Pencarian nya untuk mendapatkan wanita idaman yang bisa menerima diri dan anak-anak nya, melalui proses panjang. Tidak heran hambatan dan ujian harus ia hadapi. Termasuk persaingan diantara wanita-wanita yang mengejar dirinya karena dia termasuk pria yang mapan, tampan dan punya banyak aset yang berharga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Kenapa abang masuk ke kamarku? Bagaimana kalau yang lain tahu kalau saat ini kita sedang berdua di kamar ini?" ucap Sabrina antara terkejut, takut dan juga panik. Fauzan semakin mendekati Sabrina, hingga Sabrina mundur beberapa langkah dari dia berdiri.
"Bang Fauzan! Tolong keluar dari dalam kamarku! Aku mau istirahat! Aku tidak mau diganggu. Mulai besok, aku akan berhenti bekerja menjadi pengasuh anak-anak bang Fauzan. Dan besok aku pamit kembali ke Medan," kata Sabrina sambil terus mundur ke belakang hingga mentok ke dinding dalam kamar itu. Fauzan semakin mendekati Sabrina dan berusaha mengukung nya.
"Sabrina! Kamu tega meninggalkan aku? Kamu mau lari dariku? Apakah kamu pengecut? Hingga melarikan diri dariku? Padahal jelas-jelas kamu menyukai aku. Kita sama-sama menyukai, Sabrina," ucap Fauzan yang tidak rela jika dia harus balik ke kampung halamannya.
"Benar! Aku memang pengecut! Tapi abang pun sangat serakah ingin menikahi dua wanita sekaligus. Aku tidak suka itu! Aku tidak mau jika abang berpoligami dan punya dua istri," kata Sabrina. Fauzan terdiam. Dia tidak bisa berujar lagi.
Benar! Fauzan memang sangat serakah ingin menikahi dua wanita sekaligus yang keduanya sama-sama bersahabat. Akhirnya persahabatan antara Sabrina dan Erlina menjadi kurang baik lantaran kejadian malam itu. Di mana Erlina berlaku curang dengan sengaja menggoda Fauzan. Ibarat seekor kucing ketika diberi ikan asin, tidak akan menolak nya. Kecuali kucing berkelas yang suka pilih-pilih makanan. Demikian halnya seorang pria berkelas dan memiliki prinsip pun, dia tidak akan sembarangan melakukan kegiatan intim jika bukan wanita yang dicintai atau sayanginya yang tentu saja sudah dihalalkan dalam suatu pernikahan.
"Sekarang abang tidak bisa berkata-kata bukan? Sekarang, silahkan abang keluar dari kamar ini. Atau saya yang akan keluar dari kamar ini sekaligus keluar meninggalkan rumah ini," kata Sabrina.
"Baik, baik! Aku keluar! Tapi aku mohon, jangan berhenti bekerja. Anak-anak ku sangat membutuhkan kamu, Sabrina! Baiklah, aku tidak akan menggangu kamu lagi. Aku janji! Aku tidak akan menggangu kamu lagi, Sabrina," ucap Fauzan. Sabrina terdiam. Setelah nya Fauzan keluar dari kamar yang ditempati oleh Sabrina dengan perasaan kecewa.
⭐⭐⭐⭐⭐
"Aku tidak rela, jika pak Fauzan akan menikah dengan pengasuh anak-anak nya itu. Ini benar-benar membuatku kecewa," gumam Vievie.
Vievie benar-benar sangat kacau. Ini seperti saat balon berwarna hijau punya seorang anak kecil meletus. Vievie menimang-nimang undangan pernikahan Fauzan dan Erlina. Bahkan undangan itu sangat mewah. Sudah dipastikan kalau acara pesta pernikahan antara bos nya dengan mantan pengasuh anak-anak nya itu akan diselenggarakan semeriah mungkin.
"Apakah aku sanggup jika membuat kekacauan dipesta pernikahan itu? Jika aku tidak melakukannya, rasanya tidak rela dan ikhlas banget melihat pak Fauzan duduk bersanding dengan Erlina yang licik dan genit itu," pikir Vievie.
"Menyebalkan sekali!" umpat Vievie seraya menjatuhkan tubuh nya di atas kasur empuk dalam kamarnya setelah beberapa saat yang lalu duduk di depan cermin rias menatap bayangan wajahnya.
"Padahal aku cantik dan seksi. Kenapa pak Fauzan lebih tertarik dengan Erlina?" gumam Vievie.
🌸🌸🌸🌸🌸
"Aku mohon, Sabrina! Kamu jangan pulang ke Medan dong! Kamu kan tahu, sebentar lagi aku menikah dengan bang Fauzan. Apakah kamu tega meninggalkan aku dan tidak menemani aku disaat aku menikah?" kata Erlina dengan memohon pada Sabrina. Susah bagi Sabrina untuk menolak seseorang yang sudah memohon pada dirinya. Apalagi seseorang itu adalah sahabat dekatnya.
"Maaf, Erlina! Aku harus kembali ke Medan! Aku tidak ingin menggangu kebahagiaan antara kamu dengan bang Fauzan," ucap Sabrina.
"Sabrina! Aku mohon! Tetaplah di sini!" desak Erlina seraya bersimpuh. Tentu saja membuat Sabrina menjadi terkejut dengan tindakan Erlina itu.
"Erlina, bangun! Jangan seperti ini! Apalagi kamu saat ini sedang mengandung!" kata Sabrina.
"Aku tidak akan bangkit berdiri kalau kamu bersikeras dengan keputusan kamu untuk pulang ke Medan," ucap Erlina.
