Ini hanyalah fiktif belaka.
Surya selalu saja dihina oleh juragan Karya dengan kemiskinannya, dia juga selalu dihina oleh banyak orang di kampungnya karena memiliki wajah yang cacat dan juga sudah berusia tiga puluh tahun tapi belum menikah.
Ada bekas luka sayatan di wajahnya, karena pria itu pernah menolong orang yang hampir dibunuh. Namun, tak ada yang menghargai pengorbanannya. Orang miskin seperti Surya, selalu saja menjadi bahan hinaan.
"Jika kamu ingin kaya, maka kamu harus bersekutu denganku."
"Ta--- tapi, apa apakah aku akan menjadi pria kaya kalau bersekutu dengan Iblis?"
"Bukan hanya kaya, tetapi juga tampan dan memiliki istri yang kamu inginkan."
"Baiklah, aku mau bersekutu dengan kamu, wahai iblis."
Akan seperti apa kehidupan Surya setelah bersekutu dengan Iblis?
Akankah kehidupan yang lebih baik? Atau malah akan kacau?
Yuk kepoin kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ternyata tidak ada yang gratis di dunia ini.
Surya pikir kalau bersekutu dengan iblis itu hanya cukup memberikan satu tumbal saja, tetapi ternyata iblis itu meminta tumbal Yang banyak kepada Surya.
Setelah satu minggu dia harus memberikan tumbal kembali, Surya bahkan harus memberikan tumbal lagi dan Lagi. Iblis itu berkata jika Surya akan mendapatkan banyak harta, tentunya jika pria itu menyerahkan banyak tumbal.
"Semakin banyak tumbal yang kamu serahkan kepadaku, maka akan semakin banyak harta kekayaan yang kamu l memiliki. Bahkan, kemampuan kamu dalam mencari wanita akan lebih baik lagi. Karena wajah kamu itu akan semakin tampan dan semakin mudah ketika kamu memberikan tumbal kepadaku."
Surya kini hanya bisa terdiam sambil memikirkan apa yang dikatakan oleh iblis tersebut, sungguh dia tidak menyangka kalau pada akhirnya dia harus menjadi seorang pembunuh tanpa sadar.
Tentunya ada satu hal yang membuat Surya merasa risih juga, karena ternyata tiap hari Surya diwajibkan untuk menyalakan kemenyan di dalam kamar khusus penyembahan iblis.
Dia juga harus mengganti bunga kembang 7 rupa setiap seminggu sekali, setiap malam Jumat dia harus melakukan ritual yang diharuskan oleh iblis tersebut.
"Ck! Bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan banyak tumbal?"
Surya kini sudah terlihat mandi, dia sudah merasa lapar dan di rumahnya tidak ada makanan ataupun bahan makanan yang bisa dia olah.
"Ah! Lebih baik aku beli makan di luar saja," ujar Surya.
Akhirnya pria itu keluar dengan salah satu mobil yang ada di garasi rumah, pria itu melajukan mobilnya dengan begitu perlahan agar mengingat jalan yang dia lewati.
"Makan di resto itu enak kali ya?"
Surya mencium aroma yang begitu enak dan membuat perutnya keroncongan, dia memberhentikan mobilnya di depan sebuah Resto mewah yang tidak jauh dari perumahan yang dia tinggali.
"Aku mau ini, ini, ini dan ini."
Surya menunjuk beberapa menu yang terlihat enak di matanya, karena dia tidak tahu nama dari menu-menu tersebut. Walaupun sudah tertera nama menu di buku tersebut, tetapi tetap saja dia merasa kesulitan untuk membaca makanan yang ada di sana.
"Siap, Tuan. Pesanan anda akan siap dalam sepuluh menit," ujar pelayan itu.
Setelah menunggu selama sepuluh menit, pesanan Surya datang juga. Dia terlihat begitu menikmati makanan tersebut, semua makanan yang dia pesan bahkan habis tak tersisa.
"Ternyata jadi orang kaya itu enak banget, bisa makan apa aja yang diinginkan."
Surya tersenyum pernah kepuasan, lalu dia berniat untuk pulang. Namun, sebelum pulang dia menyempatkan diri untuk pergi ke supermarket. Dia membeli banyak keperluan untuk dirinya.
Dia juga membeli makanan siap saji yang banyak, hal itu dia lakukan agar nantinya bisa makan dengan mudah di rumahnya.
Tak lupa Surya juga membeli kembang 7 rupa dan kemenyan, dia membeli alat-alat untuk melakukan ritual. Surya tentunya melakukannya dengan sangat hati-hati, karena takut ada orang yang melihatnya.
"Ini sudah cukup, kalau untuk bersih-bersih nanti mungkin aku bisa menggunakan jasa pembantu yang hanya bertugas untuk mencuci dan membersihkan rumah saja."
Surya tersenyum-senyum memikirkan semuanya, hingga tidak lama kemudian pria itu menepuk jidatnya.
