NovelToon NovelToon
GrayDarkness

GrayDarkness

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Romansa
Popularitas:835
Nilai: 5
Nama Author: GrayDarkness

Gray adalah seorang anak yang telah kehilangan segalanya karena Organisasi jahat yang bernama Shadow Syndicate dia bahkan dijadikan Subjek Eksperimen yang mengerikan, namun dalam perjalanannya untuk menghentikan Organisasi tersebut, ia menemukan teman yang mengalami nasib sama sepertinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GrayDarkness, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

020 - Neraka Hardcore (5)

Rabu, meskipun masih terlihat sedikit canggung, menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kontrol sihirnya. Bola-bola cahaya kecilnya, sekarang lebih besar dan lebih terang, menghantam ukiran-ukiran dengan akurasi yang mengejutkan.

Anya, di tengah kekacauan, dengan tenang mengolah ramuan penyembuhan, bersiap untuk membantu siapa pun yang terluka. Ia memperhatikan setiap anggota tim, siap untuk memberikan pertolongan pertama secepatnya.

Gray sendiri, dengan kecepatan dan kelincahannya yang luar biasa, menyerang dengan pedangnya yang biasa. Ia menghindari serangan golem yang tersisa, mencari celah untuk menyerang ukiran merah yang berkedip-kedip. Kekuatan gelapnya berkobar di dalam dirinya, memberinya kekuatan dan ketajaman yang luar biasa. Setiap tebasan pedangnya mengenai sasaran, membuat retakan baru muncul pada tubuh golem.

Satu per satu, golem-golem raksasa itu runtuh, hancur lebur menjadi tumpukan batu yang tak berbentuk. Kerja sama tim dan strategi yang cerdas telah membuahkan hasil. Setelah pertempuran yang menegangkan, hanya kesunyian yang tersisa, diselingi oleh suara napas terengah-engah dari para pejuang muda. Mereka telah menaklukkan tantangan ini, tetapi petualangan mereka jauh dari selesai. Di kejauhan, di balik reruntuhan kastil yang mereka kuasai, sesuatu tampak berkedip-kedip. Sebuah cahaya misterius, menarik perhatian mereka ke arah yang tak terduga.

Keheningan pasca pertempuran hanya berlangsung sesaat. Perhatian keenam anak muda itu tertuju pada cahaya misterius yang berkedip-kedip di balik reruntuhan kastil. Lambat laun, sumber cahaya itu terungkap: sebuah golem batu, jauh lebih besar daripada yang mereka hadapi sebelumnya. Ukurannya hampir sebesar pintu gerbang kastil yang runtuh, menjulang tinggi dan menakutkan. Golem raksasa itu bergerak, batunya yang raksasa berderak dan bergeser, debu beterbangan. Kemudian, suara dalam dan bergema menggema di sekeliling mereka.

"Aku adalah penjaga kastil ini,"

Suara itu mengguntur, membuat tanah bergetar.

"Penyusup... harus... dimusnahkan!"

Sebelum mereka sempat merespon, golem raksasa itu mengayunkan tangannya yang besar, menghantam tanah dan melepaskan gelombang kejut yang dahsyat. Tanah terbelah, dan bebatuan beterbangan. Ren berteriak, menghindar dengan gesit. Anya, refleksnya cepat, menciptakan perisai energi kecil di depannya, melindungi dirinya dari hantaman gelombang kejut. Jazul, tanpa ragu-ragu, melempar beberapa kartu poker yang berubah menjadi tornado kecil, mencoba mengalihkan perhatian golem tersebut. Taro, memanah dengan terampil, membidik sebuah celah kecil pada permukaan golem raksasa itu, namun panahnya terpental tanpa efek. Rabu mencoba menggunakan sihirnya, namun bola-bola cahaya yang ia lontarkan hanya memberikan sedikit goresan pada kulit golem tersebut. Gray, merasakan kekuatan gelapnya berdenyut, bersiap untuk menghadapi tantangan yang jauh lebih besar daripada yang pernah ia hadapi. Ia menggenggam pisaunya erat-erat, matanya terpaku pada golem raksasa yang siap kembali menyerang. Pertarungan baru, jauh lebih berbahaya, telah dimulai.

Debu beterbangan memenuhi udara, mengikuti setiap pukulan dahsyat dari golem raksasa dan serangan balik dari keenam anak muda itu. Pertarungan telah berlangsung lama, sengit dan melelahkan. Napas mereka terengah-engah, tubuh mereka dipenuhi luka dan memar. Jazul, meskipun mampu menciptakan sihir yang mengagumkan, tampak kewalahan. Kartu-kartunya berhamburan, tenaganya mulai terkuras.

Taro, dengan tangan gemetar, masih mencoba membidik celah pada golem raksasa, namun akurasinya menurun drastis. Ren, meskipun lincah, terluka di lengannya, pergerakannya tidak selincah biasanya. Anya, dengan tangan yang gemetar, mencoba membuat ramuan penyembuhan, namun ramuannya tidak cukup untuk mengatasi kerusakan yang terus menerus terjadi. Wajah Rabu pucat pasi, sihirnya yang terbatas hampir habis. Bahkan Gray, dengan kekuatan gelapnya, merasa kelelahan yang luar biasa.

Kekuatannya mulai memudar, dan luka-lukanya semakin parah. Golem raksasa itu, meskipun tampak sedikit tergores, masih berdiri kokoh dan kuat. Setiap serangan yang mereka luncurkan tampaknya hanya membuat golem itu semakin marah. Di tengah kekacauan itu, Gray melihat ke arah teman-temannya, wajah-wajah lelah dan putus asa. Ia menyadari bahwa mereka tidak akan mampu menang dengan cara ini.

