NovelToon NovelToon
My Cold Bodyguard

My Cold Bodyguard

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: fasyhamor

KESHI SANCHEZ tidak pernah tahu apa pekerjaan yang ayahnya lakukan. Sejak kecil hidupnya sudah bergelimang harta sampai waktunya di mana ia mendapatkan kehidupan yang buruk. Tiba-tiba saja sang ayah menyuruhnya untuk tinggal di sebuah rumah kecil yang di sekelilingnya di tumbuhi hutan belukar dengan hanya satu orang bodyguard saja yang menjaganya.

Pria yang menjadi bodyguardnya bernama LUCA LUCIANO, dan Keshi seperti merasa familiar dengan pria itu, seperti pernah bertemu tetapi ia tidak ingat apa pun.

Jadi siapakah pria itu?

Apakah Keshi akan bisa bertahan hidup berduaan saja bersama Luca di rumah kecil tersebut?

***

“Kamu menyakitiku, Luca! Pergi! Aku membencimu!” Keshi berteriak nyaring sambil terus berlari memasuki sebuah hutan yang terlihat menyeramkan.

“Maafkan aku. Tolong jangan tinggalkan aku.” Luca terus mengejar gadis itu sampai dapat, tidak akan pernah melepaskan Keshi.

Hai, ini karya pertamaku. Semoga kalian suka dan jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fasyhamor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Musuh

Perjalanan pulang itu terasa lama bagi Keshi, ia sudah menguap sedari tadi menahan kantuk. Kepalanya beberapa kali terkatuk oleh kaca jendela di sebelahnya.

Dor!

Bunyi suara tembakan senjata membuat kantuk Keshi menghilang. Matanya melotot saat melihat satu mobil berwarna hitam melintas melewati mobilnya, kaca jendela mobil asing itu terlihat terbuka, menunjukkan seorang pria yang memegang sebuah senjata dengan pakaian hitam juga masker hitam.

“Nona Keshi, menunduk!” Bowen tetap menyetir, satu tangannya terangkat kebelakang untuk mendorong tubuh gadis di belakangnya menunduk supaya tidak terkena tembakan musuh.

“Ada apa ini?!” Keshi berteriak kesal, ia tetap menurut untuk merunduk dan berjongkok di antara kursi penumpang belakang.

Bowen tidak menjawab, ia memutar setir mobil saat mobil hitam asing itu berusaha untuk menghadangnya.

“Luc, tembak roda belakang mereka.” Bowen memerintah.

Luca mengangguk dan mengeluarkan senjatanya dari saku celananya, ia menurunkan jendela kaca di sebelahnya lalu mengeluarkan kepala serta tubuhnya untuk mengokang dan melepaskan peluru tembakan kearah roda mobil milik musuh. Setelah menembak, Luca segera masuk kembali ke dalam mobil.

Mobil musuh itu terlihat bergoyang dan berjalan tidak terkendali. Bowen memanfaatkan hal tersebut dan semakin mempercepat menginjak gas untuk melajukan mobil ini melewati mobil musuh itu.

Saat mobil mereka akhirnya dapat berjalan bersisihan, Luca mengarahkan senjatanya pada jendela mobil musuh dan melepaskan peluru tepat pada seorang pria yang sedang menyetir. Pelurunya menembus kaca jendela itu dan mobil musuh tersebut pun berhenti secara mendadak.

Bowen memanfaatkannya hal itu dan segera melajukan mobil dengan cepat.

Luca menoleh sejenak kebelakang, mengecek mobil musuh yang saat ini sudah tidak lagi mengikuti mereka. Ia lalu menoleh pada Keshi yang masih merunduk di bawah kursi penumpang belakang.

“Apa kamu baik-baik saja?” Luca bertanya.

Keshi mendongak dan melepaskan telapak tangannya dari kedua telinganya. “Apa mereka masih mengejar?”

Luca menggeleng, ia melepaskan jas hitamnya untuk di sampirkan di bahu gadis itu. “Mereka tidak lagi mengejar.”

