"brengsek"-Nagara Rajeski, "jadi selama ini elo cuman jadiin gue selingkuhan ?" tanya nya.
"kenapa ? bukan kah kita sama ?"-Aleta Serarindita. "gue juga cuman selingkuhan elo kan ?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yani Yuranah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di tuliskan semesta
Sore ini, langit jakarta mendung, seperti nya akan turun hujan.
Leta, gadis cantik itu baru saja menutup butik nya.
Memang, butik nya hanya buka sampai jam 5 sore saja, karna dia ingin karyawan karyawan nya dapat beristirahat dengan cukup.
Kecuali, jika ada pesanan yang mengharuskan mereka untuk lembur.
Setelah mengunci butik nya, dan memastikan semua nya sudah aman, leta pun berbalik.
"Angin nya adem banget" gumam leta merasakan semilir angin sore, lalu dia mendongkak melihat langit.
"Kaya nya bakal turun hujan, awan hitam nya sudah mengintip disana." ucap nya terkekeh .
"Sebelum terjebak hujan disini, lebih baik gue balik sekarang juga, pesen taxi online dari tadi tapi gak ada yang nyahut." dumel leta.
"Pada kemana sih," heran leta sambil berjalan ke depan, siapa tau ada taxi lewat.
Leta berjalan menyusuri jalan, dia melihat kiri kanan, namun nihil, tidak ada satu pun taxi.
Dia berjalan sudah cukup jauh, hingga dia memutuskan untuk menunggu di halte bus,
"Capek juga jalan kaki." keluh nya, lalu tiba-tiba
Hujan turun dengan cukup deras.
"Untung gue udah neduh dulu disini." gumam leta, di halte itu hanya dia sendirian.
Dari jauh leta melihat sebuah motor sport, lalu motor itu berhenti di depan halte tempat leta.
Pengendara motor itu turun dengan tergesa gesa, pasal nya hujan semakin deras.
"Ah sial, pake hujan segala sih." dumel laki-laki itu, belum menyadari bahwa dia tidak sendirian.
Lalu laki-laki itu berbalik badan sambil membuka helm fulface nya setengah menunduk.
Leta terpana saat laki-laki itu membuka helm nya dan menyugar rambut nya,
"Lahhh, elo" ? kaget kedua nya, saat bertatapan.
"Kirain gue siapa "? ucap leta sambil melihat Nagara mengusap usap jaket nya yang sedikit basah.
"Kenapa" ? tanya gara berjalan menghampiri leta,
"Elo terpesona sama gue "? tanya nya sambil setengah menunduk mensejajarkan posisi wajah mereka.
"Apa sihh Lo," jawab leta sambil membuang muka,
Sialan, ganteng banget lagi, batin leta.
Nagara duduk di samping leta sambil meletakan helm nya.
"Elo sendirian" ? tanya gara sambil melihat hujan,
Leta mengangguk, "iyaa, dari tadi pesen taxi tapi gak Ada yang nyahut." dumel nya.
"Mungkin karena, ucap gara menggantung membuat leta menoleh.
"Mungkin karena apa "? tanya leta bingung.
Gara menoleh membuat tatapan mereka bertemu.
"Mungkin karena, tuhan pengen kita bertemu di sini" ucap gara tersenyum, "karna semua nya udah di tuliskan semesta."
Entah kemana sifat angkuh arogan Nagara, yang selama ini dia junjung tinggi tinggi.
"Leta mengernyit, apa sih Lo," ucap leta menahan senyum.
"Elo lagi gombalin gue" ? tanya nya meledek.
Gara tertawa, "elo ngerasa gue lagi ngegombal" ? tanya balik gara.
"Nih ", ucap gara sambil memberikan sebuah gelang yang waktu itu Leo temukan,
Leta menoleh, lalu mengambil nya,
"Laahh, ini kan gelang gue!" ucap nya sambil melihat gaea, "kok ada di elo "? tanya nya,
"Waktu di cafe, gue gak sengaja nemuin itu." jawab gara.
"Pantes, gue cari cari gak ada, tau nya ilang." ucap leta, mencoba memakai nya.
Nagara melihat leta yang seperti kesulitan untuk memakai nya, karna menggunakan tali untuk menarik nya.
"Sini gue pasangin." ucap gara sambil menarik lengan leta, membuat leta menoleh terkejut.
Gaea memasang kan gelang tersebut membuat tangan nya bersentuhan.
"Dahh beres." ucap gara mendongkak saat leta tengah menunduk memperhatikan gara.
Tatapan mata mereka bertemu, seperti ada tarikan, membuat kedua nya sama sama betah saling menatap.
Tin tiiinnn
Suara klakson dari bus menyadar kan kedua nya, membuat mereka saling membuang muka menahan senyum.
Leta berdiri dari duduk nya, membuat gara langsung menahan tangan leta,
"Elo mau kemana "? tanya gara ikut berdiri.
"Pulang." jawab leta, "gue mau naik bus ajja."
