"Aku dimana?"
Dia Azalea. Ntah bagaimana bisa ia terbagun di tubuh gadis asing. Dan yang lebih tidak masuk akal Adalah bagaimana bisa ia berada di dunia novel? Sebuah novel yang baru saja ia baca.
Tokoh-tokoh yang menyebalkan, perebutan hak waris dan tahta, penuh kontraversi. Itulah yang dihadapai Azalea. Belum lagi tokoh yang dimasukinya adalah seorang gadis yang dikenal antagonis oleh keluarganya.
"Kesialan macam apa ini?!"
Mampukah Azalea melangsungkan kehidupannya? Terlebih ia terjebak pernikahan kontrak dengan seorang tokoh yang namanya jarang disebut di dalam novel. Dimana ternyata tokoh itu adalah uncle sang protagonis pria.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queen_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OMB! (29)
...Selamat membaca...
...*****...
...Breaking News!! Sepasang suami-istri istri tertangkap bermesraan dengan pasangan yang berbeda. keduanya terduga berasal dari keluarga berpengaruh....
...Pasangan suami-istri tertangkap saling bermesraan dengan pasangan yang berbeda! hot.selebriti.com...
...Keduanya terduga merupakan putra pembisnis Arkatama Group dan menantunya yang merupakan salah satu putri Dirgantara Group, selengkapnya hanya di Beritaku.com...
...Pria berinisial RA tertangkap kamera tengah bermesraan dengan seorang wanita di sebuah hotel xxxx, www.kabarberita...
...Salah satu putri Dirgantara Group berinisial C tertangkap basah di sebuah bar xxx, selebritas.com...
Caramel dan Reynold saling menunduk tidak berani menatap orang tua mereka. Tersebarnya berita itu membuat dua perusahaan itu terguncang hebat. Namun dengan langkah cepat Zanna segera mengumumkan jika Caramel tidak ada kaitannya dengan perusahaannya.
"Sekarang bisa jelaskan apa yang dimaksud berita itu?" tanya Satria membuka suara. Ia menatap Reynold dingin dan penuh emosi. Putra satu-satunya, kebanggaannya, sekarang terkena berita memalukan seperti itu. "Caramel, Reynold! Jelaskan pada kami sekarang."
"Aku jadi curiga jika bayi yang dikandung Caramel bukanlah anak Reynold," tambah Ariana menatap tajam Caramel.
"Apa maksudmu Ariana?!" sambar Sofia membentak. "Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu?! Anak yang dikandung Caramel adalah cucumu!"
"Jika aku menjadi Ariana, mungkin saja aku akan berpikir hal yang sama. Terlebih Caramel memang hamil sebelum menikah," celetuk Zanna yang fokus dengan hp nya sejak tadi. Ia sama sekali tidak peduli dengan mereka yang sibuk mengintrogasi Reynold dan Caramel.
"Tante terlalu jujur," Gracella tertawa sambil memeluk lengan Auris.
"Beritanya sudah tersebar hampir ke seluruh kota. Cepat selesai ini kak, atau perusahan mu menjadi taruhannya," tegas Aldrick menatap Satria.
"Diam kau sialan! Ini pasti ulahmu kan? Kau sengaja ingin menjatuhkan perusahaan suamiku kan?" pekik Ariana menunjuk Aldrick dengan wajah memerah.
"Reynold, tolong jelaskan semuanya."
Reynold mengangkat kepalanya dan menatap semua orang. Matanya tertuju pada Auris yang terlihat bergelayut manja pada lengan Aldrick. Perasaan marah dan cemburu seketika muncul di hatinya. "Itu bukan aku pa. Itu orang lain. Selama aku belum menikah dengan Caramel, aku hanya berhubungan dengan Auris, bukan begitu Auris?"
Auris yang namanya disebutkan langsung duduk dengan tegak lalu menatap Reynold malas. "Lalu? Maksudmu itu adalah foto kita berdua begitu?" Auris tertawa kecil, "Sejak kapan mau pergi denganku saat itu? Berdekatan denganku saja kau tidak sudi, kau bahkan lebih memilih bertemu dengan Caramel daripada denganku. Jadi bagaimana bisa itu aku? Aku memang pernah ke hotel itu, tapi bukan bersamamu melainkan dengan suamiku."
Perkataan Auris sukses membungkam Reynold. "Tapi itu bukan aku pa, papa tahu aku selalu berada di kantor kan? Bagaimana mungkin aku bisa melakukan itu?"
"Mungkin saja Rey, 2 hari yang lalu aku mencium parfum wanita di kemeja mu." Caramel menatap Reynold sendu. "Kau bahkan tidak mengatakan apapun malam itu."
"Apa maksudmu?! Kau menuduhku berselingkuh?! Lalu bagaimana denganmu Caramel?! Kau bertemu dengan Bian tanpa seizinku, lalu tadi pagi? Siapa yang mengirim bunga itu?!" Reynold tersenyum sinis.
Keadaan semakin panas ketika Reynold dan Caramel saling menyalahkan satu sama lain. Sofia bergerak gelisah melihat ke arah Alex yang sayangnya hanya diam di sebelah Zanna. Sementara Aldrick dan Auris pun sibuk menyimak percakapan mereka. Begitupun dengan Grace yang melihat sambil memakan cemilan bersama Zendra.
"Tanpa seizinmu? Tapi Caramel mengatakan padaku jika dia sudah meminta izin padamu Rey," celetuk Aron membuat semua mata mengarah pada Caramel. "Aku bertemu dengannya di cafe saat itu. Dia memang sedang bertemu dengan laki-laki yang bernama Bian, dan Caramel mengatakan jika Bian adalah teman lamanya."