"Sepertinya nanti aku harus memulai usaha, karena kalau memiliki banyak uang tapi tidak memiliki usaha, bagi orang lain akan curiga terhadapku."
Surya nampak berpikir dengan keras dengan usaha apa yang harus dia lakukan, Sepertinya harus dimulai dari perusahaan menengah sampai ke atas.
Dia kini memiliki kekayaan yang melimpah, tidak mungkin jika dia hanya membuka toko kelontong atau sekedar kedai bakso.
"Mungkin nanti aku harus mencari tempat untuk membuat rumah makan, atau mungkin sebuah Resto." Surya mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya pada setir mobil.
Surya lalu melajukan mobilnya menuju kediamannya, saat dia turun dari mobil dan hendak membuka pintu gerbang, dia melihat seorang wanita cantik tepat di samping rumahnya sedang kerepotan.
Wanita itu nampak mengeluarkan barang dari dalam mobilnya, dia terlihat begitu kerepotan sekali. Wanita itu bahkan hampir terjatuh, dengan cepat Surya menghampiri wanita itu.
"Maaf, apakah anda membutuhkan bantuan?"
"Eh? Anda siapa ya?"
Wanita itu begitu kaget karena melihat ada pria yang begitu tampan menawarkan bantuan, Surya tersenyum hangat lalu menjawab pertanyaan dari wanita itu.
"Nama saya, Surya. Saya penghuni baru rumah sebelah," jawab Surya sambil mengulurkan tangannya.
"Oh, nama saya, Heni. Saya pemilik rumah ini, dulu rumah yang kamu tempat itu adalah rumah kakak aku. Tapi dia sudah pindah ke luar negeri, makanya rumahnya dijual."
"Oh gitu, boleh dong kita jadi tetangga yang baik?"
Surya memindai penampilan Heni yang begitu cantik sekali, wanita itu menggunakan dress ketat yang memeluk tubuhnya. Rambutnya diurai dengan wajahnya yang dipoleskan make up natural.
"Boleh dong, kamu tau gak?"
"Nggak," jawab Surya cepat.
"Aih! Aku belum melanjutkan ucapan aku," ujar Heni dengan wajahnya yang cemberut.
"Iya, sorry. Tahu apa?"
"Di samping ada pintu penghubung antara rumah aku sama rumah kamu, pintunya kecil tapi muat kok buat kamu keluar masuk. Kalau mau bertamu boleh dari sana aja," ujar Heni.
Surya langsung menolehkan wajahnya ke samping, ternyata memang ada pintu kecil diantara tembok rumahnya dan juga tembok rumah Heni.
Pintu itu berada di samping belakang rumah Heni, Surya langsung tersenyum penuh arti melihat pintu tersebut.
"Oh, bagus deh."
"Bagus kenapa?"
"Tak apa, ayo aku bantu kamu rapihin barang-barang kamu."
"Oke," ujar Heni tanpa curiga sedikit pun dengan Surya.
Pria itu terlihat begitu tampan sekali, hal itu membuat Heni begitu tergoda. Bahkan saat wanita itu melihat Surya tersenyum, dia seakan terhipnotis oleh senyuman pria itu.
"Sudah rapi, Oiya, kamu tinggal sendirian di rumah ini?"
Surya sudah merapikan barang-barang wanita itu, kini saatnya Surya untuk melakukan pendekatan kepada wanita yang terlihat sangat cantik itu.
"Hooh, abisan mom sama dad lagi pergi ke luar negeri."
"Gak takut ditinggal sendirian?"
"Kadang takut, tapi harus bagaimana lagi. Yang penting uang bulanan dari ortu masih lancar," ujar Heni sambil tertawa kecil.
Surya bisa menebak kalau wanita yang ada di hadapannya itu adalah wanita yang begitu manja, wanita yang begitu bergantung kepada orang tua.
Kalau Surya perhatikan, wanita itu terlihat berusia sekitar dua puluh dia tahun. Seharusnya wanita itu sudah menikah atau setidaknya bekerja.
"Oh gitu?"
"Ya," jawab Heni.
''Ehm! Aku haus nih, boleh minta minum nggak?"
"Boleh," jawab Heni yang langsung mengajak Surya untuk masuk ke dalam dapur.
Heni membuatkan Surya segelas minuman dingin, Surya dengan senang hati menerima minuman itu dan tidak lama kemudian Surya meminum minuman itu.
"Aduh! Maaf," ujar Surya.
Surya hanya meminum minuman tersebut sedikit saja, sisanya dia tumpahkan pada dada Heni. Pria itu berpura-pura seolah tidak sengaja.
"Tak apa," ujar Heni sambil mengambil tisu dan hendak mengelap dadanya.
Namun, dengan cepat Surya mengambil tisu tersebut dari tangan Heni dan mengusap-usap dada wanita tersebut.
"Udah jangan diusap, gak usah." Heni menepis tangan Surya.
tapi itu Heni terbangun .. dan dia sadar dngn kondisi nya yang ga pake baju ?? apakah gagal ya penumbalan nya.. Heni masih hidup kah ??