Entah nasib apa yang membawa seorang gadis cantik bernama meliya menjadi pengasuh nenek tua di rumah orang kaya, dan kepincut oleh cucu nya yang tampan apakah kisah cinta mereka berjalan mulus atau tidak?, mari simak cerita nyaa👌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melly Disky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
masih di posisi yang samaa, Derren benar" menatap punggung meliya dengan tatapan benci sekarang,
"apa yang kau lakukan di sini?!!" tanya Derren sambil menatap meliya tajam
meliya membalikkan badan nya menatap Derren tetapi dia benar"takut sekarang
"aa.. Aku minta maaf" setelah mengatakan itu meliya hendak meninggalkan Derren
"kau tidak menjawab pertanyaan ku!!" sentak Derren dengan nada tinggi,
Di luar ruma Devan ingin masuk kedalam rumah Derren tetapi dia melihat pintu tidak terkunci
"kenapa pintu terbuka ini?" kata Devan pada dirinya sendiri, tetapi sesaat Devan melihat sepatu meliya ada di depan pintu,
"sepertinya ini sepatu meliya,"
Devan menghampiri meliya kedalam, saat Devan ingin menemui meliya, meliya sudah berjalan ke arah nya, langkah meliya di hentikan oleh Devan
" meliya, meliya, kenapa kau ada di sini?" tanya Devan.
"dia ingin menjadi detektif!!" pertanyaan Devan di jawab oleh Derren.
"sibuk mencari tau tentang rumah tangga ku!, kau pun tau kan?!!" kata derren sambil menatap Devan, kini posisi meliya berada di tengah" Derren dan Devan, sedangkan meliya menghadap Devan dengan wajah yang tertunduk
"Derren, mama yang ingin sekali tau tentang istri mu, sekedar nama saja tidak cukup bagi mama, mama yang ingin sekali tau kenapa Olivia bisa meninggal,!" bentak Devan pada adik nya
"itu hak aku dev!! Itu urusan ku, kau dan mama tidak ada hak untuk ikut campur urusan ku!!! Kau kira aku tidak tau, kau pun terlibat kan?! sebab itu perempuan ini ada dirumah kita walaupun Oma sudah meninggal!!!" bentak Derren dengan nada tinggi
"apa maksud kau ini Derren?! tanya Devan
"kau kira aku tidak kau?! Kalian bertaruh kan dia mendapatkan uang, kalau aku jatuh cinta dengan dia? betul kata ku kan!!?" Derren benar" emosi saat ini
"Derren aku dengan meliya hanya bercanda, Derren kau tau kan aku ini bagaimana?aku tidak pernah serius!" kata Devan
" ya aku kenal kau, kau kakak ku, tepi perempuan ini!!!"
"Derren, aku tidak suka kau seperti ini!!*" ucapan derren terhenti saat Devan marah pada nya karena Derren mendorong pundak meliya, mata Derren berkaca kaca karena menahan emosi nya.
"oke baiklah, aku kasih tau ke kalian, hati dan perasaan aku,"
Derren mendekatkan tubuh nya ke meliya,
"meliya, aku jatuh cinta pada mu" kata Derren dan meliya pun menghadap Derren dengan air mata yang sudah mengalir di pipi nya, meliya tersenyum mendengarkan apa yang di katakan Derren tetapi seketika senyuman itu hilang
"dan setelah ini, kau bisa meminta duit pada Devan, kau menang" kata Derren setelah nya,
" dan setelah ini, aku tidak mau melihat muka mu depan mata ku lagi!!!!, kau pergi sekarang!!!!!" bentar Derren di depan wajah meliya, meliya menutup muka nya dan air mata nya mengalir dengan deras, meliya menutup mulut nya sambil menangis,
"Derren, bukan niat aku untuk mengkhianati mu, aku cuma mengerjakan apa yang di suruh mama, tolong lah Derren faham" kata meliya sambil Masih menangis.
"kau ini siapa!!!?, kau beri tau pada ku, kau siapa!!! Aku anak dia!!! Dan kau itu bukan siapa siapa!!! Dan kau harus sadar diri!!" bentak Derren sambil menunjuk wajah meliya
"aku sadar aku orang luar, tapi aku ada hati, dan perasaan pada mu," setelah mengatakan itu meliya meninggalkan Derren dan Devan
"sudah puas?" tanya Devan pada Derren dan Devan pun mengejar langkah meliya.
