NovelToon NovelToon
Hijrah Raya Dan Gus Bilal

Hijrah Raya Dan Gus Bilal

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: sha whimsy

" Kamu adalah alasan kenapa aku mengubah diriku, Gus. Dan sekarang, kamu malah mau meninggalkan aku sendirian?" ujar Raya, matanya penuh dengan rasa kecewa dan emosi yang sulit disembunyikan.

Gus Bilal menatapnya dengan lembut, tapi tegas. "Raya, hijrah itu bukan soal aku atau orang lain," ucapnya dengan suara dalam. "Jangan hijrah karena ciptaan-Nya, tetapi hijrahlah karena Pencipta-Nya."

Raya terdiam, tetapi air matanya mulai mengalir. "Tapi kamu yang memotivasi aku, Gus. Tanpa kamu..."

"Ingatlah, Raya," Bilal memotong ucapannya dengan lembut, "Jika hijrahmu hanya karena ciptaan-Nya, suatu saat kau akan goyah. Ketika alasan itu lenyap, kau pun bisa kehilangan arah."

Raya mengusap air matanya, berusaha memahami. "Jadi, aku harus kuat... walau tanpa kamu?"

Gus Bilal tersenyum tipis. "Hijrah itu perjalanan pribadi, Raya. Aku hanya perantara. Tapi tujuanmu harus lebih besar dari sekadar manusia. Tujuanmu harus selalu kembali kepada-Nya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sha whimsy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Blacksky Genk

Grengggg... Grenggggg.....

Suara motor sport terdengar saling beradu. Di sepanjang jalanan kota, puluhan motor sport melaju membelah angin malam. Mereka adalah Black-sky, geng motor yang paling disegani. Black-sky (langit malam) melambangkan keteguhan dan keberanian untuk tetap maju, meski dalam keadaan sulit atau penuh tantangan. Ini mencerminkan kemampuan menghadapi situasi gelap dan tidak pasti. Terkenal sebagai geng motor yang kuat, dan diketuai oleh sosok yang misterius.

Seorang laki-laki bertubuh tinggi ideal, dengan wajah yang selalu ia tutup dengan masker hitam. Dia sering dipanggil dengan nama Blaze. Blaze sendiri memiliki arti sosok yang tenang dan selalu memiliki kharisma yang tersembunyi. Blaze memimpin rombongan dengan sikap tenang, kedua matanya fokus menatap jalanan, membaca setiap lekuk dan belokan di depannya. Hanya sedikit yang tahu siapa sebenarnya Blaze, dan tak ada yang tahu alasan di balik namanya yang penuh misteri.

Di balik topengnya, Blaze bukan hanya pemimpin geng motor, tapi juga sosok yang membawa harapan bagi setiap anggota Black-sky. Mereka melihatnya sebagai figur yang tak pernah gentar, seseorang yang selalu mampu menjaga kehormatan mereka dan melindungi dari ancaman luar. Bagi Blaze, Black-sky bukan sekadar geng motor—ini adalah keluarga.

Mereka memarkirkan motor mereka di depan sebuah bangunan yang disebut sebagai markas. Markas itu berbentuk seperti rumah yang terdapat halaman yang luas untuk tempat parkir.

Di tengah-tengah suasana yang biasanya penuh ketegangan, malam itu terasa sedikit berbeda. Beberapa anggota Black-sky tampak sudah melepas helm mereka dan duduk santai di atas motor masing-masing, sementara yang lain mulai bercanda untuk mencairkan suasana.

Blaze menatap Galih dengan ekspresi yang sulit ditebak di balik masker hitamnya. "Tadi lo bilang ada musuh?" tanyanya dengan nada datar, tetapi tajam.

Galih, yang sudah mengenal Blaze cukup lama, hanya cengengesan sambil mengangkat bahu. "Sorry, bos. Kalo gue nggak bilang gitu, lo pasti gak bakal dateng. Lo tahu sendiri, lo susah banget diajakin kumpul," katanya, terkekeh kecil.

" Kalau haus minum lah sprite, kalau cinta jangan lah pelit, jeng... jeng.. " Itu adalah suara Filan. Salah satu anggota blak-sky yang paling absurd. Cowok bertubuh jangkung, rambut selalu berantakan, tapi berwajah babyface.

" Apasih gajelas lu, " Kata Angga. " Bosen healing yukk ke Bali gitu, " Katanya tiba-tiba.

" Ada paan lu tiba-tiba ngajak healing, " Kata Dean.

"Senang senang lah, liat pantai bakar bakaran... Ayolah, " Kata Angga.

" Ayok bakar lo hahahaha, " Kata Filan.

" Udah dibakar abu nya lempar ke laut, " Kata Dean menambahkan. Angga memang selalu jadi bahan bulan bulanan.

