Dunia bernama Gaia, di penuhi hewan iblis yang di sebut sebagai Enigma. Manusia harus berjuang antara hidup dan mati untuk melawan kelompok Enigma yang melakukan Genosida. Tidak ada yang tau, sampai kapan kehancuran ini akan berakhir, dan sampai kapan manusia bisa bertahan hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DenEmma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16 - Sebuah Nama
Di dalam hutan. Dion dan Lisa menyusuri jalan di tengah-tengah hutan.
"Apa masih jauh kak.? " tanya Lisa
"Apa kau lelah.? " tanya Dion kembali
"Ya sedikit, aku bahkan sudah mengantuk. Em." Sahut Lisa.
Dion pun melihat Lisa dari belakang.
"Apa kau tidak takut Lisa.? " tanya Dion
"Ya disini sangat gelap sekali, tapi untungnya kita masih punya senter. Ini lebih baik dari pada kita hanya meraba-raba jalan." sahut Lisa.
"Hm, bukan itu maksudku, apa kau tidak takut dengan hewan buas atau Enigma yang tiba-tiba datang menyerang.? "
Lisa pun langsung berhenti dari langkahnya
"Ada apa.? " tanya Dion.
"Kau sudah berbohong padaku." sahut Lisa.
"Hm.?"
"Aku tidak tau, apa kau berbohong, atau memang tidak ingin menceritakannya." kata Lisa.
"Apa maksudmu Lisa.? "
Lisa pun melihat Dion disana. Lalu ia melihat Dion dengan tatapan yang sangat tajam. Dion hanya terdiam disana sambil melihatnya saja.
"Kau seorang Awakening kan.?"
Deg. Dion pun langsung terkejut mendengarnya.
"Kakak tidak perlu bertanya, dari siapa aku tau, dan sejak kapan aku tau. Aku sudah tau semuanya dari mata kepalaku sendiri." kata Lisa dengan kesal.
"Lisa."
"Kenapa kakak tidak memberitahu kami sejak awal. kenapa.? Jika memang kau seorang Awakening, dimana kau berada saat kami di serang. Kenapa kakak tidak ada disana, kenapa.? Hiks." kata Lisa dengan marah sambil menangis.
Dion pun hanya terdiam sambil meratapi penyesalannya.
"Hik, kau jahat. kau jahat." sahut Lisa dengan menangis.
Dion pun berjongkok dan mengelus kepala Lisa.
"Maafkan kakak, kejadian itu adalah penyesalan terbesar di hidupku. Aku tidak tau jika ada Enigma yang bergerak kesana. Aku benar-benar tidak tau." kata Dion.
"Hiks, ayah meninggal di depan mataku sendiri. Sampai saat ini, aku masih mengingatnya. Hiks hiks."
"Maafkan aku Lisa." kata Dion.
Ia pun langsung memeluk adiknya itu untuk menenangkannya.
Dan beberapa saat kemudian, Dion pun menggendong Lisa yang sedang tertidur sambil merangkul tas di depannya. Ia tetap berjalan menuju Desa sambil merenungi semuanya.
"Enigma adalah masalah terbesar. Sumber kekacauan didunia ini, dan kenapa Enigma itu ada, dari mana datangnya, dan kenapa harus ada Enigma.? Aku juga ingin tau Lisa, dan sampai detik ini pun, aku masih belum menemukan jawabannya."
"Alasanku sering ke desa Majaren adalah untuk mempelajari sejarah, kapan Enigma muncul, dan apa saja yang sudah di lakukan orang-orang dahulu untuk memerangi mereka."
"Kenapa tidak ada orang yang bisa menghentikan kekacauan ini selama 2000 tahun. Ada apa sebenarnya, bahkan berbagai cara sudah di lakukan orang-orang jaman dulu, tapi hasilnya tetap sama."
"Kenyataannya sekarang adalah, Enigma masih ada, dan masih berkeliaran di mana-mana. Seseorang yang di anggap sebagai pahlawan, yang lahir 500 tahun sekali pun, tidak bisa menghentikan kekacauan dunia. Bahkan di era modern saat ini, hasilnya masih tetap sama."
"Pasti ada sesuatu, pasti ada yang disembunyikan, Enigma masih menjadi misteri. Siapa dalang di balik semua ini. Aku ingin tau, aku benar-benar ingin tau."
....
Didalam balkon Hotel, Anna pun juga merenungi hal yang sama dengan Dion. Seakan-akan pikiran mereka berdua bersatu.
"Selama inikah manusia tidak bisa menghentikan Enigma. Kenapa bisa begitu, kita semua sedang berusaha memerangi Enigma, tapi kenyataannya, usahaku sia-sia."
"Pahlawan 500 tahun. Dan saat ini adalah generasi ke lima pahlawan itu muncul di dunia ini. Tapi kita masih belum menemukannya, dan banyak orang yang mengaku-ngaku sebagai pahlawan."
