NovelToon NovelToon
Gadis Licik Milik Jenderal

Gadis Licik Milik Jenderal

Status: tamat
Genre:Tamat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:394.9k
Nilai: 4.8
Nama Author: Sri Wulandari

Nona kedua Li Yue An dari keluarga pejabat merusak nama baiknya, Kehormatannya membuat semua orang membenci bahkan mengucilkannya. Namun siapa Sangka siasat jahatnya membuat dirinya menjadi seorang Permaisuri. Setiap langkah yang ia ambil akan membuatnya mengorbankan semua orang yang peduli dengannya.

Di tahun ke sepuluh setelah Li Yue An menjadi seorang Permaisuri. Dia di jatuhi hukuman mati oleh Kaisar yang merupakan suaminya karena berkolusi dengan pemberontak.

Semua kebetulan seperti sebuah mimpi semata. Dia justru terbangun kembali saat usianya tujuh belas tahun. Dimana dirinya masih di perlakukan tidak adil oleh keluarganya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di bawah rintik hujan

"Sudah malam. Tuan Putri beristirahat lah dengan tenang." Jenderal Lei Mingyu bangkit dari tempat duduknya. Tepat di depan pintu keluar dia membalikkan tubuhnya memberikan hormat dengan tulus. "Tuan Putri, terima kasih telah menyelamatkan ku juga semua pasukan."

Li Yue An tersenyum lembut, "Jenderal. Ini sudah bagian dari tugas yang di berikan takdir untuk ku."

Jenderal Lei Mingyu menatap lembut lalu pergi keluar dari tenda miliknya. Dia pergi menuju kearah lapangan pelatihan. Pikirannya masih terganggu dengan cerita dari Tuan Putri Yun Qixia. Semua ketidakmungkinan itu seperti tetesan embun pagi yang hangat juga beku. Setiap anak panah di luncurkan tanpa ada yang melesat satu pun. Ketepatan sasaran dari Jenderal tinggi tidak bisa di ragukan. Rintik hujan juga masih jatuh tanpa henti membasahi pria muda dengan panah juga busur di tangannya.

Entah sudah berapa lama dia berada di lapangan pelatihan seorang diri.

Langkah kaki terdengar pelan dari belakang. Percikan air yang menggenang telah membasahi sebagian gaun yang Li Yue An kenakan. Payung yang ia gunakan hanya bisa menjaga bagian atas tubuhnya dari rintik hujan. Gadis itu berhenti tepat di belakang Jenderal Lei Mingyu.

"Tuan Putri. Di luar masih hujan lebih baik kembali," panah di tembakkan kembali. Melesat tepat pada sasaran.

"Benar. Di luar masih hujan, Jenderal kenapa tidak kembali?" Li Yue An mengulangi perkataan pria muda yang masih sibuk dengan panah dan busurnya.

Senyuman tipis terlihat di wajah Jenderal Lei Mingyu. "Baik." Membalikkan tubuhnya. Dia menatap wajah gadis cantik di bawah rintik hujan. Payung yang ia bawa bahkan tidak mampu membuat hujan tidak menyentuhnya. Jenderal Lei Mingyu berjalan perlahan di ikuti Li Yue An. "Apa tempat ini kurang nyaman untuk Tuan Putri?"

"Tidak. Aku hanya tidak bisa tidur. Banyak hal terus berkelahi dalam otak kecil ku." Melangkah pelan tanpa memilih jalur tanpa genangan air. Saat langkah Li Yue An akan menginjak genangan air lebih pekat. Tubuhnya langsung di gendong menjauh oleh Jenderal Lei Mingyu.

"Maaf. Lubang itu sangat dalam," ujar Jenderal Lei Mingyu memberikan penjelasan.

Gadis itu mematung untuk beberapa detik. Saat dia sadar kembali dirinya mengangguk canggung. Tidak seharusnya pemikiran berlebih itu datang menghampiri dirinya. "Jenderal. Aku ingin meminta tolong untuk menghubungi kedua ayah ku di ibukota agar mereka tidak khawatir. Apakah bisa?"

"Aku sudah memerintahkan Wakil Wang untuk mengirimkan surat ke ibu kota. Jika tidak ada kendala surat akan tiba setelah empat hari," jelas Jenderal Lei Mingyu. Merpati surat akan terbang menuju tiga pos berbeda dan terus berlanjut hingga ke ibu kota. Dan waktu perkiraan mencapai empat hari. "Tuan Putri mencari seseorang?"

