NovelToon NovelToon
Ketika Kesabaran Berakhir

Ketika Kesabaran Berakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mengubah Takdir
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Nurulina

Lestari, yang akrab disapa Tari, menjalani hidup sebagai istri dari Teguh, pria yang pelit luar biasa. Setiap hari, Tari hanya diberi uang 25 ribu rupiah untuk mencukupi kebutuhan makan keluarga mereka yang terdiri dari enam orang. Dengan keterbatasan itu, ia harus memutar otak agar dapur tetap mengepul, meski kerap berujung pada cacian dari keluarga suaminya jika masakannya tak sesuai selera.

Kehidupan Tari yang penuh tekanan semakin rumit saat ia memergoki Teguh mendekati mantan kekasihnya. Merasa dikhianati, Tari memutuskan untuk berhenti peduli. Dalam keputusasaannya, ia menemukan aplikasi penghasil uang yang perlahan memberinya kebebasan finansial.

Ketika Tari bersiap membongkar perselingkuhan Teguh, tuduhan tak terduga datang menghampirinya: ia dituduh menggoda ayah mertuanya sendiri. Di tengah konflik yang kian memuncak, Naya dihadapkan pada pilihan sulit—bertahan demi harga diri atau melangkah pergi untuk menemukan kebahagiaan yang sejati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurulina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23

Brakk!!

Suara keras dari meja yang dihantam membuat suasana seketika tegang.

"Tari! Apa yang kamu maksud dengan ucapan itu?!" seru Teguh, ekspresinya penuh kemarahan. Dengan gerakan cepat, dia menghantam meja dengan tangannya, hingga panci yang ada di atasnya sedikit terguncang, dan kuah dalam panci muncrat ke sekeliling.

Bu Ayu tidak bisa menahan senyumnya. Ia memperhatikan Tari yang kini terdiam, wajahnya merah karena dimarahi oleh Teguh. Seringai kecil terukir di bibirnya, meskipun ia berusaha untuk tetap terlihat tenang dan tidak mencampuri urusan mereka.

"Ya, tapi kan ibu yang mulai duluan!" balas Tari dengan nada kesal, sambil melotot tajam. Wajahnya terlihat begitu garang, seolah tak ada sedikit pun rasa takut pada sang suami. Dalam hati, Tari bahkan terbesit keinginan untuk mencukur habis rambut Teguh yang tebal itu, agar otaknya bisa lebih jernih tanpa tertutupi oleh rambut yang begitu lebat, seperti sapu yang penuh debu.

"Heh, memangnya aku yang mulai apa?" balas Bu Ayu dengan nada dingin, matanya menyempit tajam seolah menantang. Ia tetap berdiri dengan tenang, meskipun suara geram mulai terdengar dari ujung kalimatnya.

"Kan kata ibu, ibu sudah mulai bosan, jadi aku juga punya hak untuk merasa bosan!" sahut Tari dengan suara yang semakin keras, seolah membela dirinya. Wajahnya kini dipenuhi oleh rasa frustrasi, tak ingin kalah dalam perdebatan yang sudah semakin memanas.

"Ck, jadi kamu bosan sama aku, Tar?" tanya Teguh dengan nada tinggi, suaranya terdengar penuh amarah. Matanya yang sudah memerah menatap Tari tajam, seolah menuntut jawaban yang lebih tegas. Emosinya yang mulai terbakar semakin tak bisa ditahan.

"Emm, kalau itu sih, nggak tahu ya," jawab Tari, pura-pura berpikir sejenak dengan ekspresi yang dibuat-buat. Ia menatap ke langit-langit, seolah benar-benar sedang merenung, padahal dalam hatinya, dia hanya ingin membuat Teguh semakin kesal.

"Kalau mas bisa bersikap seperti suami pada umumnya, yang memberikan nafkah yang layak untuk istri, mungkin aku nggak akan merasa bosan seperti ini," tambah Tari dengan nada yang lebih tajam, mencoba menyentil Teguh dengan kata-kata itu. Wajahnya tetap datar, tapi dalam suaranya ada ketegasan yang tak bisa disangkal.

