NovelToon NovelToon
Mimpi Buruk Clara

Mimpi Buruk Clara

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Teen School/College / Keluarga / Persahabatan / Cinta Murni
Popularitas:479
Nilai: 5
Nama Author: Grace caroline

"Aku pikir kamu sahabatku, rumah keduaku, dan orang yang paling aku percayai di dunia ini...tapi ternyata aku salah, Ra. Kamu jahat sama aku!" bentak Sarah, matanya berkaca-kaca.

"Please, maafin aku Sar, aku khilaf, aku nyesel. Tolong maafin aku," ucap Clara, suaranya bergetar.

Tangan Clara terulur, ingin meraih tangan Sarah, namun langsung ditepis kasar.

"Terlambat. Maafmu udah nggak berarti lagi, Ra. Sekalipun kamu sujud di bawah kakiku, semuanya nggak akan berubah. Kamu udah nusuk aku dari belakang!" teriak Sarah, wajahnya memerah menahan amarah.

"Kamu jahat!" desis Sarah, suaranya bergetar.

"Maafin aku, Sar," bisik Clara, suaranya teredam.

***

Mereka adalah segalanya satu sama lain—persahabatan telah terjalin erat sejak memasuki bangku kuliah. Namun, badai masalah mulai menghampiri, mengguncang fondasi hubungan yang tampak tak tergoyahkan itu. Ketika pengkhianatan dan rasa bersalah melibatkan keduanya, mampukah Clara dan Sarah mempertahankan ikatan yang pernah begitu kuat?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 9. Kamu Memang Sahabat Terbaik

Hai, guys! Aku Grace. Terima kasih banyak buat yang sudah membaca novelku. Jangan lupa tekan tombol like, ya! Kalian punya masukan atau kritik? Sampaikan saja di kolom komentar. Selamat membaca!

......................

Taksi melaju pelan, meninggalkan gedung mewah nan megah di belakang. Sarah menoleh ke arah Clara yang tertidur lelap di sampingnya.

Wajah Clara memerah, bibirnya sedikit terbuka, dan napasnya terdengar teratur. Sarah menghela napas lega. Ia bersyukur, karena Clara kini sudah berada di dalam taksi bersamanya.

Taksi terus melaju, melewati jalanan yang ramai dan beberapa lampu merah. Sarah memperhatikan pemandangan di luar jendela, pikirannya melayang-layang.

Ia masih merasa kesal pada Grace yang telah mengajak Clara ke acara komunitas itu. Ia juga merasa khawatir pada Clara, bagaimana jika Clara sampai mabuk berat dan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan?

Tiba-tiba, Sarah teringat akan minuman elektrolit yang biasa diminum orang Korea saat mabuk. Ia teringat bahwa di dekat tempat mereka tadi ada sebuah apotek yang buka 24 jam. Sarah segera menyentuh lengan Clara, membangunkannya dengan lembut.

"Ra, bangun bentar, ya," bisik Sarah. Clara mengerang pelan dan membuka matanya dengan berat. "Kita ke apotek dulu, ya, beli minuman elektrolit buat kamu biar kamu nggak mabuk lagi," jelas Sarah.

Clara mengangguk pelan, matanya masih sayu. Sarah tersenyum, lega karena Clara mau diajak ke apotek. Ia segera meminta sopir untuk berhenti di depan apotek yang sedang buka.

"Pak, berhenti di apotek itu, ya," pinta Sarah. Sopir mengangguk dan menepikan taksi di depan apotek. Sarah keluar dari taksi dan melangkah cepat menuju apotek. Clara tetap berada di dalam taksi, tertidur kembali.

Di dalam apotek, Sarah langsung menuju ke rak minuman elektrolit. Ia mengambil satu botol minuman elektrolit dan membayarnya di kasir. Setelah itu, ia kembali ke taksi dan memberikan minuman elektrolit kepada Clara.

"Minum dulu, ya, Ra," kata Sarah. Clara membuka botol minuman elektrolit dan meminumnya dengan perlahan. Sarah memperhatikannya dengan penuh perhatian.

"Kamu ngantuk lagi, Ra? Tidur aja dulu, nanti aku bangunin kalau udah sampai rumah," kata Sarah. Clara mengangguk pelan dan kembali tertidur.

Tak lama kemudian, taksi sampai di depan rumah Clara. Sarah membangunkan Clara dan membantunya keluar dari taksi. Ia memapah Clara menuju pintu depan dan mengetuknya dengan lembut.

Tok… tok… tok… Hening. Tak ada jawaban.

"Mama sama papa...mungkin lagi kerja, Sar," bisik Clara, suaranya sedikit gemetar karena masih pusing. "Jadi rumah kosong. Biasanya kan emang kayak gini. Kamu ambil aja kunci cadangan di tas aku," lanjutnya.

Sarah, sambil tetap menopang Clara, agak kesulitan mencari kunci di dalam tasnya. Setelah beberapa saat, ia menemukannya. Clek! Pintu terbuka. Mereka masuk, dan pintu terbanting pelan.

"Ra, kamu habis ini tidur, ya? Biar mabuknya cepat hilang," kata Sarah lembut sambil membantu Clara berjalan. Clara mengangguk lemah, matanya masih tertutup separuh, berusaha mengatasi rasa kantuk yang menyergap.