“Aku baik-baik saja, tidak perlu sampai…” ucapan Keshi terhenti saat Luca membalas tatapannya.

Gadis itu membiarkan Luca mengancingkan beberapa kancing pada jas hitam yang kini membalut tubuh mungilnya. Setelah mengancingkannya, Luca segera membalik tubuh menghadap depan kembali.

Apa yang memangnya bisa Keshi lakukan? Ini pertama kalinya ia mendapatkan kejadian barusan, seorang musuh yang menembakan peluru. Mengapa bisa ada seorang penjahat yang membawa senjata lalu menembakkannya kearah mobilnya?

...\~\~\~...

Keshi turun dari mobil dengan perasaan dongkol, tubuh mungilnya masih terbalut oleh jas hitam milik Luca.

Ketika kakinya sudah menjejak tanah di depan mansionnya, dua pria penjaga mendatanginya dengan wajah kaget.

“Ada apa ini? Mengapa mobilnya terlihat seperti ini?” Rick maju dan menyentuh body mobil yang terlihat bolong di dekat roda.

Luca menutup pintu mobil setelah Keshi sudah keluar dari dalam mobil, ia menyingkir saat melihat Rocco ikut maju untuk melihat body mobil yang sudah bolong sehabis tertembak peluru.

“Ada musuh dan penembakan.” Luca menjawabnya.

Bowen memutar-mutar kunci mobil di tangannya sambil berjalan mendekati ketiga temannya serta majikannya.

“Apa Anda benar baik-baik saja, Nona Keshi?” tanya Bowen saat ia sudah berdiri dekat dengan gadis itu.

“Aku baik. Tetapi, kenapa bisa ada musuh dan penembak yang menembak mobil kita?” Keshi mendongak dengan tatapan datar, ia ingin tahu jawaban mengapa kejadian tadi bisa terjadi kepadanya.

Keempat pria di sana terdiam, tidak ada yang ingin segera membuka suara sampai Keshi menatap mereka bergantian dengan tatapan curiga.

“Apa kalian menyembunyikan sesuatu dariku?” tanya Keshi.

Rocco berdiri dengan canggung lalu maju untuk berdiri di sebelah nona majikannya. “Tidak ada apa-apa, Nona Keshi. Seorang pembisnis sangat wajar sekali jika memiliki musuh dan orang-orang yang tidak menyukai keluarga Tuan Sanchez.”

Keshi tidak puas dengan jawaban itu, seakan masih ada segudang jawaban yang sedang mereka rahasiakan. Apa Keshi harus bertanya secara langsung pada ayahnya?

Keshi tahu ayahnya seorang pembisnis dan memiliki beberapa restoran yang di bangun di pusat kota ini, tetapi ini semakin terasa ganjil, seolah-olah ada hal lain yang ayahnya sembunyikan.

Gadis itu pada akhirnya menghela napasnya lelah, ia juga mengusap wajahnya dengan telapak tangan dan menjawab, “Baiklah kalau begitu.”

Keempat pria di sana membiarkan nona majikannya berjalan melewati mereka memasuki mansionnnya. Setelah melihat Keshi sudah melewati pintu besar di sana, Rocco membalik tubuh dengan tatapan penuh tanda tanya pada kedua rekannya.

“Apa ini? Musuh dan penembakan?” Rocco bertanya.

Luca mengedikkan bahunya dan menyandarkan punggungnya pada mobil di belakangnya sambil bersedekap dada.

Karena Luca tidak ingin menjawab, Rocco memutar tubuh dan menatap Bowen dengan tatapan menuntut.

Bowen mengusap tengkuknya yang terasa kaku. “Seperti yang Luc ucapkan tadi, ada musuh dan penembakan.”

“Mengapa bisa ada musuh dan penembakan?”

