Ema harus membayar setimpal dengan apa yang di lakukan oleh bosnya untuk menyelamatkan dua adiknya dari orang tua yang Toxic
Gadis itu berpikir jika dia hanya perlu bekerja lebih keras di perusahaan Grey namun salah pria itu mengincar hal lain dari gadis itu
.
.
Grey tertarik pada Ema gadis sederhana dengan mental kuat, namun latar belakang pria itu membuat dia tidak bisa meresmikan hubungannya menjadikan Ema sebagai kekasih gelapnya
Pria itu harus menikah dengan perempuan sempurna juga
.
.
Bagaimana keputusan Grey? sedangkan Ema yang sudah tersudut oleh keluarga tunangan Grey hingga gadis tu memutuskan akan pergi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayaran
Kembali ke Kota X
Kini Ema lebih tenang meninggalkan adiknya di rumah mereka juga sudah di fasilitasi bus sekolah untuk mengantar mereka pulang dan pergi
Kedua adiknya juga sangat mandiri dia hanya perlu menyediakan bahan makanan di rumah, Leo yang berusia 12 tahun sudah bisa memasak untuk dirinya dan juga sang adik
“Semua sudah beres”. Ema dengan kesal menyusun pakaian Grey ke dalam koper pria itu benar-benar menjadikannya sebagai pembantu
Memintanya untuk ada kapanpun Grey mau padahal dirinya sendiri kadang tidak punya waktu hanya untuk sekedar menghabiskan waktu libur dengan adiknya
Mereka akan mengunjungi kota X dan berarti akan lebih ramai di bandingkan hari sebelumnya di tambah perusahaan Ellen yang sudah bergabung
Grey dan para bawahannya masih menginap di hotel yang sama mereka juga bebarengan dengan perusahaan Ellen
Jeremy sudah terlebih dahulu di sana menyambut mereka dengan wajah ramah dan sifat hangatnya
“Nona Ema… kenapa barang mu banyak sekali?”. Ujar pemuda itu mendekat hendak memnagmbil sebagian beban gadis itu
“Tidak apa tuan, tidak perlu saya bisa sendiri”. Ujar Ema sambil memundurkan benda yang dia angkat. Sial ini semua barang pak Grey, kenapa juga dia lebih ribet dari pada ku
“Aku akan tetap membantu mu”. Jeremy memaksa dengan menarik satu koper di tangan gadis itu
“Ah terimakasih Tuan Jeremy, anda sangat baik dan berhati nurani”. Ema mengucapnya dengan sedikit keras menyinggung perasaan pria yang menjadi dalang masalahnya
Sementara itu Grey hanya mampu menatap tajam kedua orang itu dari tempat dia berdiri karena beberapa kolega penting yang mengobrol dengannya
Malam hari tiba begitu cepat bahkan Ema yang baru saja merebahkan tubuh nya di atas kasur
Mereka sampai di sana sore hari dan juga harus mengerjakan beberapa hal untuk hari selanjutnya
“Sebaiknya aku bergegas, makan malam akan di mulai pria itu pasti akan memarahi ku lagi…… sejak aku menjadi sekertaris nya dia menjadi semena-mena”. batin ema walau begitu tidak ada jalan lain karena itu lah yang harus dia tempuh
“Halo”.
“Ahk!”. Ema terperanjat kaget kala seorang pemuda menyapanya dengan tiba-tiba di depan pintu kamarnya “Anda membuat saya terkejut!”
“Maaf aku sebenarnya baru sampai”. ujar Jeremy dengan senyum khasnya “nona ema sepertinya lebih baik kau memanggil ku kakak, kita hanya berselisih empat tahun bukan”
“tapi…… kita kan rekan kerja”
“Tidak masalah tapi jika sedang tidak bekerja sebaiknya kau memanggil ku kakak itu akan lebih nyaman”
Ema mengangguk dia menghindari pandangan nya dari Jeremy karena pasti akan membuatnya gugup dan salah tingkah
Di ujung Lorong lagi-lagi grey memperhatikan kedekatan kedua orang itu, dia hanya bisa mengepal tangannya rasa tidak terima di dalam hatinya seakan meledak begitu saja
Ema yang hanya sekertaris yang dia tahan menggunakan uangnya bersenang-senang dengan pria lain, dia menghampiri dua anak muda itu
“Ema! Semua keperluan ku sudah selesai?”. Panggil Grey dengan nada keras “Oh Tuan Jeremy, kau di sini juga ternyata kau tidak pergi makan malam bersama akan segera di mulai”
“tentu tuan Hendrick, saya berniat mengajak Ema”.
