NovelToon NovelToon
Falling In Blue

Falling In Blue

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Starry Light

✍🏻 Spin-off Dearest Mr Vallian 👇🏻


Cinta itu buta, tapi bagaimana jika kau menemukan cinta saat kau memang benar-benar buta? Itulah yang di alami Claire, gadis berusia 25 tahun itu menemukan tambatan hatinya meskipun dengan kekurangannya.

Jalinan cinta Claire berjalan dengan baik, Grey adalah pria pertama yang mampu menyentuh hati Claire. Namun kenyataan pahit datang ketika Claire kembali mendapatkan penglihatannya. Karena di saat itu juga, Claire kehilangan cintanya.

"Aku gagal melupakanmu, aku gagal menghapus bayang-bayangmu, aku tidak bisa berhenti merindukanmu. Datanglah padaku, temuinaku sekali saja dan katakan jika kau tidak menginginkanku lagi." Claire memejamkan matanya mencoba merasakan kembali kehadiran kekasih hatinya yang tiba-tiba menghilang entah kemana.

📝Novel ini alurnya maju mundur ya, harap perhatikan setiap tanda baca yang author sematkan disetiap paragraf 🙂
Bantu support dengan cara like, subscribe, vote, dan komen.

Follow FB author : Maria U Mudjiono

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Starry Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 30

📍 Madrid, Spanyol.

Grey berdiri didepan sebuah krematorium yang berada di kota Toledo, Madrid Spanyol. Beberapa saat yang lalu jenazah Casper di kremasi sesuai permintaan Casper, sebenarnya berat bagi Grey menghadiri acara kremasi ini. Hatinya masih terlalu sakit mengingat perlakuan Casper pada ibunya dan dirinya sendiri.

Namun Grey menekan egonya dan memutuskan datang sebagai bentuk penghormatan terakhir. Meskipun menurut Grey, Casper sudah kehilangan rasa hormatnya sejak puluhan tahun yang lalu.

"Aku sudah mengurus semuanya, apakah kita akan langsung pulang?" tanya Ben yang baru saja menyelesaikan administrasi kremasi Casper.

"Hmm," dehem Grey sebagai jawaban. Pria berkacamata hitam itu langsung masuk dalam mobil. Ben mengikutinya dengan duduk di balik kemudi, dan langsung mengemudikan mobil itu meninggalkan area krematorium.

"Bagaimanapun, aku turut berdukacita." kata Ben sambil fokus mengemudi.

"Seharusnya kau mengatakan itu pada Barbara, bukan padaku." Grey sama sekali tidak terlihat sedih saat tahu Casper meninggal dunia. Pria itu tetap setia memasang wajah datar dan dingin.

"Aku sudah mengatakan itu padanya tadi, ngomong-ngomong Adeline tidak datang." Ben langsung mendapat tatapan tajam dari Grey. "Maksudku, dia cukup dekat dengan tuan Casper, bukan." ralat Ben.

"Aku tidak tahu!" Grey menatap keluar jendela. Grey sama sekali tidak perduli dengan Casper, Barbara maupun Adeline. Fokusnya saat ini hanyalah mencari dan menemukan Claire, cinta pertamanya.

"Bagaimana kalau kita ke desa Gevrey-Chambertin, bukankah kau belum pernah melihat rumah itu sejak resmi menjadi milik mu." usul Ben mengajak Grey ke sebuah desa yang ada di kota Beaune.

"Sepertinya menarik," kata Grey setuju dengan usul Ben.

Grey butuh suasana baru, karena selama ini selalu sibuk dan tenggelam dengan tumpukan dokumen serta meeting satu ke meeting lainya. Sejenak menepi dari kehidupan kantor dan hingar bingar kota sepertinya bukan ide yang buruk. Apalagi tempat yang menjadi tujuannya ada sebuah desa dengan pemandangan alam yang indah.

Penerbangan dari Madrid menuju Paris hanya membutuhkan waktu satu jam tiga puluh menit. Kini Grey dan Ben sudah berada dalam mobil yang akan membawanya ke kota Beaune. Grey mulai memejamkan matanya, perjalan masih panjang, sekitar tiga sampai empat jam baru sampai tujuan. Ben pun kembali melanjutkan tidurnya, karena di pesawat tadi hanya tidur sebentar.

