NovelToon NovelToon
Time Travel Terjebak Di Tahun 1990

Time Travel Terjebak Di Tahun 1990

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:56.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Monika (23), seorang aktris multitalenta dengan karier gemilang, harus menghadapi akhir hidupnya secara tragis, kepleset di kamar mandi! Namun, bukannya menuju alam baka, ia justru terbangun di tubuh seorang wanita asing, dalam satu ranjang dengan pria tampan yang tidak dikenalnya.

Saat matanya menyapu ruangan, ia segera menyadari bahwa dunia di sekitarnya bukanlah era modern yang penuh teknologi. Ia terjebak di masa lalu, tepatnya tahun 1990! Sebelum sempat memahami situasinya, penduduk desa menerobos masuk dan menuduhnya melakukan dosa besar: kumpul kebo!

Lebih parahnya lagi, tunangan asli pemilik tubuh ini datang dengan amarah membara, menuntut pertanggungjawaban. Monika yang dikenal mulut tajam dan suka tawuran harus mencari cara untuk keluar dari kekacauan ini. Bagaimana ia bisa bertahan di masa lalu? Dan siapa sebenarnya pria tampan yang terbangun bersamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Telepone Dari Ibu Mertua

Lin Momo yang sedang berbaring di tempat tidur tiba-tiba mendengar suara telepon berbunyi. Ia mengerutkan kening, merasa aneh karena jarang sekali ada telepon di rumah ini. Dengan rasa penasaran, ia segera bangkit dari tempat tidur, berjalan menuju sofa, lalu mengangkat gagang telepon.

"Halo?" suaranya terdengar sedikit ragu.

Dari seberang, terdengar suara seorang wanita dengan nada tegas namun lembut. "Yan Zhi ada di rumah?"

Lin Momo terdiam sejenak. Ia melirik ke arah jam dinding, mengingat bahwa Yan Zhi baru saja pergi. "Maaf, dia sedang tidak ada di rumah. Siapa ini?"

Suara di seberang sana hening beberapa detik sebelum menjawab, "Aku ibunya Yan Zhi. Kau siapa?"

Lin Momo terkejut.

"Ibu Yan Zhi? Selama ini, Yan Zhi hampir tidak pernah berbicara tentang keluarganya, apalagi ibunya. Apakah ini benar? Bukankah ibu Yan Zhi sudah meninggal?" ucap Lin Momo dalam hati.

Sebelum Lin Momo sempat merespons, suara wanita itu kembali terdengar, kali ini dengan nada curiga. "Kenapa ada suara wanita di rumah anakku? Siapa kau?"

Lin Momo menegakkan punggungnya dan menjawab dengan sopan, "Saya istri Yan Zhi."

Hening.

Tidak ada suara sama sekali dari seberang, membuat Lin Momo mulai merasa cemas. "Halo? Apakah masih terhubung?" tanyanya, memastikan telepon belum terputus.

Kemudian, suara tawa kecil terdengar dari seberang, terdengar seperti seseorang yang tidak percaya dengan apa yang baru saja didengar. "Istri? Jadi Yan Zhi sudah menikah?"

Lin Momo mengangguk meskipun tahu lawan bicaranya tidak bisa melihatnya. "Ya, kami sudah menikah."

Wanita di seberang terdengar menarik napas panjang sebelum berkata, "Kenapa aku tidak tahu apa-apa soal ini? Kenapa anak itu tidak memberitahuku?"

Lin Momo menggigit bibirnya. Ia juga ingin tahu alasan Yan Zhi tidak pernah menyebutkan tentang keluarganya, terutama ibunya.

"Saya juga tidak tahu, Nyonya."

Terdengar suara hembusan napas berat dari seberang. "Bagaimana kau bisa menikah dengan anakku?"

Lin Momo tersenyum kecil. "Yah, itu cerita panjang."

Wanita di seberang tidak langsung merespons, namun beberapa detik kemudian, ia berkata dengan nada yang lebih lembut, "Aku ingin bertemu denganmu."

Lin Momo membelalakkan matanya. "Eh?"

