dan Aldi.
"Anita, Aldi"
Panggil Seno dengan terengah-engah karena mengejar Mereka, Aldi kaget mendengar suara Seno, Anita lega melihat kedatangan Seno.
"Seno"
"Kalian mau apa ke hotel?"
Tanya Seno yang sedang mencurigai temannya itu.
"Gue..."
Aldi mulai gugup, tidak mungkin baginya mengatakan jika ingin meniduri Anita, lalu Aldi beralasan jika ingin mengambil sesuatu untuk di berikan kepada Anita.
"Sesuatu apa?"
Tanya Seno dengan penasaran, namun Anita tak ingin membuat keributan di sini, akhirnya Anita angkat bicara.
"Aldi menyukai Aku Seno"
Seno menatap tajam mata Aldi, dengan pengakuan Anita kini membuat rasa takut dalam hati Aldi.
"Jadi Dia barusan nembak Aku, dan Aku tolak, terus... Dia mau kasih Aku hadiah, sebagai tanda pertemanan saja katanya, iya kan Aldi?"
Tanya Anita dengan memberikan isyarat mata pada Aldi, paham dengan isyarat itu Aldi menjawab,
"Oh iya.. Gitu ceritanya Sen"
Aldi merasa lega, Anita tak mengatakan yang sesungguhnya, Seno masih tak percaya akan apa yang di katakan Anita, namun Ia juga tak ingin mencurigai Aldi berbuat jahat tanpa bukti yang jelas.
"Aldi Gue harus bilang sama Lo, Anita itu kekasih Gue, tolong ya Lo jangan coba-coba berbuat hal yang tidak-tidak"
Ucap Seno dengan tegas memberitahu Aldi siapa Anita baginya.
"Gak kok... Tapi kan Lo masih Punya Tania, jadi Lo mau selingkuh begitu?"
"Sudah gak, Gue hari ini sudah resmi bercerai dengan Tania"
Agak terkejut Aldi mendengar perceraian Seno, Kini semakin susah Aldi punya kesempatan untuk mendapatkan Anita.
"Oh... Bagus deh, selamat dengan hidup baru Lo"
"Gue rasa Anita harus pergi dari sini, ayo Anita Kita pergi"
"Ayo..."
Dengan semangat Anita menjawab ucapan Seno, dalam hatinya sungguh lega, bisa lepas dari genggaman Aldi.
"Aku duluan ya Aldi"
Anita langsung menarik tangan Seno, dan menggandengnya sepanjang jalan.
Setelah keluar dari hotel tersebut, Anita mulai bernafas dengan lega.