Gadis itu menatap wajah di bawah hujan. Dia ingin menariknya agar bersedia berbagi payung dengannya. Namun tubuh Jenderal Lei Mingyu sudah basah kuyup dan dia juga tidak memiliki keberanian berlebih itu. "Iya. Aku ingin mencari adik ketiga ku. Kami terpisah saat kecil. Ayah ku mendapatkan berita jika adik ketiga ada di perbatasan selatan. Sehingga aku mengambil resiko untuk datang sendiri."

"Menemukan seseorang saat hilang sejak kecil akan cukup sulit. Aku akan meminta beberapa orang mencari berita di perbatasan selatan. Mungkin saja aku juga bisa mendapatkan kabar dari adik ketiga Tuan Putri." Percakapan mereka menjadi sangat santai. Bahkan tidak lagi mengucapkan sapaan yang terlalu formal. Jenderal Lei Mingyu tanpa sadar mulai merasa nyaman dengan percakapan santai yang mereka lakukan.

Langkah kecil mereka pada akhirnya sampai di depan tenda pribadi milik Jenderal Lei Mingyu. Li Yue An memberikan salamnya sebelum masuk ke dalam tenda. Di dalam tenda gadis itu langsung mengganti pakaian baru. Gaun sederhana yang di kirimkan Jenderal Lei Mingyu sangat pas ada di tubuhnya.

Jenderal Lei Mingyu pergi menuju tenda militer pasukan satu. Yang lebih teratur dan tertata rapi ketimbang pasukan lainnya.

"Jenderal." Salah satu prajurit terkejut. Dia langsung berdiri memberikan hormatnya.

"Ada apa?" Membalikkan tubuhnya setelah menguap beberapa kali. Kedua mata telah memerah karena rasa kantuk. "Jenderal." Kedua matanya langsung membelalak seketika rasa kantuk menghilang.

"Jangan berisik. Biarkan semua orang beristirahat. Ambilkan aku baju ganti yang bersih milik mu." Jenderal Lei Mingyu menunjuk salah satu prajurit yang bangun.

"Baik." Prajurit itu membuka meja kecil di sampingnya. Membawakan baju ganti miliknya yang baru saja kering sebelum hujan turun. "Jenderal." Memberikan baju di tangannya.

"Kalian bisa tidur lagi. Aku akan beristirahat sementara waktu di sini." Mencari tempat kosong untuk dirinya beristirahat. Ada sebagian besar pasukan yang ada di tenda itu telah pergi melakukan tugas. Sehingga Jenderal Lei Mingyu bisa mencari tempat tidur kosong untuk istirahat. Dia berganti baju di pembatas khusus untuk para pasukan. Meskipun mereka laki-laki tapi tidak mungkin melepaskan semua pakaian saat di ruangan yang sama tanpa pembatas. Setelah selesai dia membaringkan tubuhnya.

Dua prajurit itu berusaha memejamkan kembali kedua matanya. Tapi masih saja tidak bisa. Meraka tidak pernah menyangka akan tidur satu tenda dengan Jenderal tinggi mereka.

Saat pagi Li Yue An telah bersiap dan ke luar dari tenda. Suasana di luar masih penuh dengan kabut tebal yang sangat dingin. Namun semua prajurit sudah beraktivitas seperti biasa. Jubah tebal milik Jenderal Lei Mingyu menjadi penghangat sementara saat Li Yue An berada di luar tenda.

"Nona kedua." Pelayan Cui berlari dari salah satu tenda. "Untunglah Nona baik-baik saja." Menghela nafas lega. Dia baru saja terbangun dari pingsannya.

"Cui, kamu harus perbanyak istirahat. Aku tidak apa-apa. Kamu juga harus menjaga diri dengan baik." Menarik tangan pelayannya agar mau kembali ke dalam tenda. "Dengarkan perintah ku. Jangan keluar sampai kamu sembuh," ujar tegas Li Yue An. Hanya dengan begitu pelayannya itu mau mematuhi perintahnya.

Pengawal Afu datang dari arah luar gerbang utama. "Taun Putri," memberikan hormatnya. "Saya sudah mendapatkan kabar jika Pangeran keempat telah pergi dari perbatasan selatan menuju timur."