Selain menjadi teman, Ben akhirnya bergabung ke perusahaan Grey. Tapi Ben tidak bekerja di bagian keuangan seperti permintaan nya dulu, melainkan menjadi asisten pribadi Grey. Cukup lama Grey membujuk Ben agar mau bekerja dengannya, gaji yang Grey tawarkan pun tidak main-main.

Namun, Ben setuju bekerja dengan Grey bukan semata-mata karena besarnya gaji yang Grey berikan. Melainkan karena Ben kasihan dengan temannya itu, yang sudah seperti orang gila karena tak kunjung menemukan kekasihnya. Apalagi kini Grey tinggal seorang diri, membuat rasa iba di hati Ben semakin tergerak.

"Tuan, kita sudah sampai." supir itu membangunkan Grey.

Grey membuka matanya dan melihat keluar jendela mobil. Pria itu terlihat meregangkan tubuhnya kemudian keluar dari mobil. Perjalan panjang yang cukup melelahkan, tadi pagi dirinya masih di sebuah krematorium yang berada di kota Toledo Madrid Spanyol. Malam ini Grey sudah berada di kota Beaune, tepatnya di desa Gevrey-Chambertin.

"Tuan Ben belum bangun." kata supir itu, Grey melirik kedalam mobil sekilas.

"Biarkan saja," kata Grey berjalan memasuki bangunan tradisional Burgundy itu.

Rumah itu dominan berwarna putih batu kapur, terkesan sederhana namun elegan. Atap rumah itu berwarna merah dari genteng tanah liat, dan yang paling menonjol adalah cerobong asap khas arsitektur tradisional Burgundy.

Rumah itu dulunya milik warga lokal yang diwariskan pada anaknya, hanya saja anaknya lebih memilih hidup di Amerika dan menjual rumah itu. Entah bagaimana caranya Grey membeli rumah itu, karena Ben yang melakukan transaksi. Grey setuju saja, karena bisa menjadi salah satu investasi jangka panjang.

"Silahkan masuk, Tuan. Rumah ini sudah di bersihkan oleh istri saya." ucap supir itu membuka pintu kayu yang memiliki ukiran unik.

"Dimana istri Paman?" Grey masuk dan melihat isi rumah itu penuh dengan furniture klasik.

"Sepertinya Bea sudah pulang," sahutnya sambil mengangkat koper milik Grey dan Ben.

"Paman juga boleh pulang jika sudah selesai," kata Nick.

"Bagaimana dengan Tuan Ben?" tanyanya.

"Biar...."

"Kalian kejam sekali tidak membangunkan aku," Ben baru saja masuk.

"Pulang lah, Paman." kata Grey pada pria tua itu.

"Saya permisi, besok pagi saya akan datang lagi bersama Bea." ujarnya. Grey hanya mengangguk.

"Kau tidak ingin mengatakan sesuatu padaku?" Ben masih ingin protes pada Grey, karena tidak di bangunkan saat sudah sampai.

"Periksa stok makanan di kulkas," kata Grey yang sedang asik melihat-lihat isi rumah itu.

"Ckkk," Ben berdecak malas, namun tetap mengikuti apa kata Grey. Perutnya lumayan lapar dan ingin makan sesuatu.

"Grey, istri Paman Jay menyiapkan makan malam." seru Ben karena matanya tak melihat Grey.

"Terserah," gumam Ben mengambil piring dan mulai makan. "Enak," kata Ben. Meskipun makanan itu sudah dingin, tapi Ben tetap menikmatinya tanpa memanaskan nya terlebih dahulu.

Grey berada di beranda belakang, udara dingin menerpa wajahnya, namun Grey tidak mempermasalahkan nya. Pria itu malah memejamkan matanya dan menikmati sentuhan dingin angin malam. Tenang dan damai, tidak ada suara bising mesin atau cahaya gemerlap, langit malam sangat gelap hingga taburan bintang-bintang terlihat lebih jelas.

Suara jangkrik dan serangga lainnya terdengar lebih jelas, sehingga menciptakan suasana malam lebih alami dan damai. Dipadukan dengan suara angin yang lembut, dan suara daun bergoyang, menciptakan suasana yang sangat menenangkan.

Selain itu, pada malam hari, desa Gevrey-Chambertin juga memiliki suasana yang sangat romantis. Lampu-lampu jalan yang lembut, bangunan-bangunan tua yang indah menciptakan suasana elegan dan mewah.