"Kamu selalu saja memaksakan kehendak. Oke, oke, aku akan tetap di sini! Puas kamu!" sahut Sabrina. Erlina tersenyum lebar. Erlina menghambur memeluk Sabrina, sahabat nya.
⭐⭐⭐⭐⭐
"Maaf, Erlina! Aku harus kembali ke Medan! Aku tidak ingin menggangu kebahagiaan antara kamu dengan bang Fauzan," ucap Sabrina.
"Sabrina! Aku mohon! Tetaplah di sini!" desak Erlina seraya bersimpuh. Tentu saja membuat Sabrina menjadi terkejut dengan tindakan Erlina itu.
"Erlina, bangun! Jangan seperti ini! Apalagi kamu saat ini sedang mengandung!" kata Sabrina.
"Aku tidak akan bangkit berdiri kalau kamu bersikeras dengan keputusan kamu untuk pulang ke Medan," ucap Erlina.
"Kamu selalu saja memaksakan kehendak. Oke, oke, aku akan tetap di sini! Puas kamu!" sahut Sabrina. Erlina tersenyum lebar. Erlina menghambur memeluk Sabrina, sahabat nya.
⭐⭐⭐⭐⭐
"Terimakasih banyak, Sabrina! Kamu mau mendampingi aku di saat hari bahagia ku," ucap Erlina disaat dirinya dirias wajahnya oleh seorang MUA. Sabrina terlihat ikut duduk di dalam ruangan itu.
"Bolak-balik ngomong seperti itu. Apa tidak capek kamu?" sahut Sabrina sambil tersenyum. Dia benar-benar sudah mengikhlaskan Erlina bahagia bersama dengan Fauzan. Dirinya lebih memilih melihat pasangan itu menikah dan menjadi suami istri.
"Apakah aku terlihat cantik?" tanya Erlina.
"Cantik dong! Siapa tahu MUA nya?" sahut seorang wanita yang usianya tidak jauh dari Sabrina dan Erlina.
"Iya, kakak benar-benar hebat! Bisa merubah sahabat saya lebih cantik dari sebelumnya," kata Sabrina.
"Apa? Maksudnya aku sebelum di make up buruk, jelek? Seperti itu?" sahut Erlina pura-pura sewot. Namun dia tetap terlihat tersenyum dan bahagia.
"Bukan seperti itu, nyonya Fauzan!" ucap Sabrina. Ucapan Sabrina semakin membuat wajah Erlina bersinar karena bahagia. Mengingat bahwasanya sebentar lagi dia akan dipanggil dengan nyonya Fauzan. Apalagi saat dia berkunjung ke perusahaan Fauzan.
"Hai, Hai kalian jangan ribut! Aku menjadi kesulitan merias wajah pengantin nya ini. Tolong yah Kak, Jangan banyak bicara! Biasanya seorang pengantin wanita itu banyak diamnya. Tapi ini kok cerewet nya minta ampun," sahut mbak MUA dengan pura-pura marah.
Namun dia juga ikut bahagia saat melihat pengantin yang diriasnya terlihat bahagia. Ini akan semakin menambah pancaran auranya semakin bersinar.
Sabrina dan Erlina tiba-tiba diam setelah sama-sama saling pandang dan tersenyum saat kena semprot oleh MUA nya.
⭐⭐⭐⭐⭐
"Astaghfirullah! Kenapa gaun pengantin nya bisa koyak? Padahal tadi sudah dicek kembali gaunnya masih utuh dan tidak ada yang koyak. Kenapa tiba-tiba jadi koyak?" ucap salah satu pembantu MUA yang sedang memasangkan gaun pengantin di tubuh Erlina. Sabrina yang ada di tempat itu pun ikut panik.
"Astaghfirullah! Kenapa bisa teledor seperti ini sih? Kalau begitu, pakai gaun pengantin yang lainnya saja," sahut Sabrina.
"Iya, tolong kamu ambil kan di box itu!" perintah mbak yang merias wajah Erlina tadi. Pembantu Mua itu langsung mengambil kan gaun cadangan. Lalu mulai bergegas memakaikan nya pada Erlina.
"Gaun ini aman dan tidak koyak! Tapi sepertinya sedikit kedodoran," ucap Mua itu.
"Tidak apa mbak! Aku memakai pakaian buruk pun tidak apa-apa. Asal aku hari ini bisa tetap menikah dengan bang Fauzan," sahut Erlina. Sabrina yang mendengar nya jadi sangat sedih.
"Bagaimana kalau sedikit kita jahit saja. Biarkan Erlina tetap mengenakan gaun pengantin ini. Kita coba fitting bajunya. Bukankah setelah mengenakan gaun ini ada baju pengantin lagi adat Medan? Jadi Erlina hanya sebentar saja mengenakan gaun pengantin ini," usul Sabrina.
"Yah sudah, aku coba menjahitnya di bagian yang longgar," sahut salah satu petugas MUA itu.
Sabrina kini bisa terlihat lega saat melihat, gaun pengantin yang dikenakan oleh Erlina semakin terlihat lebih bagus dan mewah daripada sebelumnya.
"Wow, cantik dan spektakuler! Terimakasih mbak! Kalian benar-benar luar biasa dalam mengerjakan tugas," puji Sabrina yang sangat senang saat melihat hasilnya. Erlina pun menatap bayangan dirinya melalui cermin. Gaunnya yang ia kenakan benar-benar terlihat mewah dan mahal.
"Sebenarnya siapa yang merusak gaun pengantin Erlina? Tidak mungkin kan MUA sendiri yang merusak nya?" batin Sabrina.
"Alhamdulillah, selesai! Sekarang kita tunggu, apakah pengantin nya sudah boleh keluar atau belum," ucap MUA itu.