Aqila Prameswari dan Qaila Prameswari adalah saudari kembar yang lahir dari pasangan suami istri Bayu Sucipto dan Anggi Yulia. Dua gadis cantik nan ramah ini menjadi buah bibir di sekolahnya, SMK Binusa, seakan tiap laki-laki memimpikan kedekatan dengannya.
Namun, walaupun penampilan mereka begitu sama, bak pinang dibelah dua, ada satu hal yang membedakan mereka: sifat mereka. Qaila Prameswari, adik kembar Aqila, memiliki karakter yang sangat berbeda dari kakaknya.
Bagai langit dan bumi, perbedaan sifat antara Aqila dan Qaila menjadi satu fenomena menarik di kalangan teman-teman sekolah mereka. Sementara Aqila dikenal sebagai sosok yang hangat dan penuh semangat, Qaila memiliki pesona misterius yang mengundang rasa penasaran dan takjub sekaligus.
Aqila, seorang gadis cantik yang telah memiliki kekasih, yaitu seorang mahasiswa di universitas terkemuka di kotanya. Sementara itu, Qaila - sang adik kembar, sama sekali tak tertarik berpacaran dan bahkan tak memiliki teman laki-laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9
"Lo mau kemana?" tanya Gavi, melihat Qaila telah berpakaian rapi dan menenteng tas kecilnya.
"Bukan urusan lo!" sahut Qaila, kesal atas kejadian sebelumnya.
"Oh, gak bisa! Jelas ini urusan gue juga," sahut Gavi, kini berdiri di depan Qaila sambil menatapnya tajam.
"Minggir! Gue aja gak pernah ngerecokin urusan lo dan gue juga mau lo gak usah ngurusin gue," ujar Qaila, tatapan matanya datar melihat Gavi. Setelah mengatakan itu, Qaila langsung pergi, tak peduli Gavi yang masih terpaku di tempatnya.
"Qai, mau kemana?" tanya Mama Hanum yang kebetulan sedang menonton sinetron favoritnya.
"Qai mau ketemu temen, Ma. Cuma sebentar kok," sahut Qaila dengan kikuk.
"Yaudah, pulangnya jangan malem-malem ya, Qai," ujar Mama Hanum sambil tersenyum.
"Kamu pergi sendiri? Gavi mana?" tanya Mama Hanum, mencari-cari Gavi.
"Gavi ada di kamar, Ma. Iya, Qai pergi sendiri," jawab Qaila. Dalam hati, Qaila berharap hubungannya dengan Gavi tak menjadi semakin buruk setelah hari ini.
" Yaudah qai pamit ya ma, taxi qai udah nunggu di depan." Pakit qaila sambil mencium telapak tangan mama hanum.
" Assalamualaikum!"
" Waalaikumsalam, hati hati qai." Balas mama hanum.
Setelah kepergian qaila tak lama gavi turun dengan pakaian rapih, laki laki itu menggunakan jaket kulit kebanggaan nya.
" Ma, gavi keluar dulu ya." Pamit gavi.
" Mau kemana? Qai baru aja pergi." Tanya mama hanum.
"Hemm, gavi mau ketemu temen, sekalian jemput qai." Ucap nya.
" Yaudah hati hati, kamu jangan telat jemput qai,gav. Jangan pulang malem malem."
" Iyaa ma, yaudah gavi berangkat. Assalamualaikum." Pamit gavi.
" Waalaikumsalam."
Taksi yang dikendarai oleh Qaila tiba di sebuah kafe kekinian, tempat para remaja seusianya sering nongkrong. Sebelumnya, Qaila telah membuat janji untuk bertemu dengan seseorang, dan sekarang dia melihat bahwa orang itu ternyata sudah datang lebih dulu.
"Maaf, telat!" ucap Qaila sambil segera duduk.
"Langsung ke intinya ya, gue mau lo batalin perjodohan ini," tegas seorang gadis yang tak lain adalah Aqila, saudari kembar Qaila.
Tawa sinis terlontar dari bibir Qaila, hatinya tersayat mendengar permintaan kembarannya itu. Memang, dia sendiri tak menginginkan perjodohan tersebut, tapi bukankah ucapan Aqila terlalu menyakitkan?
"Gue udah muak berada di tengah drama yang lo dan Gavi buat!" teriak Qaila, emosinya memuncak.
"Selama ini, gue udah bersikap baik, membantu, dan menutupi kebohongan kalian berdua. Tapi, akhirnya gue pun ikut terseret ke dalam masalah ini." Keluh Qaila, tatapan dinginnya menembus Aqila, memancarkan rasa sakit yang sudah terpendam.
" Lo sadar gak, udah numbalin gue disini? Dengan se enak jidat lo, lo kabur gitu aja . Gue paham apa yang ada di otak lo saat itu, pasti lo pikir gue yang dengan iklas bakal bantuin lo kan?"
