Retno adalah seorang istri yang baik dan setia, Retno selalu mengalah dalam hal apa pun walaupun tidak bisa di pungkiri sebagai istri ada rasa kesal dan emosi nya.
Retno terus bertahan dengan Rio suami nya hanya karena memikirkan ke dua anak nya dan juga memikirkan kesehatan ibu nya.
Lama kelamaan pertahanan Retno melemah, rasa sabar dalam diri Retno menghilang sehingga Retno memutuskan untuk kembali ke rumah orang tua nya.
Bagaimana kisah Retno selanjutnya, apa yang di lakukan oleh Rio sehingga kesabaran Retno menghilang?
Dan bagaimana kehidupan Retno dan ke dua anak nya setelah Retno memutuskan untuk kembali ke rumah ke dua orang tua nya.
yuk baca cerita nya di Hilangnya Kesabaran Seorang Istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 HKSI
Hari terus berganti kehidupan Retno pun tidak ada yang berbeda selain harus mengurus rumah orang tua nya dan juga Bela.
Retno sudah tidak mau memikirkan gugatan cerai walaupun surat akta di perlukan untuk status dan ke depan nya nanti.
Retno memang belum mempunyai akta cerai tapi Retno meyakinkan dirinya kalau menurut agama dirinya sudah bercerai dengan Rio dan sampai kapan pun Retno tidak akan pernah kembali dengan Rio meskipun Rio datang dengan satu koper uang sekaligus atau Rio mengancam nya akan membawa Bela.
Jika suatu saat Rio datang dan ingin membawa Bela Retno tidak akan menghalang-halangi nya karena Bela juga berhak mendapat kasih sayang seorang ayah dan itu tidak akan membuat Retno luluh.
Retno akan teguh dengan pendirian nya dan tetap tidak akan kembali dengan Rio, bukan karena Retno tidak kasihan dengan ke dua anak nya terutama Bela, tapi yang merasakan pahit nya berumah tangga dengan Rio adalah dirinya sendiri.
bertahun-tahun Retno bersabar dan mempertahankan rumah tangga nya demi kedua anak nya dengan harapan Rio berubah, tapi ternyata Rio semakin merajalela dan bahkan rela menghilang dari nya.
Kesabaran seorang istri akan ada batas nya dan itu terjadi kepada Retno, kini Retno sudah memilih menyerah dan pergi dari kehidupan Rio.
Retno yang sudah mati rasa kepada Rio berdampak kepada dirinya menilai semua laki-laki di luaran sana padahal belum tentu semua laki-laki sama seperti Rio.
Bukan tidak ada yang mau sama Retno Bahkan di kampung orang tua nya pun banyak yang menyukai nya tapi Retno mengabaikan nya karena hati Retno benar-benar sudah mati Rasa kepada yang nama nya laki-laki.
Entah kenapa Retno tidak mau merespon laki-laki yang jelas-jelas mau kepada dirinya, bagi Retno saat ini adalah fokus kepada kehidupan nya sendiri dan juga Bela.
Besok adalah hari lahir nya Ardan, untung nya hari ini ibu nya Retno meminta Retno untuk mengantar nya ke rumah Rosma karena mau menjenguk nenek yang tinggal di rumah Tante nya itu.
Retno pergi hanya berdua dengan ibu nya, Bela tidak di bawa karena mereka pergi nya menggunakan motor karena Retno belum bisa mengendarai mobil.
Ayah nya Retno memang memiliki mobil, tapi Retno tidak berani meminta untuk belajar mobil karena takut di tolak nya.
Setelah mengantarkan ibu nya ke rumah Rosma, Retno izin pergi untuk ke rumah Sari.
Ibu nya Retno mengizinkan tapi dengan syarat Retno tidak boleh pulang malam, entah kenapa Retno merasa anak perawan yang selalu di khawatirkan oleh orang tua nya sampai-sampai jika pergi kemana pun selalu bilang tidak boleh lama.
Retno langsung pergi ke rumah Sari dan menghubungi Ardan untuk bertemu, sehubungan Ardan belum pulang Retno memilih untuk menunggu nya di rumah Sari.
Habis sholat Maghrib Ardan datang ke rumah Sari atas permintaan Retno, mereka seperti anak dan ibu yang lain nya dan seperti tidak ada masalah sama sekali.
