Sinopsis: Namaku Ebby Zahran. aku seorang OB di sebuah rumah sakit besar, aku selalu di salahkan oleh kakak tiriku, bahkan aku selalu di jadikan layak nya seorang babu. padahal aku putra kandung keluarga mamah. aku putra kedua dari mamah, papah ku sudah tiada, aku kira setelah mamah menikah lagi aku akan bahagia mempunyai kakak tiri . kakak tiriku putra kandung dari papah tiriku. mamah dan papah tiriku belum di karuniai anak.
aku juga belum pernah mendapatkan kebahagiaan dari kakak ku. dia selalu acuh, aku tak tau apa yg membuat nya seperti itu.
Ikuti kisah ku ini, semua tak mudah untukku.
hanya untuk hiburan semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon delita bae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep33" Hiburan
Kak Ryan duduk di Gymnasium tempat kesukaan kakak sejak kecil. Kakak datang untuk menenangkan pikiran nya. rupanya kakak sangat jago bela diri taekwondo. Aku baru tahu kalau kakak ku itu pemengang sabuk merah taekwondo. Kakak menyembunyikan keahlian bela diri nya karna dia tipe yg tertutup . Tak suka pamer, beda jauh dengan kak Adi yg suka memperlihatkan kemampuan bela diri nya . Kak Adi sendiri lebih suka mempelajari Muay thai dari pada Silat dan yg lain nya.
" Tumben masih pagi udah ke sini" Aufa menghampiri kakak, lalu duduk di sampingnya membawa plastik berisi makanan.
" Iya, gua merasa bersalah ama adik gua ,gua ke sini buat hiburan , jujur nggak bisa memaafkan diri kalo adik gua kenapa - kenapa, dia hampir aja kehilangan nyawa nya gara - gara Adi, untung masih bisa selamat meski dia koma 1 bulan lebih" Kak Ryan memandangi mereka yg sedang berlatih fisik.
" Oh , maaf ya gua baru tau, jujur gua juga sedih ngeliat adik elu yg kurus, dia bekerja keras tanpa mengenal waktu demi menuruti keinginan Adi dan nyokap elu" Aufa mengeluarkan makanan itu dari dalam plastik lalu memberikan kakak satu bungkus roti isi coklat .
" Iya nggak papa kok, gua salah, tapi gua akan membujuk nyokap buat ngasih adik gua kebahagiaan, walau harus sabar membujuk nya karna masih belum nerima" Kak Ryan bangkit dan mendekati samsak.
" Elu harus bikin dia bahagia , karna kita nggak pernah tau kejadian apa yg nanti dia alami buat kita semakin menyesali nya." Aufa berdiri di samping kakak yg memukul samsak itu dengan penuh kesal terlihat karna dia terlalu jahat padaku.
Buggg....Buggg!" pukulan kakak sangat keras dia mengingat kembali semua yg telah terjadi . Hari ini dia berniat mencari hiburan untuk menghilangkan kesedihan nya.
Kak Ryan hanya diam sambil tersenyum tipis , kejadian - demi kejadian yg pernah aku alami semua nya terlintas kembali di benak kakak.
Sesal kak Ryan terlihat jelas, walau kini dia sudah mendapatkan maaf dari ku tetapi rasa bersalah itu masih ada.
Sementara di rumah sakit, Aku memandangi langit yg cerah dari jendela. Semilir angin menyibakkan rambut ku, sejuk nya hari ini masih belum mampu membuat ku bahagia.
Kecerahan ini tak secerah hidup ku, air mata masih saja turun mengenangi wajah ku.
" Jangan sedih, makan dulu ya" Papah mendekati ku dengan penuh senyuman manis nya, beliau membawa semangkuk bubur dan satu plastik berisi kue kesukaan ku.
" Aku hanya meratapi nasib ku pah, aku tidak pernah mendapatkan belaian lembut dari mamah, jujur aku pengen kayak kak Ryan yg bisa memeluk mamah " Aku memakan nya dengan pelan bibir ku kering , wajah ku masih pucat.
" Sabar, waktu itu akan tiba kok, Ryan udah menyesali semua nya, sekarang kita tinggal tunggu mamah yg akan menyesal juga, apa lagi kalo belum sempat meminta maaf pada mu, mamah pasti sangat menyesali nya, penyesalan selalu datang terlambat , itu yg membuat mereka terus di hantui , kamu harus kembali sehat biar bisa merasakan kebahagiaan bersama Ellena dan kami" Papah tersenyum manis sambil mengusap pipi ku .
" Aku capek pah, aku pengen ngerasain kasih sayang dari mamah, walau itu sedikit tetapi aku bahagia, aku nggak tau apa yg terjadi setelah ini padaku, tapi apa pun itu aku berusaha menerima nya, aku pengen melamar Ellena tapi aku sadar siapa diri ini, jujur aku pengen jadi suami nya, tetapi aku takut kak Adi berbuat nekat nantinya setelah aku memiliki Ellena" Aku menghabiskan bubur itu dengan cepat.
" Emang semua nggak mudah , tapi kamu harus kuat dengan semua ini, walau itu berasa berat buat di jalani tetapi percayalah hidup mu akan bahagia sayang" Papah memberikan aku air putih itu dengan pelan, lalu aku meminum nya.
Papah tersenyum manis setelah aku menghabiskan makan ku. Beliau begitu bahagia ketika kondisi ku yg mulai membaik.
Setelah mengeluarkan peluh banyak dan puas kak Ryan memutuskan untuk pulang bersama Aufa, kakak sudah cukup puas hari ini setelah menghibur diri dengan latihan sedikit .
Hatinya kini sedang dilanda kegelisahan , rasa takut, bersalah, menjadi satu , selama ini dia selalu menutup telinga dan mata nya tak mau tau akan apa yg menyangkut tentang ku.
Dia bahagia ketika aku menderita tetapi setelah semua ini terjadi dia berubah padaku.
