kisah seorang wanita yang berjuang hidup setelah kehilangan kedua orang tuanya, kemudian bertemu seorang laki-laki yang begitu mencintainya terbuai dalam kemesraan, hingga buah hati tumbuh tanpa pernikahan.
sungguh takdir hidup tak ada yang tahu kebahagiaan tak berjalan sesuai keinginan, cinta mereka Anita dan seno harus terpisah karena status sosial dan perjodohan dari kedua orang tua seno.
bertahun-tahun Seno menjalani kehidupan tanpa cinta, takdir tak terduga dan kini mereka di pertemuan kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERTEMU KEMBALI
Jatuhlah gelas tersebut hingga pecah berkeping-keping, air minum berceceran tak sengaja mengenai baju Seno. Anita langsung berdiri dan meminta maaf pada Pelanggan meja nomor 10.
"Maaf Mas Mbak, atas kelalaian Saya"
Karena baju Seno terkena air cipratan minuman, Dia pun mengelap pakaiannya dengan tangan dan berkata,
"Yaaah... jadi kotor baju Gue"
Mendengar suara itu, Anita langsung mengatakan maaf kepada Seno.
"Maafkan Saya Mas, atas kelalaian Saya"
Anita hanya menunduk sambil berbicara, Seno yang belum nyadari di hadapannya adalah Anita, Dia berkata,
"Gak apa-apa"
Namun tamu meja nomor 10 berkata,
"Ya ampun Mbak, lain kali hati-hati kalau kerja, pesanan Saya kan jadi jatuh lalu ini bagaimana?"
Tamu berbicara dengan nada meninggi, Anita menjawab bahwa akan mengganti yang baru, dan tak perlu membayar minumannya, karena Aldi telah menyadari bahwa Anita lah waiters itu, Dia pun menjawab,
"Emang Kamu sanggup bayar minuman tamu itu"
Seno menoleh melihat Aldi saat bicara seperti itu, Anita langsung menatap tajam wajah Aldi, lalu Ia menjawab,
"Aku mampu kok"
Dan ketika Seno berbalik menghadap Anita berapa terkejutnya Anita saat tahu pria di hadapannya adalah sang mantan kekasih.
Anita terdiam tak bergeming, Ia sungguh kaget Seno ada di hadapannya, begitu pun Seno Ia menatap sampai tak berkedip, akhirnya harapannya ingin bertemu sang kekasih hati terwujud malam ini.
"Anita"
Seno memanggil Anita dengan suara pelan, namun Anita masih berdiri terdiam memandangi Seno yang berada di hadapannya, lalu tamu nomor 10 itu pun berkata,
"Mbak.. Kenapa diam, katanya mau di ganti yang baru"
Melihat kegaduhan yang terjadi, manajer bar pun datang dan bertanya,
"Anita, apa yang terjadi?"
Anita kaget mendengar suara bos nya, akhirnya Ia memalingkan pandangannya dan menjawab,
"Maaf Pak, Saya menjatuhkan minuman tamu, tapi Saya akan ganti minuman ini"
Lalu bos Anita meminta maaf atas insiden kecelakaan barusan.
"Kami akan memberi gratis minuman yang bapak dan ibu pesan"
Setelah selesai urusan Anita langsung berbalik dan berjalan ke counter menyiapkan minuman pengganti untuk tamu.
Sedangkan Seno masih tak menyangka jika wanita yang baru saja pergi itu adalah kekasih hatinya, karena Aldi melihat Seno hanya terdiam dari tadi, Dia pun mengatakan jika waiters tadi adalah wanita yang Ia bicarakan, sungguh Seno di buat kaget untuk kedua kalinya, jadi selama ini wanita incaran Aldi adalah wanita pujaan hatinya.
"Lo jangan macam-macam sama Dia"
Tiba-tiba saja Seno mengancam Aldi.
"Kenapa Lo?, naksir ya sama Dia"
Seno terdiam namun matanya terbelalak lebar saat Aldi mengatakan hal itu.
"Pokonya Lo jangan ganggu Dia"
Sontak saja Aldi tertawa mengejek Seno.
"Katanya Lo gak mau macam-macam, tapi setelah melihat wanita yang Gue bicarakan Lo tergoda juga kan?"
Seno tak dapat mengatakan yang sebenarnya pada Aldi saat ini, kemudian Ia mengalihkan pembicaraan dengan mengatakan ingin ke toilet.
Setelah minuman selesai di buat, Anita berjalan ke meja nomor 10 tadi, saat sudah sampai di situ Anita tak lagi melihat Seno yang duduk di kursi dekat dengan Aldi.
