Transmigrasi Novel 90_an

Selamat membaca guys ❤️ 🐸 ❤️ 🐸 ❤️ ❤️

****

Li Meiyin bangun di sore hari, dan setelah mencuci wajah serta merapikan penampilan nya, dia langsung menuju dapur untuk menyiapkan makan malam.

Setibanya di dapur, dia melihat ibu mertuanya sudah sibuk memotong sayuran.

"Ibu, izinkan aku membantumu," kata Li Meiyin sambil ikut memotong sayuran di samping mertuanya.

Ibu Xiang Jun menoleh dan melihat menantu nya, "kemari lah ,bagaimana keadaanmu? Apakah kamu sudah merasa lebih baik?"

Pertanyaan dari ibu mertua nya membuat wajah Li memerah karena malu. "Ibu, maafkan aku karena tidak bisa membantumu tadi," kata Li Meiyin dengan penuh rasa menyesal.

"Untuk apa kamu harus minta maaf? Ibu juga pernah merasakan jadi pengantin baru,"balas Ibu Xiang Jun sambil tersenyum melihat menantu nya.

Tanpa sengaja, dia melihat bekas ciuman di belakang telinga Li, "Apakah putraku memperlakukanmu dengan kasar?"

"Bu..." Li Meiyin merengek manja sambil menggenggam tangan mertuanya, sangat malu.

"Baiklah- baiklah, aku tidak akan menggoda kamu lagi. Namun, ingatlah untuk selalu menjaga kesehatanmu. Ibu tahu betul pekerjaan Xiang Jun," pesan Ibu Xiang Jun.

"Iya ,Bu," kata Li Meiyin dengan patuh.

 Dia juga mulai memikirkan untuk rutin berolahraga, sebab dia harus menjaga stamina karena di masa depan mungkin akan menghadapi serangan dari Xiang Jun kapan saja.

"Oh ya, Bu, aku juga ingin izin untuk memanggil suamiku dengan sebutan kakak, tetapi jika ada orang lain, aku akan memanggilnya suami."

"Lakukan lah apa yang membuatmu nyaman, asalkan Xiang Jun tidak keberatan."

Ibu Xiang Jun juga tidak akan terlalu terlibat dalam kehidupan keluarga putranya. Dia percaya bahwa mereka dapat membedakan yang benar dan yang salah.

Dia sangat senang dengan menantunya. Setelah berkenalan dengan Li Meiyin, Xiang Jun terlihat lebih hidup, sebelumnya ia tampak seperti batu dan pohon kering.

"Sepertinya kakak Gu baik-baik saja, Bu,"

*****

Mereka baru saja menyelesaikan makan malam. Gu anqi berbicara tanpa henti tentang betapa dia menyukai masakan kakak ipar nya itu.

Saat ini, mereka sedang duduk di ruang tamu, dan anqi terus mendekati Li Meiyin.

"Anqi, jangan mengganggu kakak iparmu." Xiang Jun menatap adiknya dengan tajam.

"Siapa yang mengganggu? Aku hanya diam memeluk kakak ipar. Lagi pula, kakak ipar tidak keberatan," anqi sama sekali tidak terpengaruh oleh tatapan marah Xiang Jun.

Xiang Jun menghela napas kesal, penampilannya menunjukkan rasa cemburu yang jelas. Li Meiyin tersenyum, sementara ayah dan ibu hanya bisa menghela napas melihat sikap kedua anak mereka yang seperti itu.

"Kapan kamu akan kembali ke militer?" tanya ayah kepada Xiang Jun.

"Lusa," jawab Xiang Jun.

"Apakah Meiyin akan ikut?" Ibu bertanya kepada menantu nya.

"Saya akan ikut selama ada kakak Gu di sana, Bu."

"Jaga diri kalian di sana," ayah merasa puas dengan menantu nyai ni. Dia mengerti bahwa perempuan yang mengikuti pasangannya ke militer harus siap jika suatu saat ditinggal sendirian jika ada misi.

"Kenapa kakak ipar tidak tinggal di sini saja? Jika dia ikut ke militer, dia akan sendirian saat kakak pergi menjalankan misi," ucap anqi memberikan saran.

"Apa yang kamu ketahui? "Protes Xiang Jun dengan tajam memandangi saudaranya. Sementara itu, anqi hanya mengangkat bahunya acuh .

"Biarkan saja kakak iparmu pergi bersama suami nya. Lagi pula, dia pasti menyadari risiko yang ada jika mengikuti suami yang berkecimpung di dunia militer." Li Meiyin mengangguk, setuju dengan pernyataan ibu mertuanya.

Dia sudah tahu risiko yang dihadapi dengan menikahi seorang tentara, terutama karena suaminya bukanlah prajurit sembarangan.

