Sekutu Iblis (Dendam Pria Terhina)
"Kamu liat Surya gak?"
Juragan Karya nampak mengedarkan pandangannya, dia sedang mencari keberadaan Surya, pria miskin yang menurutnya belagu karena jarang sekali mau kalau dia suruh.
Pria itu lebih baik mengurus ladangnya yang sangat sedikit dan tentunya hanya menghasilkan uang sedikit, hal itu yang membuat juragan Karya kesal.
Pria itu maunya Surya bekerja di ladang miliknya, atau bekerja di perkebunan miliknya dengan upah yang sedikit. Bukan mengelola ladangnya sendiri, lalu menjual sayurannya sendiri ke pasar.
Namun, saat ini dia mendengar kalau ibunya Surya sedang sakit. Juragan Karya berpikir kalau pria itu pasti akan mau dia suruh-suruh, karena pria itu sedang membutuhkan biaya untuk ibunya yang sakit.
"Tidak, juragan. Memangnya ada apa?"
"Mau nyuruh bersihin kandang sapi di belakang rumah, dia itu kan' miskin. Mau kali kalau disuruh bersihin kandang sapi, lumayan nanti saya upahin buat dia beli obat ibunya."
Anak buahnya yang biasa membersihkan kandang sapi sedang tidak masuk bekerja, karena istrinya sedang melahirkan. Makanya juragan Karya sengaja mencari Surya, karena menurutnya hanya Surya yang pantas membersihkan kotoran sapi.
"Coba aja ke rumahnya, soalnya saya dengar dia lagi ngurusin ibunya. Lagi gak bisa kerja di ladang, tadi pagi aja mau ngopi malah ngutang diwarung. Kayaknya duitnya abis buat berobat ibunya. Ya udah, kena semprot mak Ijah."
Juragan Karya tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang dikatakan oleh anak buahnya, karena ini adalah kesempatan dirinya untuk mempekerjakan Surya dengan gaji yang kecil.
Sebenarnya Surya tidak pernah melakukan kesalahan, hanya saja entah kenapa dia merasa tidak suka kepada Surya. Pria itu tidak mau menjadi budaknya.
Selain itu, dulu ibunya Surya adalah kembang desa. Juragan Karya begitu menyukai wanita itu, sayangnya Sari menolak untuk dinikahi oleh Juragan Karya. Wanita itu malah lebih memilih pria miskin yang katanya memperlakukan Sari dengan penuh cinta.
"Baguslah kalau dia lagi susah, bisa saya manfaatkan. Biar gak belagu dia," ujar Juragan Karya.
Nyatanya bukannya Surya yang menolak rezeki, tetapi pria itu merasa kalau juragan Karya terlalu menginjak-injak harga diri orang miskin seperti dirinya. Pria itu selalu saja bersikap semena-mena.
"Aku akan pergi ke rumah anak itu," ujar Juragan Karya.
Sebenarnya, selain karena tidak mau terlalu dihina dan diinjak-injak oleh Juragan Karya, Surya juga memang ingin menjaga ibunya yang sakit-sakitan.
Semenjak ayahnya meninggal saat dia memasuki usia remaja, ibunya itu sering sakit-sakitan. Untuk berjalan saja kadang kesulitan.
Surya sudah berkali-kali membawa ibunya ke dokter, tetapi herannya dokter tidak pernah menemukan penyakit ibunya tersebut. Sudah banyak orang yang menyarankan kalau ibunya dibawa ke dukun saja, tetapi Surya tidak mau.
"Pasti penyakit Sari tambah parah," ujar Juragan Karya sambil mengendarai mobil pick up karena dia baru saja mengantarkan sayuran ke pasar.
Selama ini Surya selalu berusaha untuk mencukupi kehidupan dirinya dan juga ibunya, jika untuk makan saja selalu cukup dari ladang.
Selain itu, kalau mau makan sayuran, tinggal metik saja di belakang rumahnya. Untuk ikan, pria itu biasanya akan memancing ke sungai. Untuk ayam, Surya akan makan seminggu sekali, karena dia memang memelihara banyak ayam.
"Surya! Keluar kamu, saya mau bicara sama kamu."
Juragan Karya sudah memarkirkan mobilnya tepat di depan rumah milik Sari, pria itu langsung mengetuk pintu dan meneriaki nama pria itu.
Sayangnya, berkali-kali dia mengetuk pintu dan memanggil nama Surya, tak ada sahutan sama sekali. Bahkan, sepertinya tak ada yang berniat untuk membukakan pintu kayu yang sudah mulai rapuh itu untuknya.
"Belagu sekali dia, sampai tak mau menyahuti ucapanku."
Juragan Karya tadinya ingin menendang pintu kayu tersebut, tetapi dia melihat jika pintu itu tidak terkunci. Karena penasaran, akhirnya dia mendorong pintu kayu itu.
"Apa rumahnya kosong?"
Juragan Karya melangkahkan kakinya dengan hati-hati, tak lama kemudian dia tersenyum karena melihat pintu kamar Sari yang nampak terbuka.
Dia melihat Sari yang sedang merebahkan tubuhnya, matanya terpejam. Wanita itu memakai baju panjang dengan rok panjang, cantik sekali.