“Mana kutahu?” Bowen mengedikkan bahunya. “Lagi pula kita hanya pengawal yang di pekerjakan oleh Tuan Sanchez untuk mengawasi Nona Keshi dari jarak jauh. Oh, kecuali Luca yang mendapatkan tugas untuk mengawalnya dari jarak dekat.” Bowen melanjutkan sambil matanya menatap pada Luca.

“Kita hanya pengawal bisa, Rocco. Jika ada musuh, itu berarti kita harus melindungi Nona Keshi dengan nyawa kita sendiri. Kita tidak perlu tahu mengapa bisa ada musuh dan penembakan.” Bowen kembali melanjutkan perkataannya.

Rocco menyugar rambut hitamnya dan mengembuskan napasnya kesal.

...\~\~\~...

Keshi mendorong pintu kamarnya dan menutupnya dengan kuat, ia menghela napas untuk kesekian kalinya saat dirinya sudah berada di dalam kamar kesayangannya.

Kepalanya menunduk dan matanya membulat, baru menyadari bahwa tubuhnya masih di balut oleh jas hitam kebesaran milik Luca. Keshi menepuk dahinya karena kebodohan ini.

Haruskah nanti ia mengembalikannya?

Keshi akan mengembalikannya nanti, sekarang yang perlu ia lakukan adalah mandi lalu menemui ayahnya nanti malam saat dia sudah pulang guna melempar banyaknya pertanyaan.

Gadis itu melepas jas hitam kebesaran milik Luca dan menaruhnya di atas kursi meja riasnya, kemudian bersiap akan berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh tubuhnya dengan air hangat, menghilangkan urat-uratnya yang terasa tegang karena kejadian barusan.

Keshi sedikit terkejut bahwa dirinya tidak terlalu ketakutan saat ada musuh dan penembakan itu. Memang awalnya ia takut dan terkejut setengah mati, tetapi setelahnya Keshi benar-benar sangat lega karena Luca bisa mengalahkan musuh dengan mudah.

Seberapa kuat sebenarnya sosok Luca? Keshi merasa semakin hari ia semakin memiliki segudang rasa penasaran tentang pria itu.

Tring!

Bunyi dering telepon dari ponselnya yang berada di atas meja nakas membuat Keshi meraihnya dan membaca nama penelepon di layar ponselnya. Nama Nina tertera di sana.

“Hai,” Nina menyapanya duluan.

Keshi menempelkan ponselnya di telinga kanannya dengan tangannya yang lain sedang membuka kancing kemejanya. “Hai, Nina. Ada apa?”

“Hm, hanya ingin mendengar suaramu saja. Aku sudah rindu lagi denganmu, Keshi.”

Keshi tertawa mendengar penuturan temannya itu, ia menekan loud speaker pada ponselnya dan menaruhnya di atas ranjangnya. Gadis itu mengeluarkan kemeja yang membalut tubuhnya dan membiarkan dirinya hanya menggunakan kaos tipis berwarna krem.

“Kamu berlebihan.” Keshi menyimpulkan.

Terdengar suara kekehan di seberang telepon. “Memang, tetapi benar deh, aku sudah merindukan temanku ini.” ada nada jenaka yang keluar dari suara Nina.

Keshi hanya mengulas senyum mendengarnya. “Baiklah, nanti aku akan meneleponmu lagi setelah aku bertanya tentang jurusanku pada ayahku. Aku akan menutup telepon ini karena aku ingin mandi.” ucap Keshi.

“Baiklah, segera telepon aku jika sudah bertanya dengan ayahmu.” setelah mengatakan itu, Nina segera mematikan teleponnya.

Keshi menggeleng melihat bagaimana sikap lebay temannya itu. Gadis itu sekarang berjalan menuju kamar mandinya dan membasuhnya dengan pancuran air hangat.

1
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor.. semangat
Amoramor: itu udah ada bab 27 yg baru
total 1 replies
Anna Kartika Ningrum
lanjiut thor.. suka cerita nya
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor /Smile/
Anna Kartika Ningrum
bagus cerita nya thor.. kpn kelanjutannya
Amoramor: sabar yaa, lagi di review
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!