NovelToon NovelToon
THE REGRET OF MY SEVEN BROTHERS

THE REGRET OF MY SEVEN BROTHERS

Status: sedang berlangsung
Genre:BTS / Keluarga / Angst
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: BYNK

"The Regret of My Seven Older Brothers"

Di balik kehidupan mewah dan kebahagiaan yang tampak sempurna, delapan bersaudara hidup dalam kesejahteraan yang diidamkan banyak orang.

Namun, semuanya berubah ketika kecelakaan tragis merenggut nyawa sang ayah, sementara sang ibu menghilang tanpa jejak.

Si bungsu, Lee Yoora, menjadi sasaran kemarahan dan penilaian keliru ketujuh kakaknya, yang menyalahkannya atas kehilangan yang menghancurkan keluarga mereka.

Terjebak dalam perlakuan tidak adil dan kekejaman sehari-hari, Yoora menghadapi penderitaan yang mendalam, di mana harapan dan kesedihan bersaing.

Saat penyesalan akhirnya datang menghampiri ketujuh kakaknya, mereka terpaksa menghadapi kenyataan pahit tentang masa lalu mereka. Namun, apakah penyesalan itu cukup untuk memperbaiki kerusakan yang telah terjadi?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BYNK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3: Ulang Tahun Jungsoo

" Hyung ... Kenapa kalian menyebalkan sekali hari ini " ujar Jungsoo yang kesal pada kedua kakaknya yang terus menjahilinya sedari tadi .

" Kapan lagi kan kita bisa menjahili si bocah tengil ini " ujar Tae Hwan yang di Jawab kekehan oleh Jihwan.

" Kau sangat menggemaskan soo-ah . " Ujar Jihwan yang melihat adiknya itu merajuk.

" Aku bukan soo-ah, namaku aku Jungsoo .. berhenti memanggilku seperti itu aku sudah dewasa " ujar Jungsoo yang semakin kesal.

" Ouh ternyata tuan ini sudah dewasa , baiklah mulai besok kau tidak boleh meminjam karakter game ku lagi " jawab Taehwan yang masih sibuk mengerjai sang adik.

" Tae Hyung menyebalkan sekali " ujar Jungsoo sembari memalingkan wajahnya.

"Menyebalkan bagaimana , kan kamu sendiri yang bilang jika kamu sudah dewasa " ujar Taehwan yang belum mau berhenti menggoda adiknya itu.

" Aku bilang sudah dewasa, bukan berarti tidak mau meminjam karakter game mu lagi " ujar Jungsoo memberikan pembelaan atas ucapan nya sebelum nya .

"Bukan kah orang dewasa sudah sepatutnya bisa berusaha sendiri untuk mencapai apa yang dia mau ? " Sahut Jihwan yang sedari tadi hanya diam mendengarkan perdebatan antara Jungsoo dan Taehwan.

" Jihwan Hyung sama saja " ujar Jungsoo sembari memalingkan wajahnya.

Ketiga pria yang memiliki rentang usia tidak jauh berbeda itu tampak asyik bersenda gurau, menikmati waktu luang mereka dengan penuh tawa dan canda. Sejak sore tadi, mereka telah menghabiskan waktu jalan-jalan, menonton film, bahkan berbelanja berbagai barang yang tidak mereka butuhkan. Momen kebersamaan ini bukan hanya sekadar bersenang-senang; mereka berusaha mengalihkan perhatian Jungsoo agar dia tidak mengingat tentang hari ulang tahunnya.

Ketika malam mulai menunjukkan wujudnya, dengan langit yang gelap dihiasi bintang-bintang, ketiga pria tampan itu segera bergegas pulang.

" Hyung apa tidak masalah kita pulang jam segini ? " Tanya Jungsoo.

" Seharusnya sih tidak, kita kan sudah dewasa jadi bebas saja kan ? " Tanya Jihwan.

" Tenang saja Seon Hyung Sangat sayang pada kita jadi tidak mungkin dia memarahi kita " jawab Tae yang yakin dengan ucapan nya .

"Kau benar.. walaupun yongki Hyung mungkin akan marah, selama Seon Hyung membela kita semuanya akan baik-baik saja " jawab Jihwan .