"Eh, enak saja, nggak bisa!" sergah Bu Ayu dengan cepat, suaranya meninggi penuh amarah. "Kamu sudah benar, Teguh, dengan tidak memberinya uang. Lihat saja, tanpa pegang uangmu saja dia sudah berani kurang ajar terhadap kita, apalagi kalau dia sampai memegang semua uangmu! Bisa-bisa dia semakin besar kepala dan terus menginjak-injak harga diri ibu dan kamu!" kata Bu Ayu dengan tegas, berusaha keras agar putranya tidak terpengaruh oleh pengaruh Tari. Ia tidak rela jika dominasi Tari semakin kuat dalam rumah tangga mereka.

"Ya, ibu benar," ucap Teguh, dengan suara tegas yang penuh keyakinan. "Tari memang tidak bisa dipercaya. Dia sudah sangat kurang ajar terhadap aku dan ibu," tambahnya, matanya yang semula dipenuhi kebingungannya kini berubah menjadi penuh kemarahan. Ia merasa semakin terpicu oleh kata-kata ibunya, dan kini merasa seolah Tari benar-benar melampaui batas.

Sinta menatap Tari dengan senyum sinis yang terlihat jelas di wajahnya. Sesekali, ia menjulurkan lidahnya dengan ekspresi menggoda, seolah ingin menambah bahan bakar pada api kemarahan yang sudah membara. Sementara Bayu, dengan tenang, tetap fokus pada sarapannya. Ia tidak merasa perlu ikut campur dalam pertengkaran ini. Bagi Bayu, ini hanya masalah kecil yang sudah terlalu sering terjadi. Ia percaya, kakak iparnya, Tari, sudah cukup berpengalaman menghadapi keluarganya yang memang penuh drama ini. Sejauh ini, Tari selalu berhasil menghadapinya dengan kekuatan yang tak terbantahkan.

Tari mendengus kesal, hatinya membara mendengar tuduhan itu lagi. "Kurang ajar dari mana sih?" gumamnya dalam hati, bingung dan frustrasi. Ia merasa sudah cukup menghargai keluarga suaminya, meski sering kali mereka memperlakukannya dengan cara yang tidak adil. Bagi Tari, segala usaha yang ia lakukan untuk menjaga hubungan dengan mereka tak pernah dianggap, malah sebaliknya, ia selalu disalahkan.

Namun, jika terus-menerus disudutkan, jangan salahkan Tari kalau akhirnya ia melawan. Sejak awal, Tari sudah menegaskan bahwa ia tidak akan membiarkan dirinya ditindas. Dalam kamus hidupnya, tidak ada kata "wanita menye-menye" yang hanya bisa menangis di pojokan saat ditindas oleh ibu mertua! Enak saja! Bagi Tari, ia lebih memilih untuk berdiri tegak dan memperjuangkan haknya, daripada terus-menerus dijadikan sasaran kemarahan dan penghinaan.

Kedua orang tuanya sudah bersusah payah merawatnya hingga sebesar ini, jadi siapa mereka yang berani memperlakukannya seperti sapi ngesot? Tari merasa darahnya mendidih saat berpikir begitu. Dia tahu betul bagaimana kedua orang tuanya berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi dirinya. Tidak mungkin ia membiarkan semua pengorbanan itu dihancurkan dengan cara yang tidak adil hanya karena orang-orang di sekitarnya beranggapan bisa mengatur hidupnya sesuka hati.

1
mince
betul tari main yg cantik buat suami tukang selingkuh dan pembohong
Wanita Aries
Suka ceritanya..
Semangat thor
Wanita Aries
Naudzubillah dpt laki pelit amit2 dah
Wanita Aries
Gila aj dkasih cm 25rb. Uang saku ankq yg SMP itu
Diah Ratna
ceritanya bagus,thor .
Sulfia Nuriawati
udah d perbudak msh mw bertahan helloooo cinta blh goblok jgn y sayang, bersikap lah tunjuk kan bahwa km pny harga yg lbh dr pelakor jg suami g pny otak itu,mn pelit lg dih ogah bnget😡😡😡
Sulfia Nuriawati
Luar biasa
Nurulina: makasi yaaa🥰
total 1 replies
Aerilyn Bambulu
Aku nunggu update terbaru setiap harinya, semangat terus author!
Nurulina: Waaah makasih yaaaw😍
total 1 replies
Phoenix Ikki
Aku tumpahkan air mata gara-gara endingnya😢
Kazuo
Bikin nagih bacanya 😍
Nurulina: waaah, makasih yaaa🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!