Niken Anjani adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang jatuh cinta pada om nya sendiri yang bernama Rayendra, meskipun cintanya selalu bertepuk sebelah tangan dan tak pernah terbalas, karna Rayen hanya menganggapnya sebagai keponakan, meskipun begitu Niken tetap gencar mendekati om nya tersebut dengan cara apapun, hingga suatu saat ia berharap Rayendra akan melihat padanya dan membalas perasaannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Niken Yang Masih Kesal
Rayen terus melangkah menuju dimana saat ini Niken dan Rangga duduk.Rangga dan Niken yang saat itu sedang berbincang santai dikejutkan dengan kedatangan Rayen yang tiba-tiba sudah berdiri ditengah-tengah mereka.
''Om Rayen,'' ucap Niken sambil mendongakan wajahnya sedikit untuk menatap Rayen yang saat itu sedang berdiri disampingnya.
''Niken sedang apa kamu disini bersama anak kecil ini?'' ucap Rayen sambil menatap sinis pada Rangga.
Rangga yang dikatakan anak kecil, menggeram, namun ia masih mencoba menahan emosinya didepan Niken.
''Seperti yang om lihat, aku sedang makan siang bersama dengan Rangga.'' ucap Niken sedikit ketus.
''Kenapa pulang sekolah tidak langsung pulang kerumah? kan bisa makan dirumah saja, lagi pula emang mama kamu sudah tau kalau sekarang kamu sedang makan diluar bersama bocah ini?.'' ucapnya lagi sambil menekankan kata bocah.
Namun saat Niken hendak kembali membuka mulut,tiba-tiba Viona memanggilnya, membuat Niken kembali menutup mulutnya rapat.
''Haii Niken, kamu disini juga?.'' ucap Viona sambil tersenyum.
''Iya tan,'' jawabnya malas.
''Kamu Rangga kan?yang kemarin berulang tahun,anaknya pak Haikal?'' ucap Viona
''Iya tante,, ma-maksud saya mba,'' jawab Rangga gugup karna merasa bingung harus menyebut Viona dengan sebutan apa.
''Viona terkekeh kecil melihat Rangga yang merasa bingung saat memanggil dirinya.
''Ternyata kamu pemuda yang lucu ya, kalau kamu merasa bingung, panggil saja saya tante sama seperti Niken.'' ucap Viona, yang dibalas senyuman oleh Rangga
Sedangkan Rayen menatap malas pada keduanya terlebih Rangga, yang sejak tadi selalu melirik pada keponakannya, yaitu Niken.
''Apa kami boleh bergabung bersama kalian?'' ucap Viona,sambil menarik kursi yang ada disamping Niken.
''Mas,kamu kok berdiri terus,duduk dong!'' ucap Viona sambil menarik tangan Rayen agar duduk disampingnya.
''Duuh, kenapa harus ada mereka sih, jadi gk selera makan aku jadinya.
Batin Niken
Sebenarnya Niken sangat malas bertemu dengan mereka berdua, apa lagi Rayen, rasanya hatinya masih terasa sakit saat melihat keduanya bersama.
''Om Rayen apa-apaan sih gk jaga perasaanku banget, buat apa coba dia ikutan duduk, apa dia sengaja mau umbar kemesraan lagi didepanku?
Batinnya kesal.
''Niken, kamu kenapa gk makan? bukannya tadi kamu bilang sangat lapar?'' ucap Rangga.
''Hah? iya aku akan makan.'' jawabnya sambil memotong daging yang ada dipiringnya.
''Duuh,kenapa susah sekali sih dagingnya dipotong
Batin Niken terlihat kesal, karna memikirkan kejadian di apartemen itu hingga membuatnya tak fokus dengan apa yang ada didepannya,bahkan hanya untuk memotong daging saja ia tak bisa.
Mendengar pertanyaan Rangga,Rayen menatap kearah keponakannya itu.
''Niken kenapa ya? apa dia masih marah dengan apa yang dia lihat tadi diapartemen.
Batin Rayen, yang terus memperhatikan wajah keponakannya itu yang terlihat cemberut.
Rangga juga terus memperhatikan wajah Niken yang berubah masam.
''Sebenarnya Niken kenapa sih, kenapa wajahnya tiba-tiba kembali bette, apa dia sedang ada masalah dengan mereka.
Batin Rangga.
''Eem..Niken,, sini biar aku bantu,'' ucap Rangga sambil memotongkan steak milik Niken.
''Apa-apaan bocah ini, berani sekali dia bersikap seperti itu didepanku.
Batin Rayen geram.
''Rangga tiba-tiba saja aku gk berselera makan, bisa kah kamu mengantarku pulang saja?'' tanya Niken sambil menatap Rangga.
''Tapi makanan mu belum habis Ken,'' ucap Rangga.
''Bauklah kalau kamu gk mau mengantarku aku akan pulang sendiri.'' sambung Niken lagi.
''O-oke aku akan mengantarmu.'' ucap Rangga sambil berdiri.
