NovelToon NovelToon
Suamiku Guru Galak

Suamiku Guru Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Terpaksa Menikahi Murid
Popularitas:30.1k
Nilai: 5
Nama Author: Cahyaning fitri

"Karena kamu yang menggagalkan acara pernikahan ini, maka kamu harus bertanggung jawab!" ucap pria sepuh didepannya.
"Bertanggung jawab!"
"Kamu harus menggantikan mempelai wanitanya!"
"APA?"

****
Bagaimana jadinya kalau seorang siswi yang terkenal akan kenalan dan kebar-barannya menjadi istri seorang guru agama di sekolah?!?

Yah dia adalah Liora Putri Mega. Siswi SMA Taruna Bangsa, yang terkenal dengan sikap bar-barnya, dan suka tawuran. Anaknya sih cantik & manis, sayangnya karena selalu dimanja dan disayang-sayang kedua orang tuanya, membuat Liora menjadi gadis yang super aktif. Bahkan kegiatan membolos pun sangatlah aktif.

Kalau ditanya alasan kenapa dia sering bolos. Jawabnya cuma satu. Dia bolos karena kesetiakawanannya pada teman-teman yang juga pada bolos. Guru BK pusing. Orang tua juga ikut pusing.

Ditambah sikapnya yang seenak jidatnya, menggagalkan pernikahan orang lain. Membuat dia harus bertanggung jawab menggantikan posisi mempelai wanita.

Gimana ceritanya?!!?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 : Kamu Cemburu?!?

"Kenapa kamu pulang sendiri? Tadi Aa datang ke cafe. Kamu nggak ada. Aa pikir kamu belum datang. Aa nungguin kamu hampir satu jam di sana. Aa telpon nggak diangkat. Aa kirim pesan juga nggak dibales. Kamu tuh udah bikin Aa khawatir setengah mati!" omel Agam pada istrinya.

Setelah mandi dan sholat berjamaah, Agam sengaja mendudukkan gadis itu disofa, ingin ngobrol berdua dari hati ke hati.

"Belum mati beneran?" ucap Liora lirih, namun Agam masih bisa mendengar gumaman itu. Membuat Agam langsung melotot tajam.

"Kamu kenapa sih? Nggak biasanya kayak gini!" omel Agam lagi.

"Aku nggak kenapa-napa. Emangnya aku kenapa? Biasanya juga begini kan?"

"Nggak. Nggak! Kamu tuh beda. Nggak seperti Liora yang pecicilan, banyak tingkah dan juga cerewet!"

Liora mengerucutkan bibirnya mendengar omelan suaminya. Enak saja Agam bilang dia pecicilan, banyak tingkah, dan cerewet. Tapi emang bener sih..... Hehehehe....

"Kamu kenapa? Kalau ada masalah cerita sama Aa?" tekan Agam supaya Liora tuh cerita. Bukannya cerita Liora malah mencebik kesal.

"Kenapa tadi pulang sendiri?"

"Lah, bukannya Aa sedang sibuk dengan guru baru itu? Siapa namanya......? Ah, Bu Naila. Aku liat Aa tengah asyik ngobrol dengan guru baru itu."

Agam menautkan kedua alisnya. Ia menatap Liora dalam.

"Jadi, kamu liat Aa ngobrol sama Bu Naila?"

Apa yang Liora katakan emang bener. Dia nggak sengaja memergoki suaminya mengobrol serius dengan guru baru itu. Sampai-sampai Agam tak tahu keberadaan Liora saat itu.

Melihat bahasa tubuh suami dan perempuan itu, Liora sangat yakin, mereka memiliki hubungan yang belum selesai.

Memikirkan itu, mood Liora langsung anjlok. Ia pun memutuskan untuk langsung pulang ke rumah. Sampai di rumah, tak sengaja dia berpapasan dengan mama mertuanya yang tengah sibuk merawat tanaman-tanaman kesayangan. Sekalian saja Liora bertanya pasal Naila pada mama mertuanya.

Cerita pasal Naila mengalir begitu saja. Sungguh diluar dugaan. Antara Agam dan perempuan itu memang pernah menjalin hubungan yang sangat serius hingga hampir menikah. Namun hubungan itu gagal.

Mama mertua tidak menjelaskan alasan detailnya. Justru menyuruh gadis itu bertanya langsung pada sang suami.

Mood Liora yang sudah anjlok, membuatnya malas untuk bertanya lebih.

Liora yang kelelahan dan lesu, memutuskan untuk beristirahat di tempat tidur, meninggalkan pikiran-pikiran yang mengganggu. Tak lama berselang, dia terlelap, terbawa mimpi yang damai. Kegelisahan dan kecemasan sejenak menghilang, digantikan oleh ketenangan yang menyegarkan.

Kembali ke pertanyaan Agam, Liora langsung mengerjap. Lalu menganggukkan kepalanya. Ya, dia memang melihat suaminya tadi bersama dengan guru wanita itu. Entah kenapa dia tidak suka melihatnya.

"Aa terlihat akrab dengan Bu Naila. Aa dan dia seperti pasangan!" celetuk gadis itu. Bibirnya manyun, wajahnya cemberut. Jelas sekali, istrinya cemburu.

