NovelToon NovelToon
Hutan Gamelan

Hutan Gamelan

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Horror Thriller-Horror / Keluarga / Hantu / Tumbal
Popularitas:806
Nilai: 5
Nama Author: Siswondo07

[Complete] Diantara dua desa, ada sebuah hutan yang berada ditengah kedua desa tersebut, konon jika mendengar suara gamelan maka dialam gaib lain sedang ada pesta hajat.

Suaranya begitu membuat merinding sampai membuat tidur kadang terbangun karena bercampur dengan suara lolongan anjing hutan.

Menurut warga desa sekitar saat ditanya mengenai suara gamelan tengah malam, dikira dari desa sebelah, desa sebelah mengira sebaliknya.

Sebenarnya apa yang terjadi?

Ikuti kisahnya ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siswondo07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Datang dari Jauh

Dirumah Ibu Toni_

Ibu Toni duduk di pinggir kasurnya, wajahnya kalut karena merasa belum ada tanda-tanda keributan dirumah Ibu Arhan. Nampaknya ada yang salah dengan Kue yang diberikannya. Bapak Toni yang melihat istrinya gelisah lekas mendekatinya dan duduk disampingnya.

"Berhasil Ndak." Tanya Bapak Toni.

Lirik kesal ke arah Bapak Toni. Lalu menjawab dengan ketus "Berhasil gimana Pak, kalo kue itu dimakan harusnya santet itu bereaksi sekarang. Kalo nggak ada bisa jadi ini ulah si Hasan, karena tadi malam dia mengikuti Ibuk."

"Gawat Buk, kalo kita ketahuan membuka perjanjian itu lagi bisa habis keluarga kita." Ungkap Bapak Toni yang juga bingung.

"Gini aja, coba kamu mampir ke rumah Bapak Arhan, sekalian cek keadaan mereka. Kamu pura-pura aja ada kepentingan." Ucap Ibu Toni.

Tanpa omongan, Bapak Toni lekas melangkah pergi meninggalkan istrinya untuk menuju ke rumah Bapak Arhan.

-

Dirumah Bapak Arhan. Semua keluarga Malam ini lagi bersantai bersama menonton TV, disela-sela itu Hasan berkata pada Bapak dan Ibu.

"Bapak Ibu, Hasan mau jujur soal Masalah kue itu." Tatap Hasan pada kedua orang tuannya dengan wajah serius.

Bapak lalu mematikan TV sebentar dan Ibu berkata? "Jujur gimana San."

Lalu Hasan menceritakan dengan detail tentang Sukmanya melihat Ibu Toni membuka perjanjian setan dengan Darsiah. Saat itulah kedua wajah Bapak dan Ibunya kaget dan heran.

"Jadi kue itu ada guna-gunannya. Ya Allah, tega sekali mereka." Ungkap Ibunya, lalu mengelus dadanya untuk bersabar dan berhati-hati.

"San, Bapak nanti akan temui Mbah Siman untuk menghentikan niat jahat Bapak dan Ibu Toni." Ungkap Bapak.

Saat itulah terdengar suara salam dari arah pintu depan ruang tamu. Bapak Arhan menduga itu Bapak Toni sengaja kesini untuk memastikan keluarga Bapak Arhan.

"San, sepertinya itu Bapak Toni, biar bapak yang mengulur waktu disini, kamu lewat pintu belakang untuk ke tempat Mbah Siman minta tolong menyelesaikan Pernjanjian ini." Ucap Bapak Arhan.

Hasan lekas beranjak berjalan ke arah dapur untuk menuju ke rumah Mbah Siman.

Sementara Bapak menyuruh Ibu buat teh hangat untuk tamu.

Bapak Arhan lekas menuju ke kamarnya untuk memastikan keadaan Arhan dan kedua adiknya sudah tidur lelap dan menutup pintu kamar. Bapak Arhan lekas berjalan menuju ke pintu ruang tamu dan membukanya. Bapak Arhan mencoba seramah mungkin dan tidak ada tanda curiga pada Bapak Toni, ia lalu menyuruh masuk dan duduk dikursi tamu.

