NovelToon NovelToon
VERSUS

VERSUS

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / Gangster / Enemy to Lovers
Popularitas:860
Nilai: 5
Nama Author: Puspa Indah

Rahasia besar dibalik persaingan dua kedai yang bertolak belakang dalam segala hal.

Saat yang nampak tidak seperti yang sesungguhnya, saat itu pula keteguhan dan ketangguhan diuji.

Akankah persaingan itu hanya sebatas bisnis usaha, atau malah berujung pada konflik yang melibatkan dua sindikat besar kelas dunia?

Bagi yang suka genre action, kriminal, mafia, dengan sentuhan drama, romansa dan komedi ringan, yuk.. langsung di klik tombol "mulai baca"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Indah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAGIAN 33

"Mengapa lama sekali?", keluh Beatrice saat Carmela membukakan pintu.

"Aku.. baru dari kamar mandi. Aku juga bangun kesiangan, tadi malam susah tidur", Carmela terpaksa berbohong, matanya pun tak berani menatap langsung pada Beatrice.

Beatrice menatap tajam pada mata bengkak Carmela.

"Matamu sungguh menyeramkan. Apa kau habis menangis? Kenapa? Apa masih takut pada lelaki itu? Kalau dia berani macam-macam, kita lapor saja ke polisi", ucapnya kemudian segera menuju dapur.

"Itu.. itu tidak perlu. Mungkin ketakutanku saja yang berlebihan", sahut Carmela.

"Beatrice, maafkan aku. Apakah aku hari ini boleh istirahat? Aku merasa kurang enak badan"

Beatrice kembali menatap Carmela. Memang wanita itu terlihat lemas, bahkan berjalan pun hanya bisa pelan dan seperti mau roboh.

"Apa kau perlu ke dokter?", tawarnya dengan wajah khawatir.

"Tidak, aku hanya perlu istirahat sebentar. Aku permisi dulu", sahut Carmela dengan senyum yang dipaksakan. Ia kemudian segera menuju ruang istirahat di bagian belakang kedai.

Beatrice merasa ada yang janggal pada Carmela, tapi apa? Sorot matanya.. seolah menggambarkan kepedihan yang sangat dalam.

Pikirannya disela oleh suara panggilan di ponsel.

"Ya?"

"....."

"Kapan kau ke sini? Sebaiknya segera. Carmela sedang sakit, jadi aku hanya sendirian mengurus kedai"

"....."

"Aku sudah bicara dengan Carmela. Kau bisa tinggal di kedai, jadi sekalian bawa barang-barangmu kemari"

"....."

"Ya, tentu saja. Aku sudah mencaritahu, dan itu memang dia. Kau akan mudah mengawasinya bila tinggal di sini. Dan yang pasti takkan ada yang curiga"

"....."

"Berapa lama?"

"....."

"Baiklah. Tolong kau katakan pada Tuan Gambino, aku mau uangnya ditransfer segera setelah urusan kita selesai"

"....."

"Baik, sampai jumpa"

*******

Ryuu melangkah tergesa, tapi ia tak bermaksud kembali ke rumah Katsumi. Pikirannya coba menyangkal peristiwa tadi malam. Tidak, dia tidak melakukan perbuatan bejat itu. Ya kan?!

Semakin ia menyangkal, semakin jelas pula di pikirannya bahwa kenyataannya memang seburuk itu. Kakinya terasa lemas dan akhirnya terduduk di pinggir sebuah lapangan. Ia menangis nyaring seperti anak kecil. Pandangan heran bahkan kesal beberapa orang tak ia hiraukan.

Apakah Carmela memang layak mendapatkan itu sebagai pembalasan?

Perlakuan Carmela dulu memang buruk padanya. Tapi saat itu ia hanya seorang remaja dengan pikiran yang masih labil. Sementara Ryuu sekarang adalah seorang pria dewasa yang jelas tahu perbedaan baik dan buruk.

Carmela... Pasti sekarang ia sangat terpukul. Ryuu memukul kepalanya berkali-kali. Hanya dalam semalam, dialah yang kini berubah menjadi antagonisnya.

Sementara itu di atas sofa bed, Carmela kembali terisak pelan namun terdengar sangat perih. Ia berbaring sembari memeluk lututnya, ia merasa hancur.

Apakah ini hukuman Tuhan untuknya? Atas semua perbuatan buruknya di masa lalu? Sungguh sebuah hukuman yang sempurna, ketika Tuhan mengirim korban kejahatannya langsung sebagai eksekutornya.

Berkali-kali ia meyakinkan diri bahwa ia memang layak mendapatkannya. Tapi apa memang harus seperti ini? Andai bisa memilih, ia lebih rela dihajar oleh Ryuu setiap hari untuk membayar kesalahannya.

Entah berapa lama tangis itu bertahan, dan setelahnya ia tertidur dengan pipi yang masih basah dengan air mata.

*******

"Apa kau tidak keberatan?", tanya Akita.

"Keberatan kenapa? Bukankah memang seharusnya begitu? Kalau tidak, dimana sopan santunku sebagai menantu", Sofia menyuap sushi di hadapannya.

"Baiklah kalau begitu. Habiskan makanmu, setelah itu kita bersiap-siap. Setelah Maghrib kita akan ke sana", Akita tersenyum senang kemudian meninggalkan Sofia di dalam kamar.

