"Daddy dan mommy menemukan wanita yang cocok untuk menjadi isterimu! Tepati janjimu! Kau akan menikah bila kami menjodohkanmu kan?"
"Baiklah. Dengan siapa?" tanya Xander
"Namanya Audrey Lee, puteri Christoper Lee dan Margareth Lee. Usianya sembilan belas tahun."
Xander langsung membelalakkan matanya, "Sembilan belas?!"
Bab 2
Xander baru saja keluar dari ruang meeting, usai meeting bersama dengan para staffnya. Dirinya berjalan tegak kembali ke ruangannya dengan Jose, asistennya berjalan di sampingnya. King Xander Bastian saat ini memegang hampir seluruh anak perusahaan AM Grup, sedangkan ayahnya Kevin Kingsley Bastian hanya mengontrol dan membantu Xander menjalankan tugasnya saja.
Xander masuk ke dalam ruangannya dan segera mengambil tas dan semua miliknya. Dia mendongak dan menatap asisten sekaligus sahabat karena mereka bertumbuh bersama. Jose adalah anak sulung dari tangan kanan sang ayah, Gabriel. Dan dari kecil Jose sudah di persiapkan untuk menjadi tangan kanannya. Sehingga dari kecil Xander memang sudah sangat dekat dengan Jose.
"Kau sudah menyiapkan semuanya?" tanyanya
Jose mengangguk, "Sudah tuan. Anda sudah tidak memiliki pertemuan apapun, jadi kita bisa pergi sekarang" ucapnya
Xander mengangguk lalu mengambil tasnya dan berjalan keluar dari ruangannya diikuti oleh Jose. Mereka langsung memasuki lift khusus eksekutif dan langsung turun ke basement tanpa melewati loby.
Namun begitu sampai di bawah, Xander baru saja keluar dari lift, ponselnya berdering. Xander mengeluarkan ponselnya dan nama ibunya tertera di layar ponselnya. Tanpa menunggu Xander menggeser tombol hijau dan mengangkat panggilan dari ibunya.
"Hallo mom?" sapa Xander
"Xan? Apakah kamu masih di perusahaan?"
suara Jemima terdengar
"Ya, aku sedang dalam perjalanan. Ada apa mom?" tanya Xander yang tetap melangkah menuju ke mobilnya dimana Jose sudah bersiap dan membukakan pintu belakang untuk tuan mudanya itu.
"Kamu mau pergi? Bukankah sekarang sudah tidak ada meeting?" tanya Jemima
Xander mengangguk memerintahkan Jose menjalankan mobilnya. Meskipun begitu dia tetap meladeni panggilan sang ibu, "Hari ini tanggal lima bulan tujuh mom. Aku akan menuju ke makam" ucap Xander
Terdengar helaan nafas panjang dari seberang telepon.
"Jika mommy memintamu membatalkan kunjunganmu dan menjemput mommy di rumah sakit apakah bisa nak?" tanya Jemima pelan
Xander terdiam, dia tau ini akal - akalan sang ibu. Ibunya akan selalu seperti ini setiap tahun. Dia akan mengupayakan banyak cara agar Xander tidak mengunjungi makam seseorang dari masa lalu Xander itu lagi. Meskipun selalu gagal dan Xander akan selalu tetap mendatangi makam itu, tapi Jemima terus mencoba menggagalkannya.
Bahkan tahun lalu, sampai Jemima berpura -pura pingsan untuk membuat puteranya membatalkan kunjungannya ke makam. Dan berhasil sebenarnya! Xander datang ke rumah sakit tempat ibunya di bawa, namun setelah melihat kondisi sang ibu baik - baik saja, Xander melesat meninggalkan rumah sakit bahkan meninggalkan Jose disana.
"Ada apa mom? Apakah hari ini mom pingsan lagi?" tanya Xander datar
Jemima sekali lagi menghembuskan nafasnya panjang dan terdengar begitu berat, "Mommy tau apa arti hari ini untukmu Xander! Tapi tidak bisakah kamu move on nak? Sampai kapan kamu akan terperangkap dalam masa lalumu? Kamu dengar sendiri apa yang dikatakan oleh dokter psikiater, bahwa apa yang terjadi padamu akan sembuh bila kamu berdamai. Lupakan dia nak! Dia sudah meninggal lama" ucap Jemima penuh permohonan
Xander memejamkan matanya mendengar suara memohon ibunya. Sejujurnya Xander ingin, ingin sekali memenuhi semua keinginan ibunya termasuk apa yang baru saja ibunya katakan. Tapi tentu saja kondisi hati dan pikiran Xander tidak semudah itu menurut. Semua ini sudah berlalu belasan tahun. Sekitar hampir tujuh belas tahun lalu, Xander melihat seseorang meregang nyawa di depan matanya dengan cara yang mengerikan. Bukan hanya arti orang itu bagi Xander, tetapi juga rasa bersalah yang terus menghantui Xander sampai sekarang.
