"Kulihat-lihat, Om sudah menua, apakah Om masih sanggup untuk malam pertama?" ucap Haura menatap Kaisar dengan senyum sinis.
Kaisar berjalan ke arah Haura dan menekan gadis itu ke tembok. "Harusnya saya yang nanya, kamu sanggup berapa ronde?"
-
Karena batal menikah dengan William, cucu dari konglomerat terkenal akibat perselingkuhan William. Haura Laudya Zavira, harus menerima dijodohkan dengan anggota keluarga lain atas dasar kerjasama keluarganya dan keluarga William.
Tapi siapa sangka, laki-laki yang menggantikan William adalah Kaisar Zachary Zaffan—putra bungsu sang konglomerat, pria dewasa yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tujuh
Haura duduk dengan gelisah di temani Rina dan Findy. Kedua sahabatnya itu sudah seperti saudara bagi gadis itu. Kedua orang itu memiliki sifat yang bertolak belakang. Jika Rina lemah lembut, berbeda dengan Findy, dia akan bicara apa adanya, tanpa ada yang ditutupi. Suka bilang suka, kalau tak suka dia akan terus terang. Tapi, pada dasarnya kedua gadis itu sangat baik.
Sayup-sayup terdengar pembaca acara memulai rangakaian acara pernikahan ini. Haura semakin tampak gelisah.
"Ikhlaskan hatimu, Haura. Yakinlah ini yang terbaik," ucap Rina saat melihat sahabatnya gelisah.
Sementara itu Findy tak kalah gelisah dan cemas. Dia takut Haura terjebak lagi dengan pria toxic. Bukankah William dan Om Kaisar masih satu garis keturunan, itu yang ada dalam pikiran gadis itu
"Mudah-mudahan pernikahan aku ini membawa keberkahan dan kebahagiaan untukku," ucap Haura dengan suara lembutnya.
Satu jam berlalu tanpa Haura sadari. Pintu di ketuk dari luar. Rina berjalan membuka pintunya. Tampak Oma Kartini berdiri di balik pintu.
"Haura ... Ayo gabung dengan yang lain. Semua sudah menanti kehadiran pengantin wanitanya. Sekarang kamu sudah resmi menjadi nyonya Kaisar," ucap Oma Kartini. Dia berjalan mendekati Haura.
Haura tampak terkejut mendengar penuturan Oma Kartini. Mereka bertiga tak menyadari jika ijab kabul selesai dilaksanakan, mungkin karena terlalu fokus dengan pikiran masing-masing.
"Nyonya Kaisar ...?" tanya Haura dengan suara pelan.
"Iya, Sayang. Sekarang kamu sudah resmi menjadi menantunya Oma, eh Mama ...," jawab Oma Kartini.
Haura langsung memandangi kedua sahabatnya secara bergantian. Tampak gadis itu menarik napas sebelum akhirnya tersenyum.
"Baiklah, Oma ...."
Haura sepertinya masih lupa jika dirinya saat ini telah menjadi menantu dari Ibu Kartini sehingga masih memanggil Oma. Wanita paruh baya itu keluar duluan, dan meminta kedua sahabat Haura untuk menemaninya berjalan menuju pelaminan.
Gadis itu berjalan keluar dari kamar didampingi kedua sahabatnya. Dia berjalan pelan menuju ke gedung acara. Kakinya melangkah dengan sedikit ragu, tapi dia tak akan bisa mundur karena saat ini telah resmi menjadi istrinya Kaisar.
Sampai di gedung acara, Haura melihat banyak tamu undangan memandanginya dengan tatapan terkejut. Sebagian keluarga mengenalnya sebagai calon istri William, tapi dia justru menikah dengan oom-nya.
Mata Haura menatap ke sekeliling mencari pria yang telah menjadi suaminya. Tak ada tampak laki-laki seperti gambaran William tentang Om Kaisar.
"Gila, Haura. Kamu ternyata dapat jackpot. Suaminya sangat ganteng. Usianya matang, wajah tampan dan pastinya mapan!" seru Rina dengan wajah ceria.
"Ternyata William bohong tentang oom-nya," ucap Findy dengan suara pelan.
"Yang mana sih suamiku. Kenapa kalian sudah heboh begitu?" tanya Haura.
Haura berjalan semakin mendekat ke arah pelaminan. Baru dia menyadari ada seorang pria dewasa berdiri di samping Oma Kartini. Mulutnya sedikit terbuka menatap tak percaya. Ternyata suaminya sangat tampan dengan usia matang.
Haura berdiri di samping Kaisar dengan gugup. Oma tersenyum dengannya. Dia melihat kegugupan gadis itu.
"Tutup mulutmu! Nanti iler'mu keluar. Apa kau tak pernah melihat pria setampan aku sebelum ini?" tanya Kaisar berbisik ke telinga gadis itu dengan percaya diri yang tinggi.
Pertanyaan pria itu berhasil membuat rasa terkejut Haura makin bertambah. Ternyata pria yang telah menjadi suaminya memiliki tingkat percaya diri yang besar.