Perjalanan ke-tiga orang tersebut dilalui dengan penuh candaan, layaknya sebuah keluarga Cemara yang begitu bahagia. Mereka tertawa dan saling menggoda satu sama lain, menciptakan suasana hangat yang menutup hari mereka. Sebenarnya, tidak ada larangan untuk pulang larut malam ke rumah bagi mereka, namun tetap saja Jungsoo selalu merasa takut jika harus pulang larut, mengingat jika dia memiliki kakak yang sangat overprotektif seperti yongki.

Sementara Jungsoo yang sibuk dengan pikirannya sendiri, mengkhawatirkan bagaimana reaksi keluarga ketika tiba di rumah, berbeda dengan Jihwan dan Taehwan yang sedang berada dalam pikiran yang sama. Keduanya asyik berbalas pesan dengan saudara-saudaranya yang lain di grup chat yang mana Jungsoo tidak ikut di dalamnya. Mereka berbagi rencana untuk kejutan malam ini, saling mengirimkan emoji tertawa dan antusiasme yang terlihat jelas di setiap pesan. Jihwan sesekali melirik Jungsoo, memastikan bahwa adiknya tidak curiga akan rencana yang telah mereka susun.

" Lihat lah Tae ... Dia bilang dia sudah dewasa tapi saat jam menunjukkan pukul setengah sembilan malam dia sudah tidur sepulas itu " ujar Jihwan setelah memastikan jika sang adik sudah benar - benar tertidur.

" Kau benar Hyung, terkadang aku merasa Jungsoo masih berusia belasan tahun . Bagaimana bisa orang yang mengaku sudah dewasa bisa bertingkah se- lucu itu ! " Ucap tae membenarkan ucapan Jihwan.

"Sepertinya dia juga benar - benar melupakan hari ulang tahun nya  " ucap Jihwan yang masih pokus melihat ke jalanan yang sedang mereka lewati.

" Berarti kita berhasil Hyung " ujar Taehwan .

" Seperti nya begitu , ouh ya apa kau sadar jika Namjin Hyung tidak terlihat menanggapi pembahasan kita di grup? " Tanya Jihwan, bingung melihat respon Namjin yang seolah tidak terlalu perduli dengan rencana ini .

"Seonho Hyung bilang Namjin Hyung sedang banyak pekerjaan, dia juga belum pulang kerumah sudah sekitar 2 Minggu " ujar Taehwan, menjelaskan apa yang dia ketahui.

"Yongki Hyung, haesung Hyung, dan Namjin Hyung memang paling sibuk di atara kita semua, bahkan kesibukan mereka mengalahkan sibuknya seonho Hyung " ujar Jihwan yang di sertai kekehan .

" Motto hidup mereka, lebih baik tidak bergaya daripada hidup tanpa bekerja " ujar Taehwan, ikut tertawa menanggapi ucapan Jihwan.

" Seperti nya itu hanya motto yongki Hyung saja, dia tidak bisa di pisahkan dengan tempat tidur nya tapi dia berhasil sukses dalam semua itu " jawab Jihwan yang tahu betul sikap dan keseharian Yongki, di mana dia akan berkerja bagaikan kuda dan akan berehat layaknya panda yang pemalas saat semua pekerjaan nya selesai.

"Tapi karena itu juga uang jajan kita semakin banyak " ujar Taehwan yang di angguki oleh Jihwan.

" Kamu benar" jawab Jihwan, yang setuju dengan ucapan Taehwan.

"Tapi bukankah seharusnya kita tidak menerima uang mereka lagi ? Kita sudah memiliki pekerjaan sendiri kan ? " Tanya Taehwan.

"Kita tidak boleh menolak rezeki yang Tuhan berikan, lagipula kita tidak pernah meminta " ujarnya sembari terkekeh.

"Aku tidak percaya Hyung tidak pernah meminta uang pada Hyung yang lain, " ujar Taehwan yang tau seberapa manja nya Jihwan pada keempat kakak tertua nya .

" Aku akan berhenti jika sudah menikah" ujar Jihwan sembari terkekeh .

" Hyung akan menikah dengan siapa? Pacar saja tidak ada " ledek Taehwan ..

" Dengan siapapun, aku tampan, aku kaya , dan aku berbakat memang wanita mana yang akan menolak ku " ujar Jihwan dengan penuh percaya diri.

" Setahu ku para wanita itu suka dengan pria yang kekar dan berotot, sedang Hyung terlihat pendek " sindir Taehwan.