Suasana dipenuhi keheningan sesaat di tengah badai serangan. Anya berteriak,

"Kita harus menemukan cara lain! Kita tidak bisa terus seperti ini!"

Taro, dengan napas tersengal-sengal, berteriak,

“Belum berakhir!”

Tubuhnya bergetar, namun tekadnya terlihat jelas di matanya. Ia menggerakkan tangannya, membentuk serangkaian gerakan rumit, berbisik mantra-mantra kuno dalam bahasa yang tak dikenal Gray dan yang lain. Tanah di sekitar mereka bergetar. Dari tanah yang kering dan berdebu, akar-akar pohon yang besar dan kuat menyembul, melilit kaki golem raksasa itu dengan erat, membatasi gerakannya. Bersamaan dengan itu, semak-semak dan pohon-pohon kecil yang sebelumnya tampak mati, tiba-tiba hidup kembali. Beberapa di antaranya bergerak lincah, menyerang golem dengan dahan-dahan yang tajam seperti pisau. Yang lainnya, meskipun tidak dapat bergerak bebas, menembakkan biji-biji yang keras seperti peluru ke arah mata dan celah-celah persendian golem.

Anya, memanfaatkan kesempatan itu, dengan cepat membuat ramuan penyembuhan dan membagikannya kepada yang lain. Ramuan tersebut, meskipun tidak sepenuhnya menyembuhkan luka-luka mereka, setidaknya memberikan kekuatan tambahan untuk melawan. Jazul, dengan sisa-sisa tenaganya, mengumpulkan kartu-kartunya yang berserakan. Ia fokus, mencoba mengumpulkan kekuatannya kembali untuk serangan terakhir. Rabu, yang wajahnya masih pucat, mencoba membantu dengan melemparkan bola api kecil, meskipun ukurannya yang kecil, cukup untuk mengalihkan perhatian golem sejenak.

Gray, yang kekuatan gelapnya hampir habis, melihat kesempatan ini. Ia fokus, mengumpulkan sisa-sisa energi gelap yang tersisa di dalam tubuhnya. Dengan gerakan cepat dan tepat, ia melompat, memanfaatkan akar-akar yang melilit golem sebagai pijakan. Ia menancapkan pisaunya ke salah satu celah yang terbuka di persendian golem, tempat yang sebelumnya sulit dijangkau. Energi gelap mengalir melalui pisaunya, menghasilkan ledakan yang menggetarkan tanah. Ledakan itu, meskipun tidak menghancurkan golem, cukup untuk melepaskan ikatan akar yang menahannya.

Golem itu, yang terhuyung-huyung, menghantam tanah dengan keras, menciptakan gelombang kejut yang menghempaskan mereka semua. Namun, serangan itu tidak sekuat sebelumnya. Kelelahan dan luka-lukanya tampak mulai berpengaruh. Melihat kesempatan itu, mereka semua menyerang secara bersamaan. Serangan kombinasi dari sihir Jazul, panahan Taro, kecepatan Ren, ramuan Anya, sihir kecil Rabu, dan kekuatan gelap Gray membuat golem itu akhirnya runtuh, berubah menjadi debu yang beterbangan terbawa angin.

Keheningan turun setelah pertempuran dahsyat itu. Mereka semua terduduk, kelelahan dan terluka. Namun, senyum kelegaan terukir di wajah mereka. Mereka telah berhasil. Mereka telah menaklukkan penjaga kastil.

Gelak tawa menggema di dalam ruangan kastil yang sebelumnya sunyi dan mencekam. Debu-debu sisa pertempuran perlahan-lahan mengendap, mengungkap interior kastil yang ternyata cukup luas dan megah, meskipun dalam keadaan rusak. Anya, dengan cekatan, membersihkan beberapa puing-puing dan menata beberapa permadani yang masih utuh untuk dijadikan alas duduk. Wajah-wajah lelah mereka dihiasi senyum lebar, kelegaan dan kebahagiaan terpancar dari setiap mata. Rabu, yang sebelumnya terlihat pucat pasi, kini tertawa lepas, melepas beban yang selama ini membebani hatinya.

Jazul, dengan tangan gemetar, mengeluarkan beberapa kartu poker dari sakunya, bukan untuk bermain, melainkan untuk membersihkan beberapa noda darah yang masih membandel di lantai. Taro, dengan hati-hati, memeriksa tanaman-tanaman kecil yang telah ia panggil sebelumnya, memastikan semuanya masih hidup dan sehat. Ren, meskipun luka di lengannya masih terasa perih, membantu Anya menata ruangan, suaranya ikut berbaur dalam tawa riang bersamaan dengan yang lain.

Gray, mengucek matanya, merasakan kelelahan yang luar biasa, namun sebuah kepuasan yang dalam menguasai dirinya. Ia memandang teman-temannya, persahabatan dan kerja sama mereka telah berhasil membawa mereka melewati cobaan yang berat.

Di tengah suasana ceria itu, Taro tiba-tiba berkata, suaranya lebih serius,

"Kita telah berhasil mengamankan kastil ini, tetapi ini hanya langkah awal. Kita masih punya jalan panjang ke depan. Kita perlu merencanakan langkah selanjutnya dengan hati-hati."

Saat itulah suasana menjadi lebih serius dan menegangkan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!