"Jangan salah, Om. Nanti iler Om yang akan keluar terus saat melihatku di kamar!" seru Haura membalas dengan bisikan juga.
Mata Kaisar melotot mendengar bisikan gadis di sampingnya. Diam-diam dia telah sering memperhatikan Haura saat berkumpul dengan keluarganya walau dari kejauhan.
Oma Kartini yang memperhatikan keduanya saling berbisik dan menatap, langsung menyenggol putranya.
"Tanda tangan buku nikahnya!" ucap Oma Kartini.
Kaisar dan Haura maju untuk menanda tangani buku nikah mereka. Setelah itu pembawa acara meminta sesi foto saat keduanya memegang buku nikah. Keduanya tersenyum semringah walau masih belum saling kenal.
"Saatnya Pengantin pria menyerahkan mas kawin yang berupa seperangkat perhiasan emas pada pengantin wanitanya."
Kaisar lalu membalikan badannya menghadap Haura. Gadis itu tampak gugup saat berhadapan langsung dengan pria dewasa itu.
Kaisar lalu mengangkat kotak kaca yang berisi seperangkat perhiasan itu dan menyerahkan pada Haura.
"Bismillahirrohmaanirrohim. Istriku yang cantik, ini aku ingin menyerahkan mas kawin sesuai dengan yang diucapkan di ijab kabul tadi. Mudah-mudahan ini mas kawin dapat bermanfaat untukmu," ucap Kaisar.
Haura lalu meraih kotak itu. "Alhamdulillah, ini mas kawin dari Mas yang ganteng aku terima, mudah-mudahan adik bisa memanfaatkannya, insya Allah entar malem adik bayar kontan tiga ronde," balas Haura.
"Aku siap istriku. Akan aku tagih janjimu nanti," jawab Kaisar. Hal itu membuat Haura melototkan matanya ke arah pria itu.
Mendengar ucapan Haura dan Kaisar, semua tamu undangan dan penghulu tertawa. Begitu juga dengan Oma Kartini, dialah orang yang paling berbahagia. Berbeda dengan tamu yang lain, di sudut ruangan tampak William cemberut mendengar ucapan Haura.
Kedua pengantin dan keluarga melakukan sesi foto. Begitu juga dengan William. Saat berfoto di dekat Haura dia berbisik, "Tampaknya kau sangat bahagia. Apa sebenarnya memang Om Kaisar yang menjadi targetmu menikah selama ini?"
Haura tersenyum sebelum menjawab pertanyaan sang mantan. Dia lalu berkata, "Siapa pun targetku, bukan urusanmu. Jaga ucapanmu! Saat ini aku telah menjadi tantemu."
"Kau tak akan pernah bahagia menikah dengan Om Kaisar. Kau belum tau aja, dia tak pernah mencintai wanita selain mantan kekasihnya dulu!" seru William.
Oma Kartini yang dari tadi diam-diam memperhatikan keduanya tampak kurang senang dengan sikap William. Dia lalu mendekati cucunya dan menjauhi dari Haura.
"Oma harap kau menjaga sikapmu. Semua orang tau jika Haura adalah istri Om kamu dan itu berarti dia telah menjadi Tante kamu. Hormati Haura!" ucap Oma dengan penuh penekanan.
Kedua orang tua William memandang ke arah Haura dengan tatapan kurang suka. Mereka dari awal memang kurang merestui hubungan putranya dan gadis itu. Apa lagi saat ini dia menjadi saingan mereka untuk mendapatkan harta Oma Kartini. Sebagai anak kesayangan pasti Kaisar akan mendapatkan harta yang berlebih begitu juga dengan Haura.
Setelah sesi foto selesai, tamu undangan di minta untuk mencicipi hidangan. Bagitu juga dengan kedua pengantin.
Keduanya makan sambil menerima ucapan selamat dari para tamu undangan. Pagi ini yang hadir hanya keluarga dan tetangga terdekat saja. Saat pesta nanti barulah para undangan dari berbagai kalangan akan datang.
Setelah para tamu undangan pulang, kedua pengantin di minta masuk ke kamar. Beristirahat sejenak sebelum nanti akan bersanding lagi.
Kaisar dan Haura masuk ke kamar pengantin dengan tanpa suara. Keduanya menutup pintunya setelah mereka berada di dalam.
Pria itu duduk di sofa yang ada di dalam kamar. Dia lalu mengambil ponselnya dan memainkan gawainya tersebut. Haura memandangi wajah tampan itu tanpa kedip. Kaisar diam-diam mencuri pandang. Dan dia tahu gadis itu sedang memperhatikan drinya.
"Tutup mulutmu! Iler'mu berserakan keluar. Tak pernah lihat pria tampan ya?" tanya Kaisar dengan suara sedikit keras.
Suara Kaisar mampu membuat lamunan Haura buyar. Dia lalu mengelap bibirnya karena takut apa yang pria itu katakan benar adanya. Kaisar jadi tertawa melihat tingkah gadis itu.
"Sial'an, pria itu mengerjai'ku!" seru Haura dalam hatinya. Tunggu pembalasanku.
**
Mama Beri Bonus Visual ya.
Visual Kaisar dan Haura
hih.....