" Para wanita itu butuh uang bukan badan berotot, coba kau datangi para wanita lalu tawarkan kepada mereka seorang miskin yang berotot dan seorang pendek yang kaya , lalu lihat siapa yang akan mereka pilih " Ujar Jihwan yang tidak mau mengalah dalam perdebatan nya bersama sang adik.

"Tentunya mereka akan memilih aku sebagai orang yang menawarkan nya, semua kesempurnaan ada padaku badan yang tinggi, bakat yang bagus, wajah yang tampan, dan juga uang yang banyak " Tutur Taehwan yang di balas pukulan ringan dari sang kakak.

"Stop talking, or I'll shut your mouth! (Berhenti bicara, atau aku yang akan menutup mulut mu !) " Sahut Jihwan yang kesal dengan penuturan sang adik.

'' Aku berharap anak itu tidak melakukan kesalahan apapun, aku bersumpah akan memberikan kan nya pelajaran jika sampai adikku kecewa di hari ulang tahunnya " ujar Taehwan.

 " Aku akan melakukan hal yang sama " ujar Jihwan.

Tiga puluh menit telah mereka habiskan hanya untuk menempuh perjalanan menuju ke rumah , Jungsoo pun terlihat masih tertidur pulas di samping Taehwan sedangkan Jihwan duduk di samping bangku kemudi karena mereka memang pergi di antar sopir yang menyetir seharian ini .

" Ayo bangun kan Jungsoo" ujar Jihwan sembari membuka pintu mobil nya .

  Taehwan pun mengangguk mengiyakan apa yang di ucapkan oleh Jihwan , dengan lembut dia membangunkan adik kesayangannya itu.

" Soo-ah .. ayo bangun ..  ". Jungsoo terlihat menggeliat Karena terganggu oleh aksi Taehwan.

"  Kita sudah sampai? " Tanya Jungsoo yang masih terlihat linglung .

" Nee ayo ... " Ujar Taehwan. Mereka bertiga masuk bersamaan, Namun langkah ke-tiga nya terhenti saat Jihwan menghentikan langkahnya.

" Kenapa rumah nya gelap sekali? " Ujar Jihwan.

" Apa tidak ada orang di rumah ? " Sahut Taehwan.

" Seharusnya para Hyung sudah kembali ! " Jawab Jihwan lagi .

" Apa rumah kita di masuki pencuri ? " Tanya Jungsoo yang membuat ke-dua kakak nya menatap lekat kearah nya

"Ayo masuk," ujar Jihwan, mengabaikan pertanyaan Jungsoo yang penuh rasa ingin tahu. Mereka melangkah masuk ke dalam rumah, dan seketika itu, suasana hening menyelimuti mereka. Ruangan yang mereka masuki terlihat gelap gulita, hanya diterangi oleh sinar rembulan yang menyelinap melalui jendela. Suara langkah kaki mereka terdengar menghantam lantai kaku yang halus.

Setelah beberapa detik terdiam, tiba-tiba terdengar suara nyanyian "Selamat Ulang Tahun" yang penuh semangat dari berbagai sudut ruangan. Teriakan bahagia dan tawa menggema, mengejutkan Jungsoo yang semula cemas. Saat itu juga, lampu-lampu yang tersembunyi di sudut ruangan menyala dengan gemerlap, mengungkapkan keindahan dekorasi yang memukau. Balon warna-warni melambai di udara, dan hiasan kertas berkilauan menggantung di langit-langit, menciptakan suasana yang begitu meriah.

Jungsoo terpana melihat wajah-wajah familiar dari keluarga dan teman-temannya yang sudah berkumpul, semua tersenyum lebar dan bersiap merayakan hari istimewanya. Matanya berbinar, kebahagiaan yang tak terduga meluap dalam dirinya saat ia merasakan kehangatan kasih sayang yang melingkupi ruangan itu.

"Saegil chuka hamnida, saegil chuka hamnida, Jungsoo ya, saegil chuka hamnida! Saegil chuka hamnida, saegil chuka hamnida, Jungsoo ya, saegil chuka hamnida! ( Selamat ulang tahun untukmu, selamat ulang tahun untukmu, Jungsoo, selamat ulang tahun untukmu! Selamat ulang tahun untukmu, selamat ulang tahun untukmu, Jungsoo, selamat ulang tahun untukmu!) " Semua orang ikut bernyanyi mengiringi langkah seonho yang berjalan ke arah Jungsoo.