Derren hanya terdiam melihat kepergian Devan dam meliya.
Kini berada di kantor Derren, Bianca sedang menerima telfon dari mommy nya
"ya mommy?"
"Bian ada di mana?".
"bian ada di kantor,"
" eh bian sudah melakukan apa yang mommy. Suruh?"
"sudah, bian sudah melakukan apa yang mommy suruh,"
"setelah itu Derren percaya??" tanya mommy Lela
"bian tidak tau"
"hm hanya seperti itu bian tidak bisa melakukan nya?"
"mungkin saja Derren akan mendengarkan nya, dan akan mempercayai nya"
"ha seperti itulah yang mommy mau dengar, percaya lah, setelah ini keluarga itu akan ribut besar, dan Derren akan menikah dengan bian hahaha" mommy Lela tertawa di sela sela telfon nya.
"ya mommy," ucap bian sambil tersenyum sinis
"yasudah kalau ada apa apa telfon mommy ya"
" oke mommy"
Dan sambungan telfon pun terputus.
Kembali ke sisi meliya, meliya sedang berada di depan rumah Derren bersama Devan, nampak di raut wajah meliya ada kegelisahan di sana
"bagaimana Derren bisa tau? Siapa yang berkata dengan nya" tanya meliya dengan nada yang sendu
"sudah lah, jangan di fikirkan sekali, sekarang ini dia lagi marah, nanti kalau hati nya sudah membaik saya akan membujuk nya oke?" kata Devan pada meliya
"tidak, saya rasa dia tidak akan mendengar bujukan tuan, saya rasa saya yang pantas membuat dia faham," setelah meliya berkat dia melangkah kan kaki nya ingin masuk kedalam lagi tetapi di tahan oleh Devan
"jangan mencari masalah lagi meliya, tidak cukup dia mengusir mu tadi? nanti ntah apa lagi yang akan keluar dari mulut nya," kata Devan
"jadi? Tidak akan saya biarkan dia salah faham"
"tidak apa apa, nanti saya akan berbicara padanya, setelah mengatakan itu Devan dan meliya pergi dari rumah Derren
Di dalam rumah itu Derren duduk di kursi memijat batang hidung nya,
Di dalam perjalanan Devan mengingatkan meliya agar tidak memberi SMS padaa Derren
"lebih baik buang niat mu untuk memberi dia SMS, jangan ganggu dia dulu, dia tidak akan mendengarkan mu" tetapi meliya tidak mendengarkan nya
"kau tau, kau dengan Derren itu sama sama bebal, tidak bisa di bilangin, jadi memang lah kalian serasi." mendengar itu meliya menatap Devan malas
" tidak, tidak ada yang serasi," kata meliya dan membuang muka nya, Devan hanya tersenyum melihat itu,
Kini malam pun datang, kini berada di kediaman leliya, leliya sangat marah dengan apa yang di kata kan Devan pada nya
"kenapa tidak ada siapa pun yang memberitahu kan kepada mama" kata meliya sambil melangkahkan kaki nya keluar rumah
"ini lah sev kasih tau ke mama" kata Devan sambil mengejar langkah leliya
"mama, mama mau pergi kemana ini malam" begini?"
"mama mau pergi kerumah meliya, mama kasihan melihat meliya, dia meminta izin pergi kerumah Derren dan mama memberikan nya izin." kata leliya
"mama, devan baru saja mengantarkan meliya pulang, beri dia istirahat, dia sedang banyak pikiran itu mama,"
"is kau ini dev" leliya pun membuka ponsel nya hendak menelfon seseorang
"mama, mama mau menelfon siapa?" tanya Devan
"telfon derren lah," lirik leliya sekilas
"mama, mama seperti tidak mengenal anak mama itu, "
"mama tidak suka dia berbuat sesuka hati kepada anak orang!, meliya itu dia anak baik" dia banyak menolong kita, dia tidak ada salah apa pun!" marah leliya pada Devan
"iya mama devan tau, sekarang ini mama harus tenang, dan Devan yakin kalau Derren ada rasa suka pada meliya," leliya yang mendengar itu langsung menatap Devan, Devan pun menganggukkan kepala nyaa,
"mama, lebih baik kita masuk dulu, mama harus istirahat ya,"
Devan pun merangkul mama nya untuk masuk kedalam.