"Dia akan menjemput Raja kecil kembali ke ibu kota." Menatap langit pagi yang masih di penuhi awan putih bercampur kabut. "Afu. Kamu juga harus istirahat. Kita sama-sama manusia biasa. Tidak bisa terus bekerja terlalu keras. Ikut aku mengambil sarapan," ujar Li Yue An berjalan menuju tempat makan para prajurit.

Pengawalnya Afu dengan patuh mengikuti setiap langkah Tuan Putrinya.

Saat mereka sampai semua orang bangkit memberikan hormat.

Li Yue An hanya bisa tersenyum dan pergi mengambil makanan untuk dirinya juga pelayannya Cui. "Afu kamu sudah mengambilnya?" Pengawalnya mengangguk. "Kita kembali. Mereka akan merasa tidak nyaman jika aku ikut makan bersama."

Gadis itu melangkah pergi menuju ke arah tenda yang ia tinggali semalaman. Baru setengah jalan dia berpapasan dengan Jenderal Lei Mingyu juga Wakil Jenderal Wang.

"Tuan putri." Mereka berdua memberikan hormat kepada Li Yue An.

Jenderal Lei Mingyu menatap tajam kearah Wakil Jenderal Wang.

"Jenderal, aku sudah menyiapkan sarapan seperti yang anda minta. Semua sudah tersedia hanya tinggal membawa menuju tenda milik Tuan Putri," ujar Wakil Jenderal Wang takut di salahkan.

Li Yue An tersenyum, "Jenderal. Tidak perlu memperlakukan aku seperti tamu luar. Aku bisa makan seperti yang semua orang makan." Dua mangkuk bubur panas masih ada di tangannya.

Jenderal Lei Mingyu mengambilnya begitu saja. "Sudah seharusnya. Jika Kaisar terdahulu sampai mengetahui aku memperlakukan Tuan Putri kurang baik. Masalah bukan hanya menimpa ku saja." Menatap Wakil Jenderal Wang. "Segara siapkan semua kebutuhan Tuan Putri. Juga sarapan, makan siang, dan makan malam."

"Baik." Wakil Jenderal Wang berlari kencang menuju dapur mengambil sarapan untuk Tuan Putri Yun Qixia.

Li Yue An kembali di dalam tenda duduk tenang bersama Jenderal Lei Mingyu. Gadis itu telah memaksa pria dingin itu agar mau sarapan bersama dengannya.

Sarapan di bawa dua prajurit berbadan tegap. "Tuan Putri, Jenderal."

Mereka pergi setelah meletakkan semua hidangan di meja. Di tempat pelayan Cui dan pengawal Afu juga di sediakan makanan yang sama dengan Li Yue An.

"Jenderal. Aku hanya ingin berbicara lebih banyak dengan mu. Aku pikir Jenderal tidak akan keberatan." Li Yue An menuangkan teh kedalam dua cangkir kosong. Satu untuk dirinya satu lagi untuk pria di depannya.

Jenderal Lei Mingyu menerima teh hangat itu tanpa rasa enggan. "Tentu saja."

Percakapan yang mereka lakukan saat sarapan terasa semakin mempererat hubungan yang samar.

1
Fida
Luar biasa
Mearly Early Mey
👍💯
Alfa Kristanti
Luar biasa
RusNa ANtox DEwi
baguss
Mochika mochika
Luar biasa
Erna Masliana
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 parah polusi udara
fiza
Lumayan
Siti S
Luar biasa
Erna Masliana
padahal itu juga akibat perbuatan buruk kalian
Erna Masliana
Luar biasa
Erna Masliana
jadi kaktus mulus 🤣🤣🤣
Erna Masliana
katanya pintar kok ini tolil banget
Erna Masliana
kamu lebih menjijikkan
dafa ramadhan
bagus
lily
jadi selama bertahun tahun jendral Li tidak pernh pulang ke istana
Erna Masliana
loh loh loh... kakek sekarang jadi ayah
Erna Masliana
lah salah sendiri gak mau nyelidiki padahal bawahannya udah ngasih saran
lily
🤣🤣🤣🤣 punya murid 2 doang tpi berasa punya banyak yak
Musliha yunos
👍
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
berharap kelahiran kedua tidak sia²
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!