Mereka di culik bersama! Seandainya Xander sadar lebih cepat dari pengaruh bius. Seandainya Xander mampu menolongnya, maka dia tidak akan meregang nyawa. Maka Xander tidak akan menanggung perasaan seperti ini selama belasan tahun. Yang membuatnya tak bisa menyentuh dan di sentuh oleh lawan jenis.
Melihat Xander tidak menjawab, Jemima kembali menghembuskan nafasnya, "Baiklah kalau memang kamu tidak bisa datang. Mommy akan pulang sendiri! Mommy tetap berharap kamu bisa move on nak! Semua sudah berlalu tujuh belas tahun lalu. Bukan hanya dia yang harusnya kamu pikirkan, ada mommy, daddy dan Ellea! Malam ini pulanglah ke rumah, mommy merindukanmu" ucap Jemima yang langsung memutuskan sambungan telponnya tanpa menunggu jawaban Xander
Xander hanya memejamkan matanya namun tetap bungkam. Dia mengembalikan ponselnya ke saku jasnya kemudian menyandarkan kepalanya dan menutup matanya menunggu perjalanan yang akan mengantarnya ke makam seseorang dari masa kecilnya.
Tiga puluh menit kemudian, mobil yang dikendarai Jose sudah tiba di sebuah pemakaman umum. Jose turun dan langsung membukakan pintu untuk tuan mudanya. Xander mengambil sebuket bunga mawar putih, yang tadi sudah dia beli dalam perjalanan kemari lalu berjalan menyusuri jalan setapak menuju ke sebuah makam yang letaknya sedikit di ujung. Dia sudah sangat menghafalnya karena setiap tahun dia akan datang berkunjung kemari dan menghabiskan waktu hampir seharian untuk sekedar duduk di depan makam.
Namun saat Xander baru saja meletakkan bunganya, dan menundukkan kepalanya. Jose sudah mendekat dan menundukkan kepalanya takut.
"Maafkan saya tuan, tuan besar menelpon dan meminta anda kembali sekarang! Nyonya kecelakaan" lapor Jose
Xander langsung menoleh menatap asistennya, "Mommy kecelakaan?! Dimana?! Bukankah tadi dia mengatakan sedang berada di rumah sakit?!"
tanyanya tajam
Jose mengangguk, "Tadı memang nyonya masih di rumah sakit saat menghubungi anda tuan, tapi karena anda menolak datang maka nyonya menyetir sendiri pulang ke rumah. Dan di jalan dekat mansion, nyonya mengalami kecelakaan karena menghindari seseorang anak menyeberang jalan"
Xander langsung berbalik, dia sempat melirik nisan yang biasanya akan dia tatap hingga malam.
Lalu Xander berjalan lebih dulu dan meninggalkan makam itu. Kini Xander sudah masuk ke kursi kemudi dan meminta Jose duduk di sampingnya.
"Aku yang akan menyetir! Dimana mommy?"tanya Xander
"Di rumah sakit tuan muda. Nona Ellea membawa Nyonya kembali ke rumah sakit" ucap Jose
*
*
*
Xander memarkir sembarangan mobilnya di loby rumah sakit milik keluarganya itu. Ya, rumah sakit itu adalah milik ibunya. Ibunya adalah seorang dokter bedah dan seorang pemilik rumah sakit di Indonesia, lalu ibunya membuka cabang lagi di Singapura dan dikelola sendiri olehnya.
Sedangkan Queen Ellea Bastian, dia adalah adik perempuan Xander yang usianya terpaut lima tahun dengan Xander. Ellea mengikuti jejak ibunya dan kini berprofesi sebagai seorang dokter bedah anak.
Xander langsung diarahkan Jose menuju ke ruangan tempat Jemima di rawat karena Jemima sudah dipindahkan ke ruang rawat VVIP yang terletak di lantai tiga gedung paling selatan. Xander dengan setengah berlari dia menuju ke ruangan ibunya.
Begitu Xander membuka pintu dia melihat adiknya berdiri memeriksa kondisi ibunya, dan ayahnya berdiri di sisi lain ranjang sang ibu. Xander langsung mendekati ibunya. Tapi Ellea langsung menghadiahinya dengan tatapan sengit.
"Kenapa kembali kemari?! Sana tunggui saja makam itu sampai tengah malam!" ucap Ellea