"Jodoh putriku ada diantara kedua putramu." Itu kalimat terakhir yang dikatakan Verharg kepada Johan sebelum meninggal.
Leah Gracella, setelah kematian kedua orang tuanya ia diangkat menjadi bagian dari keluarga bangsawan Royce. Johan meyakini apa yang dikatakan Verharg, sehingga setelah Leah dewasa ia menjodohkan nya dengan putra sulung yaitu Austin Royce.
Johan sudah yakin pilihannya tepat. Namun tanpa sepengetahuannya suatu hal besar telah terjadi, Leah terlibat one night stand dan diam-diam tengah mengandung anak dari putra kedua Johan yaitu Alister Royce.
Lalu siapakah jodoh yang tepat untuk Leah? Austin atau Alister?..
.
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16
Setibanya di tempat tujuan, Cassie diam-diam keluar dari rumahnya. Wanita itu menghampiri sebuah mobil yang tak jauh dari kediaman. Pintu mobil terbuka, dan masuklah ia ke dalam.
"Kenapa tuan malam-malam ingin bertemu?."
"Tsk! Apalagi kalau bukan 'itu'." Pikiran Austin sudah kosong, ia tak bisa menahan diri lagi. Bayangan wajah Leah yang sedang mendesah membuat Austin ereksi.
Cassie terkejut ia menyadari bahwa Austin ingin segera melampiaskan hasratnya. Nafas pria itu menderu dengan cepat, di hadapannya seperti predator yang siap memangsa.
"Nngh!.. Tuan.." Cassie menutup mulutnya saat Austin menggerayangi tubuhnya dengan liar. Menindih dan menelanjangi Cassie dengan kasar cukup tergesa.
Austin menurunkan jok mobil sehingga gerakannya lebih leluasa. Kini wanita itu sudah telanjang tanpa penutup sehelai benang pun, wajah merahnya akan rangsangan membuat Austin menggila. "Leah..."
Hanya wanita itu yang ada di pikirannya setiap kali Austin melampiaskan hasrat. Jika saja Leah setuju dan datang dengan sukarela, mungkin hal ini tak akan pernah terjadi. Untuk sementara seperti ini dulu saja, daripada memaksa sampai menyakiti Leah.
"Tunggu tuan, pengamannya nya pakai."
"Ck.." Austin meraih pengaman dan mengenakannya. Ia membuka lebar kedua paha Cassie memasukkan miliknya dan mulai bergerak melampiaskan di sana.
Cassie menggigit bibir bawahnya ia berusaha menahan desahan setiap merasakan dorongan yang menghantam, tubuh wanita itu terguncang. "Nona Leah, bahkan saat sedang bercinta denganku saja pria ini tetap menyebutmu."
"Ngh!.." Austin memacu dengan cepat dan sedikit kasar. "Jangan di tahan, tidak akan ada yang mendengarnya."
"Ah-tuannh!..."
"Tolong sebut namaku sekali saja, jangan cuma Leah. Faktanya kau sedang bercinta denganku bukan dia." Ujar Cassie yang merasa iri, walaupun sebelumnya ia telah sepakat dengan pekerjaan ini tapi tetap saja rasanya sakit.
"Aku merekrutmu untuk apa? bukankah untuk menjadi tempat pelampiasan? kenapa banyak request." Austin membalikkan tubuh Cassie.
"M-maafkan aku tuan."
"Sekali lagi."
"Maaf tuan, aaah!!.."
Di dalam mobil itu, keduanya bermandikan keringat mencapai kenikmatan untuk meredakan hasrat yang sedang membara.
Tanpa di sadari tak jauh dari lokasi tersebut, seseorang berdiri di balik tembok. Menghisap sebatang rokok dan meniupkan asapnya sembarang arah.
Chris berdiri setia menemani atasannya. Alister tak berucap apa-apa hanya saja tatapan pria itu tampak seperti ingin menguliti orang hidup-hidup, Ali mengetahui tindakan kotor yang dilakukan kakaknya.
"Bagaimana pun juga aku tak menyangka bahwa tuan Austin akan melakukan hal demikian." Chris resah, ia merasa tak adil untuk Leah. Wanita cantik yang tidak tahu apa-apa.
Ali hanya diam, pria itu menginjak rokoknya.
"Sekarang apa yang akan kita lakukan?." Tanya Chris. "Apakah tuan Johan perlu mengetahuinya?."
"Jangan."
Chris menatap Alister.
"Tak usah terlalu cepat, biarkan kakakku menikmati kebodohan yang telah dilakukannya ini." Lirih Ali.
Chris mengangguk ia paham apa yang Alister katakan. "Lalu bagaimana dengan nona Leah?."
"Kenapa masih bertanya? Tentu saja aku akan merebut pengantinku dari tangan yang tak berhak memilikinya."
Chris tak berkedip ia selalu kagum dengan sosok Alister. Tindakannya tak bisa ditebak namun tak pernah sedikitpun meleset. Sebagai pengawal pribadi, ia tahu betul bagaimana atasannya. Sejauh ini tak ada yang sekuat, setenang, dan sehebat Alister.
"Aku akan menunggu perintah mu." Lanjut Chris dengan hormat.
"Sudah cukup, mari kita kembali."
"Baiklah."
.
Tak terasa hari-hari telah berlalu.
Menjelang hari pesta pertunangan tiba, pelayan utusan Lady Belly semakin rajin menemui Leah untuk melayaninya sesuai aturan.
Berat badan Leah mengalami penurunan, Belly yang mengetahui itu sangat puas. "Jangan pernah dilepas korset itu!."
Leah menerima semua perlakuan dari mansion karena inilah hidup yang telah digariskan untuk Leah. Mau bagaimana pun ia tak bisa lari.
Hari ini Leah ingin menghabiskan waktunya di restoran, tempat yang mampu membuat dirinya bisa bernafas lega walaupun hanya beberapa jam.
Setelah pertunangan itu terjadi mungkin ia akan jarang mengunjungi restorannya karena status yang sudah berbeda.
"Bagaimana hari ini?." Sapa Leah pada para karyawan.
"Terkendali bu semuanya aman." Balas mereka excited. "Kita juga sudah menambahkan menu baru dan ternyata jadi rebutan."
Leah tersenyum. "Syukurlah."
"Bu!.." Panggil security dari luar.
Leah mengerutkan keningnya dan menghampiri security itu. "Kenapa pak?."
"Ini ada kiriman, katanya untuk ibu."
Kotak besar berwarna putih diserahkan pada Leah, wanita itu celingak-celinguk melihat sekeliling juga jalan raya. "Siapa yang mengirimkannya?."
"Katanya buka saja."
Dengan perlahan Leah membuka kotak tersebut, seketika ia terdiam saat melihat isinya. Bunga tulip berwarna kuning yang indah, bunga favorit Leah yang bahkan saat ini di daerah sana sudah langka.
Perasaan Leah tak menentu, karena tidak ada yang mengetahui bunga favoritnya itu selain kedua orang tuanya yang telah meninggal. Lantas siapa pengirim ini?.
Di dalam kotak itu juga terdapat makanan dan sebuah surat, Leah segera mengambilnya untuk mengetahui si pengirim.
"Makanlah dengan baik, Señorita."
Mksh udah update lagi
Lanjut thor...makin seru critanya
Mksh othor...UP nya yg byknya dong, krg kalau cuma 1 mah
Mksh othor atas up nya, gak sabar nunggu part selanjutnya