Rosana mempunyai orgen tunggal yang sangat laris, setiap minggu selalu saja ada yang meminta untuk organ nya main di setiap pesta. bahkan sampai luar desa juga meminta organ dia, semua nya menganggap itu hal biasa.
tidak ada yang tau apa yang sebenar nya sudah terjadi?
Halim mengetahui ada yang tidak beres pada istri nya, sehingga dia pun berusaha mencari tau apa yang sudah terjadi. terlebih pemain dari orgen tunggal milik musuh mereka mulai mati satu persatu setelah bicara dengan Rosana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Rasa curiga
Darwin rasa nya mau pingsan saat keluar dari kamar jam lima shubuh untuk menunaikan sholat, bagai mana mungkin tidak syok karena istri nya saja tergeletak pingsan di lantai rumah dalam keadaan kepala tertimpa dengan gucci, kepala nya hancur lebur di lantai dan sudah pasti Juminten meninggal di dalam rumah nya sendiri.
Yang membuat bingung itu kenapa gucci bisa sampai menimpa kepala nya Juminten, pasti ada yang menimpa dengan sengaja. mungkin saja ada maling yang masuk tadi malam dan mencelakai Juminten, sedangkan Darwin sudah tertidur lelap tidak dengar sama sekali dengan suara orang yang masuk kedalam rumah untuk melakukan kejahatan di sini.
"Tapi dia memegang uang, bila ada maling yang masuk maka pasti nya sudah di ambil uang dia." lirih Darwin kebingungan.
Tidak ingin larut dalam pikiran nya sendiri dan lama juga mau menolong jenazah sang istri, maka Darwin keluar dari dalam rumah untuk minta tolong orang yang mau berangkat kemasjid perumahan sini.
"Tolooooong, tolooong." Darwin berteriak keras.
"Ada apa, Win?" Reza yang mau kemasjid juga kaget.
"Tolong istriku, Za! seperti nya tadi malam ada yang masuk kedalam rumah ku dan membunuh Juminten." Darwin pucat sudah.
"Ya Allah!" Reza kaget dan ikut masuk kedalam rumah untuk melihat istri Darwin yang kata nya meninggal.
Sampai dalam dia pun ikut kaget melihat kondisi nya Juminten yang telungkup dengan kepala yang sudah pecah karena di timpa gucci, mana kaki nya juga terbuka lebar dan di tangan ada uang yang tergenggam. tidak ada yang tau bahwa uang itu dari Rosana, sebab tadi malam dia di beri uang tersebut.
"Kenapa meninggal nya aneh begini? kepala istrimu pecah dan harus nya banyak darah serta otak nya juga berceceran!" Reza memperhatikan kepala nya Minten.
"Astaga, aku baru sadar!" Darwin memang baru menyadari.
"Seolah istrimu tidak punya darah dan otak, Win." Reza heran sekali melihat keadaan Juminten sekarang ini.
Bahkan ketika Darwin mengangkat gucci itu pun sama sekali tidak ada darah yang keluar, ini sangat aneh sehingga Reza jadi ingat dengan kematian Teguh dan juga Mbok Samini yang di temukan sudah begini kondisi nya. mereka berdua itu juga sama sama tidak punya otak, maka sudah pasti pelaku nya orang yang sama.
"Memang tidak ada darah nya, otak pun tidak ada!" Darwin menguatkan diri untuk melihat kepala Juminten.
"Otak Ibu di makan sama iblis kuda, Ayah." Dwi anak nya Darwin yang paling kecil keluar dari kamar.
"Hah?!" kedua pria ini menoleh dengan kaget.
"Ada iblis kuda tadi malam dan memakan kepala Ibu sampai pecah itu, lalu dia menimpa nya dengan gucci ini." jelas Dwi yang melihat semua.
"Anak mu memang melihat atau cuma halusinasi saja, Win?" Reza antara mau percaya dan tidak.
"A-aku juga tidak tau." Darwin pun bingung.
"Aku tidak bohong, Ayah! Ibu memang di makan oleh iblis itu, darah yang di lantai di jilati sampai bersih." jelas Dwi anak umur delapan tahun ini.