Pletak ....

"Auw.....!" pekik Liora. Pasalnya baru saja Agam menyentil keningnya.

"Sakitttt.....!" omelnya, menatap tajam ke arah sang suami.

"Makanya jangan bicara ngawur!" balas pria itu. Liora berdecak sebal.

Apanya yang ngawur? Liora bicara sesuai kenyataan.

Dimata Liora, mereka terlihat sangat akrab.

"Aa dan dia ngobrol biasa. Dia bertanya soal sekolah, ya, Aa jawab. Dia juga bertanya soal murid-murid. Aa jawab sewajarnya, tidak berlebihan dan tidak juga tebar pesona. Hanya itu.....!" jawab Agam terlihat santai saat menjawab. Namun jawaban Agam seperti sebuah sindiran, mengingatkan dirinya yang selalu akrab dengan teman laki-laki.

Mendengar sindiran suaminya, bibir Liora langsung mengerucut lucu.

"Kenapa? Kamu cemburu?"

"Apa? Cemburu?"

"Yah, kamu cemburu? Itu berarti kamu sudah ada rasa sama suamimu ini.....!" goda Agam menaik turunkan alisnya.

"Ck, mana mungkin!" kilah Liora.

"Yakin?"

"Yakinlah." Liora mengangguk pasti.

"Kamu tidak penasaran siapa Naila?" pancing Agam. Sontak Liora menoleh. Menatap netra suaminya intens.

"Kata bunda, dia mantan Aa....!" jawab Liora. Itulah yang bunda Nurma jelaskan, bahwa perempuan itu mantan suaminya.

"Terus?" tanya Agam, semakin memancing rasa penasaran istrinya.

"Kata bunda Aa dan perempuan itu hampir menikah. Kenapa nggak jadi?"

"Yah, itu emang benar. Tapi gagal!"

"Kenapa?" Liora yang awalnya malas mencari tau, tapi dia sendiri akhirnya penasaran.

"Mungkin belum jodoh." Jawab Agam. "Seperti pernikahan Aa dan Sarah yang gagal. Mungkin dia juga bukan jodoh Aa!"

Liora terdiam mencerna kata-kata suaminya.

"Pasti ada alasannya kan?"

"Kamu ingin tau alasannya?"

Jujur Liora kepo. Dia ingin tau kenapa hubungan suaminya dan Bu Naila sampai gagal. Sungguh Liora penasaran.

"Dia ninggalin Aa demi pria lain yang lebih kaya. Bukan Aa yang ninggalin dia!" jelas Agam menghela nafasnya panjang.

"Dia taunya Aa hanyalah guru honorer, yang gajiannya tak seberapa. Mungkin setelah dia pikir-pikir, hidup berumah tangga dengan Aa dia tidak akan bahagia. Kebutuhan dan keinginannya tidak bisa Aa penuhi. Makanya saat ada juragan kaya yang melamarnya, dia langsung terima. Padahal saat itu dia masih berhubungan dengan Aa. Bahkan kami sudah berencana untuk menikah. Tapi ..... ya mau bagaimana lagi. Kami tidak ada jodoh!" Agam tersenyum mengingat itu semua. Liora meringis tak menyangka perjalanan cinta suaminya begitu miris.

"Tapi itu hanyalah masa lalu. Dan sekarang masa depan Aa adalah kamu." Kata Agam lagi.

Mendengar itu boleh nggak sih Liora bahagia?

Sudut bibir Liora berkedut. Hatinya berbunga-bunga. Pusarnya seperti dihinggapi kupu-kupu. Geli-geli, enyoy.

"Jadi kamu beneran cemburu?"

Sontak Liora mendatarkan bibirnya. Dia nggak mau Agam kegeeran kalau tau sebenarnya Liora memang cemburu. Dia tidak suka melihat suaminya berinteraksi dengan wanita lain selain dirinya.

Eh, tunggu!

Tidak suka melihat interaksi suaminya dengan wanita lain. Bukankah itu berarti.....?

Nggak mungkin gue jatuh cinta kan?

Sama dia? Guru yang selalu membuat gue kesel setengah mampus?

Galak?

Nggak banget!

"Ya kan, kamu cemburu? Jujur aja deh....!" gelak Agam, wajahnya songong.

Heran banget. Sepertinya Agam memilki kepribadian ganda. Disekolah terlihat dingin dan datar. Tapi kalau sudah dirumah, keliatan songongnya.

"Nggak!" jawab Liora.

"Kamu sudah jatuh cinta sama Aa kan?" godanya lagi.

"NGGAK!"

******

Keesokkan harinya disekolah.

Liora menatap pemandangan yang memicu emosi. Suaminya, Agam, dan Bu Naila berjalan berdampingan, langkah mereka serasi seperti irama musik. Namun, bagi Liora, harmoni itu berubah menjadi disonansi.

Rahangnya mengeras, giginya bergemelatuk, dan tangannya mengepal. Perasaan cemburu dan protektif memuncak. Meskipun hubungan mereka telah berakhir, Liora tidak bisa menerima gambaran itu. Kepemilikan emosionalnya terusik.