"Lakukan konferensi pers untuk mengklarifikasi atau meminta maaf atas perbuatan kalian."
...*****...
"Itu ulah mas?" tanya Auris melihat Aldrick dengan mata memicing.
Aldrick tertawa pelan. "Menurut kamu?"
"Ck..Aku meminta pada hari pelantikan Reynold mas, bukan sekarang!" Auris mencebik kesal sambil melipat tangannya di dada.
"Ini hanya percikan dari semua kobaran api yang akan kita lakukan sayang. Setidaknya mereka harus merasakan sedikit kekacauan terlebih dahulu agar nantinya sepasang suami-istri itu tidak terkejut nanti." Aldrick mengelus kepala Auris sayang. "Kekuasaan Dirgantara Group sudah berpindah pada mamamu, kamu tetap ingin menghancurkannya?"
Auris menggeleng, "Belum saatnya. Aku akan menggunakan sahamku jika waktunya."
"Lakukan apapun sesukamu, mas kan selalu mendukungmu heem?"
Auris mengangguk.
Aldrick kembali fokus dengan setirnya sementara tangan lainnya sibuk mengecup punggung tangan AUris dengan mesra. Sesekali Aldrick mengusap paha Auris membuat sang istri berdecak kesal.
"Tangannya mas! Nakal sekali!" Auris menyingkirkan tangan Auris yang bertengger di paha. Memakai Dress di atas lutut memudahkan Aldrick menyentuh pahanya dengan leluasa.
"Mau mencoba hal baru sayang?"
Auris menoleh, tatapan curiga ia berikan pada Aldrick yang senyum-senyum bak orang gila. "Hal baru apa?"
Aldrick menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang cukup sepi. Ia melepaskan selt beltnya dan menyuruh Auris berpindah ke pangkuannya. Dengan polosnya Auris menuruti keinginan suaminya itu. Tanpa aba-aba Aldrick langsung membungkam mulut Auris membuat sang empu tersentak.
Aldrick melepas ciumannya dan menatap Auris sambil menaikkan sebelah alisnya, "Mau lanjut?"
Auris menggeleng keras. ia mengerti maksud hal baru yang dikatakan Aldrick tadi. Buru-buru Auris pindah dari pangkuan suaminya dan kembali duduk di kursinya. Ia memegang kencang selt beltnya sesekali melirik sinis sang suami. "Yang ada aku tidak akan bisa berjalan selama seminggu!"
...*****...
Aldrick terkekeh pelan melihat Auris yang terburu-buru masuk ke kantor. Lucu sekali melihat Auris yang mencoba menghindari dirinya. Bahkan bertatapan dengannya saja Auris tidak mau. Istrinya itu selalu saja memutuskan kontak saat bertatapan dengannya.
Aldrick melangkah santai memasuki kantornya. Ekspresi dingin kembali ia pasang ketika melewati beberapa karyawan.
Aldrick berhenti tatkala seorang karyawan wanita terjatuh di depannya. Aura dingin langsung ia keluarkan melihat wanita itu yang malah merintih dan terisak kecil.
"Menyingkirlah dari hadapanku!"
"Tu-tuan, kakiku sepertinya terkilir. Bisakah anda membantu saya."
Aldrick mengernyit heran melihat wanita itu yang justru menunduk malu-malu melihatnya. Aldrick menggeleng pelan kemudian lanjut berjalan tanpa memedulikan wanita itu.
"Tuan, tidak bisakah anda menolong saya?"
Aldrick berhenti dan menoleh sekilas. Belum sempat menjawab, Auris yang ternyata memantau sejak tadi langsung menghampiri wanita itu dan mencengkram dagunya kuat. Aldrick berbalik memperhatikan apa yang dilakukan istrinya itu. Senyum tipis terbit di wajahnya.
"Kau ingin ditolong heem?" Auris menggenggam tangan wanita itu kasar membuat wanita itu berdiri. Tatapan tajam Auris berikan pada wanita itu, "Bersikap sopanlah pada suamiku!"
Bisik-bisik mulai terdengar ketika Auris menyebutkan hal itu. Banyak dari karyawan wanita yang menghela naps kecewa mengetaui bos mereka telah menikah.
"Ini peringatan pertama dan terakhir untuk mu. Jika sekali lagi aku melihatmu berani menggoda suamiku, jangan salahkan aku kau akan bertemu dengan maut saat itu juga!" Auris menghempas kasar tangan wanita itu lalu menarik Aldrick memasuki lift khusus CEO.
Aldrick hanya menurut saat Auris menariknya. Bahkan ia tersenyum melihat kelakuan Auris sekarang. Oh ayolah, istrinya ini sedang cemburu. Aldrick dengan cepat memeluk Auris dan mengecup kepalanya sayang. "Kamu cemburu sayang?"
"Sudah tahu masih bertanya!" balas Auris ketus.
"Mas akan menyuruh Marshall untuk mengurusnya heem? Jangan marah lagi oke."
"Jangan!" Auris mendongak menatap Aldrick. "Aku masih ingin bermain dengannya. Karena dia salah satu wanita yang menindasku di hari pertama bekerja. Aku belum membalas perbuatannya."
"Dia juga menindasmu?"
"He'em, sebenarnya tidak. Tapi otaknya adalah dia."
Aldrick mengangguk, "Sure, As you wish honey."
...*****...