Namun, sebelum ia bisa mengatakan apa pun lagi, telepon tiba-tiba terputus.

Lin Momo menatap gagang telepon di tangannya dengan ekspresi melongo. "Hah? Kok tiba-tiba ditutup?"

Ia duduk di sofa, mencoba mencerna percakapan yang baru saja terjadi. Apakah beliau memang ibu nya atau bukan?.

Lin Momo menatap cincin di jarinya, "Bukankah cincin ini kepunyaan ibu Yan Zhi, katanya kenangan ibunya bukan. Ah sudah lah, nanti aku beritahu Yan Zhi saja."

Lalu Lin Momo bersantai dan berbaring di sofa, sambil membaca koran yang berada di meja itu.

Yan Zhi buru-buru masuk ke dalam rumah, matanya langsung mencari sosok istrinya. Setelah melewati ruang tamu, akhirnya ia menemukannya, Lin Momo sedang tertidur di sofa dengan koran menutupi wajahnya. Kakinya menggantung ke bawah, seakan tertidur dalam posisi yang tidak nyaman.

Yan Zhi terkekeh kecil.

"Dasar, kau sangat unik sekali," gumamnya pelan.

Dengan hati-hati, ia mengambil koran itu dan meletakkannya di meja. Kemudian, tanpa ragu, ia meraih tubuh mungil istrinya dan menggendongnya dalam posisi bridal style.

Namun, di saat yang bersamaan, Lin Momo mengerjapkan matanya, menyadari ada sesuatu yang berbeda. Ketika melihat wajah tampan Yan Zhi begitu dekat, ia langsung mengalungkan kedua lengannya di leher suaminya.

"Yan Zhi…" panggilnya dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur.

Yan Zhi sedikit terkejut, tidak menyangka istrinya akan terbangun begitu cepat.

"Kau sudah bangun?" tanyanya lembut.

Lin Momo mengangguk pelan. Yan Zhi menatapnya dengan penuh kasih sayang.

"Kalau begitu, tidur lagi. Aku akan membawamu ke tempat tidur," ujarnya seraya melangkah menuju kamar.

Namun, Lin Momo menggeleng.

"Aku sudah tidak mengantuk," katanya dengan suara manja.

Yan Zhi mendesah pasrah. "Baiklah."

Ia menaruh Lin Momo ke atas ranjang, namun alih-alih segera bangkit, tubuhnya tetap berada di atasnya, kedua tangan bertumpu di sisi tubuh Lin Momo, menciptakan jarak tipis di antara mereka. Nafas mereka saling bertemu, membuat suasana tiba-tiba menjadi intim.

Lin Momo menatap wajah Yan Zhi yang begitu tampan dari dekat. Mata tajamnya, hidungnya yang mancung, bibirnya yang terlihat begitu menggoda.

"Astaga, aku butuh vitamin, aku butuh vitamin!" pikirnya sambil menahan senyum.

Tangan Lin Momo yang masih melingkar di leher Yan Zhi tiba-tiba menariknya lebih dekat. Kini bibir mereka hanya berjarak satu sentimeter.

Yan Zhi membelalakkan mata, tidak menyangka Lin Momo akan melakukan hal seperti ini. Mata mereka bertemu dalam tatapan yang penuh dengan emosi tak terucap. Yan Zhi menelan ludahnya, jakunnya bergerak naik turun.

"Momo…" suaranya serak, hampir seperti bisikan.

Namun, sebelum ia bisa berkata lebih banyak, ia sudah kalah dalam permainan ini. Entah dorongan dari mana, bibirnya secara alami mendarat di bibir Lin Momo.

Matanya melebar, seakan tidak percaya dirinya sendiri baru saja mencium istrinya. Namun, Lin Momo tidak terkejut seperti dirinya, ia malah tersenyum di tengah kecupan itu, seolah menikmati kebingungan Yan Zhi.

Ketika Yan Zhi hendak menarik diri karena malu, Lin Momo justru menariknya kembali. Kali ini, bibir mereka bertemu lebih erat dalam sebuah ciuman penuh gairah.