“Dia bersama ku dan kami ada sedikit pekerjaan, pergilah sendiri”. Tatapan Grey menunjukan ketegasan dan Jeremy bisa merekan jika pria itu tidak menyukai kedekatannya dengan Ema
“Ah baiklah Tuan Hendrick, Ema sampai bertemu nanti”. Ema mengangguk hormat pemuda itu masih sempat melambaikan tangannya sampai di balik lift
Grey menarik tangan Ema ke ujung lorong dia mana kamarnya berada dia menarik gadis itu ke kamarnya lalu kembali mengunci kamar seperti yang dia lakukan tempo hari
“Tuan apa yang anda lakukan?’. Kesal Ema “Makan malam akan di mulai, bisakah kita pergi terlebih dahulu?”. tanya gadis itu tidak nyaman
Bug.
Dua tangan Grey mengunci pergerakan gadis itu di tembok dengan jarak yang sangat dekat, Ema bahkan bisa merasakan hembusan nafas Grey menerpa wajahnya
“Kau berhubungan apa dengannya?”
“Apa maksud anda? Saya dan Pak Jeremy?”. Dia sangat tempramen
“Jangan pikir aku tidak dengar apa yang kalian bicarakan tadi”
Ema yang sudah muak mencoba mendorong pria itu menjauh darinya namun sia-sia tenaga pria itu sangat besar dan tidak sebanding dengannya yang bertubuh kecil
“Pak lepaskan saya! Ini bukan urusan anda jika saya punya hubungan dengan orang lain sekali pun…ahk!”
Gadis itu meringis kesakitan kala Grey mencengkram dagunya dengan begitu keras karena amarah grey yang tersalurkan
“Kau tidak ingat huh? Perjanjian yang kita buat?! Ema…… kau berada dalam lingkup ku, sampai perjanjian kita selesai kau tidak bisa berhubungan dengan pria manapun”
“Anda keterlaluan! Anda menjebak saya!”.
Grey tersenyum miring “Jika bukan karena aku, kau tidak akan bisa membawa adik mu kembali dengan selamat, kau harus camkan itu!”
Ema hanya bisa meringis kesakitan kala Grey semakin menekan tubuhnya ke tembok
“Aku bisa melakukan apapun pada mu dan kedua adik mu ema, jadi jangan bermain-main dengan ku dan ikuti peraturan yang aku buat”.
Tekanan di dagu gadis itu semakin keras membuat Ema hanya bisa berteriak tanpa suara, kini satu angan pria merambat kepinggang Ema menempelkan tubuh mereka berdua mengikis jarak yang setidak seharusnya
“Kau milik ku Ema”. Ema seketika merinding kini dia tahu alasan pria itu menguncing dirinya dan murka ketika dia dekat dengan pria lain
“Apa yang anda inginkan huh!? kenapa anda melakukan ini pada saya?!”. Ema berteriak frustasi “Anda menjebak saya, dan sekarang…ahk”
Ema semakin kalang kabut ketika Grey menekan bibirnya, jidat mereka bersatu sama lain herpaan nafas pria itu semakin keras menerpa wajahnya
“Aku melakukan apapun yang ku mau Ema, termaksud memiliki tubuh mu”
Kini Ema tahu jika Grey memiliki rasa obsesi padanya dia menjadi sangat takut, tapi apa yang harus dia lakukan? Grey bukanlah tandingan untuknya
Grey mulai mencium ujung rambut Ema dan wajah cantik itu berkali-kali hingga terakhir Grey mengecup bibirnya dengan lembut
“Semua ini milik ku, aku tidak mengizinkan mu untuk memberinya pada orang lain kau mengerti?”
Ema tidak menjawab apapun terkejut juga takut itu yang dia rasakan, karena untuk pertama kalinya pria lain menyentuh tubuhnya bahkan menciumnya dengan intens
Hal yang tidak pernah Ema bayangkan sebelumnya selama ini dia tidak berniat memiliki kekasih dan hanya fokus untuk kuliah dan asik-adiknya
“Hiks… l..lepaskan ku mohon”. Isak Gadis itu “Tolong lepaskan saya Tuan Grey”
“aku tidak akan pernah melepaskan apa yang menjadi kesukaan ku”. Grey tersenyum puas kala mendapatkan tangisan ema, air mata gadis itu mengalir di sela-sela jarinya dan bibir yang basah karena air mata itu dia menginginkannya “kau harus belajar menyenangkan ku mulai sekarang”
novel ini itu sangat menarik. aku suka bgt sama novel ini
semangat kak buat episode selanjutnya
baca juga novel aku judul nya istri kecil tuan mafia /Smile//Smile/