Sepeninggal Akita, Sofia kemudian membongkar kotak kosmetiknya. Diambilnya sebuah botol kaca serupa botol minyak wangi kecil kemudian ia simpan di kantongnya. Dia harus segera menyelesaikan tugas sebelum ayahnya kembali berubah pikiran.

Di luar kamar.

"Akita, apa kau sudah berhasil menghubungi Ryuu? Sudah hampir gelap begini ia masih tak memberi kabar apapun", Katsumi terlihat sangat cemas.

Akita kembali mengambil ponselnya dan menghubungi Ryuu. Beberapa kali ia melakukan panggilan, namun berakhir dengan suara lain yang mengatakan kalau nomor yang dituju sedang tidak aktif.

Sekarang Akita tak bisa lagi hanya diam.

"Aku akan keluar mencarinya, bibi jangan khawatir".

Setelah mendapat anggukan dari Katsumi, Akita bergegas keluar. Ia sebenarnya juga bingung harus mencari kemana, karena itulah ia biarkan kakinya melangkah tanpa rencana.

Ia hanya berkeliling sekitar area itu. Ingin bertanya, tak ada seorangpun yang nampak berada di luar rumah. Ada apa dengan orang-orang di sini? Apa mereka tak bosan terus-menerus di dalam rumah tanpa bersosialisasi?

Ah, tentu saja mereka perlu istirahat setelah seharian bekerja keras. Sementara anak-anak juga kelelahan setelah jam sekolah panjang, ditambah lagi dengan tugas rumah yang seolah tak habis-habisnya.

Sampai di dekat ujung jalan, Akita menyipitkan matanya. Ia melihat Ryuu sedang duduk di sebuah dinding beton serendah lutut. Tubuhnya membungkuk dengan jari bertaut. Sesekali ia menatap kedai Carmela di kejauhan.

"Kalau mau minggat, jangan tanggung begini. Sekalian saja ke kutub Utara biar aku lebih susah menemukanmu", Akita menepuk pundak Ryuu yang sedikit kaget karenanya.

Ia menatap Akita sebentar kemudian kembali menunduk.

Akita bingung melihat sikap Ryuu. Apalagi sekarang?

Ia lalu ikut duduk dan meluruskan kakinya. Melirik sebentar pada Ryuu lalu terkekeh pelan.

"Kau sedang apa? Menyusun rencana untuk membalas dendam pada Carmela? Ck, kau datangi saja lalu kau bentak dia. Paksa dia berlutut minta maaf karena sudah menjadi mimpi burukmu selama bertahun-tahun. Kalau perlu, minta ganti rugi, makan gratis selama setahun di kedainya misalnya?", Akita tentu saja tak serius.

Tapi anehnya malah isakan yang terdengar dari Ryuu. Akita jadi semakin bingung.

"Ryuu, kau kenapa?", Akita menghadapkan tubuh Ryuu ke arahnya dengan paksa.

"Akita.. aku.. aku telah melakukan kejahatan", ucapnya lirih di sela isakannya.

1
Puspa Indah
Makasih reviewnya. Moga sukses dan sehat selalu 🤓
Puspa Indah
Tahu aja kamu kalau ambil inspirasinya dari beliau. Tapi Antonio gak bisa nyanyi, kayaknya..
deka
keren ceritanya gk bertele-tele. good job.
deka
wow Nami kereenn
deka
jangan bilang Antonio Bocelli saudaraan ama Andrea Bocelli ya thor
deka
hmm ... Ryu tutup mulutmu, orang jatuh cinta emang sulit di nasehati🤭
deka
hati² Akita jangan nyosor aja sama makanan dari sebrang
deka
oohh .. ternyata Sophia tidak sepolos yg kukira.
Akita duh nasibmu terancam
Oe Din
seru "Akita" ( atau Ryuu )
Puspa Indah: Eh, iya. Salah lagi /Facepalm/
Makasih buat koreksinya..
total 1 replies
Oe Din
Penumpang lain panik...
Akita malah bersyukur ada goncangan di pesawat, dapat pelukan tangan...
😘😘😘
Oe Din
Mateo dan Alex ini cocok jadi pujangga ...
👍👍👍
Oe Din
Ryuu sang gembong Yakuza, bisa salah tingkah juga ...
😄😄😄
Oe Din
Satu ruang, dengan berbagai macam rasa dan raut muka ...
😅😅😅
Oe Din
geger otak atau gegar otak...?
Puspa Indah: Yup tul, gegar otak. Kalau Geger, malah kaya tempatnya Aa Gym ya. Geger Kalong 🤭
It's done! Thanks...
total 1 replies
Oe Din
Ha ha ha...
Ryuu sudah sangat bosan dengan genre romansa, saatnya genre HOROR & Baku Hantam ...!!!
Puspa Indah
To Oe Din, author ijin pake istilah "rakus" sama "kiriman beracun" nya ya.. Makasih.. 🤓
Oe Din
المسلم أخ المسلم ...
Setiap muslim adalah saudara bagi muslim lainnya...
Oe Din
Kau rakus, merebut "kiriman beracun" buat Akita....
Jadi kena juga !!!!
Oe Din
Putri Gengster Italia versus Putra Gengster Jepang....
Oe Din
Mantaplah....!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!