Kembali Kemasa Lalu Dan Bertemu Omdu Posesif

Sedangkan di tempat lain. Seseorang baru saja menghidupkan tv dan tanpa sengaja melihat siaran langsung dan juga online dari sebuah acara, yang membuatnya kaget serta shock.

"Apa aku tidak salah lihat... Ini tidak mungkin!" seru orang itu

"Dasar anak kurang ajar tidak tau di untung... ternyata dia ada di kota itu, sudah payah aku menjauhkan nya dari kota itu tapi dia datang sendiri kesana dan apa itu dia menjadi orang terkenal tanpa memperkenalkan nama keluarga besar Pratama" ucap mama Diah ayu ibu dari Diana

Mama Diah sangat marah dan akan berencana datang ke kota itu untuk menyeret Diana pulang.

"Aku harus membawanya pergi aku tidak mau jika orang itu tau" ucap mama Diah lalu bersiap siap pergi menyusul Diana.

Sedangkan tidak jauh beda di hotel Nugraha saat ini Dimas yang ada di kamarnya begitu juga papa Darma dan Damar yang sedang melihat acara di internet dan televisi pun kaget.

Mereka kaget Diana yang mereka cari selama ini ada di kota ini, mereka juga tidak menyangka jika Diana berani pergi sejauh ini, setau mereka Diana anak yang pendiam dan pemalu serta penakut.

"Pa itu benar benar Diana?" tanya Damar

"Iya itu Diana, bagaimana bisa dia ada di kota itu dan apa papa tidak salah dia berdiri disana dengan berani tanpa malu atau takut sedikitpun" ucap papa Darma

"Pa apa kita yang salah menilainya karena kita memang tidak pernah tau dan tidak mau tau soal Diana?" ucap damar dan itu membuat papa terdiam

Di kamar Dimas pun sama terkejutnya, ia tidak menyangka jika gadis yang menolak di jodohkan padanya ada di kota ini, dan yang lebih mengagetkannya adalah tentang Diana yang seorang pelukis.

Disana terlihat sekali jika Diana seperti wanita dewasa yang imut dan juga cantik, belum lagi ia terlihat sangat berwibawa saat ini seperti orang yang sudah profesional.

"Diana... Aku harus bertemu dengan mu dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi padaku, dan aku juga ingin bertanya apa maksud ucapanya waktu itu" ucap Dimas

"Aku juga akan menjadikannya wanitaku dan membuatnya bertekuk lutut padaku, karena hanya aku yang pantas dengannya" ucap Dimas tanpa rasa malu

Setelah itu ia pun bersiap untuk berganti pakaian karena ia ingin datang ke acara itu.

Tapi tanpa di ketahui Dimas, nama nya yang lainnya sudah di blokir oleh Danendra dan juga tidak akan bisa masuk tanpa undangan.

Belum lagi ia sudah di awasi oleh orang orang Danendra selama ini.

Di tempat acara Diana saat ini sedang berbincang dengan profesor seni yang bernama Raden Wijaya kusuma yang di undang oleh Barata dari universitas.

Mereka sangat kagum dengan semua karya Diana dan Dio.

Bahkan profesor Raden tidak percaya jika Diana tidak pernah kuliah atau belajar, karena sebenarnya Diana melukis hanya otodidak.

Karena kekagumannya pada Diana profesor Raden ingin mengajak Diana untuk kerja sama dalam perlombaan lukisan di luar negri yang akan di laksanakan 3 bulan lagi.

"Bagaimana nona Diana apa anda bersedia mengikuti acara itu, saya sangat berharap anda untuk ikut, tenang saja semua biaya kami yang menanggungnya belum lagi Barata juga akan datang kesana sebagai wakil dari para dosen dari universitas kita" ucap Prof Raden

"Saat ini saya belum bisa memutuskan ini semua prof, saya akan meminta pendapat dari ayah dan bunda serta saudara saya dulu, nanti jika sudah ada jawabannya saya akan mengabari anda. Tapi saya sangat tersanjung dan merasa terhormat mendapatkan kesempatan ini dari anda prof" jawab Diana sopan dan ramah

Mendengar itu Barata yang ada sana sangat terharu dan juga kagum dengan Diana.

Begitu juga dengan prof Raden, ia sangat kagum dengan jawaban Diana.

"Tidak masalah, aku akan menunggu jawaban mu dan semoga ini menjadi kabar yang baik" jawab prof Raden.

"Terima kasih prof atas pengertiannya" ucap Diana dan mereka pun lanjut mengobrol lagi, sampai akhirnya prof Raden undur diri untuk melihat lukisan lainya.

Saat Diana sedang mengobrol dengan Barata tiba tiba ada yang memeluk Diana.

"Sayang selamat atas pembukaan galery impianmu ini, Kakak ikut bahagia" ucap Jane

"Sama sama kak ini juga berkat bantuan kakak, terima kasih ya" jawab Diana membalas pelukan Jane.

Belum sempat Jane menjawab ucapan Diana, Ada yang memanggil Diana

"Dek... Ini putramu dan suamimu sangat menjengkelkan" ucap Bastian kesal

"Apa maksudmu Bastian, memangnya kami kenapa?" tanya Danendra sengit

"Dari tadi kau selalu mengganggu ku" jawab Bastian

"Tunggu anak... Anak siapa Diana kau sudah punya anak kapan brojolnya dan mana anaknya" tanya Jane heboh

"Aku anaknya mama Diana Tante, gantengkan aku cocok dong jadi anak mama" jawab Dio cepat

Jane yang melihat Dio pun terpesona,

"Iya ganteng banget, mau jadi jodoh gak... Ih ganteng banget kamu" ucap jane heboh

"Is gak laku ya sampai mau sama anak kecil belum lagi usilnya minta ampun" ucap Bastian dan itu membuat Jane dan Dio kesal

"Apa Lo bilang... gak laku, jangan salah ya aku itu banyak yang suka tapi aku itu pemilih karena mau cari yang benar bukan asal asalan. Aku ini jomblo bukan jones" jawab Jane

"Memangnya situ punya pacar sok sok An bilang gak laku" ucap Jane

"Belum tante, justru jomblo sejati" jawaban Dio cepat

"Hahahah... pasti gak ada yang mau ya, kasihan" ucap Jane

"Kak... Bagaimana mas Bastian akan pacaran jika jodohnya itu kakak, dia kan nunggu kakak" ucap Diana tiba tiba dan itu membuat Bastian dan Jane melihat kearah Diana dan berseru

"Tidak mau" jawab mereka berdua.

"Wah jodoh beneran jawabnya aja barengan" ucap Diana

"Gak ada" jawab Bastian

"Bastian jangan berteriak di depan calon istriku nanti dia kaget dan jantungan, nanti aku duda dua kali " ucap Danendra lalu mendekati Diana

"Kalian memang cocok, sayang bilang pada bunda jika pandawa pertama sudah punya calon dan ingin minta nikah secepatnya" ucap Danendra membuat Bastian melotot.

Barata yang mendengar itu tertawa terbahak, ia sangat senang melihat kakak pertamanya Bastian di kerjain, ia pun dengan cepat menghubungi bunda dan ayah untuk datang mendekati mereka.

"Bunda ayah cepat sini, ini lihat calon mantu bunda dari Pandawa pertama" seru Diana dan Barata.

Bastian dan Jane memerah mendengar ucapan Diana dan Barata.

Bersambug