Saat duduk, Bapak Toni mulai basa-Basi menanyakan perihal keadaan keluarganya. Dijawab Bapak Arhan keadaannya baik semua.

Tibalah Ibu Arhan membawa nampan berisi teh manis hangat dan menyuguhkan pada Bapak Toni. Bapak Toni meminumnya. Lalu kembali berbincang ngalor kidul.

-

Hasan berjalan cepat lewat jalan belakang rumah menuju ke rumah Mbah Siman. Sesampainya dirumah Mbah Siman ia masuk kedalam dan duduk disampingnya, lalu menceritakan semua yang Hasan alami.

Mbah Siman menghela nafas tanda kekecewaan pada keluarga Bapak Toni. Mbah Siman lalu memberikan solusi untuk memutus perjanjian itu.

"Tunggu sebentar!" Mbah Siman berdiri dari duduknya dan melangkah ke dalam kamar sebentar untuk mengambil sesuatu yang penting. Saat sudah mengambil kembali ke tempat duduk disamping Hasan.

"Didalam kain ini adalah pasir yang ada diladang itu, Darsiah yang kau anggap baik itu sebenarnya kekuatan jahatnya lebih besar dari versi kelamnya, ia jauh lebih licik dan cerdik. Ini semua ulahnya dan kita akan membuat dia Musnah malam ini. Kita harus kerumah Bapak Toni." Ungkap Mbah Siman.

"Ratna, sini Nak." Panggil Mbah Siman pada Ratna Anaknya.

Ratna melangkah mendekati Ayahnya "Ia Pak, ada apa Pak?" Tanya Ratna yang membungkuk ke arah Bapaknya.

"Kau malam ini bantu Bapak jadi mediator agar Jin itu masuk ketubuhmu, agar Bapak bisa berinteraksi secara nyata apa maunya." Ungkap Mbah Siman.

"Bisa Pak." Jawab Ratna.

"Sekarang Ayok kita ke rumah Bapak Toni." Ajak Mbah Siman. Lalu berdiri dan melangkah keluar rumahnya.

Diikuti oleh Hasan dan Ratna.

-

Sementara dirumah Toni, Ibu Toni masih duduk di kamarnya, lalu terdengar suara erangan dari mulut anaknya Toni, kaget Ibu Toni, wajahnya mulai panik karena malam ini permintaan tumbal manusia. Ibu Toni Lekas berlari cepat menuju kekamar anaknya dan melihat Toni demam begitu panas. Ibu Toni lekas berlari keluar rumah untuk menjemput Suaminya dirumah Bapak Arhan. Namun terkaget didepan pintu sudah ada Mbah Siman, Ratna dan Hasan.

Ibu Toni hanya diam seribu bahasa, lalu berkata pada Mbah Siman.

"Kenapa Mbah Siman kesini, saya tidak mengundangmu." Ungkap dengan nada ketus Ibu Toni.

"Jangan egois Sundari, kejadian yang kau buat dari dulu selalu merugikan orang lain. Apa kau tak sadar dengan membuka perjanjian dengan Darsiah maka keluargamu yang akan menanggungnya. Buat apa harta kekayaan jika dihasilkan dari hal yang Musyrik dan haram. Sudah cukup Nak, kasian Toni sudah diincar Darsiah." Ungkap Mbah Siman.

"Sok tau kamu! Ini urusan keluarga saya, kamu tidak berhak ikut campur. Biar saya pergi panggil suami saya." Ungkap ketus Sundari pada Mbah Siman. Langkahnya dihentikan Mbah Siman. Sundari rasanya tambah jengkal.

"Disini saja, biar Hasan yang panggil." Ungkap Mbah Siman.

Lalu Hasan berlari cepat menuju ke rumahnya untuk memanggil Bapak Toni.

Sementara itu Mbah Siman masih melakukan negosiasi pada Sundari.

