Wildan harus bekerja serabutan demi bisa terus mencukupi kebutuhan ibu dan dua adiknya, mengingat dirinya merupakan tulang punggung keluarga. Semuanya berubah saat Wildan mendapatkan job tak terduga dari seorang selebriti terkenal. Dia bahkan dibayar dengan mahal hanya untuk pekerjaan itu. Namun siapa yang menyangka? Wildan tergoda untuk terus melakukannya. Kira-kira job apa yang dilakukan Wildan? Karena pekerjaan itu pula dirinya banyak bertemu wanita cantik. Wildan bahkan bertemu dengan supermodel idolanya!
Inilah cerita tentang sisi gelap seorang fotografer, serta kehidupannya yang penuh lika-liku dan pengalaman unik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18 - Tawaran Baru Dirga
Wildan terkesiap. Sama seperti ketiga temannya, dia juga dibuat cukup kaget dengan sapaan Natasha.
"Eh, kamu, Nat. Ada apa ya?" Wildan segera menanggapi.
"Aku cuman mau pengen tanya perihal anggota kelompok kalian. Ini terkait tugas film pendek. Apa kalian masih membuka lowongan anggota untukku?" ucap Natasha.
Wildan sudah mengangakan mulut untuk menjawab. Akan tetapi Yoga menjawab pertanyaan Natasha lebih dulu.
"Tentu saja bisa. Kau sekarang resmi masuk kelompok kami, Nat!" ujar Yoga antusias.
"Kalau begitu, hubungi saja aku jika kalian ingin membicarakan projeknya," kata Natasha. Sesekali dia melirik ke arah Wildan. Mungkin kejadian terakhir kali membuatnya ingin membayar bantuan lelaki itu dengan hal kecil seperti ini.
"Aku pergi dulu. Kalian juga harus ke kelas. Bentar lagi kayaknya Bu Mira masuk," kata Natasha.
"Iya, Nat!" sahut Yoga. Natasha segera berlalu pergi.
"Norak banget sih kau, Ga!" timpal Egy.
"Lah, masa kita menolak anggota kayak Natasha? Enggaklah! Kalau dia ikut kelompok kita, pasti kita dapat nilai tinggi," tanggap Yoga yakin.
"Ngomong-ngomong, kayaknya Natasha tertarik sama kau, Dan. Bagaimana bisa? Kau pakai susuk atau pelet?" selidik Egy. Jaka dan Yoga lantas menatap curiga pada Wildan.
"Apaan sih! Ya enggaklah! Kemarin aku cuman bantuin perbaiki mobilnya yang mogok. Mungkin dia melakukan ini karena pengen berterima kasih. Soalnya aku menolak uang pemberian dia," ungkap Wildan panjang lebar. Ketiga temannya lantas ber-oh bersama.
"Ayo kita ke kelas!" ajak Yoga. Dia, Wildan dan yang lain segera beranjak dari gazebo.
Dalam perjalanan menuju kelas, Jaka merangkul pundak Wildan. Dia berkata, "Sebenarnya aku mau mengajakmu bikin konten horor, Dan. Makanya aku melakukan hal itu kemarin."
Wildan mendelik. "Ngapain sih! Aku nggak mau ah! Seram!" tolaknya.
"Ayolah, Dan! Cuannya gede loh. Sekarang konten horor lagi laku sekali. Kalau ada yang seram-seram, kan ada aku yang bisa beresin." Jaka berusaha membujuk Wildan. "Kalau konten kita sukses, gajinya dollar loh," godanya.
Mendengar itu, Wildan sedikit tertarik. "Terus kalau aku mau, aku harus bagaimana?" tanyanya.
"Ya jadi kameramen aku lah. Kita datangi tempat angker. Terus syuting di sana," jawab Jaka.
"Kita berdua aja?"
"Ya enggaklah. Kita ajak Egy dan Yoga juga. Makanya aku tadi mencoba ngomong sama mereka."
"Kalau begitu. Kau coba ajak mereka bicara nanti. Aku akan ikut kalau mereka ikut."
Jaka mengacungkan jempolnya. Dia senang Wildan bersedia mendengarkannya.
Selang tiga jam berlalu, perkuliahan selesai. Kala itu ponsel Wildan berdering. Matanya terbelalak saat melihat kalau orang yang menelepon adalah Dirga.
Buru-buru Wildan berlari keluar kelas. Dia ingin mengangkat telepon secepat mungkin. Dirinya takut kalau hasil fotonya mendapat masalah.
Ketika sudah berada di tempat yang jauh dari keramaian, Wildan angkat telepon Dirga.
"Halo, Mas? Apa ada masalah terkait foto yang saya kirim?" ujar Wildan.
"Enggak, Dan! Aku suka banget malah!" sahut Dirga dari seberang telepon.
"Terus kenapa telepon saya?" tanya Wildan.
"Karena aku punya teman yang perlu jasa fotomu, Dan! Btw, kau harus berterima kasih padaku karena aku yang merekomendasikanmu padanya," kata Dirga.
"Hah? Yang benar, Mas?" Wildan senang bukan kepalang. "Makasih kala begitu, Mas! Makasih banyak!" tambahnya.
"Iya, iya..." Dirga menanggapi singkat.
"Tapi ini bukan ngefotoin orang bercinta lagi kan?" selidik Wildan.
"Enggak, Dan. Tenang saja. Kau cuman ngefotoin wanita-wanita psk telanjang kok," ungkap Dirga santai.
"Apa?!" Mata Wildan membuncah hebat. Dia fokus dengan kata wanita-wanita. Itu mengartikan kalau dirinya tidak akan memfoto satu wanita saja, namun lebih dari satu.
..._____...
*Oh iya guys, aku mau kasih tahu, cerita Wildan ini mungkin akan lumayan panjang. Karena dari tema fotografer yang aku angkat, itu bisa bikin cerita yang mengangkat berbagai macam genre. Nanti mungkin akan ada berbagai genre di novel ini. Dari action, misteri, kriminal, bahkan horor tapi horor tipis aja, gak seram. Romantis plus-plus sudah pasti kan ya, kan tema utamanya harem. Wkwk. Tapi menurutku bakalan seru sih... Ya ampun pede banget ya 😂
*Dan kali ini aku mau kasih hadiah buat readers yang komennya rajin dan menarik. Apalagi kalau komennya panjang bakal mendapat nilai plus. Nanti di akhir cerita aku akan pilih tiga readers yang komennya menarik dan rajin.
Ya sudah itu saja, makasih buat yang udah ngikutin novelku. Salam cinta, Desau 😘
kira-kira glenda tau nggak ya... secara dia kan punya kenalan makhluk halus ...
bakal perang nggak ya....
ke cililitan lewat dewi sartika
Natasha memang cantik jelita
tapi wildan lebih cints sama Glenda
ke cililitan lewat dewi sartika
Nathasya memang wanita jelita
tapi sayang wildan suka sama GLENDA
awas Dan jgn macem macem ,mata mata Glenda tak terlihat olehmu ,lebih cepat pula 🤣🤣🤣