"Ini pesanannya Mas, Mbak, sekali lagi maafkan Saya atas kelalaian tadi"
Tamu pun tak mempermasalahkan insiden tadi, namun Aldi yang memperhatikan Anita kini mendekati Anita.
"Kamu cari siapa?"
"Aku cari pria yang tadi terkena air minuman di bajunya"
"Oh dia sahabat Gue, Seno namanya, oh iya kalau kamu tidak punya uang untuk mengganti minuman tadi, Aku bisa membantu mu"
Aldi bicara berbisik di dekat telinga Anita, lalu Ia melanjutkan ucapannya.
"Tapi ada syaratnya, Kamu harus jadi teman kencan ku"
Anita terdiam matanya terbelalak lebar, seakan merasa dirinya rendah di mata Aldi.
"Jika harus menghabiskan gaji ku satu bulan, Aku lebih rela, dibandingkan harus menjadi teman kencan mu"
Ucap Anita dengan tajam menjawab permintaan Aldi, Aldi merasa tak terima dirinya selalu di tolak, Aldi pun menarik lengan Anita dengan kencang dan mendekatkannya ke badan Aldi.
"Kamu..."
Tak lama Seno datang, dan melihat pemandangan itu, Seno pun langsung mendekati dan menepis tangan Aldi dengan berkata,
"Aldi lepaskan Dia"
"Dia sok jual mahal Seno, padahal Gue hanya ingin membantu membayarkan pesanan pelanggan itu"
"Gak perlu, terimakasih atas tawarannya, Saya permisi"
Jawab Anita dengan tegas dan Ia langsung pergi dari hadapan Aldi, Seno pun memangil Anita.
"Anita..."
Namun Anita tak menghiraukan panggilan itu, Ia terus berjalan menuju pantry. Seno tak ingin kehilangan kesempatan berbicara dengan Anita, Ia pun berlari mengejar Anita, Aldi hanya terdiam bingung dengan apa yang di lakukan Seno.
Sesampainya di pantry Anita bersedih karena Ia baru saja bertemu dengan mantan kekasihnya yang pernah menyakiti hatinya di tambah Ia harus mengganti minuman yang Ia jatuhkan tadi, rasanya malam ini benar-benar malam yang malang baginya.
Tak sia-sia Seno mengejar Anita, akhirnya Ia menemukan Anita juga, Seno menarik nafasnya lalu berkata,
"Anita"
Anita kaget mendengar suara Seno berada di belakangnya, Ia tak ingin lari dari masalah, akhirnya Ia membalikkan badannya kemudian menjawab Seno.
"Ada apa?"
Seno masih tak menyangka bisa bertemu kembali dengan Anita, mata Seno mulai memerah, rasa rindu yang tak tertahankan membuat Seno langsung memeluk Anita dengan erat.
"Anita, Aku rindu kamu, Aku mencari keberadaan Kamu, Aku..."
Belum selesai Seno bicara Anita langsung mendorong Seno dan melepaskan pelukannya.
"Tolong jangan begini, Aku baru saja mendapat masalah, Aku tidak ingin kena masalah lagi"
Anita terlihat tegar di depan Seno, tapi sebenarnya hatinya rapuh Ia pun ingin menangis saat Ia bertemu Seno, namun Ia menahan itu semua, supaya tak di anggap lemah.
"Tidak perlu membicarakan masa lalu, Aku harus pergi bekerja"
Ucap Anita, kemudian Anita ingin melangkahkan kakinya namun Seno mengatakan sesuatu.
"Aku masih mencintai Kamu, Aku masih berharap bisa bersama Kamu lagi"
Anita terdiam raut wajahnya tak bisa di pungkiri, bahwa rasa cinta untuk Seno masih begitu besar dalam hatinya, namun saat ini Ia tak ingin menghiraukan masalah hatinya, Anita pun pergi meninggalkan Seno yang masih berdiri terdiam.
Seno merasa kecewa melihat reaksi Anita yang seperti terlihat biasa biasa saja.
"Apa Kamu sudah tidak mencintaiku lagi?"
Seno bertanya pada dirinya sendiri, penasaran akan kehidupan Anita, Seno pun mendatangi manajer bar dan meminta informasi pribadi pada manajer tersebut, setelah selesai mancari tahu tentang Anita, Seno kembali ke meja dimana Aldi berada.
"Sudah mengejar Anita nya, Lo habis rayu Dia ya?"
Tanya Aldi sambil tersenyum-senyum.
"Apaan sih Lo"
Merasa Aldi sering mengganggu Anita, Seno pun mengatakan yang sebenarnya tentang siapa Anita baginya.