Walaupun Retno dan Ardan bersikap biasa saja tapi Retno yakin Ardan masih mengingat ucapan yang membuat nya sakit hati.
"Besok kan kamu ulang tahun, bagaimana kalau sekarang kita beli baju dan anggap saja itu kado dari mamah."
Retno memilih untuk membelikan Ardan baju baru karena Retno tidak mau Ardan berpenampilan urakan.
"Boleh mah."
"Ya sudah kalau begitu sekarang kita berangkat karena takut kemalaman."
"Memang nya mamah mau nginep dimana?"
"Di rumah Tante Rosma."
"Oh kirain mau nginep di sini."
"Ngga." Rosma sengaja tidak memberitahu Ardan kalau dirinya datang kesana dengan nenek nya Ardan.
"Ya sudah kalian berdua berangkat sana nanti kemalaman lagi." Ucap Sari yang ikut bahagia melihat ibu dan anak itu akur kembali.
"Iyah kesana kan sedikit rawan kalau malam hari, nanti jika sudah sampai di sana kasih tahu kesini." Ucap Deri suami nya Sari.
"Iyah, ya sudah ayo kita berangkat."
Retno dan Ardan pun berangkat dengan menggunakan motor mereka masing-masing.
Sesampainya di sebuah toko langganan nya Retno dan Ardan langsung masuk dan menyuruh Ardan untuk memilih nya.
Sebuah toko yang hanya menyediakan baju laki-laki saja sudah menjadi langganan beberapa tahun ini bagi Ardan.
Semenjak Ardan dewasa Ardan tidak mau membeli baju di toko lain apalagi di toko yang ada di mall, Ardan sudah jatuh hati di toko ini sehingga setiap beli baju pasti datang ke toko ini.
Terlihat sinar matahari bahagia pada ke dua mata Ardan saat ini, entah merasa tidak enak atau pun takut ibu nya tidak memiliki uang yang cukup Ardan hanya memilih satu kaos saja.
"Sudah mah ini saja."
"Kok satu, kamu ambil saja kaos nya dua dan celana nya satu."
"Tapi mah."
"Sudah ambil saja." Selain besok adalah hari ulang tahun nya Ardan, Retno juga ingin menebus kesalahan nya karena hari raya kemarin Retno tidak membelikan baju untuk Ardan.
Dengan semangat Ardan kembali mencari kaos dan celana yang dia sukai dan bahkan dia mencoba celana nya.
"Sudah mah ini saja."
"Beneran?"
"Iyah."
Retno pun mengambil dua kaos dan satu celana untuk di bawa ke kasir, tapi ketika sudah di kasir dan hendak membayar Ardan berbisik.
"Mah, kakak mau jaket nya yah satu."
"Jaket?"
"Iyah."
Retno tidak tega menghancurkan hati Ardan yang sedang terlihat bahagia itu.
"Ya sudah ambil satu." Ucap Retno lalu memeriksa dompet nya karena takut uang nya kurang.
Ardan benar-benar bahagia malam ini karena selain bisa jalan lagi dengan ibu nya dia juga kini mempunyai baju baru yang di belikan oleh ibu nya.
"Ini Bu yang ini." Ardan pun memberikan sebuah jaket pilihan nya.
Retno mengambil dan memberikan nya ke kasir dengan jantung sedikit berdegup karena takut uang nya kurang.
"Semua nya jadi tujuh ratus delapan puluh lima ribu."
Retno mengambil uang dan membayar nya, Retno sedikit bernafas lega karena uang nya masihan ada sisa.
Setelah membayar baju pilihan Ardan Retno mengajak Ardan untuk makan malam karena Retno tahu jika Ardan pastinya belum makan.
Retno mengajak Ardan makan di salah satu makanan yang di sukai oleh Ardan.
Retno memesan satu porsi makanan dan tidak lupa minuman nya, Ardan menatap ke arah Retno.
"Kenapa pesan satu? mamah ngga makan?"
"Ngga mamah sudah kenyang, kamu saja yang makan." Jawab Retno
Tanpa di ketahui oleh Ardan sebenarnya Retno belum makan dari sore tadi, tapi karena sudah bisa jalan dan membelikan Ardan baju serta membelikan makanan kesukaan nya Retno sudah merasa kenyang.