"Aku panggil Pak RT saja dulu, mari kita rundingkan sama sama. sebab kematian istrimu hampir sama dengan kematian nya Teguh dan Mbok Samini." ujar Reza.
"Ya baik lah." Darwin mengangguk setuju karena mereka memang perlu rundingan.
Reza segera pergi menemui Pak RT yang pasti nya sedang mau sholat juga, sepeninggal Reza maka dia sibuk melihat jasad Juminten yang memang parah dan juga aneh. penyebab keanehan nya itu karena tidak ada darah dan otak, sebab mana mungkin manusia sama sekali tidak ada setitik pun di tubuh nya.
Biar pun kering setidak nya adalah bercak nya di lantai, ini sama sekali tidak ada dan semua bersih. sudah pasti mereka akan curiga dan bertanya tanya, kemana pergi nya darah dan otak manusia satu ini, pasti ada yang sudah membunuh dia dan mengambil otak dan darah nya untuk sebuah keperluan.
"Di mana jasad nya?" Pak RT datang tergopoh gopoh.
"Ini, lihat lah jasad nya Juminten yang sama sekali tidak punya darah, Pak RT!" Reza datang bersama Pak RT dan Pak Lurah.
"Ya Allah, kok bisa remuk begini kepala nya." kaget Pak RT jadi ingat dengan kondisi istri nya dulu.
"Tadi ada gucci di atas kepala nya, Pak! seperti di pukul dengan gucci itu hingga remuk, tapi kenapa tidak ada darah yang keluar." jelas Darwin yang masih bingung.
"Melihat luka nya memang ini seperti di pukul ya, tapi kenapa memang tidak ada darah." Pak Lurah menatap lantai yang bersih.
"Karena darah dan otak Ibu sudah di makan iblis kuda, Pak." Dwi kembali membuka suara.
Semua orang saling bertatapan mendengar ucapan anak kecil ini, begitu juga Pak RT yang memang percaya akan hal ghaib maka dia pun langsung setuju bila Juminten meninggal nya karena ada hal yang bersangkutan dengan setan.
"Ada apa dengan kampung kita, apa mungkin ada yang mengganggu?" Darwin terdiam lemas.
"Bukan nya aku ingin mendukung istriku yang memang tukang gosip, tapi melihat banyak korban yang meninggal begini. aku kok jadi agak percaya bahwa ada yang punya pesugihan." lirih Reza yang mulai merasakan banyak hal aneh sekarang ini.
"Pesugihan? tapi kalau pesugihan kan pasti orang nya kaya sekali, Za." sangkal Pak Lurah.
"Itu cuma firasat ku saja, Pak." Reza takut Pak Lurah salah paham.
"Bukan kah Rosana yang hidup nya sekarang mendadak enak, bukan maksud ku mau julit ya." Darwin pun membuka suara.
"Kalau di pikir pikir memang begitu, apa kalian ada yang ingat? semenjak istriku yang kecelakaan dan kepala juga yang pecah, Rosana memang jadi orang kaya." lirih Pak RT.
"Ya Allah kita sudah berprasangka buruk pada orang lain." Pak Lurah mengusap wajah nya kasar.
"Maaf ya maaf, itu cuma prasangka ku saja." Pak RT juga tidak enak.
"Rosana kaya nya juga wajar kok, bahkan tidak kaya kaya sekali." sangkal Darwin pula.
"Orang tua dia itu kaya, bisa jadi dia dapat warisan." celetuk Reza pula.
Seketika mereka pun buntu tidak dapat jawaban atas meninggal nya Juminten ini, mau menuduh sembarangan juga tidak bisa karena sama sekali tidak ada bukti.
"Tadi malam Ibu di kasih uang sama Tante Ros, ini uang nya." Dwi menunjuk uang di tangan Ibu nya.
"Dwi melihat ya, Nak?" tanya Darwin pelan.
"Iya, tadi malam Dwi terbangun mendengar suara mobil dan melihat semua nya." jelas Dwi.
Semua nya saling pandang karena rasa curiga kembali mengarah pada Rosana yang memang sekarang hidup nya enak, walau mereka juga tidak bisa mau menuduh seenak nya saja akibat kurang bukti.
Guys hari ini up nya satu ya karena othor lagi demam.