"What.... Jadi Dia mantan kekasih Lo, yang Lo tinggalkan itu"
Seno tak menjawab Ia hanya menganggukkan kepalanya, lalu Seno meminta pada Aldi agar supaya tak mengganggunya dan menggodanya lagi.
"Ya Sorry kalau kalau Gue tahu Dia mantan Lo ga mungkin sih Gue ganggu, tapi kan itu cuma mantan Lo, dan Lo sekarang kan punya istri"
Dan kemudian Seno menceritakan jika dirinya akan menceraikan Tania sesuai dengan perjanjian pernikahan.
"Gila Lo yah, jadi Lo nikah dengan perjanjian"
Aldi terheran-heran mendengar cerita Seno dengan kehidupannya yang begitu rumit.
Merasa tak di hiraukan oleh Anita, akhirnya Seno pun meminum minuman yang membuat dirinya mabuk, melihat hal itu Anita pun menjadi khawatir lalu Ia mendekati meja dimana Seno minum.
"Sudah cukup Seno"
Ucap Anita mengambil gelas Seno, lalu Seno melihat dan memandangi Anita sambil tersenyum.
"Anita kekasih hatiku, Aku sungguh masih mencintai Kamu"
Anita hanya diam, kemudian Aldi yang ikut mabuk berkata,
"Anita wanita cantik, Aku akan mendapat Kamu"
Anita hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan kedua laki-laki ini.
Setelah menidurkan Fathia Tania melihat jam tengah pukul 03.00 pagi namun Seno belum juga pulang, Tania pun bertanya-tanya dimanakah Seno berada saat ini, kini Tania menghubungi ibu Seno.
"Memangnya Dia gak bilang mau pergi kemana tadi"
"Gak Mah, Seno pergi begitu saja"
Lalu Bu Riana mengatakan untuk menunggu saja suaminya hingga pulang.
Jam kerja Anita telah usai, Ia hendak bersiap untuk pulang, ketika Anita berjalan Seno datang memanggil.
"Anita, Kamu mau pulang"
Anita tak menjawab Ia hanya menganggukkan kepalanya.
"Aku antar Kamu ya"
Namun Anita menolak dengan berkata,
"Kamu mabuk, mana bisa antar Aku"
Lalu seno meyakinkan bahwa dirinya tidak mabuk dan sudah sadar, namun tak ingin menyusahkan orang lain, dan Anita juga tak ingin bernostalgia dengan masa lalu Anita menolak lagi ajakan Seno.
"Aku bisa pulang sendiri"
Tanpa berkata lagi Anita melangkah dan pergi meninggalkan Seno, Seno hanya terdiam memandangi Anita dari belakang, setengah sadar Seno berdiri dan Ia pun langsung berjalan keluar bar dan pulang ke rumah.
Setelah sampai di rumah, Anita memasuki kamar dan memandangi putrinya, tak lama air mata menetes di pipinya, Anita menyenderkan badannya di dinding dan kemudian menghapus air matanya, pemandangan itu pun terlihat oleh Tante nya yang berada di samping Sena.
"Anita Kamu menangis?"
Anita kaget pikirnya Tante nya sudah tertidur.
"Anita jawab Kamu kenapa?"
Anita memandangi wajah tantenya, dan dapat menahan kesedihan tangisnya pun pecah Anita langsung memeluk tantenya.
"Aku tadi bertemu Seno Tante"
Tante Anita sungguh terkejut, lalu Ia bertanya apalagi yang terjadi kemudian.
"Dia bilang Dia masih mencintai ku, Dia bilang Dia berusaha mencari ku"
Tante Anita hanya bisa mengelus rambut Anita dengan lembut, dan menasihati keponakannya.
"Sudah jangan sedih, apakah Seno tahu soal Sena"
"Belum, lebih baik Seno gak perlu tahu"
Anita tak ingin Seno mengganggu dirinya dan Putrinya.
Dan kini Seno telah sampai di rumah, Ia memasuki kamarnya, dan Tania langsung menanyai darimana sajakah dirinya.
"Aku mampir ke rumah teman lama ku"
"Bau minum keras, Kamu mabuk ya?"
"Bukan urusan Kamu"
Tania merasa kesal dengan jawaban Seno, lalu Ia membahas soal perlakuan Seno terhadap dirinya.
"Lalu apa yang Kamu harapkan Tania, Kita menikah itu karena papah ku, dan juga untuk menutup aib keluarga Kamu"
Tania merasa sedih dengan perkataan Seno yang begitu tak suka padanya.