Sedangkan Rayen hanya menatap datar pada keduanya,ia tau kalau keponakannya itu masih marah padanya.
Sedangkan Viona menatap heran pada Niken yang seolah menghindar dari mereka.
''Maaf tante Vio, om Rayen, kami pulang dulu.'' ucap Niken.
''Iya hati-hati.'' jawabnya,Viona
''Kalau gitu saya juga permisi om, tante,'' sambung Rangga.
Viona memperhatikan perubahan wajah Rayen setelah kepergian Niken dan Rangga
''Mas, sebenarnya ada apa sih? apa kamu dan Niken sedang bertengkar?'' tanya Viona.
''Entahlah Vio, mas merasa dia sedang menghindari mas saat ini.'' jawab Rayen
''Apa kamu baik-baik saja?'' tanya Rangga setelah diparkiran motor
''Iya, aku gpp ko Ga,'' jawab Niken
''Ini pakailah helm nya aku akan mengantarmu pulang.'' ucap Rangga sambil memberikan helm ketangan Niken.
''Rangga, sebenarnya aku belum mau pulang,'' ucap Niken lirih
''Apa kamu mau aku aja kesuatu tempat??'' tanya Rangga
''Kemana?'' jawab Niken
''Ada deh, aku jamin setelah kesana pasti suasana hatimu jauh lebih baik.'' jelas Rangga.
''Baiklah, aku ikut.'' jawabnya sambil tersenyum.
''Yasudah yuk!" ajak Rangga sambil menaiki kuda besinya disusul oleh Niken dibelakang.
Saat keduanya keluar dari area parkir, terlihat Rayen dan Viona yang juga keluar dari dalam cafe.Mata Rayen langsung menatap kearah keponakannya yang sudah duduk diatas motor milik Rangga.Entah kenapa ada perasaan tidak rela saat melihat Niken bersama pria lain,apa lagi denga jarak sedekat itu.
''Mas,kok bengong?'' tanya Viona
''Tidak apa-apa, yasudah sebaiknya kita segera kembali kembali kekantor,bukankah kamu hari ini juga ada pemotretan untuk iklan produk?'' ucap Rayen
''Iya mas, yasudah yuk!" ajak Viona
*
*
*
Tepat pukul 5 sore Niken pulang, dengan diantar oleh Rangga.
''Makasih ya Ga, udah ngajakin aku jalan-jalan hari ini, lain kali boleh hk kalau kita kesana lagi?.'' ucap Niken.
''Tentu saja boleh, kapanpun kamu mau aku selalu siap mengantarmu, yasudah kalau gitu aku pulang ya?.'' pamit Rangga
''Iya, hati-hati ya!" ucap Niken yang diangguki oleh Rangga.
Setelah kepergian Rangga, Niken masuk kedalam rumah setelah mengucapkan salam, namun saat hendak menuju ruang tengah, samar-samar ia seperti mendengar suara yang tidak asing ditelinganya.
Tak mau ambil pusing, Niken berpura tak melihat dan langsung melangkah kan kakinya menuju anak tangga tanpa berminat melihat siapa yang ada disana.
''Loh, Niken kamu baru pulang?'' tanya Lidya, yang saat itu duduk diruang keluarga bersama suami nya,dan disana juga terlihat ada Rayen, yang saat ini juga sedang menatap kearahnya.
Sebelum menjawab pada Lidya, Niken sempat melirik kearah Rayen, lalu kembali menatap kearah orang tuanya
''Iya mah, tadi habis jalan dulu sama Rangga.'' jawab Niken jujur
''Mah aku keatas dulu ya,mau mandi.'' ucapnya sambil melanjutkan langkahnya,tanpa menunggu jawaban dari Lidya.
''Ampun deh anak itu, pulang sekolah bukannya langsung kerumah, malah kelayapan.'' gumam Lidya
''Kamu juga dulu gitu mah,bahkan lebih parah.'' ucap Frans yang memang tau kenakalan sang istri waktu Remaja.
''Ih papa apaan sih, kan malu sama Rayen.'' rajuk Lidya pada suaminya.
''Santai aja mba, aku gk akan bilang sama siapa-siapa kok.'' seloroh Rayen sambil terkekeh pelan.
Tak terasa jam makan malam pun tiba, semua anggota keluarga sudah berkumpul dimeja makan, termasuk Niken dan juga Rayen.
''Oya sayang, tadi itu yang anterin kamu pulang Rangga anaknya om Haikal bukan?'' tanya Lidya disela-sela makannya
''Iya mah,'' jawab Niken
''Lain kali, ajak dia main kerumah,sepertinya anaknya baik.'' sambung Lidya lagi
''Mba Lidya apa-apaan sih, untuk apa mengundang bocah itu segala datang kesini
Batin Rayen
NEXT
*niken yang bersikap centil didepan regan, menggoda regan, mendekatkan wajah pada wajah regan, gampang berdekatan fisik dengan lelaki lain itu bukan sebuah kesalahan...
aduh author perlu belajar lagi batasan seorang wanita bersuami