*****

Beberapa orang yang sedang melintas di depan rumah Li Meiyin segera berhenti ketika mereka melihat mobil militer berhenti di depan rumah Li Meiyin.

Mereka melihat bagaimana dengan hati-hati nya Xiang Jun membantu Li Meiyin keluar dari mobil. Kemudian, Xiang Jun mengeluarkan dua tas besar dari bagasi mobil.

Para warga melihat dengan rasa iri pemandangan itu. Beberapa ibu-ibu berharap mereka memiliki menantu seperti suami Li Meiyin. Mereka bisa merasakan bahwa kehidupan pernikahan Li Meiyin sangat bahagia, seperti yang terlihat dari wajahnya yang bersinar.

Li xiulin dan fang jiayi sudah menunggu di depan pintu untuk menyambut kedatangan mereka. Bao yu tersenyum melihat bibinya yang sudah dua hari tidak dia lihat.

"Kakak, kakak ipar, kami datang berkunjung," sapa Li Meiyin.

"Ayo masuk, cuaca sudah sangat panas," kata fang jiayi langsung mengundang mereka masuk tanpa menjawab salam Li Meiyin, khawatir mereka akan kepanasan jika terlalu lama berdiri di luar.

Li Meiyin cepat-cepat mengikuti kakak iparnya masuk ke dalam rumah.

"Saudara xiulin," sapa Xiang Jun.

Li xiulin mengangguk sambil tersenyum, kemudian matanya tertuju pada dua tas besar yang dibawa oleh Xiang Jun Dia menghela napas dan memberikan tatapan protes kepada adik iparnya itu.

Xiang Jun yang menangkap maksud tatapan kakak iparnya hanya tersenyum.

"Sudahlah, mari masuk saja, di luar sangat panas," ajak Li xiulin.

Xiang Jun segera menyusul Li xiulin masuk ke dalam rumah. Di dalam, Li Meiyin sedang berbincang dengan kakak iparnya, sementara Bao yu duduk di pangkuan Li Meiyin, tampak menikmati makanan yang baru saja dibeli Li Meiyin di pasar.

"Beberapa bibi yang kemarin membantu di sini menitipkan beberapa barang untukmu. Mereka ingin mengucapkan terima kasih pada kamu dan Ipar Xiang Jun karena hadiah yang diberikan kepada anak-anak mereka."

Fang jiayi berdiri dan melangkah menuju dapur, lalu kembali sambil membawa beberapa tas.

Dari dalam tas tersebut, fang jiayi mengeluarkan beberapa telur, jamur kering, dan kacang chestnut yang sudah dikupas.

"Beritahu mereka terima kasih dariku, kak. Lagipula anak-anak mereka sangat baik, jadi mereka layak mendapatkan nya. Aku hanya mengambil sedikit jamur dan chestnut ini. Yang lainnya, aku serahkan padamu, kak." Li Meiyin mengambil beberapa jamur kering dan chestnut, lalu memasukkan nya ke dalam tas.

"Baiklah, semua terserah padamu. Sekarang, sebaik nya kita makan siang," kata fang jiayi yang sangat memahami sifat adik iparnya ini. Dia tidak pernah serakah dengan barang-barang milik nya.

Setelah makan, Xiang Jun mengungkap kan rencana nya untuk membawa Li Meiyin tinggal bersama nya di militer di ibu kota.

Li xiulin sudah menduga bahwa adiknya pasti akan mengikuti suami nya ke militer. Dia hanya mengingatkan agar menjaga diri. Dia juga berpesan kepada Xiang Jun untuk menjaga adiknya dengan baik.

Di sore hari nya, Xiang Jun dan Li Meiyin mengucapkan selamat tinggal sebelum kembali pulang. fang jiayi memeluk Li Meiyin dengan penuh kasih, matanya berair. Selama ini, dia sudah menganggap Li Meiyin seperti saudara perempuan nya sendiri.

Setelah meninggalkan rumah nya Meiyin meminta agar Xiang Jun menemani nya ke rumah seorang pemuda pelajar.

Li Meiyin ingin pamit kepada Ling Ir dan Mengchu.

Ling Ir dan Mengchu berpesan kepada Li Meiyin agar tidak lupa mengirimkan kabar melalui surat.

Mereka berjanji akan mencari Li Meiyin saat mereka kembali ke ibu kota.

Xiang Jun tersenyum melihat interaksi antara istrinya dengan teman-teman nya. Dia percaya bahwa ikatan persahabatan mereka sangat tulus.

Terlebih lagi, teman istri nya yang bernama Ling Ir terus-menerus mengatakan bahwa dia pasti akan merindukan Li Meiyin dan akan rutin mengirim surat.

Setelah selesai mengucapkan selamat tinggal, Xiang Jun dan Li Meiyin langsung menuju pulang ke rumah.

*****

Terima kasih sudah membaca guys ❤️🐸❤️❤️❤️