Selamat datang di novel ku
menerima kritik dan saran
feedback & folback bisa folow instagram juga ;@namjoneya_0594
Pernikahan biasanya didasari oleh cinta namun tidak dengan Hira dan Axell/Gus Mahen. Keduanya menikah karena sebuah insiden naas menimpa calon istri Axell dan Hira berada diTKP.
Hira sebagai pengantin penganti namun setelah menikah kehidupannya penuh dengan teror, hingga membuat nya sempat mengalami gangguan kecemasan. Hingga suatu tragedi membuat nya tak bisa sadar dalam waktu lama , Sedangkan Axell tanpa sadar menyayangi istri dengan berlindung dibalik kata “Aku akan bertanggung jawab menjadi seorang suami”.
Keduanya tetap harus mencari tau siapa pelaku peneror dan pembunuhan misterius.
Dan akankah mereka menemukan pelakunya? Akan kah cinta mereka menjadi kekuatan untuk melawan segala lika-liku kehidupan atau justru malah salah satu dari mereka berhasil dibunuh lagi? .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tini Timmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 09
“Seli? Panggil dia kemari!” Dagunya mengeras , jantung nya berdegup dengan cepat ,seakan darahnya mendidih terbalut emosi yang mulai menguasai diri nya.
Dirga membawa Seli ke hadapan Axell dan benar, ia bisa melihat sisi lain dari wajah teduh seorang Axell menjadi seseram Singa yang ingin memakan mangsanya.
“Kamu! Berani sekali melakukan hal itu! kamu tau jika istri saya kalah maka dia akan pergi untuk selamanya! Apakah kamu tau? balasan apa yang akan diterima jika berani menyentuh yang jadi milik ku?Dan kalian berdua sudah berani berulah di rumah sakit ku sendiri!”
Seli terdiam seakan bibirnya kelu untuk sekedar membela dirinya sendiri entah kenapa ia masih bingung dengan apa yang terjadi . Ia tak tahu soal obat dan tak tahu apa yang membuat Axell marah sehingga menyebutnya hampir membuat nyawa seseorang menghilang.
“Masih diam ya!”
“Maaf tuan, saya hanya mengantarkan obat yang tuan kasih. Saya berani bersumpah bukan saya yang menukar obat tersebut demi Allah!” Tegas Seli walaupun badannya terasa bergetar hebat namun ia tetap membela dirinya.
“Bohong! Kamu pasti ingin menjebak ku karena iri aku menjadi kepala tim medis sedangkan kamu hanya seorang asisten kan!”Timpal Mela, membela dirinya sendiri ia tak mau sampai masuk jeruji besi.
Axell mengepalkan kedua tangan nya, nafas nya naik turun dengan cepat.
“Axell ,sudah! cukup nak! Umma gak suka anak umma jadi kasar sama perempuan! ”
Kata Umma yang tiba-tiba menghampiri Axell di taman Rumah sakit.
Axell menengok ke sumber suara tersebut, “Kasar? Ini Axell Umma, bukan Mahen! Dan satu lagi dia ini hampir saja membuat Hira pergi meninggalkan aku Umma!”
“Tapi sudah cukup nak ! biar pihak berwajib yang mengurus nya kamu jangan sampai kotori tanganmu dengan hal keji seperti itu. Lagi pula dengan kamu marah seperti itu tidak akan membuat Hira bangun kan, seharusnya kita semua berusaha cari cara untuk menyembuhkan nya bukan malah ribut seperti ini!”
“Enggak! dia JAHAT!”
Menangkup wajah Axell dengan kedua tangan nya,“Axell dengerin Umma! sadar nak! Sekarang Hira belum siuman dan kamu mau berulah! Umma gak habis pikir apa yang ada di otakmu itu. Dia memang salah tapi bukan berarti kamu bisa berbuat semaumu sendiri!”
“Sabar Umma nanti darah tinggi nya kambuh lagi.” Aira mengusap pelan bahu Umma.
Axell memandangi wajah Umma yang sudah menangis, “Maaf Umma, aku salah”Lirih nya.
“Sudah lah nak, kamu harus jaga diri karena Hira butuh perlindungan tapi bukan seperti ini cara mu melindungi nya.”
Axell menganggukan kepala dan menyuruh Dirga membawa Seli dan Mela ke pihak berwajib.
Namun sebelum pergi Seli ingin berbicara.
“Tuan tolong jangan masukkan saya ke penjara masih ada kedua orang tua yang mengharapkan saya, hanya saya yang menjadi tulang punggung mereka dan profesi saya saat ini adalah bentuk kerja keras mereka. Saya mohon , Tuan boleh menghukum saya tapi jangan hancurkan profesi saya dan masukan saya ke jeruji besi.” Seraya berlutut di belakang Axell yang berdiri membelakangi nya.
“Bukan kah sebelum bertindak harus berfikir terlebih dahulu, mengapa kamu melakukan itu?” Jawab Axell dengan suara dingin.