Seonho melangkah menuju ke arah sang adik, sembari membawa kue ulang tahun yang dihias dengan indah di tangannya. Kue tersebut berlapis krim putih dan dihiasi buah-buahan segar serta lilin-lilin berwarna-warni yang menyala, menciptakan suasana yang ceria.

"Buat wish lalu tiup lilinnya," ujar Seonho dengan senyuman lebar, matanya berbinar penuh harapan untuk adiknya, yang diangguki oleh Jungsoo.

Suara riuh tepuk tangan menggema di seluruh ruangan, menandakan jika lilin telah padam. Semua orang bersorak merayakan momen istimewa ini, saling mengucapkan selamat kepada Jungsoo dengan senyum dan pelukan hangat. Tak lupa, beberapa tamu memberikan kado berwarna-warni yang terbungkus rapi untuk pria yang berulang tahun yang ke-27 tahun itu, menunjukkan betapa dihargainya dia di antara keluarga dan teman-temannya. Suasana penuh kebahagiaan itu membuat Jungsoo merasakan cinta dan dukungan yang mengalir dari orang-orang terdekatnya.

 " Terimakasih semuanya.. terimakasih karena sudah datang dan ikut serta merayakan hari ulang tahun ku . Terimakasih juga untuk hadiah nya " ujar Jungkook yang sudah hampir menangis.

" Wahh.. sudah sudah jangan menangis .. kau ini tidak pernah berubah Jungsoo - ah..  '' ucap haesung sembari memeluk adik kesayangannya itu .

" Siapa yang menangis Hyung, aku hanya terharu " ujar nya sembari tersenyum yang di jawab gelengan kepala dari semua kakak nya .

Acara ulang tahun Jungsoo berjalan dengan lancar, tanpa hambatan sama sekali. Ruang tamu yang tadinya penuh dengan gelak tawa dan suara obrolan kini mulai sepi, menyisakan kenangan manis dari para tamu yang datang. Dekorasi indah masih tergantung, dengan sisa-sisa perayaan yang terpantul dari lampu-lampu redup di ruangan itu. Hingga waktu menunjukkan pukul setengah sebelas malam, satu per satu tamu telah pamit, meninggalkan kediaman keluarga Lee dengan senyuman puas.

Namun, meskipun acara berjalan sempurna, ada satu kegelisahan yang tak bisa Jungsoo abaikan. Di tengah keramaian tadi, pikirannya selalu kembali pada seseorang yang sangat dinantinya orang yang belum juga datang.

Sekilas, Jungsoo melirik ke arah pintu, berharap orang tersebut akan muncul kapan saja. Meskipun wajahnya tetap tersenyum kepada tamu-tamu yang berpamitan, dalam hatinya, dia sangat berharap sosok itu akan tiba, membawa kebahagiaan yang terasa belum lengkap tanpa kehadirannya.

" Kenapa malah melamun? Ada hal yang salah ?" Tanya seonho yang peka terhadap tingkah adiknya itu.

" Tidak... " Jawab Jungsoo singkat.

" Kenapa? Tidak suka? " Tanya yongki membuyarkan lamunan Jungsoo.

" Tidak... Terimakasih Hyung, aku sangat suka dengan semua ini . Terimakasih karena telah mengingat hari ulang tahun ku yang bahkan diriku saja tidak mengingat nya . Aku bersyukur memiliki kakak seperti kalian " ujar Jungsoo, mengalihkan pembahasan sang kakak.

" Huaaa.. Hyung lihatlah adik kita sudah dewasa " ujar haesung heboh .

" Jangan dewasa dulu soo -ah, Hyung masih ingin menjagamu dan memberikan banyak kebahagiaan untuk mu " jawab seonho sembari mengusap punggung sang adik yang memang duduk di samping nya .

" Tae juga? " Tanya Taehwan sumringah.

" Kau sudah dewasa! " Ujar yongki yang kembali ke mode batu nya .

Pria itu memang terkenal paling dingin di antara semua saudara nya, bahkan Jungsoo dan Taehwan sering menyebut yongki sebagai manusia kutukan Elsa.