Hatinya bergetar dengan emosi campur aduk: kesal, cemburu, dan kecewa. Liora merasa terancam, seolah kehilangan miliknya yang sangat berharga.

Miliknya?

Oh, No!

Liora memegangi dadanya, merasakan detak jantungnya berdegup kencang. Benarkah dia jatuh cinta?

Tiba-tiba Dora datang mengagetkannya, "Lo kenapa?"

Liora tergagap, wajahnya terlihat ambigu, "Nggak apa-apa!"

Dora mengikuti tatapan Liora dan melihat Agam dan Bu Naila berjalan bersama. Tentu saja Dora heran kenapa melihat pemandangan itu sahabatnya terlihat jengkel.

"Mereka serasi ya? Yang satu tampan, yang satu cantik. Cocok banget!" tiba-tiba Sinta datang, ikut bergabung.

Liora menoleh, matanya berbinar dengan rasa cemburu, "Apa yang cocok?" katanya pelan, namun penuh makna.

Sinta tersenyum polos, "Maksud gue, mereka pas sebagai pasangan."

Liora menatap Sinta dengan ekspresi kompleks, cemburu, kesal, dan sedikit jengkel. Bagaimana tidak, masa Sinta menjodoh-jodohkan suaminya dengan wanita lain.

Dasar Sinchan!!!!!

"Lo Napa, Li?" tanya Tito saat Liora mampir ke basecamp.

Ya, sepulang sekolah sengaja Liora mampir ke basecamp-nya Tito. Kebetulan Agam sedang rapat dengan guru sekolah lain. Daripada bosan dirumah, mending dia kumpul-kumpul sama Tito dan teman-temannya. Sudah lama kan mereka nggak ngumpul.

Eh, ternyata di basecamp hanya ada Tito. Asep dan Aldo langsung pulang. Mereka harus bantu-bantu orang tua dirumah, maklum kedua teman Tito itu berasal dari keluarga yang kurang mampu. Makanya sepulang sekolah mereka harus bantu orang tua cari duit. Balik ke pertanyaan Tito tadi, Liora hanya mendengus kesal pada dirinya yang akhir-akhir ini merasa aneh.

"Gue kayaknya sakit, To. Gue perlu ke rumah sakit!' ucap gadis itu sambil merebahkan diri di kasur milik Tito yang agak bau-bau penguk. Maklum keringet anak cowok.

"Lo demam?"

"Nggak!" Liora geleng-geleng kepala.

"Pusing?"

Liora geleng-geleng kepala lagi.

"Terus Lo sakit apa?" tanya Tito penasaran.

"Jantung gue, To.....!"

Mendengar kata jantung Tito pun terlonjak kaget.

"Lo, sakit jantung? Udah periksa ke rumah sakit?"

"Belum, To!" Liora kembali menggelengkan kepala.

"Jangan dibiarin, Li." Tito merasa khawatir, "Dada Lo sakit? Atau nyeri? Gimana ciri-cirinya?"

"Nggak sakit dan nggak nyeri juga, To! Tapi gue ... ! Gue....!"

"Elo kenapa? Apa sakitnya parah.....?"

"Ish, bukan. Hanya saja kalau gue deket Pak Agam, jantung gue berdetak kenceng banget, To. Mendadak gue tremor. Keringetan. Panas dingin. Gue sakit apa ya, To?"

Bersambung....

Xixixixi......

1
Nur Adam
lnjut
Aditya HP/bunda lia
Aamiin 🤲 ... dan semoga othor juga sehat selalu
☠☀💦Adnda🌽💫
semoga musibahnya cepet teratasi y othor doa terbaik ttp semangat Thor 💪💪💪
Sugiharti Rusli
semoga Allah jaga dan mudahkan yah tempat othor bermukim, soalnya cuaca sekarang benar" ga bisa ketebak, bisa sangat panas banget tapi tetiba hujan😔
Rini
guru stress
☠☀💦Adnda🌽💫
syukur Naila dulu kamu ulyg ninggalin sekarang berharap agam mau BLK sama kamu ,anda waras buguru .....🤭🤪
Nur Adam
lnjut
Sugiharti Rusli
sok kepedeean sih kamu Nai disukai segitunya sama si Agam😅😅😅
Rini
wo stress
نور✨
PD amat bu
نور✨
Alhamdulillah 🤩
نور✨
melar😭
Aditya HP/bunda lia
pak Agam lehernya kena cubit tuan crab 🤭
☠☀💦Adnda🌽💫
pake pengaman nggak tuh ...kan lion masih sklh klo Hamidun gimana ,emang see ada suami tpi kan ribet lah 🤭🤔
Nur Adam
lnju
Aditya HP/bunda lia
gol gol goooool ... akhirnya pak guru jebol gawang .... 😂
Sugiharti Rusli
si Liora sekolahnya dah mau lulus belum tuh, tar kelupaan dah keburu hamil lagi dia😁😁😁
☠☀💦Adnda🌽💫
itu hasil karya pak guru agamanya Liora .....🤭🤪
نور✨
semua jadi panik
نور✨
panik panik🤣... Liora panik sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!