"Ini adalah sebuah kesempatan, menemukan seorang pahlawan, dan mengajaknya bekerjasama. Generasi ku saat ini, harus benar-benar menyelesaikan kekacauan."
Tiba-tiba, suara ketukan pintu terdengar di sana. Anna pun kaget mendengarnya dan langsung membuka pintu itu tanpa melihat siapa yang ada di balik pintu.
Ceklek.
"Ada apa.? " sahut Anna.
Edo yang ada di sana pun langsung menelan ludah melihat keindahan tubuh Anna yang masih mengenakan pakaian tidur sexy.
"Maaf Nona." sahut Edo yang langsung memalingkan wajahnya.
"Apa yang sudah kau lihat Edo.? " sahut Laura dengan serius.
"Ah, maafkan aku, maafkan aku."
"Hm."
Laura pun langsung masuk kedalam kamar Anna dan menutup pintunya.
"Maaf Nona, pakaian anda membuat perhatian laki-laki. sebaiknya anda menganti pakaian lebih dulu." kata Laura.
"Em.?" sahut Anna sambil melihat tubuhnya.
"Sialan, aku lupa dengan pakaian ku. Haissh." sahut Anna dan langsung mengambil pakaian ganti.
Beberapa saat kemudian, Anna dan Laura pun keluar kamar. Lalu mereka menuju cafe yang ada di luar hotel itu.
"Jadi, ada masalah apa.? " tanya Anna
"Ini dokumen yang dikirimkan oleh pemerintah kota. Sepertinya mereka bersedia membantu kita." kata Edo
"Hm.? " Sahut Anna sambil membaca dokumen itu.
"Jadi, ini adalah identitas Dion Siga Nona. Anak angkat dari pasangan Dendy dan Kesha. Mereka berdua adalah seorang dokter dan mengadopsi anak bernama Dion Siga. Pasangan itu memiliki akan kandung bernama Lisa Lawrence." kata Laura
"Sialan, nama-nama itu membuatku mengingat sesuatu." kata Anna
"Apa anda mengenal mereka.?" tanya Laura
"Tidak, aku hanya pernah mendengar nama-nama itu. Aku pikir ini hanya sebuah kebetulan, tapi kenapa kedua nama ini saling berkaitan.? " sahut Anna.
"Apa yang anda maksud Nona.? " tanya Laura.
"Aku tidak paham." sahut Edo.
"Haissh, kalian melupakan sejarah. Marco Siga adalah nama seorang pahlawan 1.000 tahun yang lalu, atau pahlawan generasi ke ketiga, entah kenapa dia memakai nama itu. Dan nama itu sekarang di pakai sebagai nama belakang Dion yang hidup saat ini." kata Anna.
"Ya, itu kan hanya nama Nona. Dan kebiasaan orang jaman dulu sering menamai anaknya dengan nama seorang pahlawan. Bahkan jaman sekarang pun, masih banyak orang yang memakai nama Marco atau Siga." sahut Laura.
"Aku tidak mempermasalahkan namanya, tapi dia punya adik yang memiliki nama Lisa Lawrence. Lisa adalah nama pahlawan generasi ke empat. Dan Pahlawan Lisa tidak punya nama belakang, hanya Lisa saja. Lalu, Lawrence adalah nama belakang dari pahlawan generasi pertama, yaitu Rachel Lawrence." kata Anna
"Apa ada hubungannya dengan Dion saat ini.? " tanya Edo.
"Bukankah sekarang adalah generasi kelima seorang pahlawan akan muncul ke dunia.? dan sampai saat ini, masih belum terkonfirmasi siapa pahlawan saat itu." kata Anna.
Edo dan Laura pun langsung menelan ludah.
"Ini hanya spekulasi ku saja. Bahwa Dion Siga adalah pahlawan generasi kelima. Jika melihat kejadian di kota ini, benar-benar sangat janggal bukan.? Siapa yang bisa membunuh puluhan ribu Enigma seorang diri.? tidak ada. Apalagi dia membunuh mereka dalam waktu yang singkat." kata Anna.
"Sekarang aku jadi paham Nona. kenapa anda sangat berambisi mendapatkan orang itu. Jika memang benar dia adalah seorang pahlawan, bagaimana cara untuk mengetahuinya.? " sahut Edo.
"Mudah saja, kata kuncinya adalah pengorbanan. Itu yang dilakukan oleh pahlawan jaman dulu dari generasi ke generasi. Bukankah Dion Siga sudah melakukannya? pengorbanan seorang diri untuk menyelamatkan semua orang." kata Anna
"Ya, jika seperti itu. bukankah akan menjadi perdebatan di kalangan masyarakat. Bahkan orang jaman sekarang tidak akan mempercayai hal seperti itu. Siapa saja bisa melakukan pengorbanan Nona, bahkan diriku sendiri, dan mungkin Laura." kata Edo.
Anna pun hanya terdiam disana sambil berfikir.
....