" Hyung... " Rengek Taehwan

Yongki hanya diam mengabaikan rengekan adik nya itu , hingga akhirnya pokus nya teralihkan kembali pada Jungsoo yang hanya diam sambil mengotak - Atik ponsel nya .

" Jungsoo.... " Ujar yongki lagi .

" Namjin Hyung, di mana dia ? Kenapa tidak ikut merayakan ulangtahun ku ? " Tanya nya tanpa menanggapi ucapan Yongki.

" Dia mungkin masih bekerja, akhir - akhir ini dia sangat sibuk ! " Ujar seonho memberikan Jungsoo pengertian.

" Sibuk atau mungkin marah , terakhir kali aku memarahi yoora ... Mungkin dia kesal karena aku melakukan itu . Atau mungkin yoora sudah menghasut nya agar Namjin Hyung tidak datang ? " ujar Jungsoo, langsung berpikir jika semua itu salah yoora.

" Tidak mungkin marah padamu hanya karena anak itu , jangan bersedih di hari ulangtahun mu . Dia akan segera kembali percaya saja pada Hyung " ujar haesung.

  " Lagian untuk apa kau menyebut anak itu , aku benci hal itu " ucap Jihwan.

  " Sudahlah Jihwan. Hyung akan telpon Namjin dulu ! " Ujar seonho sembari mencari nomor telepon adik nya , namun belum sempat dia menekan tombol sambung , orang yang di tuju baru saja datang dengan wajah manis dan senyum ramah andalan nya.

"Mi'an, Jungsoo-ah. Hyung terlambat," ujar Namjin, yang langsung memeluk erat adiknya yang tengah berulang tahun. Jungsoo merasa kehangatan dalam pelukan kakaknya, meski selama ini hubungan mereka tak selalu mulus, namun saat seperti ini membuatnya sadar bahwa mereka tetap saudara yang saling peduli.

"Aku kira Hyung melupakan hari ulang tahunku!" ujar Jungsoo, menatap kakaknya dengan senyum lebar yang ia coba sembunyikan.

"Mana mungkin Hyung lupa hari ulang tahun adik Hyung," jawab Namjin sambil tersenyum, lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna hitam dari dalam saku jasnya.

"Ini hadiah untukmu." Ujar Namjin sembari menyodorkan hadiah tersebut.

Dengan mata berbinar, Jungsoo segera membuka kotak tersebut. Tangannya sedikit gemetar karena penasaran dan antusias. Saat tutup kotak terbuka, ia menahan napas, dan matanya membesar melihat isinya. Di dalam kotak itu ada sebuah kunci mobil yang elegan dengan logo yang familiar.

"Ini serius?" tanya Jungsoo hampir tak percaya, suaranya bergetar antara kagum dan takjub.

"Apa itu?" tanya Taehwan dan Jihwan bersamaan, penasaran dengan reaksi adik mereka. Jungsoo mengangkat kunci mobil tersebut tinggi-tinggi, memamerkannya kepada mereka.

"Hyung benar-benar membelikanku mobil yang aku inginkan!" katanya, masih tak percaya. Seolah mimpi yang menjadi nyata, ia memeluk Namjin lagi, kali ini dengan lebih erat, seolah mengucapkan terima kasih yang dalam tanpa harus mengucapkan kata-kata.

"Hyung tahu kau sudah mengincar mobil itu sejak lama. Selamat ulang tahun, Jungsoo-ah." Ujar Namjin sembari tertawa, dan menepuk lembut bahu adik nya itu .

 "Mobil..." ujar Taehwan dengan nada sedikit iri, matanya menatap kunci mobil yang ada di tangan Jungsoo. Dalam hatinya, ada rasa iri melihat sang adik yang selalu mendapatkan perhatian dan dimanjakan oleh semua kakaknya, terutama saat ini.

"Terima kasih, Namjin Hyung," ujar Jungsoo penuh semangat sambil memeluk tubuh Namjin erat-erat, senyum lebarnya tak bisa ia sembunyikan.

"Sama-sama... Selamat ulang tahun, semoga panjang umur dan selalu bahagia. Jadilah anak yang baik, paham?" ujar Namjin sambil mengusap lembut rambut Jungsoo, memberikan sentuhan hangat yang membuat Jungsoo merasa semakin dekat dengan kakaknya. Kata-kata itu terdengar seperti nasihat kakak yang penuh kasih, sesuatu yang selama ini jarang Jungsoo dapatkan karena Namjin yang memang seringkali tidak berada di rumah , sehingga momen ini terasa begitu spesial baginya. Namun, di sisi lain, Taehwan tak bisa menahan rasa iri yang semakin membuncah.