" Jahat lu pada ah, " Angga melihat kearah Blaze yang dari tadi fokus ke hpnya.

"Blaze lo dengerin gw gak, gw ngajak healing nih, " Kata Angga.

Blaze terdiam sejenak, tampak berpikir. "Healing ke Bali? Ngapain coba?"

"Alaaah, masa bos segalak lo butuh alasan buat ke Bali. Tenang, kita cuma mau santai, liat laut, makan enak. Lagi pula, kapan lagi Black-sky bisa kumpul tanpa ngomongin urusan motor atau geng?" seru Deni, salah satu anggota yang lain, ikut nimbrung.

Tanpa menjawab Blaze masuk ke markas.

" Masuk ngapain ngobrol diluar, udah kayak anak jalanan, " Katanya sebelum berlalu.

Blaze merebahkan tubuhnya di sofa, sementara anggota Black-sky yang lain mengikuti dan menyebar di sekitar ruangan. Tangan kanannya memijat pelipis, tampak seakan-akan sedang memikirkan sesuatu yang berat.

Dean melirik Blaze sambil mengambil gorengan dari piring di meja. "Kenapa lo, Blaze? Mukanya kayak orang yang banyak utang aja," canda Dean sambil mengunyah.

Blaze menghela napas, tetap dengan ekspresi datarnya. "Utang gue cuma utang budi sama kalian yang tiap hari bikin pusing," balas Blaze pelan, tanpa mengangkat pandangannya.

Galih tertawa kecil. "Udah tuh, jangan lebay, bos. Pusing-pusing dikit, solusinya gampang, minum Sprite aja, kayak kata Filan tadi," ujarnya sambil nyengir.

Filan, yang duduk di pojokan dengan posisi santai, langsung angkat suara, "Yoi, bos! Biar kepala lo seger, tuh! Kalau perlu, kita ajak karaokean biar suasana makin asik," kata Filan sambil mengedipkan mata dengan gaya konyol.

Angga mendengus. "Karaokean, lo? Yang ada malah kita disuruh pulang sama abang-abang karaoke karena suara lo mengganggu ketentraman umum."

"Eh, ngomong-ngomong soal karaoke," sambung Deni, "gue pernah dengar Blaze nyanyi, lho. Jangan salah, suaranya bisa bikin hati cewek-cewek meleleh, tuh."

Semua mata langsung tertuju pada Blaze yang masih berusaha mempertahankan ekspresi datarnya. "Kalian banyak ngelantur, deh," jawab Blaze singkat, jelas mencoba menghindari topik.

Namun, Filan tak menyerah. "Ayo, bos! Di Bali nanti, kita nyanyi bareng di pantai. Bakar jagung, main gitar, suara angin, suara ombak, ditambah suara merdu bos kita... wah, surga dunia, tuh!"

Blaze menghela napas panjang, tampak tak tertarik. "Gue ke Bali kalau kalian semua bisa berhenti berisik dua menit."

Seketika ruangan sunyi. Semua menahan tawa dan memasang muka serius, pura-pura diam, menahan detik demi detik yang berlalu.

Setelah dua menit, Angga tiba-tiba bersuara, "Dua menit udah lewat, bos. Jadi kapan kita ke Bali?" Semua pun langsung pecah tertawa, termasuk Blaze yang akhirnya mengulum senyum kecil di balik maskernya, walau dengan cepat kembali memasang ekspresi datarnya.

"Kapan kapan, " katanya singkat. Namun, bagi Black-sky, satu senyum dari Blaze sudah cukup membuat malam mereka terasa lengkap.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pukul 23:00…

Di lantai bawah, suasana makin ramai. Anggota Black-sky mulai beralih dari lagu-lagu mellow ke genre rock. Filan, yang lagi semangat, langsung menggebrak gitar dengan riff yang nyaring sambil teriak, “ROCK AND ROLL, BRO!”

It's been a long time since I rock and rolled

It's been a long time since I did the stroll

Ooh let me get it back, let me get it back

Let me get it back, baby, where I come from

It's been a long time, been a long time

Been a long lonely, lonely, lonely, lonely, lonely time

Yes, it has

It's been a long time since The Book of Love

I can't count the tears of a life with no love

Carry me back, carry me back

Carry me back, baby, where I come from, whoa-oh-oh

Dean langsung ikutan nyanyi dengan suara falsnya, “AKU DI SINI MENANTIMU, WOOOO!”

Galih yang duduk di pojokan cuma bisa geleng-geleng kepala sambil ngakak, “Buset suara lo! Ngundang setan kali, tuh!”