Dalam keseluruhan, suasana desa Gevrey-Chambertin sangatlah unik dan menenangkan. Desa ini menawarkan pengalaman yang sangat alami dan damai, sehingga cocok untuk mereka yang melarikan diri kesibukan kota dan ingin menikmati keindahan alam.

"Kau tidak makan?" suara Ben mengalihkan pandangan Grey.

"Kau tidak membawa anggur?" tanya Grey membuat Ben berdecak kesal. Ditanya apa, jawabnya apa. "Bukankah disini terkenal dengan anggur nya yang enak?" Grey kembali menatap bintang-bintang dilangit.

"Jangan menggerutu," ucap Grey tanpa mengubah posisinya. Ben akhirnya pergi ke tempat penyimpanan anggur, dan membawa dua botol anggur untuk dirinya dan Grey.

"Bagaimana menurutmu?" Ben memberikan sebotol anggur pada Grey. "Keputusan ku membeli rumah ini," sambung Ben.

"Kerja bagus," kata Grey datar, pria itu mengambil botol anggur dari tangan Ben.

"Terimakasih atas pujiannya," Ben tersenyum lebar. Ben tahu jika Grey tidak akan terang-terangan memujinya, itu sebabnya kata 'kerja bagus' yang keluar dari mulut Grey di artikan sebagai pujian.

"Aku tidak memuji mu," ralat Grey sambil menengguk cairan fermentasi itu dari botolnya.

"Aku tahu kau memujiku," sahut Ben percaya diri. Grey hanya diam dan menatap sinis Ben, temannya itu semakin hari semakin bertambah tingkat percaya dirinya. Namun, kabar baiknya adalah, sejak Ben menjadi asisten Grey, Ben jarang pergi ke club malam dan melakukan kencan satu malam dengan para wanita itu.

Jangankan pergi berkencan, bisa menikmati tidur dengan nyenyak saja Ben sudah sangat beruntung. Karena Grey memang sangat sibuk, lebih tepatnya menyibukkan diri dan Ben jadi terkena imbasnya.

*

*

*

*

*

TBC

Semangatin author dong ☹️

1
Ray Aza
so far keren aq suka... hrsnya bisa dibantu promo nih sm NT. ide cerita oke, alur aman ga bertele2, tata bahasa good, over all aman blm nemu kalimat atau situasi yg cringe. selalu semangat akak penulis.... 😃😃😃🤗
Starry💫: Terimakasih 🤗🤗🤗🤗🤗
total 1 replies
Ray Aza
finally...... setelah sekian purnama.... 🤩🤩🤩🤩🤩
Starry💫: Akhirnya yaaa😄
total 1 replies
Ray Aza
kapan ketemunya neeeehhh???? jgn kek ikan terbang ya.. udah satu lokasi tp saling memunggungi.. 🤣🤣🤣🤣
Sleepyhead
In the end, God is the ultimate of scripwriter 🥰🥲🥲
Sleepyhead
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/ I can't hardly stop my tears
Sleepyhead
thanks Jobs, kamu akhirnya berhasil mempertemukan salah satu berlian Nick Dan Sara
Sleepyhead
seperti nya bakal jd jodoh Ben 🤭
Sleepyhead
modus detected 😁
Sleepyhead
keep going through, Just the way you are thor.. jangan terusik dengan apapun.. tetap jadi dirimu saja..
Sleepyhead
Ya wajar lah karena Daddy Harry merasa sudah bekerja sama lama dengan Daddy Nick..
Harry merasa tak bisa menempatkan diri, padahal Nick sudah menganggap Harry seperti sahabatnya. Gua rasa Sara Dan Nick bs menerima nya..
Sleepyhead
Oh ya ampun cinta Henry tak berubah pada Sara.. Cinta mati ya Hen Dr jaman bocah 🤭😁
Sleepyhead
yeah yea I heard you 😅
Sleepyhead
That's what friends are for, to helping each other
Sleepyhead
wkwkk Asem, kena lagi gua
Sleepyhead
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ray Aza
mantab!!! mmg hrs pny ciri khas thor. 😁
Ray Aza
wkwkwkkkk.... benar2 sempurna spti pohon pete dgn benalunya... lama2 ben kurus dan akhirnya mati krn dihisap olehmu.. 😂😂😂😂
Sleepyhead
Yah, syukurlah.. kupikir cinta Claire hanya sepihak. ternyata u both had a same feelin'
Sleepyhead
yeah, I know..
Sleepyhead
Benar yg dikatakan Claire,Visual Grey sesuai ekspetsinya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!