"Hyung..." rengeknya, tak terima melihat perhatian Namjin hanya tercurah pada Jungsoo.

" Hyung lihatlah adikmu itu , padahal dia sudah bisa mencari uang sendiri masih saja merengek pada yang lain karena iri pada Jungsoo " ujar haesung sembari terkekeh.

" Dia adik mu juga " ujar seonho yang ikut terkekeh melihat gelagat cemburu adiknya itu. Namjin menatap Taehwan dengan senyum lembut, seolah memahami perasaan adik bungsunya itu.

"Ulang tahunmu masih jauh, Taehwan," ucapnya dengan nada menggoda.

Mendengar itu, Taehwan yang tadinya merajuk segera melepaskan tawa kecil, kemudian dengan spontan dia menghambur memeluk Namjin dengan erat. Pelukan itu dibalas dengan penuh kehangatan oleh Namjin, yang tertawa sambil menepuk punggung adiknya. Hubungan mereka, meski sering diwarnai canda dan iri kecil, tetap dipenuhi cinta dan kebersamaan khas keluarga yang tak tergantikan.

"Jangan khawatir, Taehwan-ah, giliranmu akan datang juga. Nanti, Hyung juga akan menyiapkan sesuatu yang spesial," ujar Namjin sambil menyeringai, membuat Taehwan tersenyum lebar dan merasa lebih tenang.

" Namjin Hyung selalu memanjakan Taehwan dan Jungsoo " ujar Jihwan yang ikut iri melihat hal itu.

" Ekhh .. ayolah Jihwan, ada apa denganmu " tawa seonho yang diiringi tawa haesung.

Suasana yang hangat dan penuh tawa itu membuat semua orang yang ada di ruangan merasa senang. Mereka tahu bahwa meski ada sedikit persaingan di antara mereka, hubungan persaudaraan ini tetap kuat, dan kasih sayang itu selalu hadir di balik setiap candaan dan pelukan.

“Baiklah... buka hadiah lainnya besok, Jungsoo. Tidurlah, ini sudah larut,” ujar Seonho dengan suara tegas, sembari melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan tengah malam. Wajahnya tampak sedikit lelah setelah acara yang panjang, Namun Jungsoo masih tak mau menyerah.

“Tapi Hyung... aku cuma mau buka hadiah dari Haesung Hyung dulu,” ujarnya sambil meraih kotak berukuran sedang yang dibungkus rapi, matanya berbinar penuh rasa penasaran. Dia duduk di lantai, seperti anak kecil yang tak sabar menunggu kado di tangannya. Seonho menghela napas panjang.

“Lanjutkan besok saja. Kamu harus bangun pagi karena ada acara di kampus mu , ingat?” Tegasnya, kali ini lebih serius.

"Hyung..." Jungsoo merengut, suaranya berubah manja, seolah melupakan bahwa usianya sudah 27 tahun. Wajahnya menatap Seonho dengan penuh harapan, mencoba memohon agar diizinkan membuka setidaknya satu hadiah lagi.

Yongki yang sedari tadi hanya diam memperhatikan semua nya akhirnya angkat bicara sembari bersandar di sopa, dengan lengan disilangkan di dada.

“Tidur. Jangan membantah susah sekali padahal hanya di suruh tidur, ” Suaranya tegas, seperti perintah yang tak bisa ditolak. Jungsoo langsung terdiam, tahu bahwa peringatan dari Yongki biasanya tidak bisa dianggap enteng. Semua yang ada di ruangan menahan tawa melihat wajah pasrah Jungsoo.

Haesung yang sejak tadi mengamati, melangkah mendekat sambil tersenyum kecil.

“Sudahlah, Jungsoo. Kita lanjutkan besok, ya? Hyung akan bantu kamu membawa semua hadiah ini ke kamar.” Tepukan lembut di punggung Jungsoo menenangkan suasana, membuat adiknya itu akhirnya mengangguk pelan.