Walaupun Sari sudah lama sakit, tetapi badan wanita itu tidak kurus. Sangat sehat dan terawat, sepertinya Surya memang merawat ibunya dengan sangat baik.
"Ternyata kamu tetap cantik seperti dulu," ujar Juragan Karya.
Sari memang sering merasakan kakinya sakit, dia bahkan kesulitan untuk berjalan. Untuk membersihkan rumah dia masih bisa, tetapi harus sangat pelan-pelan.
"Kamu sangat menggoda, Sari."
Juragan Karya mengedarkan pandangannya, takut-takutnya ada Surya di dalam rumah tersebut. Namun, sepertinya Surya sedang pergi dan Sari ditinggalkan sendirian.
"Kamu cantik, Sari."
Juragan Karya mengelusi pipi Sari dengan jari telunjuknya, tak lama kemudian jari telunjuk itu turun untuk mengelus leher Sari.
"Surya! Jangan ganggu, Ibu mau tidur."
Sari yang merasa terganggu nampak bangun dari tidurnya, tetapi wanita itu seakan begitu enggan untuk membuka mata. Wanita itu belum lama berusaha untuk membersihkan rumah, makanya dia begitu kecapean dan ingin beristirahat.
Sari merasa ada yang aneh, karena kini dia merasa ada yang menyentuh dadanya. Bukan hanya menyentuh, tapi dia merasa ada yang memijat dadanya tersebut.
Tentunya Surya tidak mungkin melakukan hal itu, Surya merupakan anak yang sopan dan juga baik. Sari dengan cepat membuka matanya, wanita itu begitu terkejut dan matanya langsung membulat dengan sempurna.
"Juragan Karya, kamu ngapain di sini?"
"Kangen, gak boleh aku kangen kamu. Boleh dong, kangen-kangenan sama mantan gebetan," jawab Juragan Karya dengan tangannya yang terus turun untuk mengelus perut Sari.
''Jangan macam-macam! Ingat, kamu itu punya istri dan juga anak yang sangat cantik. Jangan pernah datang ke sini untuk menemuiku, jangan membuat hal yang nantinya akan merugikan kamu sendiri."
"Ck! Kamu dan anak kamu itu sama-sama belagu, udah miskin tapi ngomongnya kayak orang berada saja."
"Bukannya begitu, aku hanya tak ingin nantinya ada fitnah. Lebih baik Juragan cepat pulang, nanti Ine dan juga Anggi bisa marah."
"Aih! Justru aku belum mau pulang, di sini tidak ada orang. Aku mau mengajak kamu untuk bersenang-senang, bukankah kamu membutuhkan uang?"
"Maksudnya bagaimana?" tanya Sari yang bingung dengan apa yang dikatakan oleh Juragan Karya.
"Maksudnya, badan kamu itu masih sangat bagus, Sari. Sudah lama sekali kamu tidak ada yang menyentuh, bagaimana kalau kita melakukannya?"
"Gila! Kamu gila, Juragan!"
"Jangan sok jual mahal, kamu juga sudah lama tidak ada yang menyentuh. Pasti punya kamu itu sudah berkedut ingin dimasuki, aku janji akan memberikan uang yang banyak untuk kamu, asalkan kamu mau melakukannya dengan aku."
"Tidak! Aku tidak mau, aku lebih baik mati daripada harus melakukan hal yang tidak-tidak dengan kamu."
"Ayolah, toh Surya juga tak ada. Kita akan melakukannya, demi kesembuhan kamu. Demi uang, ingat! Kalau kamu mau melakukannya denganku, akan ada uang yang banyak yang kamu terima."
"Tidak, aku tak mau."
Sari berusaha untuk turun dari tempat tidur, tetapi dengan cepat Juragan Karya menaiki tubuh Sari. Wanita itu tidak bisa berbuat apa-apa, karena Juragan Karya langsung mengunci pergerakan wanita itu.
"Jangan, jangan lakukan hal ini kepadaku."
Sari menangis, tak lama kemudian dia berusaha untuk berteriak. Namun, dengan cepat Juragan Karya membekap mulut wanita itu dengan tangan kirinya.
Tangan kanannya tertinggal diam, tangan itu dengan cepat menyingkap rok panjang yang dipakai oleh Sari. Dia tersenyum penuh minta saat melihat paha mulus Sari.
"Uuuh! Kamu sangat seksi, pasti legit. Sudah lama tak terjamah soalnya," ujar Juragan Karya.
Sari menggelengkan kepalanya, Karena kini dia melihat jika Juragan Karya mulai membuka celana yang dia pakai. Namun, tak lama kemudian Sari bisa bernapas lega, karena dia mendengar suara Surya yang memanggil dirinya.
"Bu! Surya pulang, kenapa pintunya tidak ditutup?"
Juragan Karya nampak begitu kesal, dengan cepat dia turun dari tubuh Sari. Dia juga merapikan rok yang dipakai oleh wanita itu.
"Sial!" ujar Juragan Karya sambil melompat dari jendela sambil merapikan celana yang dia pakai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
neng ade
hadir thor di karya baru mu ini ..
untung Surya cepat pulang sehingga Sari selamat dari aksi bejat nya juragan Karya ..
2024-12-22
2
Yuli a
awalan yang bagus
2025-01-07
0
Itha Tha
hadir ,lanjut Thor 💪💪
2024-12-23
1