Sarah mengantarkan Clara ke kamar tidurnya yang sudah tidak asing lagi. Ia menyalakan lampu dengan hati-hati agar tidak terlalu terang, lalu membantu Clara duduk di tepi ranjang. "Kamu harus tidur yang nyenyak, biar cepat pulih," ujarnya, sembari merapikan selimut yang ada di kasur.

Clara menguap lebar dan merenggangkan tubuhnya. "Sar, kamu nginep di sini ya, temenin aku? Aku takut sendirian," pinta Clara, suaranya lembut dan penuh harap.

Mendengar permintaan Clara, hati Sarah bergetar. Ia tak ingin menolak sahabatnya yang sedang dalam keadaan mabuk. "Oke, aku temenin," jawab Sarah sambil duduk di samping Clara.

Sambil menunggu Clara tertidur, Sarah mengeluarkan ponselnya dan menelepon ibunya. "Ma, ini Sarah. Aku nginep di rumah Clara malam ini, ya? Nemenin dia, orang tuanya lagi nggak ada di rumah," katanya, suaranya sedikit terburu-buru.

Setelah mendengar jawaban dari ibunya, Sarah merasa lega. Ia menutup telepon dan kembali menatap Clara yang kini sudah merebahkan tubuhnya di ranjang, matanya perlahan terpejam.

"Tidur yang nyenyak ya, Ra. Aku akan ada di sini," bisik Sarah sambil mengelus rambut Clara dengan lembut.

Beberapa saat kemudian, suara napas Clara yang tenang menggema di kamar. Sarah merasa sedikit lebih tenang, meskipun dalam hati masih ada rasa khawatir. Ia tahu, malam ini akan menjadi malam yang panjang, tetapi ia bertekad untuk menjaga sahabatnya sampai Clara pulih sepenuhnya.

Sarah menyandarkan kepala di dinding, menunggu hingga Clara benar-benar terlelap dalam tidur, sambil sesekali melirik ke arah jam dinding yang berdetak pelan.

Waktu terus berjalan, dan suasana malam kian hening. Hanya suara detakan jam yang menemani Sarah yang duduk di samping ranjang. Ia merenung, memikirkan betapa cepatnya malam ini berubah. Dari suasana pesta yang riuh, kini beralih menjadi momen tenang di rumah Clara.

Sarah memperhatikan wajah sahabatnya yang tampak damai saat tidur. Namun, di balik kedamaian itu, sebuah rasa was-was kecil mengusik hatinya.

Ia berpikir tentang Grace dan keputusan yang diambilnya untuk mengajak Clara ke acara komunitas itu, hingga akhirnya mabuk-mabukan di sana. Bagaimana bisa seseorang bersikap begitu tidak bertanggung jawab?

Dengan lembut, Sarah mengelus rambut Clara, tatapannya serius, penuh dengan tekad. "Aku bakal jagain kamu, Ra," bisiknya pelan.

Tak lama setelah itu, Clara terbangun sejenak, matanya masih sayu. "Sar, kamu nggak tidur?" tanyanya, suaranya serak.

"Bentar lagi, Ra, aku belum ngantuk," jawab Sarah, tersenyum. "Kamu kenapa bangun lagi, hmm? butuh sesuatu?" tanyanya perhatian.

Clara menggeleng pelan, dahinya berkerut. Ia berusaha keras mengingat kejadian malam ini. "Maaf, aku udah ngerepotin kamu," katanya pelan, merasa bersalah.

Sarah menggeleng. "Nggak, kamu nggak , ngerepotin. Itu tugas sahabat, kan? Aku akan selalu ada buat kamu, Ra," jawabnya tegas, namun tetap lembut.

"Kamu emang sahabat terbaikku, Sar, aku sayang sama kamu. Sayang banget." Clara tersenyum lemah, lalu kembali duduk dan bersandar di bantal yang sudah di susun Sarah.

Sarah merasa hangat mendengar kata-kata Clara. Senyum kecil menghiasi wajahnya, meskipun perasaan khawatir masih menggelayuti pikirannya. "Aku juga sayang kamu, Ra. Selalu," jawabnya lembut.

Clara menggenggam tangan Sarah sejenak, seolah mencari kenyamanan di tengah rasa pusing yang masih mengganggu. "Malam ini… aku benar-benar salah langkah," gumamnya, suaranya nyaris tak terdengar.

Sarah mengangguk, mengerti. Clara pasti merasa bersalah karena sudah membuatnya khawatir waktu kejadian mabuknya di acara sebelumnya, apalagi ia bersama Grace.

"Kita semua pernah membuat kesalahan, Ra. Yang penting sekarang kamu istirahat dan pulih," ujar Sarah, lembut.

Clara menatap Sarah, matanya berkaca-kaca. "Kamu selalu tahu cara bikin aku ngerasa lebih baik... daripada minum obat! Thanks, Sar."

Senyum Sarah merekah, hangat dan manis bak gula aren. "Hahaha... bisa aja kamu, Ra! Kan tugas sahabat emang gitu... hihihi... Bobo lagi, ya? Aku di sini," jawabnya sembari membantu Clara berbaring kembali dan menyelimuti tubuhnya lebih hangat dengan selimut.

Setelah beberapa saat, Clara kembali terlelap, napasnya perlahan menjadi lebih teratur.

Bersambung ...

1
Yokai-nya Rena
Nyess banget jadi Clara
◍•Grace Caroline•◍: Eh dah rilis ternyata 😍 makasih dah mampir kakk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!