“Baiklah... kita lanjutkan besok,” Jungsoo berkata dengan sedikit kecewa, meski jelas terlihat bahwa matanya masih terpaku pada kotak-kotak hadiah yang belum sempat dibuka. Haesung menepuk bahunya sekali lagi, sementara Seonho mulai merapikan hadiah-hadiah yang masih tersisa, mengatur agar semuanya bisa dipindahkan ke kamar Jungsoo.

“Kalian juga kenapa masih diam? Jihwan, Taehwan? Kalian tidak bekerja esok?” tanya Seonho sembari menatap dua adiknya yang lain yang masih diam mematung di sana, tampak seperti terpesona dengan suasana yang baru saja berlalu. Sorot matanya penuh perhatian, mencari tahu apa yang mengganggu pikiran mereka.

“Ne... jaljayo Hyung deul, kami tidur duluan ” ucap Jihwan dan Taehwan bersamaan, sambil memberi anggukan lemah sebagai tanda setuju. Ada nada keengganan dalam suara mereka, seolah enggan meninggalkan momen hangat yang baru saja terjadi.

Setelah kepergian Haesung, Jihwan, Jungsoo, dan Taehwan, kini hanya tersisa Seonho, Yongki, dan Namjin saja di sana. Suasana ruangan terasa lebih tenang, dengan hanya suara detakan jam yang terdengar di latar belakang. Mereka bertiga saling berpandangan, merasakan kedekatan di antara mereka. Seonho memeriksa sisa-sisa kue ulang tahun yang sudah mulai mendingin, sementara Yongki melipat tangan di dada, menunjukkan raut wajah yang lebih serius.

“Semua baik-baik saja?” tanya Seonho sembari menuangkan minuman ke dalam gelasnya, matanya memperhatikan gerakan lincahnya saat mencurahkan cairan ke dalam gelas yang sudah setengah penuh. Suara dingin es yang menggelinding menambah nuansa santai di ruangan itu.

“Baik, Hyung...” ujar Namjin, dengan senyuman kecil menghiasi wajahnya, meski ada kesedihan yang tersimpan dalam nada suaranya.

“Hyung mungkin akan kecewa jika kamu tidak hadir dan merusak hari bahagia Jungsoo?” ujar Seonho lagi, nada suaranya menegaskan betapa pentingnya kehadiran Namjin di acara tersebut.

“Maafkan aku, Hyung,” ujar Namjin, menundukkan kepala sejenak, merasa bersalah atas ketidakhadirannya yang disebabkan oleh pekerjaan yang menumpuk.

“Emm... pergilah beristirahat dan jaga kesehatanmu. Jangan bekerja terlalu keras. Hyung ada di sini jika kamu butuh bantuan, jangan ragu,” ujar Seonho dengan nada lembut namun tegas, mengingatkan Namjin untuk tidak mengabaikan kesehatan demi pekerjaan.

Namjin mengangguk, mengapresiasi perhatian dari kakak tertuanya itu, sebelum akhirnya berlalu setelah mendapat izin. Ruangan itu kini hanya tersisa Seonho dan Yongki saja, yang duduk bersisian di meja dengan gelas mereka yang sudah terisi.

Ada kemungkinan kakak-beradik itu akan menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita ringan sembari meminum beberapa gelas minuman. Seonho mengangkat gelasnya, mengajak Yongki untuk bersulang.

“Untuk Jungsoo dan momen berharga ini,” ucapnya, sambil tersenyum lebar, menciptakan suasana hangat meski di tengah kesunyian malam yang menyelimuti.

Yongki mengangkat gelasnya juga, menatap Seonho dengan rasa syukur dan kebersamaan yang terjalin di antara mereka.

“Dan untuk kita bertujuh, semoga kita selalu bersama seperti ini,” balas Yongki, semangat menyala di mata mereka berdua.

....

Sebelum naik ke kamar, Namjin menyempatkan diri untuk mampir ke kamar sang adik. Dia membuka pintu kamar yang tidak terkunci itu, dan seketika suasana hening menyelimuti. Ruangan itu gelap dan sunyi, dengan hanya cahaya samar dari luar yang menerobos celah pintu yang sedikit terbuka. Di sudut kamar, terlihat sosok tubuh kurus yang terbaring meringkuk di atas ranjang dalam gelapnya, seolah mencoba menutupi dirinya dari dunia luar.