"Nggak perlu, hujan nya juga udah reda!" ucap gara, " gue yang nganterin Lo pulang."
"Lo mau nganterin gue pulang" ? tanya leta, "kenapa "?
"Kenapa apa "? tanya balik gara, "gue gak boleh nganterin elo" ? hm.
"Nggak gitu juga." jawab leta bingung.
"Udah, mending kita sekarang pulang," ucap gara menarik lembut tangan leta, "entar keburu ujan lagi."
Leta pun pasrah tangan nya di tarik oleh gara.
Lalu gara dengan sengaja memakai kan helm itu ke kepala leta, membuat leta mendongkak.
Tuhaan, manis banget perlakuan nya, batin leta, gampangan banget lagian ini hati, rengek nya.
Gara tersenyum melihat keterbengongan leta, lalu dia berjalan menghampiri motor nya.
***Tin tin***
Suara klakson yang di bunyikan gara, membuat leta menoleh kaget,
"sialan malu banget guee" batin Aleta merengek kecil.
"Buruan naik," titah gara sambil memakai helm nya,
Leta pun berjalan menghampiri gara
Lalu gara menjulurkan tangan nya, membuat leta langsung menggenggam nya untuk pegangan.
"Pegangan." titah gara menoleh ke belakang.
"Eum, pegangan gimana" ? tanya leta gugup.
"Kaya gini." ucap gara sambil menarik kedua tangan leta, lalu melingkar kan nya di perut rata gara.
Leta membelalak terkejut, namun tangan nya tetap memeluk pinggang gara.
Pria itu tersenyum di balik helm fulface nya.
Lalu setelah nya, gara menarik gas motor nya meninggalkan halte bus tersebut.
Sisa sisa Hujan masih menggenangi jalanan, membuat jalanan masih licin,
Namun suasana justru terasa lebih dingin, apa lagi mereka mengendarai motor. angin terasa sangat menusuk kulit mulus leta, membuat nya mengerat kan pelukan itu.
Gara mencoba menggenggam tangan leta dengan tangan kiri nya, membuat leta tersenyum lebar di balik punggung tegap gara.
Tangan kanan nya dia gunakan untuk memegang stang kemudi. Gara menunduk melihat tangan nya menggenggam tangan mungil leta.
Pria itu mencoba memberi kehangatan pada leta, lewat sentuhan tangan nya.
"Rumah nya masih jauh gak" ? tanya gara sambil melihat spion.
"Bentaran lagi kok," jawab leta membalas tatapan itu, "di depan sana belok kanan, nanti ada perumahan Victoria."
Gara mengangguk, lalu dia menoleh sedikit.
"Masih dingin" ? tanya Nagara.
"Masih." jawab leta mengangguk,
Lalu tiba-tiba pria itu menepikan motor nya, membuat leta mengernyit bingung.
Gara membuka jaket yang di kenakan nya, menyisakan kemeja saja.
Lalu dia memakai kan nya pada leta, membuat leta mendongkak,
"Eh, gak usah ," tolak leta merasa tak enak,
"Udah pakai aja." ucap gara tersenyum, "dari pada entar elo masuk angin."
"Elo yang masuk angin nanti," jawab leta terkekeh," kan elo yang di depan bawa motor."
"Gue cowok." ucap gara membantu leta membenarkan jaket nya,
"Ketahanan tubuh gue lebih kuat dari elo." sombong nya membuat leta memutar bola mata malas,
Nagara tertawa melihat jaket nya yang kebesaran di tubuh leta.
"Kok jadi kaya orang orangan sawah gini," ucap nya tanpa dosa, membuat leta menggeplak kening nya.
"Waahhh, berani elo sama gue"? ucap gara melotot,
"Kenapa ? tanya leta melotot balik, membuat gara menyentil hidung nya.
"Dah buruan naik," titah gara, "gue masih ada urusan ", pungkas nya.
"Dihh," julid leta, "gue gak minta di anterin padahal." jawab nya, sambil menaiki motor gara.
Gara pun langsung menarik gas motor nya, melajukan dengan kecepatan sedang.
Motor nya memasuki kawasan perumahan, lalu dia berhenti di depan sebuah rumah mewah.
Leta turun dari motor gara sambil melepaskan helm nya.
"Thanks ya." ucap leta sambil memberikan helm nya, yang langsung di terima gara.
Nagara mengangguk, "sama sama," jawab nya.
"Eum elo mau mampir dulu" ? tawar leta.
"Ga usah," jawab gara sambil menaiki motor nya lagi, "lain kali ajja." lanjut nya.
"Elo sekarang masuk!"titah gara pada leta, "gue juga masih ada urusan."
Leta mengangguk, "hati hati ya, ucap leta, gue masuk kalau gitu."
Nagara mengangguk, dan langsung menghidupkan motor nya.
Setelah memastikan leta masuk ke dalam rumah nya, gara langsung menarik gas nya meninggalkan leta yang mengintip dari balik kaca.
"Kok gue seneng ya." gumam nya sambil mengingat perlakuan manis pria tampan itu.