-

Hasan sudah sampai dirumahnya, langsung memanggil Bapaknya dan Bapak Toni untuk segera kerumah Toni. Lalu semuanya berjalan cepat ke rumah Toni. Sementara Ibu Arhan jaga ketiga adik Hasan dirumah.

-

Mbah Siman kini sudah berada didalam kamar Toni yang demam tinggi dan menginggau.

"Lihatlah anakmu tersiksa, kau masih tega melihatnya." Ungkap Mbah Siman pada Sundari.

Sundari hatinya mulai luluh oleh raut wajah pucat anaknya.

"Saya akan panggil Jin itu itu ketubuh Ratna. Kita korek segala kejahatanmu dan Darsiah." Ucap Mbah Siman yang berdiri didekat ranjang Toni.

Lalu Bapak Toni, Hasan dan Bapak Arhan masuk kekamar.

Mbah Siman lalu berkata "Pindahkan Toni ke ruang tamu, kita akan mulai penyembuhan sebelum terlambat." Mbah Siman lekas melangkah keluar kamar menuju ke ruang tamu.

Ketika semua sedang menyiapkan, terlihat warga desa berbondong-bondong melihat keramaian dirumah Toni. Mereka berdiri dihalaman rumah Toni. Penasaran.

Ketika akan dimulai, Ratna duduk bersila dihadapan Mbah Siman, lalu kedua matanya menutup dan Mbah Siman memasukan Jin bernama Darsiah. Masuklah dan meronta.

Saat itulah Hasan melihatnya bukan lagi Ratna melainkan Darsiah yang memakai kebaya kuning, memakai selendang coklat, tubuhnya menari tanpa alunan musik.

Mbah Siman mulai berinteraksi pada Darsiah.

"Apa maumu sampai menjerumuskan keluarga Toni." Tanya Mbah Siman pada Darsiah.

Darsiah tertawa lepas, mengerikan suaranya begitu keras. "Saya hanya menjalankan tugas untuk menjerumuskan manusia lemah imannya untuk ikut aku keneraka. Kebodohan kalian lah yang membuat perjanjian ini terbuka kembali. Aku masuk kerubuh Toni untuk dijadikan tumbal, sebagai gantinya kau Sundari berserta suamimu yang mata keranjang itu mendapatkan kekayaan Duniawi. Hahahaha." Ungkap Darsiah panjang lebar, lalu tertawa penuh kemenangan.

"Kau tidak akan berhasil Darsiah, kau akan saya musnahkan dengan izin Allah." Ucap Mbah Siman. Lalu tangan Mbah Siman ditempelkan kekening Darsiah. Darsiah teriak kesakitan oleh ucapan doa panjang.

"Saya tidak akan mau pergi sebelum Anak itu (Toni) berhasil aku ambil." Teriak Darsiah.

Mbah Siman lalu tambah mengucapkan doa yang lebih ampuh. Hingga Darsiah kelimpungan kesakitan.

Sementara Toni meraung kesakitan dan teriak-teriak juga.

Mbah Siman lalu menatap ke arah Sundari dan Suaminya. Lalu berkata "Ini yang kalian inginkan, Toni sudah berada diujung tanduk." Mbak Siman berwajah jengkel dan kecewa.

Sundari dan Suaminya hanya diam dan tak tahu harus berkata apa.

Lalu Mbah Siman meminta botol kosong pada Hasan, Hasan mencari didapur dan mendapatkannya. Lekas memberikan botol itu ke Mbah Siman. Mbah Siman lalu mengambil Darsiah dari Ubun-ubun Ratna namun membutuhkan tenaga ekstra. Belum juga berhasil sudah hampir lewat setengah jam.

Saat itu Susana desa dimalam hari ini begitu tegang dan ramai.

*

1
Evi Sirajuddin
Ceritanya menarik
Yowilly: lanjut ke tabur pasir kak. 🥰
Yowilly: terima kasih kak sudah membaca sampai akhir.
total 2 replies
Evi Sirajuddin
Semangat yahh author 💪
Yowilly: makasi kak. terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!