" Jadi, kalo lo mau perjodohan ini batal, silahkan lo sama gavi ngomong ke mama hanum dan papa dino begitu juga sebaliknya lo ngomong ke mama sama papa!" Ucap qaila dengan tubuh memanas akibat menahan emosi nya.
Aqila terdiam, air mata nya terjatuh mendengar semua ucapan qaila barusan.
" Lo tau kan gue cinta sama gavi, plisss lo harus batalin perjodohan ini." Mohon aqila.
" Terus lo mau gue jadi janda muda gitu?" Balas qaila tak habis pikir.
Aqila terdiam, bingung harus merespon apa. Tapi dirinya benar benar tidak mau jika sampai putus dengan gavi.
" Lo masih belum di sentuh kan sama gavi, gue yakin gavi gak mungkin nyentuh Lo karena dia gak cinta sama lo dan dia cintanya sama gue. Semisal kalian bercerai juga lo gak akan rugi qai." Ucap aqila dengan bola mata yang bergerak gelisah.
" Terserah! Gue muak sama drama ini." Ucap qaila sambil menggebrak meja dan berdiri.
" Silahkan lo atur se merdeka lo sama gavi, gue gak peduli!" Ucap qaila penuh tekanan lalu segera pergi dari sana.
Saat sudah di depan pintu qaila tak sengaja bertemu gavi dengan teman teman laki laki itu yang sepertinya baru saja sampai di cafe ini.
Gavi terdiam menatap qaila dengan bingung, wajah qaila terlihat memerah seperti habis berlari maraton tapi gavi tau jika qaila pasti sedang marah kali ini.
" Minggir!" Ketus qaila lalu menyenggol bahu gavi dan pergi dari sana.
" Lah itu bukannya cewe lo gav?" Tanya marko teman gavi.
" Iyaa, itu cewenya gavi anjirr." Ucap damian.
Gavi sama sekali tak memperdulikan ucapan teman temannya, laki laki itu segera membalik badannya hendak mengejar qaila.
Tapi baru selangkah gavi berbalik, aqila sudah memanggil dirinya, membuat suasana semakin tegang.
" Gav tunggu!" Ucap aqila yang masih menangis.
" Anjin*!"
" Lah bukannya tadi udah keluar ya?" Kaget marko dan damian melihat aqila .
Gavi pun membalik badannya menatap aqila datar, laki laki itu kini tau penyebab kemarahan qaila barusan.
" Qaila setuju buat batalin perjodohan nya, dia minta kita buat ngomong sama mama papa." Ucap aqila .
Mendengar itu satu alis gavi terangkat, gavi tertawa sinis mendengar nya.
" Lo maksa dia?" Tanya gavi membuat aqila terdiam, menatap tak percaya laki laki yang pernah mencintai nya itu.
" Ma-ksut lo apa ngomong gitu?" Balas aqila dengan bibir bergetar.
" Gue tau lo gimana, gue kenal lo gak cuma sehari dua hari. Lo yang udah bikin situasi ini, menjebak gue sama qaila yang harus terpaksa berjodoh dan sekarang lo dengan se enak nya minta untuk batalin perjodohan ini?" Ucap gavi pelan tapi tegas, membuat aqila tak bisa menahan isak tangisnya.
" Lo lupa sama kata kata gue tadi siang?" Tanya gavi lagi.
Flashback on
" Jadi tujuan gavi kesini, gavi ingin memutuskan hubungan gavi dan aqila pa. Gavi rasa hubungan ini emang sudah sepantasnya di akhiri." Ucap gavi dengan lantang setelah menceritakan kejadian yang sebenarnya .
" Kamu gak bisa akhiri hubungan kita gitu aja dong gav!" Protes aqila tak terima.
" Aku udah nikahin qaila qil! Ini juga semua gara gara kamu!" Ucap gavi mulai jengah dengan sikap aqila yang selalu mau benar sendiri.
Flashback off
" Gue cinta sama lo gav, gue masih cinta!" Teriak aqila .
" Hemm, gue juga cinta sama lo qil. Tapi secepatnya gue bakal hapus cinta itu!" Ucap gavi lalu segera pergi dari sana.
" Gav!"
" Gav tunggu gav!" Ucap aqila mengejar gavi tapi sayangnya laki laki itu sudah memacu kendaraan roda duanya dengan cepat.
" Anjirr ternyata kembar!" Ucap marko syok.
" Tapi enak juga jadi gavi mar, di rebutin dua cewe cakep." Kekeh damian.
" Tapi sakit juga jadi cewenya anjir, mana saudara an lagi." Ucap marko.
" Gak nyangka gavi, ternyata dia pencinta wanita." Ucap damian yang langsung mendapatkan geplakan maut di kepalanya dari marko.
" Goblok banget punya temen!" Gumam marko emosi lalu meninggalkan damian .
" Woy mar! Tunggu!"
" Anjirr sakit pala gue!" Gumam damian kemudian mengejar marko.