Yan Zhi awalnya masih pasif, tidak tahu harus berbuat apa. Namun, semakin lama, tubuhnya merespons secara alami. Matanya terpejam, dan ia mulai mengikuti irama yang diberikan Lin Momo. Tangan besarnya kini secara refleks menekan pinggang istrinya, memperdalam ciuman mereka.

Waktu terasa berjalan lebih lambat.

Suasana di dalam kamar menjadi semakin panas.

Lin Momo tersenyum di sela-sela ciuman mereka. "Hah, akhirnya kau membalas juga."

Yan Zhi yang sudah tenggelam dalam ciuman itu tiba-tiba membuka matanya, menyadari betapa ia telah terbawa suasana. Wajahnya langsung memerah.

"Kau… Kau yang memulainya!" balasnya dengan suara rendah.

Lin Momo terkekeh. "Lalu? Kau suka?"

Yan Zhi tidak menjawab. Ia hanya menundukkan kepala, menyembunyikan wajahnya yang memerah. Namun, tangannya yang masih memeluk pinggang Lin Momo sudah cukup menjadi jawaban.

Lin Momo tersenyum licik sebelum dengan cepat membalikkan badan Yan Zhi, membuat pria itu kini terbaring di bawahnya. Yan Zhi tersentak, tubuhnya menegang seketika.

"Momo, kau sedang apa?" suaranya serak, sedikit panik tetapi juga terdengar penuh godaan yang tertahan.

Lin Momo tidak menjawab. Ia hanya menyeringai nakal, lalu menelusuri wajah Yan Zhi dengan ujung jarinya. Perlahan, jari telunjuknya mengusap garis rahang tegas suaminya, turun ke leher kokohnya, dan meluncur ke dadanya yang masih tertutup pakaian.

"Hehehe… menarik sekali. Tubuhnya benar-benar luar biasa! Lihatlah ototnya, keras dan kencang seperti pahatan seni. Tidak kusangka, di bawah pakaian ini tersembunyi sesuatu yang begitu mempesona. Kalau di dunia modern, dia pasti bisa menjadi model terkenal. Aku mungkin harus menjaganya lebih ketat agar tidak ada wanita lain yang mencuri pandang!" ucap Lin Momo dalam hati.

Yan Zhi menelan ludah, dadanya naik turun dengan cepat, mencoba mengatur napasnya. Tapi itu percuma. Sentuhan Lin Momo terasa seperti percikan api yang membakar seluruh tubuhnya.

1
Lala Kusumah
nanggung nih pengen tahu reaksi ibu Yan Zhi kalau Momo istri Yan Zhi pasti heboh 😂😍😍👍
panty sari
yah thor malah bersambung mau ketemu mertua
Sribundanya Gifran
lanjut
panty sari
yah kenapa malah salah orang thor
panty sari
pecah telor lah biar ga gagal
Ajeng Sri Pramudya
haduh... kok bisa gitu ya..
mau ketemu menantu dan mertua teh drama aja 🤦🏼
Eka Uderayana: serasa nonton sinetron.....mau ketemu aja... ada banyak drama nya
total 1 replies
millie ❣
ya inj akibat semua disembunyikan perkawinan aja disembunyikan anehhhhh!!!
akhirnya timbul kesalah pahaman kan kasian momo kena impeknya kecewa aja ma yang zie 😏laki g tegas
SAL💞🇲🇾
terbaik 👍🏼🥰
lily
up
SAL💞🇲🇾
lanjut thor
Salsabila Arman
lanjut
lily
menarik
lily
up
Sribundanya Gifran
lanjut
Lala Kusumah
😂😂😂😂🤭🤭
lily
up
panty sari
sepertinya seru
Ajeng Sri Pramudya
ha.... gagal trus....
gassskeun...
lanjut..
Ajeng Sri Pramudya
kirain mertua yang datang.. eh ternyata si asistennya 🤦🏼
tinggal siap2 menunggu ibu mertua datang aja mo..
Salsabila Arman
lanjut
RJ 💜🐑: benar" godaan yang sangat sulit di kendalikan ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!