6 tahun tidak bertemu banyak sekali hal yang berubah dalam pertemanan Adrian dan Ansara. Dulu mereka adalah sahabat baik namun kini berubah jadi seperti asing.
Dulu Ansara sangat mencintai Adrian, namun kini dia ingin menghapus semua rasa itu. Karena ternyata Adrian kembali dengan membawa seorang anak kecil.
"Hidup miskin tidak enak kan? karena itu jadilah sekretarisku," tawar Adrian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SYM Bab 24 - Maunya Bibir
Plak! Ansara reflek memukul punggung Adrian setelah mendengar ucapan tak masuk akal sang kekasih.
Bagaimana bisa mereka tidur bersama di saat belum menikah?
"Jaga ucapanmu, jangan bicara sembarangan!" balas Ansara, suaranya langsung meninggi. Seketika lupa bahwa saat ini dia memang ingin memanjakan Adrian.
Ingin menyetarakan cinta yang sama-sama mereka rasakan sejak lama.
"Tanganmu kecil, tapi kenapa pukulannya sakit sekali," keluh Adrian, dia masih bersembunyi di dalam pelukan Ansara. Sampai gadis itu berulang kali mencium aroma rambutnya.
"Apa iya sakit? Kamu sih!"
"Apa sudah ketemu buktinya?" tanya Adrian kemudian.
Mereka saling bicara tanpa saling tatap, namun pelukan ini membuat seolah keduanya sama-sama bisa melihat raut wajah masing-masing.
Ditanya seperti itu Ansara reflek mengulum senyum, merasakan banyak kupu-kupu berterbangan di hatinya. "Bukti apa? Aku tidak menemukan apapun," jawab Ansara, karena malu jadi berkilah.
"Benarkah? Kalau begitu aku ambilkan sekarang."
"Jangan!" cegah Ansara dengan cepat, menahan tubuh Adrian di pelukannya saat sang kekasih hendak berdiri. "Apa bukti itu kado yang pernah ku beri dulu?" tanya Ansara setelahnya.
"Kamu sudah menemukannya?"
"Iya."
"Dimana?"
"Di laci nakasmu."
"Aku menggunakan dasi itu saat pertama kali bekerja di perusahaan keluarga ku. Karena doamu, aku jadi begini," jelas Adrian.
"Kenapa masih di simpan? Di lemari pakaian mu sudah banyak dasi yang bagus."
"Tentu saja harus ku simpan, itu adalah hadiah paling spesial, dari orang yang sangat spesial."
Ansara tak mampu menjawab lagi, dia seperti sudah melayang sampai ke langit ke tujuh.
"Kamu tidak ingin tanya, sejak kapan aku menyukai mu?" tanya Adrian kemudian, dia juga mendongakkan kepalanya sampai mampu menatap kedua mata Ansara yang berbinar-binar.
Menatap wajah Ansara dengan begitu dekat, hidung dan bibirnya.
Membuat gadis cantik itu jadi semakin gugup, belum apa-apa Ansara sudah menerka mungkinkah mereka akan kembali berciuman seperti di kantor tadi.
Ah tidak! Hanya membayangkannya saja sudah berhasil membuat darrah Ansara jadi terasa panas.
"Memangnya sejak kapan? Pasti lebih dulu aku yang menyukai kamu," balas Ansara, meski gugup namun mencoba bicara biasa-biasa saja.
Ansara tak bisa membohongi diri bahwa saat SMA dulu dia memang terang-terangan menunjukkan rasa sukanya pada Adrian.
"Tidak, ku rasa aku yang lebih dulu," balas Adrian penuh percaya diri. Lalu mengatakan bahwa Ansara adalah yang gadis pertama yang dia lihat saat pertama kali masuk SMA.
Bahkan saat Ansara dihukum di masa-masa orientasi siswa, Adrian ikut-ikut membuat kesalahan agar bisa menemani Ansara.
Ingat kejadian itu membuat Ansara tak mampu berkata-kata, sebab dia baru menyukai Adrian setelah mereka dihukum bersama waktu itu.
Jadi jika cerita Adrian benar, maka Adrian lah yang lebih dulu menyukainya.
"Lalu kenapa kamu dingin sekali padaku saat SMA dulu?" tanya Ansara.
"Kenapa? Karena aku ingin memiliki mu disaat aku mampu seperti ini, bukan masih pecundang seperti dulu," balas Adrian. Dulu Adrian hanya memikirkan sang ibu, tak ingin membawa Ansara masuk ke dalam hidupnya yang pelik.
Ansara terdiam, menyadari pula bahwa dulu hidup Adrian tak mudah.
Diamnya Ansara membuat hening kembali menguasai dan keduanya saling tatap dengan intens.
Ansara seperti terhanyut dalam tatapan tersebut, sampai reflek salah satu tangannya naik untuk mengelus wajah Adrian. Tak ada kata yang mampu menggambarkan kebahagiaan malam ini, jantungnya terus berdebar tanpa henti.
Pembicaraan sederhana namun seperti menjelaskan semua cinta yang ada. Malam memang semakin larut, namun sedikitpun tak ada rasa kantuk.
Ansara bahkan memberanikan diri untuk mencium pipi Adrian lebih dulu. Lembut sekali sampai membuat Adrian memejamkan mata pula.
"Kenapa di pipi? Aku maunya bibir," pinta Adrian.
Tapi takutnya malah kamu yang nantinya diintimidasi seperti kisah Aruni dulu...
Andai Beni tahu kamu punya hubungan spesial dengan Adrian..
Arrrhghh tidaaaaack jangan sampai begitu...
Please Ayah Gio tolong tetap pantau keluarga kecilmu terutama Adrian dan orang2 terkasih yang didekatnya ..
Jangan sampai kecolongan...
Orang ambisius dan serakah seperti Beni akan melakukan apapun untuk mendapatkan yang dia mau..
Termasuk sikut kanan kiri oke meskipun itu keluarganya sendiri...
Jangan sampai Beni membuat drama jebakan maut untuk Adrian apalagi Ansara...
Karena Ansara menjadi orang terdekat Adrian di luar keluarga Abraham untuk saat ini...
Ada peluang Beni bekerja sama dengan Jesi yang bisa memuluskan rencana liciknya...
Adrian bukan lagi anak kemarin sore yang bisa dengan mudah diintimidasi dan dikendalikan ...
Kehidupan masa lalunya yang menyedihkan telah membuat Adrian menjadi tangguh dan bermental petarung..
Bukan mental pecundang seperti dirimu Ben ☹️...
Yang memberi makan Adrian adalah Ibu Aruni bukan Ayah pecundang 😱..
Jadi tidak akan ada hubungan apapun atas tingkah laku dan sikap Adrian yang menyerupai Ayah pecundangnya...
Meskipun mereka tinggal bersama..
Sifat buruk Ayah pecundang tidak menurun pada Adrian..
Didikan dan kasih sayang Ibu Aruni yang mendominasi tumbung kembangnya Adrian sampai remaja..
Adakah tersimpan sebuah perjanjian rahasia antara Aruni dengan Beni + istrinya, yang Ayah Gio tidak mengetahuinya ?
Atau hanya gertakan dan ancaman untuk Adrian ...
Untuk memeras Gio lewat Adrian agar suatu saat perusahaan pusat bisa dikuasai oleh Beni...
Secara logika jika tentang Aruni masa iya Gio tidak meemberikan yang terbaik...
Jadi curiga jika itu adalah salah satu aksi licik Beni untuk menekan Adrian agar mudah dikendalikan..