"Maafkan oppa yang terlambat datang. Apa kamu tidur dalam perut kosongmu lagi? , Kamu pikir oppa tidak tahu jika mereka melarangmu untuk keluar dari sini? Oppa tahu, maafkan oppa yang tidak bisa melakukan apapun seandainya kamu mau, oppa ajak pindah dari sini. Mungkin semuanya tidak akan terjadi. Di sini, oppa tidak bisa berbuat banyak," ungkapnya dengan nada penuh harap, dia tidak tega melihat keadaan yoora yang seperti ini, namun dia juga tidak bisa berbuat banyak karena tidak ingin menyinggung perasaan kakak tertua nya.

Namjin meraih paperbag yang dia bawa dan meletakkannya di atas nakas di samping tempat tidur Yoora.

"Makanlah ini saat kamu bangun besok, dan ini baju yang oppa belikan untukmu, selamat malam sayang," ujarnya, sembari mengecup pipi sang adik dengan lembut, lalu perlahan keluar dari kamar setelah membenarkan selimut yang menutupi tubuh Yoora.

Setelah pintu tertutup, terdengar suara isakan yang tertahan dari dalam kamar. Ya, Yoora, gadis itu sama sekali belum tertidur. Sedari tadi, dia terdiam dalam kegelapan itu, sendirian. Mendengar semua suara riuh orang-orang yang berbahagia merayakan hari ulang tahun sang kakak, dia menahan rasa haus dan lapar yang terus menggerogoti perutnya. Tidak mungkin baginya untuk keluar saat banyak orang berkumpul seperti itu; bisa mati konyol jika dia berani melakukannya.

"Terima kasih, oppa," ujarnya pelan, sembari menatap paperbag yang Namjin letakkan di atas nakas. Matanya bersinar harap, meski hati kecilnya dipenuhi kesedihan.

 

1
Nunu Izshmahary ula
akhir nya ada satu saudara Yoora yang tobat 🥹 wahhh
Nunu Izshmahary ula
ouh jadi Min-ho ya yang waktu itu baik sama Yoora, jangan jangan Mereka jodoh lagi☺️🤣
Nunu Izshmahary ula
semoga Yoora gapapa, saudara nya ada aja yang bikin dia celaka
Nunu Izshmahary ula
yang ini bener banget, walaupun Seonho kaya gitu tapi gimana ya . kata kata ini bener juga
Nunu Izshmahary ula
astaga Seonho 😩minta ginjal orang udah kaya minta krupuk
winterbear95
"kemarahan kakak tertuanya"😭kenapa dibayanganku malah muncul Jin hyung ngerap sih astaga
winterbear95
aku baca, imajinasi visualku nongol 7 bujang kesayanganku🥺
Nengsih
sedih banget, dari pertama baca udah mewek 😭
Nunu Izshmahary ula
pengen punya sahabat macam rea , wah ... senengnya kalau punya temen kaya gitu ya , di saat dunia membenci kita habis - habisan ada satu tempat yang bisa kita jadikan tempat pulang untuk bersandar, susah banget nyari temen yang kaya gini di dunia nyata . kebanyakan orang cuma bermuka dua dan datang kalau lagi ada butuh nya aja🥺
BYNK: Kamu pasti akan menemukannya suatu hari nanti, atau mungkin malah kamu yang jadi sahabat seperti Rea untuk orang lain. Dunia ini memang keras, tapi kebaikan kita nggak pernah sia-sia. jangan lelah jadi orang baik , semangat 💪🏻
total 1 replies
Wayan Indrawati
yoora yg malang
Nunu Izshmahary ula
best quotes...
Nunu Izshmahary ula
jahat banget, yaampun Seonho..
Nunu Izshmahary ula
Lah, emang di sekolah dia di kantin nya gaada cctv kah? masa langsung percaya gitu aja , Seonho 😑
Nunu Izshmahary ula
wah kok keliatannya mereka egois banget ya, kira kira Namjin bakal milih Yoora atau Jungsoo..🤔
Nunu Izshmahary ula
jan males males up nya Thor , yang baca keburu kabur
winterbear95: naikin jumblah up episodenya🙄
BYNK: siap -siap , trimakasih banyak dukungan nya
total 5 replies
Nunu Izshmahary ula
baru baca bab pertama udah sedih aja .. wah ..
winterbear95: aku datang🤸
exited banget walaupun masih 4 bab
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!