“Tuan jangan bawa saya ke penjara juga, saya bisa buktikan kalau seli pelakunya.” Timpal Mela dan langsung meraih ponsel disaku nya.
Mela menunjukan rekaman CCTV seseorang yang sangat sama persis dengan Seli memasuki ruangan penyimpanan obat .
“Lalu ini apa Seli! Kamu bisa jelas kan ha!”
Tangisan Seli semakin kencang bahkan tubuhnya sampai bergetar hebat, rasa takut, kecewa menyatu dalam hatinya. Ia khawatir jika sampai masuk jeruji besi akan membuat karir yang ia jalani hancur dan yang lebih sakit lagi hati orang tuanya yang dulu berjuang mati-matian untuk menyekolahkan nya .
Ia tak mau mereka kecewa dengan apa yang telah terjadi , padahal bukan dia pelakunya.
“Beri saya kesempatan Tuan,” Tuturnya dengan tangis yang menyayat hati . Umma yang melihat itu langsung memeluk Seli ia merasa sosok Seli tidak mungkin mencelakai orang lain. Umma curiga dengan gelagat Mela namun apa lah daya ia tak punya bukti yang kuat.
Seli menangis dalam dekapan Umma bagaimana tidak saat ini ia hancur sehancurnya, Mela yang dikira nya baik ternyata melibatkan diri nya ke dalam masalah dengan orang yang paling berpengaruh di negeri ini.
“Aku mau dua-dua nya dimintai keterangan!” Tegas Axell.
Umma melepaskan pelukan dan menatap lekat mata anak nya.
“Nak istighfar, jangan sampai emosi dalam jiwa mu merusak masa depan orang lain.”
“Tapi dia bersalah Tante” Sahut Mela dengan lugas nya.
“Bersalah? Saya malah curiga sama kamu! Sedari tadi hanya menyudutkan Seli . Harusnya yang disalahkan itu kamu! Karena tidak teliti dan tidak memperhatikan obat apa yang kamu kasih!”
“Ta-tapi…”
“Axell nurut sama Umma! Kalau kamu sampai berani bawa Seli ke penjara , Umma akan kecewa sama kamu!”
“Umma! Dia salah ,kenapa Umma bela.”
“Buka matamu Axell, sadar lah istighfar kenapa kamu menjadi emosian seperti ini! Umma tau kamu takut kehilangan lagi tapi tidak begini cara nya.”
Axell terdiam sejenak , air matanya menetes ia berlalu pergi meninggalkan taman. Hatinya sakit tapi ia juga bingung kenapa sekarang tidak bisa mengontrol emosi nya.
Ia berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan langkah gontai, namun tiba-tiba ada seorang wanita datang menghampiri nya.
Ia melirik wanita tersebut lalu kembali berjalan tanpa memperhatikan siapa yang ada di hadapan nya itu.
“Mengapa kamu mengikuti ku! ” Titah nya.
“Aku hanya ingin menemani mu.” Titah Ustadzah Nayla
“Aku bisa sendiri dan tidak sedang kesepian, pergi lah suasana hati ku lagi tidak baik!" Singkatnya.
“Aku tau itu....makanya aku ada disini.”
Masih terus mengikuti langkah Axell hingga membuat sang empu tidak nyaman.
“Pergilah! Jangan menggangguku , ingat kamu sudah bersuami dan aku sudah beristri. Satu lagi jangan ganggu istri ku!”
“Emm gak janji deh, soalnya aku suka nya sama kamu Kenzo Axellano Mahendra atau Gus Mahen haha.”
“Kamu gila! Udah gak waras ,otakmu rada-rada ! Pergi sana! ” Usirnya.
“Okey tapi ingat satu hal, aku akan mendapatkanmu! SEUTUHNYA hingga istri sah mu itu terhempas!......mungkin sekarang dia sudah .....M A T I!” Pesan nya sebelum pergi dari hadapan Axell.
Axell yang mendengar itu menggertakkan giginya seraya mengepalkan kedua tangan nya. Wanita itu meninggalkan nya sedangkan Axell berlari keruangan sang istri dan benar Hira sedang kejang-kejang karena selang infusnya dipotong.
Axell memanggil suster dan tepat saat itu ada Vincent yang memang hadir untuk sekedar menjenguk mungkin kondisi kakak iparnya sudah membaik namun apa yang ia dapat malah sebaliknya. Ia yang baru saja tiba langsung masuk kedalam ruangan dan membantu mengembalikan kondisi Hira.
“Kakak cantik” Gumamnya.
“Kamu bilang apa?”
“Eng-enggak kak, ini istri kakak udah stabil lagi.” Elak Vincent,namun wajah panik itu masih terlihat jelas .
“Kak aku harap kamu sembuh walaupun nyatanya kamu tak bisa aku miliki. Padahal aku berharap bisa memilikimu seutuh nya namun aku tidak akan merebut apa yang menjadi milik kak Axell,"Batinnya.