Sementara itu, di lantai atas, Blaze sudah pasang earphone. Dia tenggelam dalam dunianya sendiri, coba menghindari suara-suara cempreng di bawah. Tapi sayangnya, suara Filan dan Dean masih tembus sampai ke kupingnya.

Filan ngeliat ke arah tangga dan ngerasa kehilangan sosok Blaze. “Eh, si bos kemana ya? Gak asik banget, ninggalin kita!” katanya sambil ngeliatin Dean.

Dean nyengir, “Udah kebiasaan dia, Fil. Mungkin lagi galau tuh di atas.”

Filan langsung ketawa, “Wah, jangan-jangan bos lagi dengerin lagu galau, nih! Mungkin sambil ngelamun, ‘Mengapa kau pergi…’”

“Eh, lo tau gak, si Blaze tuh diem-diem suka lagu pop! Ayo taruhan!” goda Dean sambil nyengir jail.

Galih nimbrung, “Apaan sih, lo pada sotoy banget! Mana ada Blaze galau-galauan. Paling juga dia nonton video tutorial bikin motor, biar makin jago!”

Tiba-tiba, Filan teriak ke arah atas, “Blaze! Kalo lo nguping, lo harus ikutan nyanyi! Jangan cemen!”

Dean ngakak, “Sini, nyalain lagu ‘Bohemian Rhapsody’! Kita tes si Blaze sampe mana dia bisa falsetto!”

Blaze di atas cuma geleng-geleng kepala, ngedengerin ributnya mereka. Tanpa sadar dia senyum dikit, meskipun tetep mempertahankan sikap dinginnya. Di dalam hati, dia merasa beruntung punya “keluarga” yang absurd dan kocak kayak mereka.

Setelah beberapa menit, Blaze akhirnya turun, tapi dengan muka datar kayak biasa. Filan langsung nyorakin, “Wooo! Bos udah turun! Siap-siap, kita battle suara!”

Dean ikutan heboh, “Ayo bos, lo di tim gue! Kita hajar si Filan sampe nyerah!”

Blaze cuma nyengir tipis, “Gue turun cuma buat bilang… volume lo pada dikecilin dikit, bisa nggak?”

Filan dan Dean langsung ngakak. “Yah, mana asik kalo pelan-pelan, Bos! Lo itu harus belajar nge-rock yang bener. Nih, tiru gue,” kata Filan sambil pura-pura ngebut suara serak-serak rocknya.

Blaze angkat bahu, “Kalo rock model lo, yang ada Black-sky digrebek tetangga…”

Mereka semua ketawa, sementara Filan dan Dean masih sibuk duet dengan gaya konyol mereka.

Blaze telah mendirikan geng motor Black-sky selama lima tahun. Mereka semua memiliki satu kesamaan: sebagai anak-anak yang selalu merasa jauh dari orang tua mereka. Di antara mereka, masing-masing membawa kisah dan luka yang membuat mereka menemukan keluarga dalam persahabatan ini.

Erlangga Kasmata, atau yang biasa dipanggil Angga, berasal dari keluarga kaya. Ayahnya adalah seorang pengusaha sukses, tetapi sangat sibuk mengejar ambisi pribadi. Angga sendiri menolak menjadi alat bisnis keluarganya, merasa lebih nyaman menjadi dirinya sendiri di luar bayang-bayang keluarganya.

Deandra Putra, atau Dean, adalah anak dari keluarga broken home. Orang tuanya bercerai ketika ia masih SMP, membuatnya merasa kehilangan arah sejak muda. Namun, di Black-sky, ia menemukan tempat di mana ia merasa dihargai tanpa memandang latar belakangnya.

Filan, sosok yang terkenal paling kocak di Black-sky, justru memiliki cerita paling kelam. Sejak lahir, ia tinggal di panti asuhan. Namun, pada usia tujuh tahun, panti tempatnya tinggal mengalami kebakaran, membuatnya kehilangan tempat tinggal dan terpaksa menjalani hidup sebagai anak jalanan. Semangat humor dan candaannya adalah caranya untuk bertahan dari masa lalu yang sulit.

Galih Kristean memiliki keluarga yang lengkap, tetapi sayangnya, ia merasa tak pernah dianggap. Di rumah, ia selalu dibanding-bandingkan dengan kakaknya yang pintar dan berprestasi. Rasa terabaikan ini mendorongnya untuk mencari tempat di mana ia bisa menjadi dirinya sendiri.

Mereka berlima bertemu secara tidak sengaja, namun kebersamaan dan persahabatan mereka berkembang menjadi ikatan yang kuat. Dari situ, mereka membentuk Black-sky, bukan sekadar geng motor, tetapi sebagai keluarga yang memberi mereka rasa memiliki, sesuatu yang selama ini mereka cari.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!