Kanzia Ayudia Renata, seorang gadis yang selalu mendapatkan perlakuan tidak adil dari orang orang disekitarnya karna tubuh gendutnya, bahkan ayah kandungnya sendiri terlihat lebih menyayangi kakak tirinya. Sampai akhirnya ia menjalin hubungan dengan seorang laki laki yang ia pikir mencintainya dengan tulus ternyata hanya memanfaatkan dirinya dan pergi meninggalkannya bersama kakak tirinya tepat dihari pernikahnnya.
Saat semua orang mengucilkan dirinya tiba tiba pria tidak dikenal datang dan mengajukan diri untuk menikahinya dan membantunya untuk merubah dirinya.
Yuk simak kisah Kanzia bagaimana ia merubah takdirnya dan membalaskan rasa sakitnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syafitri kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30 : Bertemu ibu sambung
Pagi harinya
Kanzia yang berada di meja makan terlihat tidak semangat menyantap makanannya, Bu Sofi yang melihat hal itu pun langsung bertanya kepada Kanzia.
"Maaf Nona, apa makanannya tidak sesuai dengan selera Nona?" Tanya bi Sofi yang melihat Kanzia hanya mengaduk aduk makanan di piringnya.
"Tidak bik, makanannya sangat enak hanya saja aku sedang tidak selera makan," jawab Kanzia.
"Tapi Nona harus tetap memakan makanannya, tuan bisa marah kalau tau nona tidak makan dengan baik," ucap bi Sofi.
Kanzia hanya menanggapi dengan senyuman, tidak lama datang salah satu pelayan membawakan susu untuk Kanzia.
"Ini Nona susunya," ucap pelayan tersebut.
"Makasih," ucap Kanzia sambil mengambil gelas susu yang diberikan oleh pelayan.
Kanzia tersenyum melihat para pelayan yang melayaninya di meja makan, hidupnya benar benar sudah banyak berubah, dulu ia yang selalu melakukan hal ini, melayani Clara dan mama tirinya dari membersihkan rumah, mencuci bahkan sampai memasak padahal di rumahnya ada tiga orang pembantu, tapi tetap saja ia harus melakukan hal itu jika tidak ingin mendapatkan hukuman dari Maya. Sementara ayahnya selalu sibuk dengan pekerjaannya dan tidak terlalu mempedulikan apa yang dilakukan Maya dan Clara padanya, apalagi dengan penampilan Kanzia yang selalu menjadi bahan olok olokan, bahkan ayahnya sering kali tidak mengakuinya dihadapan rekan bisnisnya.
Hanya bik Yanti yang selalu peduli padanya, yang merawatnya saat ia sedang sakit, yang selalu menyisihkan makanan bahkan gajinya untuk ia berikan pada Kanzia.
Tapi sekarang ia benar benar seperti seorang nyonya, jangankan membersihkan rumah, untuk sekedar membuat segelas susu saja ia sudah disiapkan oleh pelayan sedangkan ia hanya tinggal meminumnya saja tanpa harus repot-repot membuatnya, ia hanya akan memasak jika suaminya yang meminta.
Mengingat kisah masa lalunya yang miris membuatnya jadi merindukan wanita paruh baya yang selalu memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus padanya, yang selalu mengajarinya untuk tetap menjadi gadis yang baik.
"Bagaimana kabar bik Yanti ya? Maaf bik aku tidak bisa melakukan apa yang bibi ajarkan, agar aku tetap menjadi anak baik dan tidak menyimpan rasa dendam pada orang orang yang memperlakukan ku dengan buruk, karna aku akan membalas mereka satu persatu," batin Kanzia.
"Apa aku minta izin saja sama Abian untuk berkunjung ke rumah ayah menemui bi Yanti, siapa tau Abian memberikan izin," gumam Kanzia.
Setelah menyelesaikan sarapannya Kanzia pun beranjak dari meja makan, ia harus segera berangkat ke kantor.
Kanzia sengaja berangkat pagi pagi karna ia akan menemui seseorang sebelum menuju ke tempat kerjanya.
Kali ini Kanzia berangkat ke kantor dengan menyetir sendiri karna kondisi pak Muh yang masih belum sehat dan menyuruhnya untuk istirahat beberapa hari untuk memulihkan tubuhnya.
"Ternyata membawa mobil sendiri lumayan menyenangkan juga, tidak sia sia Abian mengajari ku," gumam Kanzia.
Semakin kesini ia semakin menyadari jika semua yang dilakukan Abian untuknya adalah untuk kebaikan dirinya sendiri, seperti kejadian kemarin saat ia dikejar oleh orang orang yang tak dikenal, seandainya Abian tidak mengajarinya ilmu beladiri belum tentu ia akan baik baik saja saat ini, itulah yang ada dipikiran Kanzia.
Setelah beberapa menit akhirnya ia pun sampai di sebuah restoran tempat ia akan bertemu dengan Maya, ia pun memarkirkan mobilnya.
Sebelum turun dari mobil ia terlebih dahulu merapikan penampilannya.
"Ada angin apa wanita licik itu mengajak ku bertemu di tempat seperti ini, apa dia sedang merencanakan sesuatu untuk ku," gumam Kanzia sebelum keluar dari mobilnya.
Kanzia melangkah masuk ke restoran tersebut dengan penuh keanggunan lalu menghampiri orang yang sedang menunggunya.
"Selamat pagi ma,,, apa kabar mama baik?" Sapa Kanzia sambil tersenyum pada Maya yang tiba tiba saja menelponnya dan mengajaknya untuk bertemu, entah dari mana ia mendapatkan nomor telpon Kanzia.
"Tidak usah bersikap sok manis padaku," ketus Maya tanpa menjawab sapaan Kanzia.
Kanzia tetap berdiri di samping Maya.
"Apa kamu akan tatap berdiri seperti itu, sepertinya lama menghilang membuatmu kehilangan sopan santun juga," ucap Maya sambil tersenyum sinis.
"Mama belum memintaku untuk duduk bagaimana mungkin aku langsung duduk, dan aku sudah lupa cara bersikap sopan pada orang seperti mama," ucap Kanzia lalu duduk di hadapan Maya.
"Apa maksud ucapan mu itu Kanzia? Memangnya aku orang seperti apa?" Tanya Maya sedikit tersinggung dengan ucapan Kanzia.
"Tentu mama tau sendiri mama orang seperti apa, licik, kejam, tidak punya hati, mama bisa memilih salah satunya atau semuanya," ucap Kanzia sambil tersenyum pada Maya.
"Jangan kurang ajar kamu Kanzia!" Ucap Maya yang belum apa apa sudah dibuat emosi oleh ucapan Kanzia.
Kanzia hanya tersenyum melihat mama tirinya yang mulai terlihat emosi.
"Cepat katakan, untuk apa mama ingin menemui ku, tidak mungkin mama tiba tiba menghubungi ku dan mengajakku bertemu seperti ini tanpa ada alasankan,,," ucap Kanzia yang tetap terlihat santai.
"Apa maksudmu menolak kerjasama yang diajukan ayahmu pada Pramudya grup? Apa kamu ingin balas dendam pada kami?" Tanya Maya yang dibuat emosi sejak kemarin karna impiannya untuk melihat perusahaan suaminya bekerjasama dengan perusahaan besar seperti Pramudya grup malah gagal hanya gara gara wanita di hadapannya ini.
"Mmm,,,, jadi itu alasan mama mengajakku bertemu di sini karna hal itu, aku menolak proposal kerjasama itu karena perusahaan ayah memang tidak layak untuk bekerjasama dengan Pramudya grup, bukan karena aku ingin balas dendam pada kalian, karna aku tidak membawa masalah pribadiku dalam urusan pekerjaan, aku tetap profesional dalam urusan pekerjaan," jawab Kanzia.
"Dan satu lagi aku tidak akan membalas dendam dengan cara seperti itu, karna itu terlalu kekanak kanakkan, tapi aku akan membalasnya dengan cara yang lebih menyenangkan dan menarik," ucap Kanzia sambil meminum kopi yang diantarkan pelayan.
"Dasar gadis sialan! apa kamu tau sedang berhadapan dengan siapa jangan coba coba melawanku jika tetap ingin melanjutkan hidupmu, aku bisa kapan saja melenyapkan mu Kanzia," ancam Maya sambil menatap Kanzia dengan tajam, sementara Kanzia tetap terlihat santai tidak takut sedikitpun dengan ancaman Maya.
"Apa mama pikir aku akan takut dengan ancaman mu itu, aku bukanlah Kanzia yang dulu, yang dengan mudah mama ancam lalu aku akan ketakutan dan memohon ampun pada mama sambil menangis, aku sama sekali tidak takut dengan ancaman mama karna sebelum mama melenyapkan hidupku, aku yang akan terlebih dahulu membuat mama tidak ingin melanjutkan hidup," ucap Kanzia mengancam balik Maya.
"Kalau begitu aku pergi kerja dulu, waktu ku tidak banyak untuk meladeni hal tidak penting seperti ini dan satu lagi sampaikan salam ku pada putri kesayangan mu itu jika ingin membayar orang untuk mencelakai ku, sebaiknya cari pembunuh profesional bukannya malah mengirim preman pasar," ucap Kanzia lalu beranjak meninggalkan Maya yang sudah memerah karna emosi dengan semua ucapan Kanzia.
Maya yang sudah tidak bisa menahan kemarahannya bangun dari duduknya dan maju ke arah Kanzia lalu menarik tangan Kanzia, ia mengangkat tangannya hendak melayangkan tamparannya pada wajah Kanzia.
Plak!
.
.
.
Bersambung . . . . . .
Jangan lupa dilike👍🏻
Komen dan favorit😉
...Selamat menjalankan ibadah puasa ramadhan...